Pernyataan Informan tentang kendala dalam pelaksanaan KIE

4.5.12 Pernyataan Informan tentang kedudukan klinik VCT-CST diantara

klinik VCT lainnya Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang kedudukan klinik VCT- CST diantara klinik VCT lainnya Informan Pernyataan Informan 2 “Sebagai partner. Kalo mereka menemukan pasien yang kira-kira mencurigakan mereka kirim kemari. Mereka kirim pasien ke kita dan kadang-kadang kita juga ngirim pasien ke mereka kalo pemeriksaannya gak ada disini. Jadi kita gak membatasi daerah mana aja yang bisa berobat kesini. Semuanya bebas mau daerah manapun...” Informan 3 “Setiap VCT yang ada di Indonesia itu link, yah. Oleh karna itu kalo misalnya pasien ada di Jakarta, trus dia mau pindah ke Balige, orang Jakarta langsung melihat, VCT mana yang paling dekat sama dia. Nanti langsung ada nanti di link itu, oh Rumah Sakit HKBP Balige.petugas VCT di Jakarta akan membuat rujukan ke VCT RS HKBP Balige. Sama seperti pasien kita mau pindah ke Batam, kita bisa melihat VCT mana yang dekat dengan dia di Batam. Jadi, VCT itu diakui. Makanya VCT RS HKBP Balige itu dipercayakan untuk pengadaan obat ARV. Jadi, VCT RS HKBP balige kedudukannya sama dengan VCT lainnya yang ada di Sumatera Utara atau di Indonesia. ..” Informan 4 “Kedudukannya mungkin kayak link gitu ya dek. Jadi kita sama Rumah Sakit yang lainnya punya link dan saling bekerjasama satu sama lainnya. ..” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa kedudukan klinik VCT-CST RS Balige sama dengan VCT lainnya di Sumatera Utara dan di Indonesia. Semua Klinik VCT yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan saling bekerjasama dalam menangani HIV-AIDS. Oleh karena itu, klinik VCT- CST RS HKBP Balige juga menerima semua pasien rujukan HIV-AIDS dan tidak membatasi daerah mana saja yang dapat merujuk ke klinik tersebut.

4.5.13 Pernyataan Informan tentang kerjasama dengan Puskesmas dan

Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang kerjasama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Informan Pernyataan Informan 1 “Pelaksanaan operasional atau program sesuai yang disyaratkan pemerintah secara berjenjang dengan aturan dan peraturan yang berlaku dan memperhatikan kaidah-kaidah umum tanpa ada stigmatisasi. Ini harus sesuai dengan aturan WHO, Kemenkes dan Dinkes Provinsi. Misalnya ketika meminta reagen ke Dinkes Provinsi harus melalui kita dan kita juga melakukan pengawasan berkala terhadap penggunaan sarana prasarana tersebut dan mereka harus melaporkannya ke kita karna yang memegang regulasi itu kita. Dan VCT RS HKBP Balige harus selalu berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten agar tidak ada penyalahgunaan wewenang dalam memberikan informasi. ..” Informan 2 “Oh ya jadi program tahun 2015 ini kita brencana untuk roadshow ke Puskesmas-Puskesmas yang ada di kabupaten Tapanuli Utara, Humbahas sama Toba Samosir. Nah roadshownya itu kita ingin menjangkau setiap petugas kesehatan seperti perawat, bidan dan dokter agar mereka bisa punya pengertian yang sama soal HIV karna walaupun mereka udah menyandang gelar kesehatan tapi mereka masih mempunyai pengetahuan yang minimal soal HIV. Jadi pengennya kita, kita menjangkau mereka dan ngasih yang mereka belum tau. ..” Informan 3 “Kan sesuai dengan BPJS sekarang, kan semuanya harus lengkap nih. Jadi kalo dia pasien Puskesmas, dia harus menerima surat rujukan dari Puskesmas. Untuk bisa berobat kesini. Kalo dia mau berobat ke Medan, yah harus dari Puskesmas, Rumah Sakit yang di Balige, trus ke Medan, gitu. Kalo masih di daerah. Kalo misalnya dari luar kota dia, kalo misalnya dari Tarutung dia, misalnya dia di Puskesmas Sipaholon, dia harus minta surat rujukan dari Puskesmas Sipaholon, setelah itu dari Rumah Sakit Tarutung, baru bisa kesini karna kan udah dari kabupaten lain. ..” Informan 4 “Kalo kerjasamanya mungkin kalo dalam hal merujuk dek. Jadi Puskesmas merujuk ke kita, kan harus pake surat rujukan. Jadi kami menerima rujukan pasien dari Puskesmas, dan kita juga udah bilang ke mereka kalo ada kira-kira yang mencurigakan yang mengarah ke HIV-AIDS langsung dirujuk. Kalo sama Dinkes Kabupaten yah hanya melaporkan kasus dan peralatan yang kita gunakan yang dari dana pemerintah kayak ARV, reagen, kondom, dll. Kalo stok ARV kan ke Dinkes Provinsinya dek. ..”