Pernyataan Informan tentang kendala dalam melaksanakan

gak cuman di Rumah Sakit aja. Tapi keluaga mereka bilang ngapain terus-terusan datang kesini. ..” Informan 5 “Kendalanya mungkin dari diri kami sendiri lah. Ketakutan ketika memasang infusnya. Emang kami gunakannya sarung tangan supaya mencegah tertularnya HIV-AIDS. Tapi kan kami bisa saja lalai. Kayak waktu itu ada yang gak sengaja tertusuk jarum pasien HIV. Untung dokternya langsung ngasih profilaksis. Itu sih kendalanya lebih cenderung ketakutan dari diri sendiri...” Informan 6 “Gak ada sih dek. Palingan kalo stok obat habis yah gimana cara membagi ratakannya lah sama pasien terapi ARV itu. ..” Informan 7 “Gak ada dek. Karna kan reagen kita udah lengkap semuanya. Jadi hasilnya bisa cepat keluar. ..” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa ada kendala dalam pelaksanaan program capasity building yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang serta masih tingginya stigma di masyarakat terkait HIV- AIDS. 4.5.10 Pernyataan Informan tentang proses Komunikasi, Informasi, dan Edukasi KIE Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan tentang proses Komunikasi, Informasi, dan Edukasi KIE Informan Pernyataan Informan 1 “Kita melaksanakan mobile klinik atau turun ke tempat-tempat yang beresiko tinggi HIV-AIDS seperti di Lapas untuk mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan HIV dan PMS juga mengadakan penyuluhan dan pelatihan ke sekolah-sekolah dengan kerjasama dengan lintas sektoral seperti Diknas, Kepolisian. ..” Informan 2 “Hmm,, saya terlibat juga di KIE, kayak misalnya kita home visite kan ke rumah pasien walaupun aku misalnya jarang cuman 2 kali sebulan. Lebih sering teman-teman yang lain disitu. Disitu kan biasanya mengunjungi pasien yang jelek kondisinya, yang gak punya duit dan gak punya ongkos kemari. Atau pasien-pasien yang udah lost contact kita cari-cari lagi. Mobile klinik ikut juga 2-3 kali sebulan. ..” Informan 3 “Kita membuat beberapa penyuluhan di sekolah, gereja, instansi, organisasi. Baru buat talkshow di radio, pelatihan-pelatihan untuk anak sekolah biasanya ada utusan sebanyak 20-30 orang dalam 1 sekolah, gitu. Itu saja. ..” Informan 4 “Yah kita mengadakan sosialisasi kayak misalnya ke cafe-cafe ke pasar-pasar dan bagi-bagi brosur juga. ..” Informan 5 “Kami gak ikut yang mobile clinic atau mengunjungi pasien ke rumahnya. Yang lebih sering ikut itu yah manajer kasus sama konselor...” Informan 6 “Saya tidak ikut ambil bagian disitu...” Informan 7 “Saya gak ikut disitu. Gak mungkin saya tinggalkan lab ini kan...” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan KIE meliputi mobile clinic yaitu menemui orang-orang yang beresiko tinggi HIV- AIDS; edukasi kepada keluarga dan masyarakat dengan mengadakan penyuluhan- penyuluhan, pembagian brosur, dll; dan mengadakan pelatihan kepada anak sekolah dengan mengadakan kerjasama lintas sektoral.

4.5.11 Pernyataan Informan tentang kendala dalam pelaksanaan KIE

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang kendala dalam pelaksanaan KIE Informan Pernyataan Informan 2 “Gak ada karna disini visinya sama semua yaitu melayani. Yah meskipun aku masih baru disini sekitar 2 tahun 2 bulan, tapi aku udah merasa enak dengan mereka.jadi gak ada kendala. ..” Informan 3 “Mungkin stigma masyarakat kali ya yang masih tinggi. Ketika kita mau bagi-bagi brosur misalnya mereka langsung menghindar. Padahal kan tujuan kita baiknya. ..” Informan 4 “Jadi kan dek kalo misalnya mau sosialisasi kayak ke pasar-pasar. Jadi orang itu kayak misalnya yang di warung kita ketemu kan dan kita kadang dianggap sebagai sales. Dan waktu di bagi brosurnya mereka langsung bilang kami gak ada HIV, keluarga kami juga gak ada yang HIV, jadi ini gak penting sama kami. Padahal kita tau kan dek kalo semakin sedikit kita mengetahui tentang HIV ini semakin besar resiko terkena HIV itu. ..” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa ada kendala dalam melaksanakan program Komunikasi, Informasi dan Edukasi ini yaitu masih tingginya stigma di masyarakat.

4.5.12 Pernyataan Informan tentang kedudukan klinik VCT-CST diantara

klinik VCT lainnya Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang kedudukan klinik VCT- CST diantara klinik VCT lainnya Informan Pernyataan Informan 2 “Sebagai partner. Kalo mereka menemukan pasien yang kira-kira mencurigakan mereka kirim kemari. Mereka kirim pasien ke kita dan kadang-kadang kita juga ngirim pasien ke mereka kalo pemeriksaannya gak ada disini. Jadi kita gak membatasi daerah mana aja yang bisa berobat kesini. Semuanya bebas mau daerah manapun...” Informan 3 “Setiap VCT yang ada di Indonesia itu link, yah. Oleh karna itu kalo misalnya pasien ada di Jakarta, trus dia mau pindah ke Balige, orang Jakarta langsung melihat, VCT mana yang paling dekat sama dia. Nanti langsung ada nanti di link itu, oh Rumah Sakit HKBP Balige.petugas VCT di Jakarta akan membuat rujukan ke VCT RS HKBP Balige. Sama seperti pasien kita mau pindah ke Batam, kita bisa melihat VCT mana yang dekat dengan dia di Batam. Jadi, VCT itu diakui. Makanya VCT RS HKBP Balige itu dipercayakan untuk pengadaan obat ARV. Jadi, VCT RS HKBP balige kedudukannya sama dengan VCT lainnya yang ada di Sumatera Utara atau di Indonesia. ..” Informan 4 “Kedudukannya mungkin kayak link gitu ya dek. Jadi kita sama Rumah Sakit yang lainnya punya link dan saling bekerjasama satu sama lainnya. ..” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa kedudukan klinik VCT-CST RS Balige sama dengan VCT lainnya di Sumatera Utara dan di Indonesia. Semua Klinik VCT yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan saling bekerjasama dalam menangani HIV-AIDS. Oleh karena itu, klinik VCT- CST RS HKBP Balige juga menerima semua pasien rujukan HIV-AIDS dan tidak membatasi daerah mana saja yang dapat merujuk ke klinik tersebut.