Kabupaten. Jadi selama ini kerjasama kita dengan Dinkes dan BKkbN juga sangat baiklah. Jadi karna kita juga melakukan
mobile klinik ke cafe-cafe kita buat permintaan kondom ke BKkbN. Jadi mereka langsung mensupport kita itu dengan
mengirimkan berkardus-kardus kondom.
..” Informan 5
“Kalo kondom ada. Profilaksis juga tersedia..” Informan 6
“Saya rasa ada. Tapi tanyakan lagi lah ke ibu Oka ya dek..” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa paket peralatan
pencegahan di Rumah Sakit HKBP Balige sudah lengkap sesuai pedoman Menteri Kesehatan.
4.5.7 Pernyataan Informan tentang ketersediaan perlengkapan untuk
monitoring dan evaluasi di Rumah Sakit HKBP Balige Tabel 4.8
Matriks Pernyataan
Informan tentang
ketersediaan perlengkapan untuk monitoring dan evaluasi di Rumah Sakit
HKBP Balige
Informan Pernyataan
Informan 2 “Kelengkapan monitoring dan evaluasi ada semua. Tapi Oka yang
nyimpan. ..”
Informan 3 “Oh, kalo itu semua harus ada lah dek. Nanti kita kasih tunjukkan
gimana formnya. ..”
Informan 4 “Kita kan dek adanya langsung kalo 1 pasien berarti khusus status
pasien. Udah disitu semua registernya, follow up nya, udah lengkaplah dek. Jadi kalo pasien misalnya datang mau ngambil
obat ARV kita udah tau dia datangnya terlambat atau gimana.
..” Informan 5
“Sepertinya sih ada dek. Tanyakan sama mereka lah ya karna yang ngisi-
ngisi itu pun mereka nya..” Informan 6
“oh adalah dek. Jadi kita tahu siapa-siapa aja yang terapi ARV..” Informan 7
“ada dek. Kan nanti dilaporkan ke Dinas Kesehatan harus adalah supaya ta
u kalo pasien itu kena HIV..” Informan 8
“Ya, ada formulirnya. Waktu saya dirujuk juga ada formulir rujukan disini dan kalo ngambil obat juga ada follow up nya.
..” Informan 9
“Iya, waktu saya dirujuk kesini ada surat rujukannya lagi sama kalo ngambil obat kan ada data-datanya disimpan mereka. Tadilah
waktu saya ngambil obat ada kayak semacam formulir gitu yang diisi pertanda kalau saya udah ngambil obatnya.
..”
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa ketersediaan perlengkapan untuk monitoring dan evaluasi sudah lengkap sesuai dengan
pedoman Depkes.
4.5.8 Pernyataan Informan tentang proses Capasity Building
Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang proses
Capasity Building Informan
Pernyataan
Informan 2 “Sebenarnya untuk SOP, aku gak pernah baca yang tertulis kan,
cuman untuk pemeriksaan pasien disini, pasien datang kita konselingi kita kasih tau semua informasi soal HIV, kalau ada
informasi yang salah tentang HIV kita luruskan lagi habis itu kita anjurkan mereka check HIV , udah mau, kita antar ke
laboratorium trus di konselingi lagi dan kita rahasiakan. Positif dan negatif kita anggap sama.
..” “Kalo pendampingan ODHA di ruangan itu kan karna mereka
terkena infeksi opportunistic sehingga mereka butuh rawatan di Rumah Sakit seperti misalnya dia diare berkelanjutan atau dia
masih sering berhalusinasi, nah itu biasanya kita kunjungi 45 menit dalam ruangan itu untuk konseling ke mereka dan ngasih
semangat ke mereka.
..” “Kalo pengobatannya kita sesuai dengan Kemenkes, ngasih
obatnya kalo CD4 nya dibawah 350. Karna pemerintah Indonesia baru sanggup segitu. Tapi kalau misalnya si pasien punya penyakit
lain, misalnya TB atau meningitis, penyakitnya itu dulu yang diobati. Setelah 2 minggu pengobatannya, baru bisa kita kasih
terapi ARV itu.
..” Informan 3
“Jadi bagaimana penemuan kasus sedini mungkin. Jadi sesuai surat Menkes, yang diedarkan tahun lalu, untuk penemuan kasus
sedini mungkin, setiap pasien yang TB Paru, Hepatitis, hamil, harus di test HIV-nya. Tetapi tetap harus persetujuan si pasien.
Jadi setiap pasien yang datang ke VCT harus di konseling dulu. Jadi konselor menjelaskan apa itu HIV. Setelah itu langsung ke
laboratorium. Setelah dari laboratorium langsunglah ke konselor lagi untuk ngasih hasil. Setelah itu kembali ke dokter . Jadi gini
kalo kasus HIV disini kita selalu bicara tentang penemuan kasus oleh komite HKBP. Bukan Kabupaten Toba Samosir. Nah, jumlah
kasus yang ditemukan, tidak semuanya mendapatkan ARV. Jadi ARV itu mungkin yang hanya orang-orang yang memang
memenuhi persyaratan ARV, bagaimana CD4 nya, bagaimana fungsi ginjalnya kan harus di test dulu. Kalo CD4 nya tinggi, tidak
perlu makan ARV, kan gitu. Tinggal meningkatkan gizi aja sama pola hidup yang sehat. Kalo misalnya CD4 nya rendah trus fungsi
hati dan ginjalnya normal, itu baru bisa mengkonsumsi ARV. Nah