Standar Operational Prosedur Analisis Implementasi Penanganan HIV dan AIDS di Rumah Sakit HKBP Balige Tahun 2015

4.5 Wawancara Penanganan HIV-AIDS di Rumah Sakit HKBP Balige

4.5.1 Pernyataan Informan tentang sertifikat pelatihan khusus HIV-AIDS

Tabel 4. 2 Matriks Pernyataan Informan tentang sertifikat pelatihan khusus HIV-AIDS Informan Pernyataan Informan 2 “Semuanya sudah dapat sih kak sertifikasinya. Kan gak dijabarkan sih kak sertifikatnya seperti apa. Kalau saya sih kak pernah mengikuti observasi di VCT-nya Adam Malik eh di VCT-nya Pirngadi. Megang pasien juga disana. Ikut pelatihan juga ke Jakarta. Tapi itu diluar pelatihan yang dibuat Kemenkes sih. Biasanya mereka membuat pelatihan rutin per tahun tapi 2 tahun belakangan ini gak ada. ..” Informan 3 “Benar. Semua sudah. 2 orang disini konselor, kita juga sudah dapat sertifikat konselor profesional yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Jadi sebelum kita jadi konselor di tahun 2007 saya sudah dilatih sama Dinas Kesehatan provinsi untuk mendapatkan sertifikat konselor profesional. Semuanya sudah, manajer kasus, konselor, dokter, jadi kalo misalnya dilihat data- datanya Dinas Kesehatan Provinsi mana-mana aja yang udah dilatik, pasti nama-namanya sudah ada disitu. ..” Informan 4 “Sebenarnya kalau untuk sertifikat kan dek belum ada sertifikat yang sah seperti itu. Cuman kita kan seringnya mengikut pelatihan-pelatihan di Dinkes misalnya kan ke Jakarta, ke Medan gitu kan. Tapi sering juga walaupun mengikuti pelatihan kek gitu gak terus ada sertifikatnya seperti itu walaupun resmi dari Dinkes. ..” Informan 5 “Gak tau dek...” Informan 6 “Kalo masalah sertifikat saya gak tau. Yah mungkin mereka dapat. Tanya aja nanti sama bu Oka ya dek. kalo saya hanya bagian memberikan obat aja nya itu pun kalo diminta. Kalo urusan itu saya tidak tau. Karna ruangan pun kan terpisahnya dek ..” Informan 7 “Ya ada...” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa tenaga pelaksana di klinik VCT-CST telah mendapat pelatihan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan sering mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan namun hanya konselor yang mendapatkan sertifikat untuk tenaga pelaksana yang profesional.

4.5.2 Pernyataan Informan tentang ketersediaan ODHA yang dihunjuk

sebagai manajer kasus atau konselor Tabel 4.3 Matriks Pernyataan Informan tentang ketersediaan ODHA yang dihunjuk sebagai manajer kasus atau konselor Informan Pernyataan Informan 2 “ODHA yang dilatih sebagai manajer kasus atau konselor belum ada. Karna konselor itu harus ada pelatihan sih. ..” Informan 3 “Sampai saat ini sih untuk manajer kasus gak ada tapi untuk pekerja lapangan ada. Kita punya pekerja lapangan 2 orang yang mereka memang positif HIV. Sebagai testimoni untuk penyuluhan bagi ODHA. ..” Informan 4 “Kan dek disini ada SANTOSA Sanggar Toba Support jadi yang disini semua dampingan kita. Jadi biasanya sekali sebulan orang ini buat pertemuan. Jadi disitu lah dibahas pasien yang baru memulai ARV, disitulah saling menguatkan. Tapi kalo yang dihunjuk gitu tanya ke kak Nur ya dek. Tapi setau ku itu gak ada dek. Karna mereka semua samanya. Toh kalo pertemuan pun kami juganya yang kesana...” Informan 5 “Gatau dek tanyakan aja sama kak nur ya..” Informan 6 “Kurang tau saya kalo itu. Tanya aja nanti kejelasan semuanya sa ma ibu Oka ya dek...” Informan 7 “Gatau dek. Saya hanya di lab aja. Kalo masalah itu saya kurang tau. Tanya aja nanti sama mereka yang memang selalu tau keadaan di VCT ya...” Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa di Klinik VCT- CST belum ada ODHA yang dihunjuk sebagai manajer kasus atau konselor untuk teman sebaya seperti peraturan Menteri Kesehatan. 4.5.3 Pernyataan Informan tentang sistem Pendanaan Penanganan HIV- AIDS di Rumah Sakit HKBP Balige Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan tentang sistem Pendanaan Penanganan HIV-AIDS di Rumah Sakit HKBP Balige Informan Pernyataan Informan 2 “Kalo aku keknya dapat insentif itu dari Global Fund. Habis itu ada insentif juga sih kek nya dari HKBP tapi gatau itu emang dari HKBP atau bukan. Dari gereja HKBP pusat yang di Pearaja Tarutung. Tapi untuk obat ARV disini gratis. Karna kan kita dapat stok dari pemerintah kan. ..” Informan 3 “Ini kan milik gereja, dek. Jadi kita tetap diberdayakan dananya