Pernyataan Informan tentang keterlibatan LSM

4.5.15 Pernyataan Informan tentang sistem pelaporan

Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan tentang sistem pelaporan Informan Pernyataan Informan 1 “Sistem pelaporan ke Dinkes Provinsi harus melalui Dinkes Kabupaten sekalipun itu online karna kita juga punya formulir pelaporannya secara online. Dan jika ditemukan kasus atau tersangka HIV-AIDS di VCT RS HKBP Balige harus dilaporkan kesini. Minta reagen juga harus melalui Dinkes ini baru dilaporkan ke Dinkes Provinsi. Jadi reagen yang kita butuhkan untuk pelaksanaan di VCT kita minta dari provinsi dan digunakan di VCT RS dengan pengawasan berkala dan harus dilaporkan juga kesini. Pelaporannya harus perbulan. ..” Informan 2 “Kalo masalah pelaporannya sih aku gak ikut ngelaporin. Paling laporan ke manajer case nya ke Diakones Oka. Tapi menurutku sih pelaporannya lancar-lancar aja sih. Selalu tiap bulan itu ontime dikirim. ..” Informan 3 “Pelaporan ke Dinas Kesehatan kan ada beberapa laporan, kayak: Pelaporan obat. Setiap bulan kan kita harus melaporkan obat, kemudian pemakaian reagen. Karna setiap apa yang diberikan pemerintah untuk kita, selalu kita laporkan, gitu. kemudian penemuan kasus. Kalo ada baru yang ingin mengonsumsi ARV, itu langsung kita lapor supaya bulan depan obatnya langsung dikirim ...” Informan 4 “Kan kalo obat kita udah mau habis kita harus melapor. Nanti sebelum tanggal 25 kita laporkan jumlah kasus kita ke Dinkes Provinsi secara online. Jadi obat ARV nya di kasih bulan depan sesuai jumlah ODHA yang terapi ARV disini dek. Kalo ke Dinkes Kabupaten acc surat nya juga dek. Misalnya seginilah jumlah reagen yang kami minta dari Dinkes Provinsi trus kan dek kalo dah datang obatnya kan dek kita laporkan juga ke mereka. ..” Informan 5 “Setau saya melapor ke Dinas Kesehatan Provinsi tentang obatnya. Tapi tanyakan lagi lah ke bagian farmasi karna merekanya yang lebih tau itu...” Informan 6 “Kan tiap bulan ada laporannya ke Dinkes Provinsi. Berapa pasien kami dan segala macam dan obat apa yang dipakai kan. Dengan itu ada memang program di Dinkes Provinsi itu kami tinggal ngentry. Nah itu ada rumusnya kalo pasien sekian berarti stok obatnya segitu juga dikasih. Ada itu formnya. Nanti minta dikasih tunjuk sama bu Oka lah. ..” Informan 7 “Saya tidak tau. Yang saya tau kalo sistem pelaporan itu yah saya melaporkan hasil test HIV-nya ke klinik VCT. Selebihnya itu urusan mereka. ..” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa semua informan sepakat bahwa sarana dan prasarana yang digunakan di VCT harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Pada pelaporan permintaan stok obat terdapat perbedaan pendapat antara Kabid PMK dan tenaga pelaksana di VCT-CST. Kabid PMK mengatakan bahwa sistem pelaporan ke Dinkes Provinsi harus melalui Dinkes Kabupaten meskipun pelaporannya online karena di Dinkes Kabupaten ada formulir pelaporan stok obat secara online, sedangkan tenaga pelaksana di VCT- CST mengatakan bahwa mereka yang melapor dan mengentri data permintaan stok obat ke Dinkes Provinsi, sementara pelaporan ke Dinkes Kabupaten jika obatnya sudah datang dan digunakan jumlah ODHA yang menggunakan.