Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV-AIDS PDP di Indonesia
Meskipun jumlah layanan dan cakupan PDP meningkat tajam namun layanan PDP masih menghadapi berbagai masalah yaitu:
1. Sebagian infeksi HIV terdiagnosis pada keadaan tahap lanjut, tak jarang
ODHA mempunyai infeksi opportunistik berat bahkan lebih dari satu infeksi opportunistik. Dengan demikian angka kematian perawatan di rumah sakit
masih tinggi 2.
Perusahaan asuransi tidak bersedia memberikan penggantian biaya untuk kasus AIDS
3. Infeksi HIV di kalangan pengguna narkoba semakin meningkat. Keadaan ini
mempersulit penatalaksanaan karena tak jarang seorang ODHA yang dirawat menderita berbagai infeksi opportunistik.
4. Kemampuan layanan PDP masih beragam. Terdapat unit layanan yang
sudah mempunyai pengalaman luas dalam PDP namun juga terdapat unit layanan yang baru memulai layanan PDP.
5. Layanan AIDS pada anak masih belum mendapat perhatian yang memadai
6. Agar mampu memberikan layanan PDP pada anak maka diperlukan SDM
yang berpengalaman, fasilitas laboratorium yang mencukupi serta obat ARV untuk anak. Tenaga dokter yang mampu mendiagnosis dan melakukan
terapi pada anak yang terinfeksi HIV masih sedikit dan terbatas di kota besar
7. Kerjasama rumah sakit dengan LSM di berbagai unit layanan belum terbina
dengan baik
8. Dukungan pengadaan fasilitas dan peralatan medik untuk menerapkan
kewaspadaan universal masih minim. 9.
Kurangnya komunikasi antara pembuat kebijakan dengan pelaksana di lapangan. Dukungan untuk pelaksana di lapangan baik berupa dukungan
finansial maupun teknik yang diberikan oleh LSM internasional masih kurang terkoordinasi sehingga membingungkan petugas di lapangan.
10. Dalam hal pelaporan, pelaksana layanan PDP dimintakan laporan oleh
berbagai pihak yaitu Departemen Kesehatan, lembaga donor dan WHO. 11.
Manajemen logistik perencanaan, pengadaan obat ARV, pendistribusian dan pemantauan belum tertata dengan baik sehingga masih dialami adanya
kekurangan obat, kelebihan obat, atau terlambatnya distribusi Depkes RI, 2007.