Penguasaan materi pelajaran Pedekatanstrategi pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran Penilaian proses dan hasil belajar Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah

kelas. Hal tersebut dikarenakan guru kurang berinovasi pada kegiatan pembelajaran, seperti dengan menggunakan permainan yang mampu membuat semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, memberikan penghargaan kepada siswa untuk menarik minat siswa menjadi yang terbaik, sehingga siswa berminat untuk mempelajari Akuntansi. Jika siswa terihat berlebihan dalam mengabaikan penjelasan guru, guru hanya menegur siswa. Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah dan menutup kegiatan pembelajaran. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Implementasi TGT NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 2 3 4 I PRA PEMBELAJARAN 1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media √ 2. Memeriksa kesiapan siswa √ II MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apresepsi √ 2. Menyampaikan standart kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √ III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan materi pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 2. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √ 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar √ 4. Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan √

B. Pedekatanstrategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai √ 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa √ 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi √ 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √ 6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara √ 7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √ 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan √

C. Pemanfaatan media pembelajaran

1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan media √ 2. Menghasilkan pesan yang menarik √ 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √ 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √ D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara ketrampilan siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √ 2. Merespon positif partisipasi siswa √ 3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa √ 4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ 5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif √ 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √ E. Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi 1. Menumbuhkan sikap ekonomis √ 2. Menumbuhkan sikap produktif √

F. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Melakukan penilaian awal √ 2. Memantau kemajuan belajar √ 3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi √ 4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √

G. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar √ 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √ 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √ IV PENUTUP A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √

2. Menyusun rangkuman dengan

melibatkan siswa √

B. Pelaksanaan tindak lanjut

1. Memberikan arahan, kegiatan, atau

tugas sebagai bagian dari proses pembelajaran √

2. Memberikan arahan, kegiatan, atau

tugas sebagai bagian pengayaan √ b. Observasi siswa Observing student Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi siswa. Terlampir pada lampiran 2a hal 173 Sebelum memulai pelajaran beberapa siswa sudah menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk mata pelajaran Akuntansi, tetapi ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan kegiatannya sampai guru mengecek kelengkapan siswa untuk belajar Akuntansi. Setelah semua siswa siap mengikuti pelajaran guru memulai untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pada awal kegiatan pembelajaran semua siswa masih berfokus pada apa yang dijelaskan oleh guru, tetapi pada pertengahan kegiatan pembelajaran mulai tampak siswa yang benar-benar serius dan berminat untuk belajar. Siswa yang berminat untuk belajar sangat serius mendengarkan dan ketika diberi pertanyaan oleh guru mereka dapat menjawabnya sedangkan, siswa yang tidak minat belajar akuntansi sibuk dengan kegiatannya masing-masing, seperti : bermain HP, ”ngobrol” dengan teman sebangku. Ketidak berminatan siswa juga terlihat ketika guru memberikan tugas kepada mereka untuk mengerjakan soal. Kurangya minat siswa pada mata pelajaran akuntansi membuat siswa bersikap acuh-tak acuh pada penjelasan dan tugas yang diberikan oleh guru. Peneliti menduga kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi juga karena mereka menilai bahwa akuntansi itu sulit dan rumit. Hal lain yang mungkin membuat siswa bosan untuk belajar Akuntansi adalah karena mereka merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang monoton, seperti duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru dan setelah itu mengerjakan tugas, sehingga mereka merasa tidak ada yang menarik dan menyenangkan dari pembelajaran Akuntansi. Kondisi demikian tentunya dapat mengganggu teman-teman lain yang berminat untuk belajar Akuntansi, sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran agar tidak ada siswa yang asyik dengan kegiatannya masing dan menggangu teman lainnya. Rangakaian kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ Ada sebagian siswa yang tidak siap mengikuti pelajaran 50 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Ada beberapa siswa 50 yang kurang memperhatikan guru 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ Sebagian siswa hanya diam dan hanya ada beberapa yang menanggapi 15 4 Siswa mencatat hal- hal penting √ Ada beberapa siswa lupa membawa buku sehingga tidak mencatat hal-hal penting yang diberikan guru 50 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ Kebanyakan siswa 60 mengerjakan tugas dengan mencari jawabannya pada teman lain Selain observasi secara langsung untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi, digunakan juga kuesioner sebagai alat pengumpul data sehingga dapat diketahui karakteristik keadaan awal siswa sebelum dilaksanakannya pembelajaran kooperatif tipe TGT. Skor tertinggi kuesioner untuk variabel minat siswa adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner sebelum pelaksanaan penelitian, maka berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP Penilaian Acuan Patokan II : Tabel 5.3 Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Penerapan Metode TGT Skor Frekuensi Presentase Kategori 69 - 80 Sangat baik 60 - 68 3 15 Baik 54 - 59 10 50 Cukup Baik 48 - 53 6 30 Kurang baik ≤ 47 1 5 Sangat kurang baik Jumlah 20 100 Dari data tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang minatnya dikategorikan sangat baik adalah 0 0, siswa yang minatnya dikategorikan baik adalah 3 15, siswa yang minatnya dikategorikan cukup baik adalah 10 50, siswa yang minatnya dikategorikan kurang baik adalah 6 30, siswa yang dikategorikan sangat kurang baik adalah 1 5. Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar akuntansi sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah cukup baik, diharapkan dengan menggunakan metode TGT minat belajar siswa menjadi baik atau sangat baik. c. Observasi Kelas Observing Class Suasana kelas selama proses pembelajaran akuntansi terlihat dalam catatan anekdotal hasil observasi kelas. Terlampir pada lampiran 3a hal 175 Secara fisik ruang kelas XD cukup memadai dan nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran juga sudah lengkap tersedia di ruangan kelas. Di dalam kelas terdapat 2 papan whiteboard, 1 daftar absebsi siswa, 1 meja guru dan 1 kursi guru, kursi siswa yang cukup untuk digunakan 23 siswa, 1 layar LCD, 1 viewer, 1 papan blackboard yang terletak disamping kanan siswa untuk menempelkan pengumuman dan 1 papan whiteboard yang terletak di belakang siswa untuk menampung karya-karya siswa kelas XD, ventilasi yang cukup, suasana lingkungan sekolah yang bersih, sehingga sangat mendukung kegiatan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas. Pada saat dilakukan observasi, siswa yang hadir adalah 22 siswa dan yang 1 siswa absen. Pada awal kegiatan pembelajaran suasana kelas terlihat sangat kondusif seluruh siswa masih terlihat serius mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Kelas terlihat mulai tidak kondusif ketika guru mulai memberikan tugas kepada siswa. Sebagian dari siswa terlihat antusias untuk mengerjakan, tetapi ada sebagian siswa yang tidak berminat mengerjakan cenderung membuat keributan dikelas. Mereka yang tidak berminat untuk mengerjakan melakukan aktivitas lain diluar materi yang diberikan, seperti : berbicara dengan teman diluar topik pembelajaran, dan bermain HP, Akan tetapi guru cukup bijakasana saat kelas terasa semakin tidak kondusif. Guru lalu memberikan teguran terhadap siswa yang membuat keributan. Tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran membuat siswa tidak berminat untuk belajar dan akhirnya membuat kelas menjadi tidak kondusif. Rangkaian kegiatan kelas pada saat pra penelitian dapat dilihat pada tabel berikut . Tabel 5.4 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Fasilitas didalam kelas mendukung proses pembelajaran √ Tersedia papan tulis white board dan black board untuk mamajang hasil karya siswa kelas, meja kursi, viewer,LCD 2 Suasana kelas kondusif selama proses pembelajaran √ Suasana kelas kurang kondusif karena sebagian siswa di dalam kelas kurang siap untuk belajar 3 Siswa membuat kegaduhan √ Ada beberapa siswa yang menggoda temannya dan mengobrol karena mereka kurang berminat terhadap proses pembelajaran 4 Guru memberikan penghargaan √ 5 Ada kegiatan menarik dalam belajar √ 6 Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan √ 7 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan √ Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada guru, siswa, dan kelas. Maka berikut ini disajikan hasil analisis kegiatan pembelajaran dari hasil observasi sebelum dilaksanakannya penelitian. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengunakan metode konvensional yaitu : ceramah dan tanya jawab. Kedua metode tersebut merupakan metode yang sering digunakan oleh guru-guru di sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran. Metode ceramah digunakan guru untuk membuat siswa paham atas materi yang sedang dipelajari sedangkan metode tanya jawab digunakan guru untuk merangsang siswa berfikir atas apa yang dipelajari serta melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya. Kedua metode tersebut banyak digunakan oleh guru karena dianggap paling mudah dan tidak menghabiskan banyak waktu dalam proses pembelajaran. Kedua metode tersebut sudah cukup baik dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, Akan tetapi jika penggunaan metode tersebut dilakukan terus menerus pada kegiatan pembelajaran di kelas akan menimbulkan efek bosan pada diri siswa. Kebosanan siswa dengan kegiatan belajar yang monoton terlihat pada pertengahan kegiatan pembelajaran, siswa mulai sibuk dengan kegiatannya masing- masing sehingga pada akhirnya menimbulkan kegaduhan di dalam kelas. Tidak adanya hal-hal yang baru dan menarik dalam setiap proses pembelajaran di kelas, juga merupakan salah satu faktor yang membuat siswa kurang berminat untuk mengikuti proses pembelajaran Akuntansi dengan serius. Dengan demikian, kesan bahwa Akuntansi itu sulit dan membosankan makin melekat pada diri siswa sehingga menghilangkan antusias siwa untuk mengikuti proses pembelajaran Akuntansi. Berdasarkan pengamatan saat dilaksanakan observasi prapenelitian ditemukan beberapa permasalah timbul dalam kegiatan pembelajaran. Masalah tersebut diantaranya kurangnya minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut terlihat dari kurang antusiasnya siswa ketika guru memberikan tugas dan ketika guru bertanya hanya sedikit dari siswa yang mampu menjawab dengan baik, tidak adanya perhatian pada pelajaran, sehingga mereka asyik dengan kegiatan masing- masing, seluruh kegiatan belajar yang sebagian besar didominasi oleh guru menyebabkan siswa kurang aktif dalam setiap proses pembelajaran. Masalah pada proses pembelajaran diduga terjadi karena kurang inovatifnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sehingga berpengaruh terhadap rendahnya minat siswa dalam belajar akuntansi. Dari permasalahan tersebut menurut peneliti alternatif pemecahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan pembelajaran inovatif di dalam kelas sehingga mampu meningkatkan minat siswa untuk belajar akuntansi. Misalnya, dengan menggunakan metode yang menyenangkan dan penggunaan media yang bervariasi yang mampu membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan mampu melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu meminimalisasikan siswa yang asyik dengan kegiatan masing- masing. Dari permasalahan tersebut, maka dirancang penelitian kolaboratif untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran disamping metode ceramah dan tanya jawab yang diharapkan mampu menarik minat siswa untuk belajar akuntansi yang kemudian berimbas pada prestasi belajar yang baik. Metode alternatif yang akan dilaksankan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT. Dalam penerepan metode ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja terutama dalam kegiatan games, diskusi, dan turnamen. Dalam penerapan metode ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu, presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, turnamen kelompok, dan pemberian penghargaan kelompok. Pada awal kegiatan pembelajaran guru menyampaikan materi kepada siswa, penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok- kelompok kecil secara hetorogen, pembentukan kelompok tersebut bertujuan agar siswa mampu bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing anggota kelompok saat dilaksanakannya games dan turnamen. Dengan diadakannya games dan turnamen siswa diharapakan mampu bekerjasama dalam kelompok, membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan, dan mampu meningkatkan minat pada mata pelajaran akuntansi sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Penghargaan kelompok diberikan agar masing-masing kelompok terdorong untuk menjadi yang terbaik dan mampu berkompetisi secara sehat dengan kelompok lainya. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi di sekolah. 2. Siklus pertama Siklus pertama penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2012 pada 07.45-09.15 yaitu pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran keempat. Pada siklus pertama ini kegiatan pembelajaran tidak dilaksanakan di dalam kelas melainkan di perpustakaan sekolah, hal ini dilakukan supaya siswa dapat lebih mudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Materi yang dipelajari pada penelitian siklus pertama ini adalah materi jurnal umum pada perusahaan jasa. Guru mitra pada penelitian ini adalah Ibu Dra. Arina Rahayu, M.M selaku guru bidang studi akuntansi di kelas XD pada tahu ajaran 20112012. Jumlah siswa XD pada tahun ajaran 20112012 berjumlah 23 siswa. Dari keseluran tersebut, yang tidak hadir dalam penelitian siklus pertama ini 3 siswa. Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe teams games tournament TGT pada siklus pertama. a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan sebelum pelaksanaan TGT. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama. Pada kegiatan awal perencanaan digali data tentang karakteristik siswa untuk kemudian siswa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan akademiknya. Pengklasifikasian tersebut selanjutnya berguna untuk membagi siswa kedalam kelompok- kelompok kecil secara heterogen. Berdasarkan prestasi akademiknya, siswa diklasifikasikan ke dalam tiga rangking yaitu siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya tinggi, siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya sedang, dan siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya rendah. Berdasarkan pengklasifikasian tersebut siswa dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan akademik yang beragam. Sehingga pada saat diadakan kegiatan setiap anggota kelompok mampu bekerjasama dengan baik. Empat kelompok yang terbentuk kemudian diberi nama kelompok 1,2,3,4. Terlampir pada lampiran 6 hal 218 1 Pada tahap ini, juga disediakan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi: Rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa, meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini uraian masing-masing komponen perangkat pembelajaran. a Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP berisi tentang standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali tatap muka yaitu 2x45 menit. RPP menguraikan secara detail langkah-langkah yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 1 hal 186 b Materi pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah jurnal umum pada perusahaan jasa. Materi yang disampaikan diantaranya pengertian jurnal, fungsi jurnal, bentuk jurnal, dan cara-cara mengisi kedalam jurnal. c Media pembelajaran Media pembelajaran pada siklus pertama ini berupa papan monopoli yang disesuaikan dengan pembelajaran Akuntansi, dadu, pion, dan kertas untuk menjawab pertanyaan. Papan monopoli digunakan pada saat kegiatan games berlangsung sebagai media untuk membantu setiap kelompok dalam mengumpulkan jumlah rupiah yang kemudian akan digunakan pada kegiatan turnamen. Terlampir pada lampiran 8a dan 8b hal 220-221 d Lembar Kerja Siswa Lembar kerja pada penelitian ini yaitu daftar pertanyaan soal-soal latihan berupa pretest dan posttest yang berguna untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus pertama. Terlampir pada lampiran 5 hal 216 e Meja turnamen Meja turnamen pada penelitian ini berjumlah empat buah. Jumlah meja turnamen ini disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Masing-masing dibentuk sejajar dengan posisi kursi melingkari meja dan dilengkapi dengan papan nama kelompok. f Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan atas kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat games dan turnamen dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa alat tulis. 2 Pada tahap ini disiapkan instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang teriri dari: a Lembar Observasi Kegiatan Guru Lembar observasi kegiatan guru berisi hal-hal berikut: Keterampilan guru dalam mengajar dan mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menuntun siswa untuk belajar mandiri, keterampilan guru untuk mendampingi siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Terlampir pada lampiran 7 hal 159 b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lembar observasi kegiatan siswa berisi tentang kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir, kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran, keinginan siswa terlibat aktif dan berfikir kritis, kemampuan siswa untuk berkompetisi secara sehat antar kelompok dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran TGT. Terlampir pada lampiran 9 hal 163 c Lembar Observasi kelas Lembar observasi kelas berisi tentang seluruh keadaan kelas selama proses pembelajaran TGT dan fasilitas-fasilitas yang berada dalam kelas untuk menunjang proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 8 hal 161 d Lembar Penilaian Kemampuan Kelompok Lembar penilaian kemampuan kelompok berisi tentang jumlah skor yang didapat oleh kelompok dalam menyelesaikan soal-soal selama mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode TGT dan perolehan skor kelompok dalam kegiatan turnamen. Terlampir pada lampiran 7 hal 218 b. Tindakan Pada tahap ini, dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang telah direncanakan sebelumnya. Berikut ini tahap-tahap dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament: 1 Presentasi kelas Pada tahap ini guru terlebih dahulu memberikan penjelasan materi tentang jurnal umum, kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa dengan tujuan membimbing siswa untuk mengenal jurnal umum pada perusahaan jasa, menciptakan kondisi dan kesiapan siswa untuk belajar, serta mengantarkan siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Penyajian materi oleh guru menghabiskan waktu ±20 menit. Dalam penyampaian materi guru mengunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan ini juga guru menginformasikan kepada siswa bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan metode TGT. Guru juga menjelaskan tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode TGT. 2 Pembagian siswa dalam kelompok Pembagian siswa dalam kelompok terlebih dahulu sudah disiapkan pada saat awal perencanaan. Jumlah siswa dalam setiap kelompok yaitu 5-6 orang. pada tahap ini guru membaca kembali nama-nama kelompok dan memastikan bahwa siswa sudah duduk di meja kelompok yang sudah ditentukan. 3 Permainan games Permainan games pada siklus pertama ini mengadopsi dari permainan monopoli. Dalam games ini satu orang dari masing-masing kelompok maju secara bergantian untuk mewakili kelompoknya mengumpulkan skor dari setiap permainan monopoli yang telah dirancang, dimana di dalam setiap kotak monopoli telah berisi pertanyaan yang akan dijawab oleh semua anggota kelompok. Disaat wakil kelompok memainkan monopoli anggota kelompok yang lain berada di belakang dan tidak boleh membantu teman yang sedang bermain monopoli, hal ini dimaksudkan supaya masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi berupa skor kepada kelompoknya sesuai kemampuannya. Skor yang dihasilkan berupa nominal uang dan akan digunakan kelompok sebagai modal untuk maju ke dalam meja turnamen. Waktu yang dialokasikan untuk menjawab adalah 2 menit. Kelompok yang bisa menjawab akan mendapatkan uang yang tertera dalam kotak monopoli tersebut. 4 Turnamen Turnamen dilakasanakan setelah games selesai dilaksanakan. Turnamen dikemas dalam bentuk cerdas cermat. Soal yang disediakan oleh guru dan peneliti dalam tahap ini berjumlah 8 soal dimana semua soal berbentuk bukti transaksi. Pada tahap ini, sebelum guru membacakan soal, terlebih dahulu siswa di berikan kesempatan untuk menginvestasikan uang yang telah didapat dari permainan monopoli sebagai penentuan skor yang akan diperoleh. Jika kelompok dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka skor kelompok akan bertambah sebesar nilai yang diinvestasikan dan jika salah kelompok hanya memperoleh setengah dari nilai yang diinvestasikan. Nilai turnamen akan diakumulasikan dengan nilai pada saat permainan. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi maka kelompok tersebut yang akan menjadi pemenang. 5 Penghargaan kelompok Pada tahap ini dilakukan akumulasi terhadap jumlah skor yang didapat masing-masing kelompok selama melaksanakan kegiatan games dan turnamen. Berdasarkan akumulasi tersebut ditentukan juara untuk kegiatan games dan tunamen pada siklus pertama. Pada siklus pertama ini, Juara I diraih oleh kelompok 1 dengan jumlah uang yang didapat Rp 177.500, juara II di raih oleh kelompok 2 dengan jumlah uang yang didapat Rp 108.000, dan juara III diarih oleh kelompok 3 dengan jumlah uang yang didapat Rp 57.000. Penghargaan yang didapat oleh masing-masing kelompok pemenang adalah hadiah yang berisi alat-alat tulis. c. Observasi Hasil observasi selama proses pembelajaran siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi guru siklus pertama. Terlampir pada lampiran 1b hal 279 Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT √ 2. Guru mengorganisasikan bahasan sempit untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas √ 3. Sebelum menerapkan pembelajaran √ kooperatif guru memberikan materi kepada siswa berupa presentasi 4. Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok √ 5. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar siswa dapat berperan aktif dalam diskusi √ 6. Guru memberikan pengarahan kepada siswa pada saat mengerjakan soal di dalam lembar jawaban √ 7. Guru memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih teliti dalam memahami prosedur permainan dan turnamen √ 8. Guru mengamati dan lebih mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9. Guru berinteraksi dengan siswa dan melibatkan diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa √ 10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya secara individu pada saat permainan maupun memecahkan masalah secara kelompok pada saat turnamen √ 11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru tidak memberikan pengarahan tentang pelaksanaan pada saat permainan maupun pada saat turnamen √ 12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelompoknya masing-masing sehingga membuat kelas tidak kondusif √ 13. Guru hanya berinteraksi dengan satu kelompok yang mengalami kesulitan √ 14. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan aktivitas masing-masing √ 15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa sedang melaksanakan kegiatan sehingga tidak ada pengawasan √ 16. Guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran √ 17. Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses √ pembelajaran 18. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat di dalam permainan dan turnamen √ 19. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi √ 20. Guru melakukan evaluasi mengenai soal pretest dan soal posttest √ 21 Guru memberikan kesimpulan dan refleksi dengan melibatkan siswa √ Tabel 5.5 menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Secara keseluruhan guru mampu melaksanakan metode pembelajaran kooperatif TGT ini dengan baik. Dalam siklus pertama ini, tampak bahwa guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran, guru juga melakukan apersepsi dengan tujuan mengingatkan kembali siswa terhadap materi sebelumnya dan membahas materi secara runtut sehingga membantu siswa memahami materi dengan baik. Guru juga menjelaskan secara ringkas tentang metode pembelajaran tipe TGT dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang apa yang akan dilaksanakan sehingga dalam prosesnya siswa bisa mengikuti pembelajaran menggunakan metode TGT dengan baik. Guru meminta siswa berkumpul di dalam kelompok yang telah ditentukan dan selalu mengingatkan pada siswa akan pentingnya keseriusan dalam mengikuti pembelajaran ini agar tujuan tercapai dan siswa pun lebih mudah memahami materi dengan baik. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih serius mengikuti kegiatan games dan turnamen sehingga bisa memberikan skor bagi kelompoknya masing-masing. Tetapi dalam pelaksanaaan siklus pertama ini terjadi kekurangan karena pada saat games guru meninggalkan ruangan. Setelah penjelasan materi, games dan turnamen, guru menarik kesimpulan terhadap semua proses pembelajaran dan memberikan penghargaan bagi kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Pada akhir pembelajaran guru juga melakukan evaluasi yaitu berupa pretest, posttest, dan refleksi bagi siswa untuk mengetahui tanggapan dan kesan-kesan mereka mengenai pembelajaran kooperatif TGT yang baru saja dilaksanakan. 2 Pengamatan terhadap siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi siswa siklus pertama. Terlampir pada lampiran 2b hal 281 Observasi terhadap siswa dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.6 Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1. Seluruh siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru √ 2. Saling bertukar pikiran dan pendapat √ 3. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pembelajaran yang disampaikan √ 4. Membagi tugas kelompok dengan adil √ 5. Menjawab pertanyaan dengan maksud memberikan jawaban √ 6. Menghargai saran dan idependapat teman lainnya √ 7. Siswa mampu bekerja sama di dalam kelompok dengan baik √ Tabel 5.6 menunjukkan bahwa seluruh perhatian siswa mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini. Siswa menyimak materi dengan baik, siswa serius mengerjakan dalam kelompok tugas yang diberikan guru, siswa sangat antusias dalam mengikuti games dan turnamen. Siswa juga sering bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Siswa juga saling bekerja sama dalam kegiatan kelompok, memberi semangat bagi teman- teman kelompok ketika mengikuti games dan turnamen. Saat awal pelaksanaaan games siswa masih terlihat bingung tentang peraturan permainan sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengingikuti games. Hal tersebut dapat diatasi dengan pengarahan dari fasilitator sehingga pembelajaran terlihat lebih kondusif. Selain observasi secara langsung untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi maka digunakan juga kuesioner sebagai alat pengumpul data sehingga dapat diketahui karakteristik keadaan awal siswa. Skor tertinggi kuesioner untuk variabel minat siswa adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner pada saat siklus pertama, maka berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi menggunakan pendekatan PAP Penilaian Acuan Patokan II. Tabel 5.7 Hasil Observasi Minat Siklus 1 Skor Frekuensi Presentase Kategori 69 - 80 5 25 Sangat baik 60 - 68 11 55 Baik 54 - 59 4 20 Cukup Baik 48 - 53 Kurang baik ≤ 47 Sangat kurang baik Jumlah 20 100 Dari data tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang minatnya dikategorikan sangat baik adalah 5 siswa dengan persentase 25, siswa yang minatnya dikategorikan baik adalah 11 siswa dengan persentae 55, siswa yang minatnya dikategorikan cukup baik adalah 4 siswa dengan persentae 20, siswa yang minatnya dikategorikan kurang baik adalah 0 dengan persentase 0, siswa yang dikategorikan sangat kurang baik adalah 0 siswa dengan persentase 0. Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar akuntansi sesudah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus pertama adalah baik. Dalam hal ini terdapat kenaikan minat siswa pada pembelajaran akuntasi sebelum dan sesudah diterapkan pembelajaraan kooperatif tipe TGT yaitu menjadi baik. 3. Pengamatan terhadap kelas Kegiatan kelas selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi kelas siklus pertama. Terlampir pada lampiran 3b hal 283 Observasi terhadap kelas dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunkan metode TGT. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 5.8 Instrument Pengamatan Kelas Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1. Kelas terdiri dari banyak siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berfikir berbeda-beda √ 2. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa √ 3. Siswa membuat kegaduhan di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar √ 4. Kelas terlihat rapi, bersih dan pengaturan meja kursi siswa dan guru tidak teratur √ 5. Referensi buku-buku yang dibutuhkan siswa mudah ditemukan di dalam kelas √ 6. Beberapa siswa hanya mengandalkan tugasnya kepada teman satu kelompoknya √ 7. Para siswa antusias dalam mengikuti pembelajarannya di kelompoknya masing-masing √ 8. Siswa berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe TGT √ 9. Banyak siswa yang aktif bertanya ketika mendapati kesulitan √ 10. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 11. Tujuan pembelajaran di kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 12. Sebagian siswa menganggap metode yang diterapkan itu sulit √ 13. Kelas dapat terorganisir √ 14. Selama permainan berlangsung siswa tidak saling bekerja sama baik di dalam anggota kelompoknya maupun di luar kelompoknya √ 15. Pada saat turnamen berlangsung siswa di dalam kelompok bekerja sama dengan baik √ Tabel 5.8 menunjukkan aktivitas kelas selama proses pembelajaran ini terlihat sangat positif. Kondisi kelas sangat kondusif dan terlihat aktif dalam proses pembelajaran, ketika melaksanakan games dan turnamen semua siswa sangat antusias dan berusaha melakukan dengan baik untuk meraih kemenangan masing-masing tim, tetapi pada saat pelaksanaan games dan turnamen kelas terlihat sedikit gaduh, karena mereka saling berteriak untuk menyemangati semua anggota kelompok mereka yang sedang bertanding. Kegaduhan tersebut tidak berkelanjutan dan masih dapat dimaklumi. Secara keseluruhan setiap siswa berperan serta mewujudkan kondisi yang sangat baik dengan metode pembelajaran TGT ini berlangsung dengan baik. d. Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil kegiatan dan observasi kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT ini. Refleksi dilakukan pada akhir siklus pertama dan digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus kedua. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan para siswa dikelas. Berikut ini akan diuraikan hasil refleksi dari siklus pertama : 1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tabel 5.9 Rangkuman Refleksi guru Terhadap Metode Kooperatif Tipe TGT NO URAIAN KOMENTAR 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan Bisa dilaksanakan dilapangan kelas 2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT Siswa kurang cekatan dalam menganalisa bukti transaksi 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Siswa masih belum dapat berkonsentrasi penuh dengan materi yang ada 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Dapat membantu siswa untuk memahami lebih dalam lagi materi 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT Belum berhasil dengan baik, karena input siswa di sekolah swasta majemuk 6 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk selanjutnya seperti yang telah diterapkan di dalam kelas? Siswa pada dasarnya senang untuk pembelajaran tipe TGT ini, maka perlu juga diterapkan Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap komponen pembelajaran dan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT setelah melakukan tindakan kelas siklus pertama. Kesan guru tentang komponen pembelajaran yang telah diterapkan, yaitu komponen pembelajaran yang diterapkan sudah baik, sehingga mampu diterapkan di dalam kelas. Melihat minat siswa dalam melakukan pembelajaran tipe TGT ini guru menilai bahwa metode ini perlu diterapkan di dalam kelas. Penelitian siklus pertama ini belum dikatakan berhasil dengan baik karena input siswa di sekolah swasta majemuk sehingga sulit untuk berkosentrasi penuh terhadap pembelajaran dan siswa kurang cekatan dalam menganalisis bukti transaksi, sehingga perlu penyesuaian sedikit lama dalam melaksanakan metode pembelajaran yang baru. Oleh sebab, itu perlu diadakan siklus kedua. 2 Kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tabel 5.10 Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode Kooperatif Tipe TGT NO URAIAN KOMENTAR 1 Bagaimana pendapat anda terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan Secara keseluruhan komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran sangat menyenangkan dan mudah dipelajari 2 Bagaimana pendapat anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT? keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi Siswa sangat aktif, saling bekerjasama dalam kelompok, dan mampu bersaing secara sehat. 3 Apakah anda berminat mengikut pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk selanjutnya, seperti yang telah anda ikuti? Iya berminat karena mampu meningkatkan semangat dalam belajar 4 Manfaat apa saja yang Dapat mudah memahami Tabel 5.10. Menunjukan bahwa secara keseluruhan siswa sangat menikmati, sangat antusias, dan sangat suka dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena mampu membuat mereka lebih mengerti materi yang diajarkan, mampu menciptakan kerjasama dalam kelompok, dan mampu membuat mereka tidak bosan saat belajar di dalam kelas. Tetapi dalam pelaksanaan siklus pertama ini terdapat hambatan yang di dalam pelaksanaannya karena kelas menjadi agak ramai dan waktu yang terbatas untuk mengerjakan soal sehingga mereka sering merasa tergesa-gesa. Berdasarkan refleksi yang dilakukan secara kolaboratif, hal-hal yang masih perlu diperbaiki pada saat pelaksanaan siklus pertama telah anda peroleh ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? materi yang di ajarkan 5 Keberhasilan apa yang telah anda peroleh ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? Mudah mengerti materi yang diajarkan, dapat mengerti penempatan akun yang tepat,dan dapat juara 6 Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? Teman yang suka ngajak ngobrol, kurang teliti, dan ketika menginvestasikan uang salah prediksi, waktu yang kurang untuk mengerjakan soal 7 Hal-hal apa saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT? Tingkatkan proses belajar seperti ini, karena siswa menjadi semangat dalam belajar adalah adanya kesalahan dalam pengetikan soal, seperti jumlah nominal dan jawaban, alokasi waktu 2JP yang dirasa masih kurang dan guru mitra yag sering meninggalkan ruangan. Dengan adanya berbagai kekurangan tersebut peneliti merasan perlu melaksanankan siklus kedua sebagai sarana perbaikan. Setelah melakukan dikusi kembali dengan guru mitra, maka didapat kesepakatan pada siklus selanjutunya, yaitu mengatur waktu agar lebih efektif, sehingga apa yang dilakukan dapat mencapai sasaran. Guru mitra juga menyarankan untuk membuat media pembelajaran yang berbeda, sehingga memperkecil kebosanan siswa pada saat belajar. Dengan penggunaan media yang berbeda pada siklus kedua, diharapkan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menjadi lebih baik. 3. Siklus Kedua Pada dasarnya sebagian besar kegiatan dalam siklus kedua ini memiliki kesamaan pada saat pelaksanaan siklus pertama. Perbedaan siklus pertama dan kedua terletak pada materi yang disampaikan, media yang digunakan, pelaksanaan games dan turnamen. Pembedaan ini dilakukan untuk mengurangi kebosanan siswa terhadap kegiatan pembelajaran jika menggunakan media, pelaksanaan games dan turnamen yang sama pada siklus pertama. Siklus kedua penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Apri- 28 April pukul 07.45-09.15 yaitu pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran ketiga. Materi yang dipelajari pada penelitian siklus kedua ini adalah materi buku besar posting pada perusahaan jasa. Guru mitra pada penelitian ini adalah Ibu Dra. Arina Rahayu, M.M selaku guru bidang studi akuntansi di kelas XD pada tahun ajaran 20112012. Jumlah siswa XD pada tahun ajaran 20112012 berjumlah 23 siswa. Dari keseluran tersebut, yang tidak hadir dalam penelitian siklus kedua ini 3 siswa. Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe teams games tournament TGT pada siklus kedua. a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan sebelum pelaksanaan TGT sama halnya seperti pada siklus pertama. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus kedua. 1 Pada kegiatan awal perencanaan digali data tentang karakteristik siswa untuk kemudian siswa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan akademiknya. Pengklasifikasian tersebut selanjutnya berguna untuk membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Berdasarkan prestasi akademiknya siswa dikalsifikasikan ke dalam tiga rangking yaitu siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya tinggi, siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya sedang, dan siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya rendah. Berdasarkan pengklasifikasian tersebut siswa dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan akademik yang beragam. Sehingga pada saat diadakan kegiatan, setiap anggota kelompok mampu bekerjasama dengan baik. Empat kelompok yang terbentuk kemudian diberi nama kelompok 1,2,3,4. 2 Pada tahap ini juga disediakan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi: Rancangan pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa, meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini uraian masing-masing komponen perangkat pembelajaran. a Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP berisi tentang standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali tatap muka yaitu 2x45 menit. RPP menguraikan secara detail langkah- langkah yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 1 hal 233 b Materi pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah buku besar posting. Materi yang disampaikan berupa penjelasan secara garis besar saja diantaranya pengertian buku besar, fungsi buku besar, bentuk buku besar, dan cara-cara mengisi kedalam buku besar berdasarkan data dari jurnal umum. c Media pembelajaran Media pembelajaran pada siklus kedua ini adalah berupa tabel untuk menjodohkan bukti transaksi kedalam jurnal umum, kertas kerja untuk memposting ke dalam buku besar, tabel buku besar yang digunakan pada saat kegiatan turnamen, kertas bukti transaksi, spidol, viewer, dan laptop. Terlampir pada lampiran 8 dan 10 hal 262 dan 268 d Lembar Kerja Siswa Lembar kerja pada penelitian ini yaitu daftar pertanyaan soal-soal latihan berupa pretest dan posttest yang berguna untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus kedua. Terlampir pada lampiran 5 hal 257 e Meja turnamen Meja turnamen pada penelitian ini berjumalah empat buah. Jumlah meja turnamen ini disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Masing-masing dibentuk sejajar dengan posisi kursi melingakari meja dan dilengkapi dengan papan nama kelompok. f Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan atas kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat games dan turnamen dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa alat-alat tulis. 3 Pada tahap ini disiapkan instrumen pengumpulan data yang sama seperti pada saat pelaksanaan siklus pertama. Instrumen pengumpulan data pada siklus kedua ini tediri dari: a Lembar Observasi Kegiatan Guru Lembar observasi kegiatan guru berisi hal-hal berikut: Keterampilan guru dalam mengajar dan mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menuntut siswa untuk belajar mandiri, keterampilan guru untuk mendapimpingi siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Terlampir pada lampiran 7 hal 159 b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lembar observasi kegiatan siswa berisi tentang kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir, kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran, keinginan siswa terlibat aktif dan berfikir kritis, kemampuan siswa untuk berkompetisi secara sehat antar kelompok dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran TGT. Terlampir pada lampiran 9 hal 163 c Lembar Observasi kelas Lembar observasi kelas berisi tentang seluruh keadaan kelas selama proses pembelajaran TGT dan fasilitas-fasilitas yang berada dalam kelas untuk menunjang proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 8 hal 161 d Lembar Penilaian Kemampuan Kelompok Lembar penilaian kemampuan kelompok berisi tentang jumlah skor yang didapat oleh kelompok dalam menyelesaikan soal-soal selama mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode TGT dan perolehan skor kelompok dalam kegiatan turnamen. Terlampir pada lampiran 7 hal 218 b. Tindakan Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament siklus kedua yang telah direncanakan sebelumnya. Berikut ini tahap-tahap dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament pada siklus kedua: 1 Presentasi kelas Pada tahap ini guru terlebih dahulu memberikan penjelasan materi tentang buku besar, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa dengan tujuan membimbing siswa untuk mengenal buku besar posting, menciptakan kondisi dan kesiapan siswa untuk belajar, serta mengantarkan siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Penyajian materi oleh guru menghabiskan waktu ±25 menit. Dalam penyampaian materi guru mengunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan ini juga guru menginformasikan kepada siswa bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan metode TGT. Guru juga menjelaskan tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode TGT 2 Pembagian siswa dalam kelompok Pembagian siswa dalam kelompok terlebih dahulu sudah disiapkan pada saat awal perencanaan. Jumlah siswa dalam setiap kelompok yaitu 5-6 orang. Pada tahap ini guru membaca kembali nama-nama kelompok dan memastikan bahwa siswa sudah duduk di meja kelompok yang sudah ditentukan. 3 Permainan games Permainan games pada siklus kedua ini dirancang dalam bentuk soal menjodohkan make a match. Soal terdiri dari bukti transaksi, setiap siswa maju kedepan untuk mengerjakan bukti transaksi tersebut ke dalam bentuk jurnal dengan mencari jawaban yang tepat pada kotak jawaban dan menempelkan pada media yang telah disediakan. Berdasarkan catatan pada buku jurnal tersebut, kemudian siswa memposting ke dalam buku besar di kolom yang telah disediakan. Siswa maju secara bergiliran sesuai dengan nomor masing-masing, siswa dalam satu kelompok maju ke depan untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Pengerjaan soal diawali dengan bunyi peluit satu kali dan diakhiri dengan bunyi peluit dua kali. Waktu pengerjaan untuk setiap transaksi ini adalah 2 menit. Apabila pengerjaan soal sudah selesai sebelum peluit berbunyi, siswa tidak diperkenankan untuk kembali ke tempat duduknya. Jumlah set soal dalam games ini adalah 3 step. Kotak 1 adalah bukti transaksi, kotak 2 adalah jawaban untuk jurnal, kertas untuk memposting pada jurnal. 4. Turnamen Turnamen dilakasanakan setelah games selesai dilaksanakan. Turnamen akan dikemas dalam bentuk cerdas cermat. Media terdiri dari : lembar kerja untuk membuat jurnal, lembar kerja untuk memposting ke dalam buku besar, soal yang terdapat dalam amplop dan berjumlah 10. Guru memandu jalannya turnamen dengan membacakan nomor urut soal yang akan dikerjakan oleh siswa. Setelah guru memberikan instruksi dan peluit satu kali berbunyi siswa baru diperkenankan untuk membuka amplop soal yang berada di meja masing-masing kelompok dan siswa membuka amplop sesuai dengan nomor yang disebutkan oleh guru. Siswa mengerjakan soal berupa bukti transaksi dan mancatat ke dalam jurnal lalu memposting ke dalam buku besar di media yang telah disediakan. Apabila waktu pengerjaan telah selesai berdasarkan instruksi guru dengan didahului bunyi peluit dua kali, kelompok harus menunjukan jawaban kepada guru dengan cara mengangkat lembar jawaban yang telah disediakan. Guru akan menyatakan bahwa jawaban kelompok benar atau salah. Jika jawaban kelompok benar, maka nilai kelompok akan bertambah 100 point. 5. Penghargaan kelompok Pada tahap ini dilakukan akumulasi terhadap jumlah skor yang didapat masing-masing kelompok selama melaksanakan kegiatan games dan turnamen. Berdasarkan akumulasi tersebut ditentukan juara untuk kegiatan games dan turnamen pada siklus kedua. Pada siklus kedua ini, Juara I diraih oleh kelompok 2 dengan jumlah skor yang didapat 1.300, juara II di raih oleh kelompok 1 dengan jumlah skor yang didapat Rp 1050, dan juara III diarih oleh kelompok 3 dengan jumlah skor yang didapat 950. Penghargaan yang didapat oleh masing- masing kelompok pemenang adalah alat-alat tulis. c. Observasi Hasil observasi selama proses pembelajaran dalam siklus kedua ini diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi guru. Terlampir pada lampiran 1c hal 294 Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT √ 2. Guru mengorganisasikan bahasan sempit untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas √ 3. Sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif guru memberikan materi kepada siswa berupa presentasi √ 4. Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok √ 5. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar siswa dapat berperan aktif dalam diskusi √ 6. Guru memberikan pengarahan kepada siswa pada saat mengerjakan soal di dalam lembar jawaban √ 7. Guru memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih teliti dalam memahami prosedur permainan dan turnamen √ 8. Guru mengamati dan lebih mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9. Guru berinteraksi dengan siswa dan melibatkan diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa √ 10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya secara individu pada saat permainan maupun memecahkan masalah secara kelompok pada saat turnamen √ 11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru tidak memberikan pengarahan tentang pelaksanaan pada saat permainan maupun pada saat turnamen √ 12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelompoknya masing-masing sehingga membuat kelas tidak kondusif √ 13. Guru hanya berinteraksi dengan satu kelompok yang mengalami kesulitan √ 14. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan aktivitas masing-masing √ 15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa sedang melaksanakan kegiatan sehingga tidak ada pengawasan √ 16. Guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran √ 17. Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran √ 18. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat di dalam permainan dan turnamen √ 19. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi √ 20. Guru melakukan evaluasi mengenai soal pretest dan soal posttest √ 21 Guru memberikan kesimpulan dan refleksi dengan melibatkan siswa √ Tabel 5.11 menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Secara keseluruhan guru mampu melaksanakan metode pembelajaran kooperatif TGT ini dengan lebih baik dibanding pada siklus pertama, karena guru sudah lebih menguasai pembelajaran dengan metode TGT berdasarkan pengalaman pada siklus pertama. Dalam siklus kedua ini, tampak bahwa guru lebih siap. Hal ini terlihat dari cara guru mengajar dan menyapaikan seluruh hal dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran, guru juga melakukan apersepsi dengan tujuan mengingatkan kembali siswa pada materi sebelumnya untuk mengantar pada materi yang baru dan membahas materi secara runtut sehingga membantu siswa memahami dengan baik, sebelum memulai pembelajaran pada siklus kedua ini guru sudah terlebih dahulu memberikan tugas kepada siswa, hal ini dilakukan agar siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga menjelaskan secara ringkas tentang metode pembelajaran tipe TGT dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang apa yang akan dilaksanakan sehingga dalam prosesnya siswa bisa mengikuti pembelajaran menggunakan metode TGT dengan baik. Guru meminta siswa berkumpul di dalam kelompok yang telah ditentukan dan selalu mengingatkan pada siswa akan pentingnya keseriusan dalam mengikuti pembelajaran ini agar tujuan tercapai dan siswa pun lebih mudah memahami dengan baik. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih serius mengikuti kegiatan games dan turnamen sehingga dapat memberikan skor bagi kelompoknya masing-masing dan mampu membantu masing-masing individu dalam memahami materi. Kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki pada siklus ini. Setelah penjelasan materi, games dan turnamen, guru menarik kesimpulan terhadap semua proses pembelajaran dan memberikan penghargaan bagi kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Pada akhir pembelajaran guru juga melakukan evaluasi yaitu berupa pretest, posttest, dan refleksi bagi siswa untuk mengetahui tanggapan dan kesan-kesan mereka mengenai pembelajaran kooperatif TGT yang baru saja dilaksanakan. 2 Pengamatan terhadap siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi siswa siklus kedua. Terlampir pada lampiran 2c hal 296 Observasi terhadap siswa dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.12 Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1. Seluruh siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru √ 2. Saling bertukar pikiran dan pendapat √ 3. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pembelajaran yang disampaikan √ 4. Membagi tugas kelompok dengan adil √ 5. Menjawab pertanyaan dengan maksud memberikan jawaban √ 6. Menghargai saran dan idependapat teman lainnya √ 7. Siswa mampu bekerja sama di dalam kelompok dengan baik √ Tabel 5.12, menunjukkan bahwa seluruh perhatian siswa mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini. Siswa juga sangat antusias dan lebih siap melaksanakan pembelajaran siklus kedua ini, hal ini dikarenakan siswa sudah mempunyai pengalaman pada siklus pertama. Siswa menyimak materi dengan baik, siswa mengerjakan dalam kelompok tugas yang diberikan guru, siswa sangat antusias dalam mengikuti games dan turnamen. Siswa juga sering bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Siswa juga saling bekerja sama dalam kegiatan kelompok, memberi semangat bagi teman-teman kelompok ketika mengikuti games dan turnamen. Selain observasi secara langsung untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajran akuntansi maka digunakan juga kuesioner sebagai alat pengumpul data sehingga dapat diketahui minat siswa pada saat pelaksanaan siklus kedua. Berdasarkan data hasil penelitian, skor tertinggi untuk variabel minat siswa adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan pendekatan PAP Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut : Tabel 5.13 Hasil Observasi Minat Siklus II Skor Frekuensi Presentase Kategori 69-80 19 95 Sangat baik 60-68 1 5 Baik 54-59 Cukup Baik 48-53 Kurang baik ≤47 Sangat kurang baik Jumlah 20 100 Dari data tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang minatnya dikategorikan sangat baik adalah 19 siswa dengan persentase 95, siswa yang minatnya dikategorikan baik adalah 1 siswa dengan persentae 5, siswa yang minatnya dikategorikan cukup baik adalah siswa dengan persentae 0, siswa yang minatnya dikategorikan kurang baik adalah 0 dengan persentase 0, siswa yang dikategorikan sangat kurang baik adalah 0 siswa dengan persentase 0. Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar akuntansi sesudah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus kedua adalah sangat baik. Dalam hal ini terdapat kenaikan minat siswa pada pembelajaran akuntansi dari siklus pertama ke siklus kedua. 3 Pengamatan terhadap kelas Kegiatan kelas selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi kelas siklus kedua. Terlampir dalam lampiran 3c hal 298 Observasi terhadap kelas dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.14 Instrument Pengamatan Kelas Pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak Ti 1. Kelas terdiri dari banyak siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berfikir berbeda-beda √ 2. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa √ 3. Siswa membuat kegaduhan di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar √ 4. Kelas terlihat rapi, bersih dan pengaturan meja kursi siswa dan guru tidak teratur √ 5. Referensi buku-buku yang dibutuhkan siswa mudah ditemukan di dalam kelas √ 6. Beberapa siswa hanya mengandalkan tugasnya kepada teman satu kelompoknya √ 7. Para siswa antusias dalam mengikuti pembelajarannya di kelompoknya masing-masing √ 8. Siswa berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe TGT √ 9. Banyak siswa yang aktif bertanya ketika mendapati kesulitan √ 10. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 11. Tujuan pembelajaran di kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 12. Sebagian siswa menganggap metode yang diterapkan itu sulit √ 13. Kelas dapat terorganisir √ 14. Selama permainan berlangsung siswa tidak saling bekerja sama baik di dalam anggota kelompoknya maupun di luar kelompoknya √ 15. Pada saat turnamen berlangsung siswa di dalam kelompok bekerja sama dengan baik √ Tabel 5.14 menunjukkan aktivitas kelas selama proses pembelajaran ini terlihat sangat positif. Kondisi kelas sangat kondusif dan terlihat aktif dalam proses pembelajaran, ketika melaksanakan games dan turnamen semua siswa sangat antusias dan berusaha melakukan dengan baik untuk meraih kemenangan masing-masing tim. Setiap siswa berperan serta mewujudkan kondisi yang sangat baik dengan metode pembelajaran TGT ini berlangsung dengan baik. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil kegiatan dan observasi kegiatan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT ini. Refleksi dilakukan pada akhir siklus kedua dan digunakan untuk bahan pengambilan keputusan dalam penulisan dan pengambilan kesimpulan. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan para siswa dikelas. Berikut ini akan diuraikan hasil refleksi dari siklus kedua : 1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tabel 5.15 Refleksi Guru Terhadap Metode Koopertaif Tipe TGT Siklus II NO URAIAN KOMENTAR 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan Menyenangkan, sehingga siswa dapat mempunyai wawasan lebih luas lagi 2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT Masih banyak siswa belum memahami akan bukti transaksi 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Siswa belum dapat membedakan antara bukti transaksi yang satu dengan bukti transaksi yang lainya 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT Dapat membantu siswa untuk mengenali bukti transaksi dilapangan 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT Secara keseluran sudah baik , tetapi masih terhalang faktor jamwaktu yang disediakan belum memadai sehingga terlihat belum maksimal. 6 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk selanjutnya seperti yang telah diterapkan di dalam kelas? Siswa sangat antusias sehingga bisa untuk diterapkan dan dapat dimaksimalkan lagi Tabel 5.15 menunjukkan kesan guru mitra terhadap komponen pembelajaran dan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT setelah melakukan tindakan kelas. Kesan guru tentang komponen pembelajaran pada siklus kedua yang telah diterapkan secara umum menyenangkan dan mampu membuat siswa memiliki wawasan yang luas. Guru juga melihat bahwa siswa sangat senang dan antusias dalam melaksanakan pembelajaran sehingga mampu membantu siwa dalam mengenal bukti transaksi yang ada dilapangan. Walaupun secara keseluruahan baik tetapi guru mitra masih merasa ada kendala dalam penelitian ini, yaitu bahwa siswa kurang paham dalam membedakan bukti transaksi yang satu dengan yang lainnya, serta keterbatasan waktu yang disediakan sehingga terkesan kurang maksimal. 2 Kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tabel 5.16 Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode Koopertaif Tipe TGT Siklus II NO URAIAN KOMENTAR 1 Bagaimana pendapat anda terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan Metode pembelajaran semakin baik sehingga belajar menjadi semakin menyenangkan Tabel 5.16, menunjukan bahwa secara keseluruhan pembelajaran pada siklus kedua ini siswa lebih sangat menikmati, 2 Bagaimana pendapat anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT? keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi Keaktifan kelompok sangat terlihat ketika kegiatan TGT dimulai dan dapat bekerjasama dalam kelompok 3 Apakah anda berminat mengikut pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk selanjutnya, seperti yang telah anda ikuti? Ya sangat berminat, karena dengan adanya pembelajaran seperti ini dapat semakin memahami materi yang di ajarkan dan pembelajaran akuntansi semakin menarik dan tidak membosankan 4 Manfaat apa saja yang telah anda peroleh ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? Lebih kompak dalam kelompok dan lebih dapat memahami materi yang diajarkan 5 Keberhasilan apa yang telah anda peroleh ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? Dapat mengerjakan soal walau masih harus teliti 6 Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? Salah mengerjakan dan kurang teliti 7 Hal-hal apa saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT? Pemahaman soal dan Kreatifitas soal sangat antusias, dan sangat suka dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT karena mampu membuat mereka lebih mengerti materi yang diajarkan, mampu menciptakan kerjasama dalam kelompok, dan mampu membuat mereka tidak bosan saat belajar didalam kelas. Peningkatan tersebut terjadi dikarenakan mereka sudah memiliki pengalaman saat pelaksanaan siklus pertama sehingga pada siklus kedua semua pembelajaran berjalan dengan lebih baik termasuk alokasi waktu, media yang digunakan. Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus kedua menunjukan bahwa seluruh komponen sudah baik dan proses pembelajaran sudah berjalan dengan lancar. Terlihat bahwa minat belajar sudah meningkat dibanding pada siklus pertama.

B. Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 1. Deskripsi Data Analisis komparasi dilakukan untuk membandingkan perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu, dalam hal ini dilakukan perbandingan antara prestasi siswa pada masa sebelum penelitian, siklus pertama, dam siklus kedua pada saat berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Untuk mengetahui tingkat perkembangan prestasi mereka dilakukan perbandingkan antara pencapaian target hasil pretest dan posttest pada pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua atau prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang sudah dilaksanakan siswa. Pretest adalah test yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan posttest adalah test yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa sesudah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT . Berikut adalah tabel hasil prestasi belajar siswa pada pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua : Tabel 5.17 Tabel Prestasi Belajar Siswa Nama Siswa Target Sebelum Penerapan TGT Sesudah Penerapan TGT Siklus I Siklus II Abraham H 70 35 40 55 Adreyna Theo 70 30 55 80 Anggit Tri 70 15 55 80 Bartholomeus A 70 30 70 70 Bernadeth N 70 40 50 80 Darundono N Tidak mengikuti Devi Mutiara P 70 60 70 70 Dinanda Budi 70 30 50 50 Eunike Rindayu 70 60 70 80 Febriayu Mahaenda 70 50 70 80 Fransiskus Asisi 70 40 50 75 Muhamad Ridho 70 35 50 55 Niken Okta 70 40 55 60 Paskalis Farlen Tidak mengikuti Puji Nugroho Tidak mengikuti Robertus A 70 30 40 70 Robey Putra 70 50 70 75 Ruly W 70 60 70 90 Shella Nadia 70 55 70 90 Yehezkiel Noor 70 60 70 90 Yohana Guspita 70 50 55 75 Yohanes R 70 55 70 70 Yosya Wigastrya 70 35 50 90 Rata-Rata 70 43 59 74.25 Tabel 5.17, menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT . Sebelum melakukan penelitian peneliti dan guru mitra menetapkan target yang harus dicapai masing-masing individu adalah 70. Target tersebut ditetapkan berdasarkan KKM yang berlaku pada materi pelajaran Akuntansi. Peningkatan prestasi tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai target yang telah ditetapkan pada setiap siklus yang dilaksankan. Pada saat sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT, dari 20 siswa yang mengikuti proses pembelajaran, tidak ada satupun dari siswa yang mampu mencapai target prestasi yang telah ditetapkan. Setelah diterapkannya siklus pertama terjadi peningkatan prestasi siswa. Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai target, yaitu sebanyak 9 siswa dengan persentase 45. Peningkatan prestasi siswa juga terlihat saat diterapkannya siklus kedua. Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai target yaitu sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 80. Berdasarkan uraian diatas, berikut ini disajikan tabel analisis komparatif peningkatan prestasi siswa secara keseluruhan pada tiap siklus: Tabel 5.18 Tabel Komparasi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Target Sebelum Penerapan TGT Kete- rangan Siklus I Kete- rangan Siklus II Kete- rangan 40 BMT 45 MT 80 MT Keterangan : BMT : Belum Memenuhi Target MT : Memenuhi Target Tabel 5.18, menggambarkan peningkatan prestasi belajar kelas XD sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT. Sebelum melakukan penelitian peneliti dan guru mitra menetapkan target peningkatan yang harus dicapai kelas XD dalam setiap siklus adalah 40. Target ditetapkan dengan melihat potensi siswa secara keseluruhan. Peningkatan tersebut terlihat dari persentase pencapaian siswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada siklus pertama terjadi peningkatan sebesar 45 dan 80 pada siklus kedua. Peningkatan prestasi siswa terjadi karena siswa merasa senang dan antusias dengan hal baru yang didapat lewat penerapan metode kooperatif tipe TGT. Hal-hal baru tersebut diantaranya, siswa mampu terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran, siswa dapat bermain sambil belajar, siswa dapat belajar bagaimana bekerja dalam kelompok yang heterogen dan mendapat penghargaan saat mereka menjadi yang terbaik. Kesan tersebut disampaikan siswa dalam lembar refleksi yang dibagikan pada setiap akhir siklus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya terbukti dengan adanya peningkatan hasil pencapaian prestasi belajar siswa pada setiap siklus. 2. Pengujian Komparatif a. Pengujian Prasyarat Analisis Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov. Terlampir pada lampiran 1 hal 308 Tabel 5.19 Pengujian Normalitas Berdasarkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dari hasil pengujian normalitas berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data pada siklus pertama Asymp. Sig. 2-tailed = 0.195 α = 0.05 dan pada siklus kedua Asymp. Sig. 2-tailed = 0.728 α = One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test siklus1 siklus2 N 20 20 Normal Parameters a Mean 16.00 15.25 Std. Deviation 9.679 11.973 Most Extreme Differences Absolute .241 .154 Positive .241 .154 Negative -.168 -.154 Kolmogorov-Smirnov Z 1.078 .690 Asymp. Sig. 2-tailed .195 .728 a. Test distribution is Normal. 0.05 adalah normal. Dengan demikian penyajian hipotesis dapat dilakukan dengan berdasarkan pada uji statistik parametrik. b. Rumusan hipotesis penelitian : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament : Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament c. Pengujian hipotesis penelitian Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata antara hasil prestasi pada siklus pertama dan siklus kedua. Terlampir pada lampiran 2 hal 310 Tabel 5.20 Pengujian Beda Rata-rata Prestasi Siswa Berdasarkan Paired Samples Test pada siklus 1 Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 sebelum - sesudah -16.000 9.679 2.164 -20.530 -11.470 -7.393 19 .000 Tabel 5.21 Pengujian Beda Rata-rata Prestasi Siswa Berdasarkan Paired Samples Test pada siklus 2 Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 sebelum - sesudah -15.250 11.973 2.677 -20.854 -9.646 -5.696 19 .000 Tabel 5.20 dan 5.21 menunjukkan bahwa nilai sig. 2- tailed pada siklus pertama dan siklus kedua adalah 0,000 α = 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament .

C. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X-1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi.

0 1 305

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi pembelajaran pemindahbukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X-C SMA BOPKRI 2 Y

0 0 228

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 260

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) GUNA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 1 350