kelas. Hal tersebut dikarenakan guru kurang berinovasi pada kegiatan pembelajaran, seperti dengan menggunakan permainan
yang mampu membuat semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, memberikan penghargaan kepada siswa untuk
menarik minat siswa menjadi yang terbaik, sehingga siswa berminat untuk mempelajari Akuntansi. Jika siswa terihat
berlebihan dalam mengabaikan penjelasan guru, guru hanya menegur siswa. Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru
memberikan pekerjaan rumah dan menutup kegiatan pembelajaran. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini : Tabel 5.1
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Implementasi TGT
NO ASPEK YANG DIAMATI
SKOR 1 2 3 4
I PRA PEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media
√ 2. Memeriksa kesiapan siswa
√ II
MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apresepsi √
2. Menyampaikan standart kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya √
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√ 2. Mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan √
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar
√ 4. Mengkaitkan materi dengan realitas
kehidupan √
B. Pedekatanstrategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai √
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa √
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√ 4. Melaksanakan pembelajaran yang
terkoordinasi √
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√ 6. Mengakomodasi adanya keragaman
budaya Nusantara √
7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif √
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan √
C. Pemanfaatan media pembelajaran
1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan media
√ 2. Menghasilkan pesan yang menarik
√ 3. Menggunakan media secara efektif
dan efisien √
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√ D.
Pembelajaran yang memicu dan memelihara ketrampilan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran √
2. Merespon positif partisipasi siswa √
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
√ 4. Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa √
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
√
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
√ E.
Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi
1. Menumbuhkan sikap ekonomis √
2. Menumbuhkan sikap produktif √
F. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal √
2. Memantau kemajuan belajar √
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
√ 4. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi √
G. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
√ 2. Menggunakan bahasa tulis yang
baik dan benar √
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
√ IV
PENUTUP A.
Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1. Melakukan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa √
2. Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa √
B. Pelaksanaan tindak lanjut
1. Memberikan arahan, kegiatan, atau
tugas sebagai bagian dari proses pembelajaran
√
2. Memberikan arahan, kegiatan, atau
tugas sebagai bagian pengayaan √
b. Observasi siswa Observing student Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada
catatan anekdotal hasil observasi siswa. Terlampir pada lampiran 2a hal 173
Sebelum memulai pelajaran beberapa siswa sudah menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk mata
pelajaran Akuntansi, tetapi ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan kegiatannya sampai guru mengecek kelengkapan siswa
untuk belajar Akuntansi. Setelah semua siswa siap mengikuti pelajaran guru memulai untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Pada awal kegiatan pembelajaran semua siswa masih berfokus pada apa yang dijelaskan oleh guru, tetapi pada pertengahan
kegiatan pembelajaran mulai tampak siswa yang benar-benar serius dan berminat untuk belajar. Siswa yang berminat untuk belajar
sangat serius mendengarkan dan ketika diberi pertanyaan oleh guru mereka dapat menjawabnya sedangkan, siswa yang tidak minat
belajar akuntansi sibuk dengan kegiatannya masing-masing, seperti
: bermain HP, ”ngobrol” dengan teman sebangku. Ketidak berminatan siswa juga terlihat ketika guru memberikan tugas
kepada mereka untuk mengerjakan soal. Kurangya minat siswa pada mata pelajaran akuntansi membuat siswa bersikap acuh-tak
acuh pada penjelasan dan tugas yang diberikan oleh guru. Peneliti menduga kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi
juga karena mereka menilai bahwa akuntansi itu sulit dan rumit. Hal lain yang mungkin membuat siswa bosan untuk belajar
Akuntansi adalah karena mereka merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang monoton, seperti duduk diam mendengarkan
penjelasan dari guru dan setelah itu mengerjakan tugas, sehingga mereka merasa tidak ada yang menarik dan menyenangkan dari
pembelajaran Akuntansi. Kondisi demikian tentunya dapat mengganggu teman-teman lain yang berminat untuk belajar
Akuntansi, sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran agar
tidak ada siswa yang asyik dengan kegiatannya masing dan menggangu teman lainnya. Rangakaian kegiatan siswa dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa
NO ASPEK YANG
DIAMATI YA
TIDAK KETERANGAN
1 Siswa siap
mengikuti proses pembelajaran
√ Ada
sebagian siswa yang tidak
siap mengikuti
pelajaran 50 2
Siswa memperhatikan
penjelasan guru √
Ada beberapa
siswa 50 yang kurang
memperhatikan guru
3 Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran
√ Sebagian
siswa hanya diam dan
hanya ada
beberapa yang
menanggapi 15
4
Siswa mencatat hal- hal penting
√ Ada
beberapa siswa
lupa membawa
buku sehingga
tidak mencatat hal-hal
penting yang
diberikan guru
50
5 Siswa mengerjakan
tugas dengan baik √
Kebanyakan siswa
60 mengerjakan
tugas dengan
mencari jawabannya pada
teman lain
Selain observasi secara langsung untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi, digunakan juga
kuesioner sebagai alat pengumpul data sehingga dapat diketahui karakteristik keadaan awal siswa sebelum dilaksanakannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Skor tertinggi kuesioner untuk variabel minat siswa adalah 4 dan skor terendah adalah 1.
Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner sebelum pelaksanaan penelitian, maka berikut ini disajikan tabel distribusi
frekuensi menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP Penilaian Acuan Patokan II :
Tabel 5.3 Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum
Penerapan Metode TGT Skor
Frekuensi Presentase
Kategori
69 - 80 Sangat baik
60 - 68 3
15 Baik
54 - 59 10
50 Cukup Baik
48 - 53 6
30 Kurang baik
≤ 47 1
5 Sangat kurang
baik Jumlah
20 100
Dari data tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang minatnya dikategorikan sangat baik adalah 0 0, siswa yang
minatnya dikategorikan baik adalah 3 15, siswa yang minatnya dikategorikan cukup baik adalah 10 50, siswa yang minatnya
dikategorikan kurang baik adalah 6 30, siswa yang dikategorikan sangat kurang baik adalah 1 5. Berdasarkan data
pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar akuntansi sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah cukup baik, diharapkan dengan menggunakan metode TGT minat belajar siswa menjadi baik atau sangat baik.
c. Observasi Kelas Observing Class Suasana kelas selama proses pembelajaran akuntansi
terlihat dalam catatan anekdotal hasil observasi kelas. Terlampir pada lampiran 3a hal 175
Secara fisik ruang kelas XD cukup memadai dan nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Fasilitas pendukung kegiatan
pembelajaran juga sudah lengkap tersedia di ruangan kelas. Di dalam kelas terdapat 2 papan whiteboard, 1 daftar absebsi siswa, 1
meja guru dan 1 kursi guru, kursi siswa yang cukup untuk digunakan 23 siswa, 1 layar LCD, 1 viewer, 1 papan blackboard
yang terletak disamping kanan siswa untuk menempelkan pengumuman dan 1 papan whiteboard yang terletak di belakang
siswa untuk menampung karya-karya siswa kelas XD, ventilasi yang cukup, suasana lingkungan sekolah yang bersih, sehingga
sangat mendukung kegiatan siswa selama proses pembelajaran di
dalam kelas. Pada saat dilakukan observasi, siswa yang hadir adalah 22 siswa dan yang 1 siswa absen. Pada awal kegiatan
pembelajaran suasana kelas terlihat sangat kondusif seluruh siswa masih terlihat serius mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru.
Kelas terlihat mulai tidak kondusif ketika guru mulai memberikan tugas kepada siswa. Sebagian dari siswa terlihat antusias untuk
mengerjakan, tetapi ada sebagian siswa yang tidak berminat mengerjakan cenderung membuat keributan dikelas. Mereka yang
tidak berminat untuk mengerjakan melakukan aktivitas lain diluar materi yang diberikan, seperti : berbicara dengan teman diluar
topik pembelajaran, dan bermain HP, Akan tetapi guru cukup bijakasana saat kelas terasa semakin tidak kondusif. Guru lalu
memberikan teguran terhadap siswa yang membuat keributan. Tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran
membuat siswa tidak berminat untuk belajar dan akhirnya membuat kelas menjadi tidak kondusif. Rangkaian kegiatan kelas
pada saat pra penelitian dapat dilihat pada tabel berikut .
Tabel 5.4 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas
No Deskriptor
Ya Tidak
Catatan
1 Fasilitas didalam kelas
mendukung proses pembelajaran
√ Tersedia papan
tulis white board
dan black board
untuk mamajang hasil
karya siswa kelas, meja
kursi, viewer,LCD
2 Suasana kelas kondusif
selama proses pembelajaran
√ Suasana kelas
kurang kondusif
karena sebagian siswa
di dalam kelas kurang siap
untuk belajar
3 Siswa membuat
kegaduhan √
Ada beberapa siswa yang
menggoda temannya dan
mengobrol karena mereka
kurang berminat
terhadap proses pembelajaran
4 Guru memberikan
penghargaan √
5 Ada kegiatan menarik
dalam belajar √
6 Siswa bertanya kepada
guru jika mengalami kesulitan
√
7 Guru membantu siswa
jika mengalami kesulitan
√
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada guru, siswa, dan kelas. Maka berikut ini disajikan hasil analisis kegiatan
pembelajaran dari hasil observasi sebelum dilaksanakannya penelitian. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru
mengunakan metode konvensional yaitu : ceramah dan tanya jawab. Kedua metode tersebut merupakan metode yang sering
digunakan oleh guru-guru di sekolah untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Metode ceramah digunakan guru untuk membuat siswa paham atas materi yang sedang dipelajari sedangkan metode
tanya jawab digunakan guru untuk merangsang siswa berfikir atas apa
yang dipelajari serta melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya. Kedua metode tersebut banyak
digunakan oleh guru karena dianggap paling mudah dan tidak menghabiskan banyak waktu dalam proses pembelajaran. Kedua
metode tersebut sudah cukup baik dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, Akan tetapi jika penggunaan metode tersebut
dilakukan terus menerus pada kegiatan pembelajaran di kelas akan menimbulkan efek bosan pada diri siswa. Kebosanan siswa dengan
kegiatan belajar yang monoton terlihat pada pertengahan kegiatan pembelajaran, siswa mulai sibuk dengan kegiatannya masing-
masing sehingga pada akhirnya menimbulkan kegaduhan di dalam kelas. Tidak adanya hal-hal yang baru dan menarik dalam setiap
proses pembelajaran di kelas, juga merupakan salah satu faktor yang membuat siswa kurang berminat untuk mengikuti proses
pembelajaran Akuntansi dengan serius. Dengan demikian, kesan bahwa Akuntansi itu sulit dan membosankan makin melekat pada
diri siswa sehingga menghilangkan antusias siwa untuk mengikuti proses pembelajaran Akuntansi.
Berdasarkan pengamatan saat dilaksanakan observasi prapenelitian ditemukan beberapa permasalah timbul dalam
kegiatan pembelajaran. Masalah tersebut diantaranya kurangnya minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran akuntansi. Hal
tersebut terlihat dari kurang antusiasnya siswa ketika guru memberikan tugas dan ketika guru bertanya hanya sedikit dari
siswa yang mampu menjawab dengan baik, tidak adanya perhatian pada pelajaran, sehingga mereka asyik dengan kegiatan masing-
masing, seluruh kegiatan belajar yang sebagian besar didominasi oleh guru menyebabkan siswa kurang aktif dalam setiap proses
pembelajaran. Masalah pada proses pembelajaran diduga terjadi karena
kurang inovatifnya
kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru sehingga berpengaruh terhadap rendahnya
minat siswa dalam belajar akuntansi. Dari permasalahan tersebut menurut peneliti alternatif pemecahan yang dapat dilakukan adalah
dengan mengadakan pembelajaran inovatif di dalam kelas sehingga mampu meningkatkan minat siswa untuk belajar akuntansi.
Misalnya, dengan menggunakan metode yang menyenangkan dan penggunaan media yang bervariasi yang mampu membuat kegiatan
pembelajaran menjadi menarik dan mampu melibatkan seluruh siswa
dalam kegiatan
pembelajaran sehingga
mampu meminimalisasikan siswa yang asyik dengan kegiatan masing-
masing. Dari permasalahan tersebut, maka dirancang penelitian
kolaboratif untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran disamping metode ceramah dan tanya jawab yang diharapkan mampu menarik minat siswa
untuk belajar akuntansi yang kemudian berimbas pada prestasi belajar yang baik. Metode alternatif yang akan dilaksankan adalah
metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT.
Dalam penerepan metode ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja terutama dalam kegiatan games, diskusi, dan
turnamen. Dalam penerapan metode ini ada beberapa langkah yang harus
dilaksanakan oleh
guru yaitu,
presentasi materi
pembelajaran, pembentukan kelompok, turnamen kelompok, dan pemberian
penghargaan kelompok.
Pada awal
kegiatan pembelajaran
guru menyampaikan
materi kepada
siswa, penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok- kelompok kecil secara hetorogen, pembentukan kelompok tersebut
bertujuan agar siswa mampu bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan
masing-masing anggota
kelompok saat
dilaksanakannya games dan turnamen. Dengan diadakannya games dan turnamen siswa diharapakan mampu bekerjasama dalam
kelompok, membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan, dan mampu meningkatkan minat pada mata pelajaran
akuntansi sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Penghargaan kelompok diberikan agar masing-masing
kelompok terdorong untuk menjadi yang terbaik dan mampu berkompetisi secara sehat dengan kelompok lainya. Dengan
metode ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi di sekolah.
2. Siklus pertama Siklus pertama penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Februari
2012 pada 07.45-09.15 yaitu pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran keempat. Pada siklus pertama ini kegiatan pembelajaran tidak
dilaksanakan di dalam kelas melainkan di perpustakaan sekolah, hal ini dilakukan supaya siswa dapat lebih mudah melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Materi yang dipelajari pada penelitian siklus pertama ini
adalah materi jurnal umum pada perusahaan jasa. Guru mitra pada penelitian ini adalah Ibu Dra. Arina Rahayu, M.M selaku guru bidang
studi akuntansi di kelas XD pada tahu ajaran 20112012. Jumlah siswa XD pada tahun ajaran 20112012 berjumlah 23 siswa. Dari keseluran
tersebut, yang tidak hadir dalam penelitian siklus pertama ini 3 siswa. Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe teams games
tournament TGT pada siklus pertama.
a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan
sebelum pelaksanaan TGT. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus pertama.
Pada kegiatan awal perencanaan digali data tentang karakteristik siswa untuk kemudian siswa diklasifikasikan
berdasarkan kemampuan akademiknya. Pengklasifikasian tersebut selanjutnya berguna untuk membagi siswa kedalam kelompok-
kelompok kecil
secara heterogen.
Berdasarkan prestasi
akademiknya, siswa diklasifikasikan ke dalam tiga rangking yaitu siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya tinggi, siswa dengan
prestasi atau nilai akademiknya sedang, dan siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya rendah. Berdasarkan pengklasifikasian
tersebut siswa dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan akademik yang
beragam. Sehingga pada saat diadakan kegiatan setiap anggota kelompok mampu bekerjasama dengan baik. Empat kelompok yang
terbentuk kemudian diberi nama kelompok 1,2,3,4. Terlampir pada lampiran 6 hal 218
1 Pada tahap ini, juga disediakan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian. Perangkat
pembelajaran tersebut
meliputi: Rancangan
pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran, media pembelajaran,
lembar kerja siswa, meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini uraian masing-masing komponen perangkat pembelajaran.
a Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP berisi tentang standart kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP ini dibuat
untuk satu kali tatap muka yaitu 2x45 menit. RPP menguraikan secara detail langkah-langkah yang akan
dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Terlampir pada lampiran 1 hal 186 b Materi pembelajaran
Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah jurnal umum pada perusahaan jasa. Materi yang disampaikan
diantaranya pengertian jurnal, fungsi jurnal, bentuk jurnal, dan cara-cara mengisi kedalam jurnal.
c Media pembelajaran Media pembelajaran pada siklus pertama ini berupa
papan monopoli yang disesuaikan dengan pembelajaran Akuntansi, dadu, pion, dan kertas untuk menjawab pertanyaan.
Papan monopoli digunakan pada saat kegiatan games berlangsung sebagai media untuk membantu setiap kelompok
dalam mengumpulkan jumlah rupiah yang kemudian akan digunakan pada kegiatan turnamen. Terlampir pada lampiran
8a dan 8b hal 220-221
d Lembar Kerja Siswa Lembar kerja pada penelitian ini yaitu daftar
pertanyaan soal-soal latihan berupa pretest dan posttest yang berguna untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan
sesudah dilaksanakannya siklus pertama. Terlampir pada lampiran 5 hal 216
e Meja turnamen Meja turnamen pada penelitian ini berjumlah empat
buah. Jumlah meja turnamen ini disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Masing-masing dibentuk sejajar
dengan posisi kursi melingkari meja dan dilengkapi dengan papan nama kelompok.
f Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan atas kelompok
yang mendapatkan skor terbaik pada saat games dan turnamen dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa alat tulis.
2 Pada tahap ini disiapkan instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang teriri dari:
a Lembar Observasi Kegiatan Guru Lembar observasi kegiatan guru berisi hal-hal berikut:
Keterampilan guru dalam mengajar dan mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru untuk
membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
menuntun siswa untuk belajar mandiri, keterampilan guru untuk mendampingi siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil. Terlampir pada lampiran 7 hal 159 b Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Lembar observasi kegiatan siswa berisi tentang kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dari
awal hingga akhir, kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
interaksi antar
siswa dalam
proses pembelajaran, keinginan siswa terlibat aktif dan berfikir kritis,
kemampuan siswa untuk berkompetisi secara sehat antar kelompok dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
pembelajaran TGT. Terlampir pada lampiran 9 hal 163 c Lembar Observasi kelas
Lembar observasi kelas berisi tentang seluruh keadaan kelas selama proses pembelajaran TGT dan fasilitas-fasilitas
yang berada dalam kelas untuk menunjang proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 8 hal 161
d Lembar Penilaian Kemampuan Kelompok Lembar penilaian kemampuan kelompok berisi tentang
jumlah skor
yang didapat
oleh kelompok
dalam menyelesaikan
soal-soal selama
mengikuti kegiatan
pembelajaran menggunakan metode TGT dan perolehan skor
kelompok dalam kegiatan turnamen. Terlampir pada lampiran 7 hal 218
b. Tindakan Pada tahap ini, dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament yang telah direncanakan sebelumnya. Berikut ini tahap-tahap dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament: 1 Presentasi kelas
Pada tahap ini guru terlebih dahulu memberikan penjelasan materi tentang jurnal umum, kemudian guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa dengan tujuan membimbing siswa untuk mengenal jurnal umum pada
perusahaan jasa, menciptakan kondisi dan kesiapan siswa untuk belajar, serta mengantarkan siswa untuk memasuki materi yang
akan dipelajari. Penyajian materi oleh guru menghabiskan waktu ±20 menit. Dalam penyampaian materi guru mengunakan
metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan ini juga guru menginformasikan kepada siswa bahwa pembelajaran akan
dilakukan dengan menggunakan metode TGT. Guru juga menjelaskan
tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran
menggunakan metode TGT.
2 Pembagian siswa dalam kelompok Pembagian siswa dalam kelompok terlebih dahulu sudah
disiapkan pada saat awal perencanaan. Jumlah siswa dalam setiap kelompok yaitu 5-6 orang. pada tahap ini guru membaca
kembali nama-nama kelompok dan memastikan bahwa siswa sudah duduk di meja kelompok yang sudah ditentukan.
3 Permainan games Permainan games pada siklus pertama ini mengadopsi
dari permainan monopoli. Dalam games ini satu orang dari masing-masing kelompok maju secara bergantian untuk
mewakili kelompoknya mengumpulkan skor dari setiap permainan monopoli yang telah dirancang, dimana di dalam
setiap kotak monopoli telah berisi pertanyaan yang akan dijawab oleh semua anggota kelompok. Disaat wakil kelompok
memainkan monopoli anggota kelompok yang lain berada di belakang dan tidak boleh membantu teman yang sedang
bermain monopoli, hal ini dimaksudkan supaya masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk memberikan
kontribusi berupa
skor kepada
kelompoknya sesuai
kemampuannya. Skor yang dihasilkan berupa nominal uang dan akan digunakan kelompok sebagai modal untuk maju ke
dalam meja turnamen. Waktu yang dialokasikan untuk
menjawab adalah 2 menit. Kelompok yang bisa menjawab akan mendapatkan uang yang tertera dalam kotak monopoli tersebut.
4 Turnamen Turnamen
dilakasanakan setelah
games selesai
dilaksanakan. Turnamen dikemas dalam bentuk cerdas cermat. Soal yang disediakan oleh guru dan peneliti dalam tahap ini
berjumlah 8 soal dimana semua soal berbentuk bukti transaksi. Pada tahap ini, sebelum guru membacakan soal, terlebih dahulu
siswa di berikan kesempatan untuk menginvestasikan uang yang telah didapat dari permainan monopoli sebagai penentuan
skor yang akan diperoleh. Jika kelompok dapat menjawab
pertanyaan dengan benar maka skor kelompok akan bertambah sebesar nilai yang diinvestasikan dan jika salah kelompok
hanya memperoleh setengah dari nilai yang diinvestasikan. Nilai turnamen akan diakumulasikan dengan nilai pada saat
permainan. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi maka kelompok tersebut yang akan menjadi pemenang.
5 Penghargaan kelompok Pada tahap ini dilakukan akumulasi terhadap jumlah skor
yang didapat masing-masing kelompok selama melaksanakan kegiatan games dan turnamen. Berdasarkan akumulasi tersebut
ditentukan juara untuk kegiatan games dan tunamen pada siklus pertama. Pada siklus pertama ini, Juara I diraih oleh kelompok
1 dengan jumlah uang yang didapat Rp 177.500, juara II di raih oleh kelompok 2 dengan jumlah uang yang didapat Rp
108.000, dan juara III diarih oleh kelompok 3 dengan jumlah uang yang didapat Rp 57.000. Penghargaan yang didapat oleh
masing-masing kelompok pemenang adalah hadiah yang berisi alat-alat tulis.
c. Observasi Hasil observasi selama proses pembelajaran siklus pertama dalam
penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi guru siklus pertama.
Terlampir pada lampiran 1b hal 279 Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya
proses pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran akan
diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Deskriptor
Ya Tidak
1. Guru menjelaskan pembelajaran
kooperatif tipe TGT √
2. Guru mengorganisasikan bahasan
sempit untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran
kooperatif tipe TGT di kelas √
3. Sebelum menerapkan pembelajaran
√
kooperatif guru memberikan materi kepada siswa berupa presentasi
4. Guru ikut berperan dalam
pembentukan kelompok √
5. Guru memberikan dorongan motivasi
kepada siswa agar siswa dapat berperan aktif dalam diskusi
√ 6.
Guru memberikan pengarahan kepada siswa pada saat mengerjakan soal di
dalam lembar jawaban √
7. Guru memberikan pengarahan kepada
siswa agar lebih teliti dalam memahami prosedur permainan dan
turnamen √
8. Guru mengamati dan lebih
mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok
√
9. Guru berinteraksi dengan siswa dan
melibatkan diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa
√
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya
secara individu pada saat permainan maupun memecahkan masalah secara
kelompok pada saat turnamen √
11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru tidak memberikan pengarahan
tentang pelaksanaan pada saat permainan maupun pada saat
turnamen √
12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelompoknya
masing-masing sehingga membuat kelas tidak kondusif
√
13. Guru hanya berinteraksi dengan satu kelompok yang mengalami kesulitan
√ 14. Guru dan siswa sama-sama asyik
dengan aktivitas masing-masing √
15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa sedang melaksanakan kegiatan
sehingga tidak ada pengawasan √
16. Guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran
√ 17. Guru memotivasi siswa untuk
berperan aktif dalam proses √
pembelajaran 18. Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar terlibat di dalam permainan dan turnamen
√
19. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi √
20. Guru melakukan evaluasi mengenai soal pretest dan soal posttest
√ 21
Guru memberikan kesimpulan dan refleksi dengan melibatkan siswa
√
Tabel 5.5 menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Secara
keseluruhan guru mampu melaksanakan metode pembelajaran kooperatif TGT ini dengan baik. Dalam siklus pertama ini,
tampak bahwa guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa kesiapan siswa sebelum memulai
pelajaran, guru juga melakukan apersepsi dengan tujuan mengingatkan kembali siswa terhadap materi sebelumnya dan
membahas materi secara runtut sehingga membantu siswa memahami materi dengan baik. Guru juga menjelaskan secara
ringkas tentang metode pembelajaran tipe TGT dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang apa yang
akan dilaksanakan sehingga dalam prosesnya siswa bisa mengikuti pembelajaran menggunakan metode TGT dengan
baik. Guru meminta siswa berkumpul di dalam kelompok yang telah ditentukan dan selalu mengingatkan pada siswa akan
pentingnya keseriusan dalam mengikuti pembelajaran ini agar
tujuan tercapai dan siswa pun lebih mudah memahami materi dengan baik. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih
serius mengikuti kegiatan games dan turnamen sehingga bisa memberikan skor bagi kelompoknya masing-masing. Tetapi
dalam pelaksanaaan siklus pertama ini terjadi kekurangan karena pada saat games guru meninggalkan ruangan. Setelah
penjelasan materi, games dan turnamen, guru menarik kesimpulan terhadap semua proses pembelajaran dan
memberikan penghargaan bagi kelompok yang memperoleh skor
tertinggi. Pada akhir pembelajaran guru juga melakukan evaluasi yaitu berupa pretest, posttest, dan refleksi bagi siswa
untuk mengetahui tanggapan dan kesan-kesan mereka mengenai pembelajaran kooperatif TGT yang baru saja
dilaksanakan. 2 Pengamatan terhadap siswa
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi siswa siklus pertama.
Terlampir pada lampiran 2b hal 281 Observasi terhadap siswa dilaksanakan bersamaan
dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus pertama dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.6
Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada siklus I
No Deskriptor
Ya Tidak
1. Seluruh siswa memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru √
2. Saling bertukar pikiran dan pendapat
√ 3.
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pembelajaran yang
disampaikan √
4. Membagi tugas kelompok dengan adil
√ 5.
Menjawab pertanyaan dengan maksud memberikan jawaban
√ 6.
Menghargai saran dan idependapat teman lainnya
√ 7.
Siswa mampu bekerja sama di dalam kelompok dengan baik
√
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa seluruh perhatian siswa mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini. Siswa
menyimak materi dengan baik, siswa serius mengerjakan dalam kelompok tugas yang diberikan guru, siswa sangat antusias
dalam mengikuti games dan turnamen. Siswa juga sering bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran. Siswa juga saling bekerja sama dalam kegiatan kelompok, memberi semangat bagi teman-
teman kelompok ketika mengikuti games dan turnamen. Saat awal pelaksanaaan games siswa masih terlihat bingung tentang
peraturan permainan sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengingikuti games. Hal tersebut dapat diatasi
dengan pengarahan dari fasilitator sehingga pembelajaran terlihat lebih kondusif.
Selain observasi secara langsung untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi
maka digunakan juga kuesioner sebagai alat pengumpul data sehingga dapat diketahui karakteristik keadaan awal siswa.
Skor tertinggi kuesioner untuk variabel minat siswa adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan data yang didapat
melalui kuesioner pada saat siklus pertama, maka berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi menggunakan pendekatan
PAP Penilaian Acuan Patokan II.
Tabel 5.7 Hasil Observasi Minat Siklus 1
Skor Frekuensi
Presentase Kategori
69 - 80 5
25 Sangat baik
60 - 68 11
55 Baik
54 - 59 4
20 Cukup Baik
48 - 53 Kurang baik
≤ 47 Sangat kurang
baik Jumlah
20 100
Dari data tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang minatnya dikategorikan sangat baik adalah 5 siswa
dengan persentase 25, siswa yang minatnya dikategorikan baik adalah 11 siswa dengan persentae 55, siswa yang
minatnya dikategorikan cukup baik adalah 4 siswa dengan persentae 20, siswa yang minatnya dikategorikan kurang baik
adalah 0 dengan persentase 0, siswa yang dikategorikan sangat kurang baik adalah 0 siswa dengan persentase 0.
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar akuntansi sesudah diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus pertama adalah baik. Dalam hal ini terdapat kenaikan minat siswa pada
pembelajaran akuntasi sebelum dan sesudah diterapkan pembelajaraan kooperatif tipe TGT yaitu menjadi baik.
3. Pengamatan terhadap kelas Kegiatan kelas selama proses pembelajaran terlihat
pada catatan anekdotal hasil observasi kelas siklus pertama. Terlampir pada lampiran 3b hal 283
Observasi terhadap kelas dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus pertama
dengan menggunkan metode TGT. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai
berikut.
Tabel 5.8 Instrument Pengamatan Kelas Pada Siklus I
No Deskriptor
Ya Tidak
1. Kelas terdiri dari banyak siswa yang
mempunyai tingkat kemampuan berfikir berbeda-beda
√
2. Ada beberapa peraturan yang harus
dipatuhi oleh siswa √
3. Siswa membuat kegaduhan di dalam
kelas pada saat proses belajar mengajar
√
4. Kelas terlihat rapi, bersih dan
pengaturan meja kursi siswa dan guru tidak teratur
√
5. Referensi buku-buku yang dibutuhkan
siswa mudah ditemukan di dalam kelas
√
6. Beberapa siswa hanya mengandalkan
tugasnya kepada teman satu kelompoknya
√
7. Para siswa antusias dalam mengikuti
pembelajarannya di kelompoknya masing-masing
√
8. Siswa berperan aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
√
9. Banyak siswa yang aktif bertanya
ketika mendapati kesulitan √
10. Siswa mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi √
11. Tujuan pembelajaran di kelas tidak
dapat dipahami dengan jelas √
12. Sebagian siswa menganggap metode
yang diterapkan itu sulit √
13. Kelas dapat terorganisir
√ 14.
Selama permainan berlangsung siswa tidak saling bekerja sama baik di
dalam anggota kelompoknya maupun di luar kelompoknya
√
15. Pada saat turnamen berlangsung siswa
di dalam kelompok bekerja sama dengan baik
√
Tabel 5.8 menunjukkan aktivitas kelas selama proses pembelajaran ini terlihat sangat positif. Kondisi kelas sangat
kondusif dan terlihat aktif dalam proses pembelajaran, ketika melaksanakan games dan turnamen semua siswa sangat
antusias dan berusaha melakukan dengan baik untuk meraih kemenangan masing-masing tim, tetapi pada saat pelaksanaan
games dan turnamen kelas terlihat sedikit gaduh, karena
mereka saling berteriak untuk menyemangati semua anggota kelompok mereka yang sedang bertanding. Kegaduhan tersebut
tidak berkelanjutan dan masih dapat dimaklumi. Secara keseluruhan setiap siswa berperan serta mewujudkan kondisi
yang sangat baik dengan metode pembelajaran TGT ini berlangsung dengan baik.
d. Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan dan
penyimpulan hasil kegiatan dan observasi kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT ini. Refleksi
dilakukan pada akhir siklus pertama dan digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus kedua. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan
para siswa dikelas. Berikut ini akan diuraikan hasil refleksi dari siklus pertama :
1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Tabel 5.9 Rangkuman Refleksi guru Terhadap Metode Kooperatif Tipe
TGT NO
URAIAN KOMENTAR
1 Penilaian guru terhadap
komponen pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif yang diterapkan
Bisa dilaksanakan dilapangan kelas
2 Penilaian guru terhadap
aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe TGT Siswa kurang cekatan dalam
menganalisa bukti transaksi
3 Hambatan yang
mungkin ditemui dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Siswa masih belum dapat berkonsentrasi penuh
dengan materi yang ada
4 Manfaat yang diperoleh
dalam merencanakan dan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Dapat membantu siswa untuk memahami lebih
dalam lagi materi
5 Keberhasilan yang telah
dicapai ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Belum berhasil dengan baik, karena input siswa di
sekolah swasta majemuk
6 Apakah siswa berminat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT
untuk selanjutnya seperti yang telah
diterapkan di dalam kelas?
Siswa pada dasarnya senang untuk pembelajaran tipe
TGT ini, maka perlu juga
diterapkan
Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap komponen pembelajaran dan metode pembelajaran kooperatif
tipe TGT setelah melakukan tindakan kelas siklus pertama. Kesan guru tentang komponen pembelajaran yang telah
diterapkan, yaitu komponen pembelajaran yang diterapkan sudah baik, sehingga mampu diterapkan di dalam kelas.
Melihat minat siswa dalam melakukan pembelajaran tipe TGT ini guru menilai bahwa metode ini perlu diterapkan di dalam
kelas. Penelitian siklus pertama ini belum dikatakan berhasil
dengan baik karena input siswa di sekolah swasta majemuk sehingga
sulit untuk
berkosentrasi penuh
terhadap pembelajaran dan siswa kurang cekatan dalam menganalisis
bukti transaksi, sehingga perlu penyesuaian sedikit lama dalam melaksanakan metode pembelajaran yang baru. Oleh sebab, itu
perlu diadakan siklus kedua. 2
Kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.10 Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode
Kooperatif Tipe TGT
NO URAIAN
KOMENTAR
1 Bagaimana pendapat
anda terhadap komponen
pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif yang
diterapkan Secara keseluruhan
komponen pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran sangat menyenangkan dan mudah
dipelajari
2 Bagaimana pendapat
anda tentang aktifitas siswa yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe TGT? keaktifan, partisipasi,
kerja kelompok, dan diskusi
Siswa sangat aktif, saling bekerjasama dalam
kelompok, dan mampu bersaing secara sehat.
3 Apakah anda berminat
mengikut pembelajaran kooperatif tipe TGT
untuk selanjutnya, seperti yang telah anda
ikuti? Iya berminat karena
mampu meningkatkan semangat dalam belajar
4 Manfaat apa saja yang
Dapat mudah memahami
Tabel 5.10. Menunjukan bahwa secara keseluruhan siswa sangat menikmati, sangat antusias, dan sangat suka dengan
pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena mampu membuat mereka lebih mengerti materi yang diajarkan, mampu menciptakan
kerjasama dalam kelompok, dan mampu membuat mereka tidak bosan saat belajar di dalam kelas. Tetapi dalam pelaksanaan siklus
pertama ini terdapat hambatan yang di dalam pelaksanaannya karena kelas menjadi agak ramai dan waktu yang terbatas untuk
mengerjakan soal sehingga mereka sering merasa tergesa-gesa. Berdasarkan refleksi yang dilakukan secara kolaboratif, hal-hal
yang masih perlu diperbaiki pada saat pelaksanaan siklus pertama telah anda peroleh
ketika diterapkannya pembelajaran
kooperatif tipe TGT tersebut?
materi yang di ajarkan
5 Keberhasilan apa yang
telah anda peroleh ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT
tersebut? Mudah mengerti materi
yang diajarkan, dapat mengerti penempatan akun
yang tepat,dan dapat juara
6 Hambatan apa yang
mungkin ditemui ketika diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
tersebut? Teman yang suka ngajak
ngobrol, kurang teliti, dan ketika menginvestasikan
uang salah prediksi, waktu yang kurang untuk
mengerjakan soal 7
Hal-hal apa saja yang masih perlu
ditingkatkan dan diperbaiki dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT?
Tingkatkan proses belajar seperti ini, karena siswa
menjadi semangat dalam belajar
adalah adanya kesalahan dalam pengetikan soal, seperti jumlah nominal dan jawaban, alokasi waktu 2JP yang dirasa masih kurang
dan guru mitra yag sering meninggalkan ruangan. Dengan adanya berbagai
kekurangan tersebut
peneliti merasan
perlu melaksanankan siklus kedua sebagai sarana perbaikan.
Setelah melakukan dikusi kembali dengan guru mitra, maka didapat kesepakatan pada siklus selanjutunya, yaitu mengatur
waktu agar lebih efektif, sehingga apa yang dilakukan dapat mencapai sasaran. Guru mitra juga menyarankan untuk membuat
media pembelajaran yang berbeda, sehingga memperkecil kebosanan siswa pada saat belajar. Dengan penggunaan media
yang berbeda pada siklus kedua, diharapkan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
menjadi lebih baik.
3. Siklus Kedua Pada dasarnya sebagian besar kegiatan dalam siklus kedua ini
memiliki kesamaan pada saat pelaksanaan siklus pertama. Perbedaan siklus pertama dan kedua terletak pada materi yang disampaikan, media
yang digunakan, pelaksanaan games dan turnamen. Pembedaan ini dilakukan untuk mengurangi kebosanan siswa terhadap kegiatan
pembelajaran jika menggunakan media, pelaksanaan games dan turnamen yang sama pada siklus pertama.
Siklus kedua penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Apri- 28 April pukul 07.45-09.15 yaitu pada jam pelajaran kedua sampai jam
pelajaran ketiga. Materi yang dipelajari pada penelitian siklus kedua ini adalah materi buku besar posting pada perusahaan jasa. Guru mitra
pada penelitian ini adalah Ibu Dra. Arina Rahayu, M.M selaku guru bidang studi akuntansi di kelas XD pada tahun ajaran 20112012.
Jumlah siswa XD pada tahun ajaran 20112012 berjumlah 23 siswa. Dari keseluran tersebut, yang tidak hadir dalam penelitian siklus kedua
ini 3 siswa. Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe teams games
tournament TGT pada siklus kedua.
a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan sebelum
pelaksanaan TGT sama halnya seperti pada siklus pertama. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada
siklus kedua. 1 Pada kegiatan awal perencanaan digali data tentang
karakteristik siswa untuk kemudian siswa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan akademiknya. Pengklasifikasian
tersebut selanjutnya berguna untuk membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Berdasarkan
prestasi akademiknya siswa dikalsifikasikan ke dalam tiga rangking yaitu siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya
tinggi, siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya sedang, dan siswa dengan prestasi atau nilai akademiknya rendah.
Berdasarkan pengklasifikasian tersebut siswa dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdapat siswa dengan
kemampuan akademik yang beragam. Sehingga pada saat diadakan kegiatan, setiap anggota kelompok mampu
bekerjasama dengan baik. Empat kelompok yang terbentuk kemudian diberi nama kelompok 1,2,3,4.
2 Pada tahap ini juga disediakan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian. Perangkat
pembelajaran tersebut meliputi: Rancangan pelaksanaan pembelajaran
RPP, materi
pembelajaran, media
pembelajaran, lembar kerja siswa, meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini uraian masing-masing komponen perangkat
pembelajaran. a Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP berisi
tentang standart
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali tatap muka yaitu
2x45 menit. RPP menguraikan secara detail langkah- langkah
yang akan
dilaksanakan selama
proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 1 hal 233
b Materi pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah
buku besar posting. Materi yang disampaikan berupa penjelasan secara garis besar saja diantaranya pengertian
buku besar, fungsi buku besar, bentuk buku besar, dan cara-cara mengisi kedalam buku besar berdasarkan data
dari jurnal umum. c Media pembelajaran
Media pembelajaran pada siklus kedua ini adalah berupa tabel untuk menjodohkan bukti transaksi kedalam
jurnal umum, kertas kerja untuk memposting ke dalam buku besar, tabel buku besar yang digunakan pada saat
kegiatan turnamen, kertas bukti transaksi, spidol, viewer, dan laptop. Terlampir pada lampiran 8 dan 10 hal 262
dan 268 d Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja pada penelitian ini yaitu daftar pertanyaan soal-soal latihan berupa pretest dan posttest
yang berguna untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus kedua.
Terlampir pada lampiran 5 hal 257
e Meja turnamen Meja turnamen pada penelitian ini berjumalah
empat buah. Jumlah meja turnamen ini disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Masing-masing
dibentuk sejajar dengan posisi kursi melingakari meja dan dilengkapi dengan papan nama kelompok.
f Hadiah
Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan atas kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat
games dan turnamen dilaksanakan. Hadiah yang
diberikan berupa alat-alat tulis. 3 Pada tahap ini disiapkan instrumen pengumpulan data yang
sama seperti pada saat pelaksanaan siklus pertama. Instrumen pengumpulan data pada siklus kedua ini tediri dari:
a Lembar Observasi Kegiatan Guru Lembar observasi kegiatan guru berisi hal-hal berikut:
Keterampilan guru dalam mengajar dan mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru
untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menuntut siswa untuk belajar mandiri, keterampilan
guru untuk mendapimpingi siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Terlampir pada lampiran 7 hal
159
b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lembar observasi kegiatan siswa berisi tentang
kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir, kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran, keinginan siswa terlibat aktif dan berfikir
kritis, kemampuan siswa untuk berkompetisi secara sehat antar
kelompok dalam
kegiatan pembelajaran
menggunakan pembelajaran TGT. Terlampir pada lampiran 9 hal 163
c Lembar Observasi kelas Lembar observasi kelas berisi tentang seluruh
keadaan kelas selama proses pembelajaran TGT dan fasilitas-fasilitas yang berada dalam kelas untuk
menunjang proses pembelajaran. Terlampir pada lampiran 8 hal 161
d Lembar Penilaian Kemampuan Kelompok Lembar penilaian kemampuan kelompok berisi
tentang jumlah skor yang didapat oleh kelompok dalam menyelesaikan soal-soal selama mengikuti kegiatan
pembelajaran menggunakan metode TGT dan perolehan skor
kelompok dalam kegiatan turnamen. Terlampir pada lampiran 7 hal 218
b. Tindakan Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament siklus kedua yang telah direncanakan sebelumnya. Berikut ini tahap-tahap dalam kegiatan
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament pada siklus kedua:
1 Presentasi kelas Pada tahap ini guru terlebih dahulu memberikan
penjelasan materi tentang buku besar, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa dengan tujuan membimbing
siswa untuk mengenal buku besar posting, menciptakan kondisi dan kesiapan siswa untuk belajar, serta mengantarkan
siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Penyajian materi oleh guru menghabiskan waktu ±25 menit. Dalam
penyampaian materi guru mengunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan ini juga guru menginformasikan
kepada siswa bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan metode TGT. Guru juga menjelaskan tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode TGT 2 Pembagian siswa dalam kelompok
Pembagian siswa dalam kelompok terlebih dahulu sudah disiapkan pada saat awal perencanaan. Jumlah siswa dalam
setiap kelompok yaitu 5-6 orang. Pada tahap ini guru membaca
kembali nama-nama kelompok dan memastikan bahwa siswa sudah duduk di meja kelompok yang sudah ditentukan.
3 Permainan games Permainan games pada siklus kedua ini dirancang dalam
bentuk soal menjodohkan make a match. Soal terdiri dari bukti transaksi, setiap siswa maju kedepan untuk mengerjakan
bukti transaksi tersebut ke dalam bentuk jurnal dengan mencari jawaban yang tepat pada kotak jawaban dan menempelkan
pada media yang telah disediakan. Berdasarkan catatan pada buku jurnal tersebut, kemudian siswa memposting ke dalam
buku besar di kolom yang telah disediakan. Siswa maju secara bergiliran sesuai dengan nomor masing-masing, siswa dalam
satu kelompok maju ke depan untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Pengerjaan soal diawali dengan bunyi peluit satu kali
dan diakhiri dengan bunyi peluit dua kali. Waktu pengerjaan untuk setiap transaksi ini adalah 2 menit. Apabila pengerjaan
soal sudah selesai sebelum peluit berbunyi, siswa tidak diperkenankan untuk kembali ke tempat duduknya. Jumlah set
soal dalam games ini adalah 3 step. Kotak 1 adalah bukti transaksi, kotak 2 adalah jawaban untuk jurnal, kertas untuk
memposting pada jurnal.
4. Turnamen Turnamen
dilakasanakan setelah
games selesai
dilaksanakan. Turnamen akan dikemas dalam bentuk cerdas cermat. Media terdiri dari : lembar kerja untuk membuat
jurnal, lembar kerja untuk memposting ke dalam buku besar, soal yang terdapat dalam amplop dan berjumlah 10. Guru
memandu jalannya turnamen dengan membacakan nomor urut soal yang akan dikerjakan oleh siswa. Setelah guru
memberikan instruksi dan peluit satu kali berbunyi siswa baru diperkenankan untuk membuka amplop soal yang berada di
meja masing-masing kelompok dan siswa membuka amplop sesuai dengan nomor yang disebutkan oleh guru. Siswa
mengerjakan soal berupa bukti transaksi dan mancatat ke dalam jurnal lalu memposting ke dalam buku besar di media
yang telah disediakan. Apabila waktu pengerjaan telah selesai berdasarkan instruksi guru dengan didahului bunyi peluit dua
kali, kelompok harus menunjukan jawaban kepada guru dengan cara mengangkat lembar jawaban yang telah
disediakan. Guru akan menyatakan bahwa jawaban kelompok benar atau salah. Jika jawaban kelompok benar, maka nilai
kelompok akan bertambah 100 point.
5. Penghargaan kelompok Pada tahap ini dilakukan akumulasi terhadap jumlah skor
yang didapat masing-masing kelompok selama melaksanakan kegiatan games dan turnamen. Berdasarkan akumulasi tersebut
ditentukan juara untuk kegiatan games dan turnamen pada siklus kedua. Pada siklus kedua ini, Juara I diraih oleh
kelompok 2 dengan jumlah skor yang didapat 1.300, juara II di raih oleh kelompok 1 dengan jumlah skor yang didapat Rp
1050, dan juara III diarih oleh kelompok 3 dengan jumlah skor yang didapat 950. Penghargaan yang didapat oleh masing-
masing kelompok pemenang adalah alat-alat tulis. c. Observasi
Hasil observasi selama proses pembelajaran dalam siklus kedua ini diuraikan sebagai berikut:
1 Pengamatan terhadap guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran terlihat pada
catatan anekdotal hasil observasi guru. Terlampir pada lampiran 1c hal 294
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan
metode TGT. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Deskriptor
Ya Tidak
1. Guru menjelaskan pembelajaran
kooperatif tipe TGT
√
2. Guru mengorganisasikan bahasan
sempit untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran
kooperatif tipe TGT di kelas
√
3. Sebelum menerapkan pembelajaran
kooperatif guru memberikan materi kepada siswa berupa presentasi
√
4. Guru ikut berperan dalam pembentukan
kelompok
√
5. Guru memberikan dorongan motivasi
kepada siswa agar siswa dapat berperan aktif dalam diskusi
√
6. Guru memberikan pengarahan kepada
siswa pada saat mengerjakan soal di dalam lembar jawaban
√
7. Guru memberikan pengarahan kepada
siswa agar lebih teliti dalam memahami prosedur permainan dan turnamen
√
8. Guru mengamati dan lebih
mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok
√
9. Guru berinteraksi dengan siswa dan
melibatkan diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa
√
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya
secara individu pada saat permainan maupun memecahkan masalah secara
kelompok pada saat turnamen √
11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru tidak memberikan pengarahan
tentang pelaksanaan pada saat permainan maupun pada saat turnamen
√
12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelompoknya
masing-masing sehingga membuat kelas tidak kondusif
√
13. Guru hanya berinteraksi dengan satu kelompok yang mengalami kesulitan
√
14. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan aktivitas masing-masing
√ 15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa
sedang melaksanakan kegiatan sehingga tidak ada pengawasan
√
16. Guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran
√ 17. Guru memotivasi siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran √
18. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat di dalam permainan
dan turnamen √
19. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi √
20. Guru melakukan evaluasi mengenai soal pretest dan soal posttest
√ 21
Guru memberikan kesimpulan dan refleksi dengan melibatkan siswa
√
Tabel 5.11 menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Secara
keseluruhan guru mampu melaksanakan metode pembelajaran kooperatif TGT ini dengan lebih baik dibanding pada siklus
pertama, karena guru sudah lebih menguasai pembelajaran dengan metode TGT berdasarkan pengalaman pada siklus
pertama. Dalam siklus kedua ini, tampak bahwa guru lebih siap. Hal ini terlihat dari cara guru mengajar dan menyapaikan
seluruh hal dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa kesiapan
siswa sebelum memulai pelajaran, guru juga melakukan apersepsi dengan tujuan mengingatkan kembali siswa pada
materi sebelumnya untuk mengantar pada materi yang baru dan
membahas materi secara runtut sehingga membantu siswa memahami dengan baik, sebelum memulai pembelajaran pada
siklus kedua ini guru sudah terlebih dahulu memberikan tugas kepada siswa, hal ini dilakukan agar siswa lebih siap dalam
mengikuti pembelajaran. Guru juga menjelaskan secara ringkas tentang metode pembelajaran tipe TGT dengan tujuan untuk
memberikan gambaran kepada siswa tentang apa yang akan dilaksanakan sehingga dalam prosesnya siswa bisa mengikuti
pembelajaran menggunakan metode TGT dengan baik. Guru meminta siswa berkumpul di dalam kelompok yang telah
ditentukan dan selalu mengingatkan pada siswa akan pentingnya keseriusan dalam mengikuti pembelajaran ini agar
tujuan tercapai dan siswa pun lebih mudah memahami dengan baik. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih
serius mengikuti kegiatan games dan turnamen sehingga dapat memberikan skor bagi kelompoknya masing-masing dan
mampu membantu masing-masing individu dalam memahami materi. Kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki pada
siklus ini. Setelah penjelasan materi, games dan turnamen, guru menarik kesimpulan terhadap semua proses pembelajaran dan
memberikan penghargaan bagi kelompok yang memperoleh skor
tertinggi. Pada akhir pembelajaran guru juga melakukan evaluasi yaitu berupa pretest, posttest, dan refleksi bagi siswa
untuk mengetahui tanggapan dan kesan-kesan mereka mengenai pembelajaran kooperatif TGT yang baru saja
dilaksanakan. 2 Pengamatan terhadap siswa
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada catatan anekdotal hasil observasi siswa siklus kedua.
Terlampir pada lampiran 2c hal 296 Observasi terhadap siswa dilaksanakan bersamaan
dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.12
Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada siklus II
No Deskriptor
Ya Tidak
1. Seluruh siswa memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru √
2. Saling bertukar pikiran dan pendapat
√ 3.
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pembelajaran yang
disampaikan √
4. Membagi tugas kelompok dengan adil
√ 5.
Menjawab pertanyaan dengan maksud memberikan jawaban
√ 6.
Menghargai saran dan idependapat teman lainnya
√ 7.
Siswa mampu bekerja sama di dalam kelompok dengan baik
√
Tabel 5.12, menunjukkan bahwa seluruh perhatian siswa mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini.
Siswa juga sangat antusias dan lebih siap melaksanakan pembelajaran siklus kedua ini, hal ini dikarenakan siswa sudah
mempunyai pengalaman pada siklus pertama. Siswa menyimak materi dengan baik, siswa mengerjakan dalam kelompok tugas
yang diberikan guru, siswa sangat antusias dalam mengikuti games
dan turnamen. Siswa juga sering bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Siswa juga saling bekerja sama dalam kegiatan kelompok, memberi semangat bagi teman-teman kelompok ketika
mengikuti games dan turnamen. Selain observasi secara langsung untuk mengetahui
tingkat minat belajar siswa pada mata pelajran akuntansi maka digunakan juga kuesioner sebagai alat pengumpul data
sehingga dapat diketahui minat siswa pada saat pelaksanaan siklus kedua. Berdasarkan data hasil penelitian, skor tertinggi
untuk variabel minat siswa adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan pendekatan PAP Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut :
Tabel 5.13 Hasil Observasi Minat Siklus II
Skor Frekuensi
Presentase Kategori
69-80 19
95 Sangat baik
60-68 1
5 Baik
54-59 Cukup Baik
48-53 Kurang baik
≤47 Sangat kurang
baik Jumlah
20 100
Dari data tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang minatnya dikategorikan sangat baik adalah 19 siswa
dengan persentase 95, siswa yang minatnya dikategorikan baik adalah 1 siswa dengan persentae 5, siswa yang
minatnya dikategorikan cukup baik adalah siswa dengan persentae 0, siswa yang minatnya dikategorikan kurang baik
adalah 0 dengan persentase 0, siswa yang dikategorikan sangat kurang baik adalah 0 siswa dengan persentase 0.
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar akuntansi sesudah diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus kedua adalah sangat baik. Dalam hal ini terdapat kenaikan minat siswa pada
pembelajaran akuntansi dari siklus pertama ke siklus kedua.
3 Pengamatan terhadap kelas Kegiatan kelas selama proses pembelajaran terlihat
pada catatan anekdotal hasil observasi kelas siklus kedua. Terlampir dalam lampiran 3c hal 298
Observasi terhadap kelas dilaksanakan bersamaan dengan berjalannya proses pembelajaran pada siklus kedua
dengan menggunakan metode TGT. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan diuraikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 5.14 Instrument Pengamatan Kelas Pada Siklus II
No Deskriptor
Ya Tidak Ti
1. Kelas terdiri dari banyak siswa yang
mempunyai tingkat kemampuan berfikir berbeda-beda
√
2. Ada beberapa peraturan yang harus
dipatuhi oleh siswa √
3. Siswa membuat kegaduhan di dalam
kelas pada saat proses belajar mengajar
√
4. Kelas terlihat rapi, bersih dan
pengaturan meja kursi siswa dan guru tidak teratur
√
5. Referensi buku-buku yang dibutuhkan
siswa mudah ditemukan di dalam kelas
√
6. Beberapa siswa hanya mengandalkan
tugasnya kepada teman satu kelompoknya
√
7. Para siswa antusias dalam mengikuti
pembelajarannya di kelompoknya masing-masing
√
8. Siswa berperan aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
√
9. Banyak siswa yang aktif bertanya
ketika mendapati kesulitan √
10. Siswa mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi √
11. Tujuan pembelajaran di kelas tidak
dapat dipahami dengan jelas √
12. Sebagian siswa menganggap metode
yang diterapkan itu sulit √
13. Kelas dapat terorganisir
√ 14.
Selama permainan berlangsung siswa tidak saling bekerja sama baik di
dalam anggota kelompoknya maupun di luar kelompoknya
√
15. Pada saat turnamen berlangsung siswa
di dalam kelompok bekerja sama dengan baik
√
Tabel 5.14 menunjukkan aktivitas kelas selama proses pembelajaran ini terlihat sangat positif. Kondisi kelas sangat
kondusif dan terlihat aktif dalam proses pembelajaran, ketika melaksanakan games dan turnamen semua siswa sangat
antusias dan berusaha melakukan dengan baik untuk meraih kemenangan masing-masing tim. Setiap siswa berperan serta
mewujudkan kondisi yang sangat baik dengan metode pembelajaran TGT ini berlangsung dengan baik.
d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan dan
penyimpulan hasil kegiatan dan observasi kegiatan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT ini. Refleksi
dilakukan pada akhir siklus kedua dan digunakan untuk bahan pengambilan keputusan dalam penulisan dan pengambilan
kesimpulan. Refleksi dilakukan pada guru mitra dan para siswa dikelas. Berikut ini akan diuraikan hasil refleksi dari siklus kedua :
1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Tabel 5.15 Refleksi Guru Terhadap Metode Koopertaif
Tipe TGT Siklus II NO
URAIAN KOMENTAR
1 Penilaian guru terhadap
komponen pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif yang diterapkan
Menyenangkan, sehingga siswa dapat mempunyai
wawasan lebih luas lagi
2 Penilaian guru terhadap
aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe TGT Masih banyak siswa
belum memahami akan bukti transaksi
3 Hambatan yang mungkin
ditemui dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Siswa belum dapat membedakan antara bukti
transaksi yang satu dengan bukti transaksi
yang lainya
4 Manfaat yang diperoleh
dalam merencanakan dan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Dapat membantu siswa untuk mengenali bukti
transaksi dilapangan
5 Keberhasilan yang telah
dicapai ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Secara keseluran sudah baik , tetapi masih
terhalang faktor jamwaktu yang
disediakan belum memadai sehingga terlihat
belum maksimal.
6 Apakah siswa berminat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT
untuk selanjutnya seperti yang telah diterapkan di
dalam kelas? Siswa sangat antusias
sehingga bisa untuk diterapkan dan dapat
dimaksimalkan lagi
Tabel 5.15 menunjukkan kesan guru mitra terhadap komponen pembelajaran dan metode pembelajaran kooperatif
tipe TGT setelah melakukan tindakan kelas. Kesan guru tentang komponen pembelajaran pada siklus kedua yang telah
diterapkan secara umum menyenangkan dan mampu membuat siswa memiliki wawasan yang luas. Guru juga melihat bahwa
siswa sangat senang dan antusias dalam melaksanakan pembelajaran sehingga mampu membantu siwa dalam
mengenal bukti transaksi yang ada dilapangan. Walaupun secara keseluruahan baik tetapi guru mitra masih merasa ada
kendala dalam penelitian ini, yaitu bahwa siswa kurang paham dalam membedakan bukti transaksi yang satu dengan yang
lainnya, serta keterbatasan waktu yang disediakan sehingga terkesan kurang maksimal.
2 Kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.16 Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode Koopertaif
Tipe TGT Siklus II
NO URAIAN
KOMENTAR
1 Bagaimana pendapat
anda terhadap komponen
pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif yang
diterapkan Metode pembelajaran semakin
baik sehingga belajar menjadi semakin menyenangkan
Tabel 5.16, menunjukan bahwa secara keseluruhan pembelajaran pada siklus kedua ini siswa lebih sangat menikmati,
2 Bagaimana pendapat
anda tentang aktifitas siswa yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe TGT? keaktifan, partisipasi,
kerja kelompok, dan diskusi
Keaktifan kelompok sangat terlihat ketika kegiatan TGT
dimulai dan dapat bekerjasama dalam kelompok
3 Apakah anda berminat
mengikut pembelajaran kooperatif tipe TGT
untuk selanjutnya, seperti yang telah anda
ikuti? Ya sangat berminat, karena
dengan adanya pembelajaran seperti ini dapat semakin
memahami materi yang di ajarkan dan pembelajaran
akuntansi semakin menarik dan tidak membosankan
4 Manfaat apa saja yang
telah anda peroleh ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT
tersebut? Lebih kompak dalam
kelompok dan lebih dapat memahami materi yang
diajarkan
5 Keberhasilan apa yang
telah anda peroleh ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT
tersebut? Dapat mengerjakan soal walau
masih harus teliti
6 Hambatan apa yang
mungkin ditemui ketika diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
tersebut? Salah mengerjakan dan kurang
teliti
7 Hal-hal apa saja yang
masih perlu ditingkatkan dan
diperbaiki dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT? Pemahaman soal dan
Kreatifitas soal
sangat antusias, dan sangat suka dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT karena mampu membuat mereka lebih mengerti materi
yang diajarkan, mampu menciptakan kerjasama dalam kelompok, dan mampu membuat mereka tidak bosan saat belajar didalam
kelas. Peningkatan tersebut terjadi dikarenakan mereka sudah memiliki pengalaman saat pelaksanaan siklus pertama sehingga
pada siklus kedua semua pembelajaran berjalan dengan lebih baik termasuk alokasi waktu, media yang digunakan. Secara
keseluruhan proses pembelajaran pada siklus kedua menunjukan bahwa seluruh komponen sudah baik dan proses pembelajaran
sudah berjalan dengan lancar. Terlihat bahwa minat belajar sudah meningkat dibanding pada siklus pertama.
B. Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 1. Deskripsi Data
Analisis komparasi
dilakukan untuk
membandingkan perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu, dalam hal ini
dilakukan perbandingan antara prestasi siswa pada masa sebelum penelitian, siklus pertama, dam siklus kedua pada saat berlangsungnya
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Untuk mengetahui tingkat perkembangan prestasi mereka
dilakukan perbandingkan antara pencapaian target hasil pretest dan
posttest pada pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua atau
prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang sudah dilaksanakan siswa.
Pretest adalah test yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar
siswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT,
sedangkan posttest adalah test yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa sesudah diterapkannya metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT . Berikut adalah tabel hasil prestasi belajar siswa pada pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua :
Tabel 5.17 Tabel Prestasi Belajar Siswa
Nama Siswa Target
Sebelum Penerapan
TGT Sesudah Penerapan
TGT Siklus I
Siklus II
Abraham H 70
35 40
55 Adreyna Theo
70 30
55 80
Anggit Tri 70
15 55
80 Bartholomeus A
70 30
70 70
Bernadeth N 70
40 50
80 Darundono N
Tidak mengikuti Devi Mutiara P
70 60
70 70
Dinanda Budi 70
30 50
50 Eunike Rindayu
70 60
70 80
Febriayu Mahaenda 70
50 70
80 Fransiskus Asisi
70 40
50 75
Muhamad Ridho 70
35 50
55 Niken Okta
70 40
55 60
Paskalis Farlen Tidak mengikuti
Puji Nugroho Tidak mengikuti
Robertus A 70
30 40
70 Robey Putra
70 50
70 75
Ruly W 70
60 70
90 Shella Nadia
70 55
70 90
Yehezkiel Noor 70
60 70
90 Yohana Guspita
70 50
55 75
Yohanes R 70
55 70
70 Yosya Wigastrya
70 35
50 90
Rata-Rata 70
43 59
74.25
Tabel 5.17, menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe
TGT . Sebelum melakukan penelitian peneliti dan guru mitra menetapkan
target yang harus dicapai masing-masing individu adalah 70. Target tersebut ditetapkan berdasarkan KKM yang berlaku pada materi
pelajaran Akuntansi. Peningkatan prestasi tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai target yang telah ditetapkan pada
setiap siklus yang dilaksankan. Pada saat sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT, dari 20 siswa yang mengikuti proses
pembelajaran, tidak ada satupun dari siswa yang mampu mencapai target prestasi yang telah ditetapkan. Setelah diterapkannya siklus pertama
terjadi peningkatan prestasi siswa. Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai target, yaitu sebanyak 9 siswa
dengan persentase 45. Peningkatan prestasi siswa juga terlihat saat diterapkannya siklus kedua. Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah
siswa yang mampu mencapai target yaitu sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 80. Berdasarkan uraian diatas, berikut ini disajikan
tabel analisis komparatif peningkatan prestasi siswa secara keseluruhan pada tiap siklus:
Tabel 5.18 Tabel Komparasi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Target Sebelum
Penerapan TGT
Kete- rangan
Siklus I
Kete- rangan
Siklus II
Kete- rangan
40 BMT
45 MT
80 MT
Keterangan : BMT : Belum Memenuhi Target
MT : Memenuhi Target Tabel 5.18, menggambarkan peningkatan prestasi belajar kelas XD
sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT. Sebelum melakukan penelitian peneliti dan
guru mitra menetapkan target peningkatan yang harus dicapai kelas XD dalam setiap siklus adalah 40. Target ditetapkan dengan melihat potensi
siswa secara keseluruhan. Peningkatan tersebut terlihat dari persentase pencapaian siswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Pada siklus pertama terjadi peningkatan sebesar 45 dan 80 pada siklus kedua. Peningkatan prestasi siswa terjadi karena siswa merasa
senang dan antusias dengan hal baru yang didapat lewat penerapan metode kooperatif tipe TGT. Hal-hal baru tersebut diantaranya, siswa mampu
terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran, siswa dapat bermain sambil belajar, siswa dapat belajar bagaimana bekerja dalam kelompok
yang heterogen dan mendapat penghargaan saat mereka menjadi yang terbaik. Kesan tersebut disampaikan siswa dalam lembar refleksi yang
dibagikan pada setiap akhir siklus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu
membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya terbukti dengan adanya peningkatan hasil pencapaian prestasi belajar siswa pada setiap
siklus. 2.
Pengujian Komparatif a. Pengujian Prasyarat Analisis
Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov. Terlampir pada lampiran 1
hal 308
Tabel 5.19 Pengujian Normalitas Berdasarkan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
Dari hasil
pengujian normalitas
berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data pada siklus pertama Asymp. Sig. 2-tailed = 0.195
α = 0.05 dan pada siklus kedua Asymp. Sig. 2-tailed = 0.728
α =
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
siklus1 siklus2
N 20
20 Normal Parameters
a
Mean 16.00
15.25 Std. Deviation
9.679 11.973
Most Extreme Differences
Absolute .241
.154 Positive
.241 .154
Negative -.168
-.154 Kolmogorov-Smirnov Z
1.078 .690
Asymp. Sig. 2-tailed .195
.728 a. Test distribution is Normal.
0.05 adalah normal. Dengan demikian penyajian hipotesis dapat dilakukan dengan berdasarkan pada uji statistik
parametrik. b. Rumusan hipotesis penelitian
: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan
setelah diterapkannya
metode pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament : Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan
setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
c. Pengujian hipotesis penelitian Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata antara hasil
prestasi pada siklus pertama dan siklus kedua. Terlampir pada lampiran 2 hal 310
Tabel 5.20 Pengujian Beda Rata-rata Prestasi Siswa Berdasarkan
Paired Samples Test pada siklus 1 Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair 1 sebelum
- sesudah -16.000
9.679 2.164
-20.530 -11.470 -7.393 19 .000
Tabel 5.21 Pengujian Beda Rata-rata Prestasi Siswa Berdasarkan
Paired Samples Test pada siklus 2 Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair 1 sebelum
- sesudah
-15.250 11.973
2.677 -20.854 -9.646 -5.696
19 .000
Tabel 5.20 dan 5.21 menunjukkan bahwa nilai sig. 2- tailed
pada siklus pertama dan siklus kedua adalah 0,000 α =
0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditolak dan
diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
.
C. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah