14
DEMI KEADILAN DAN KESETARAAN
Foundaion. Dilihat dari segi jumlah dan kapasitasnya, PSW telah sangat memadai
untuk menyelenggarakan kegiatan ini secara mandiri. PSW juga telah memproduksi mo-
dul sehingga seluruh alur kegiatan pelaihan senaniasa berpedoman pada modul terse-
but. Alur pelaihan PSW yang relaif stabil se- bagaimana tertuang dalam modul itu sangat
membantu fasilitator PSW UIN Yogyakarta maupun PSW UINIAIN lokal untuk bekerja
dalam mekanisme tandem seperi itu.
4. Pemanfaatan Sumber Daya
Asia Foundaion sangat mendorong mi- tranya untuk memanfaatkan sumberdaya
setempat tanpa mengurangi kualitas bidang yang dibutuhkannya.
Pelibatan narasumber lokal dilakukan PSW UIN Yogyakarta dengan mengundang nara-
sumber baik dari lingkungan Peradilan Agama maupun dari Departemen Agama
ingkat provinsi. Mereka juga mengundang narasumber ingkat nasional yang diang-
gap memiliki relasi dengan konteks lokal. Sebagai lembaga akademis, PSW meman-
faatkan narasumber internal yang sangat handal dalam kajian studi jender. Dan untuk
memasikan bahwa upaya sensiivitas jen- der ini terkait dengan isu–isu yang relevan
dengan pemberdayaan perempuan, mereka mengundang beberapa akivis dari Yogya-
karta seperi dari WCC Rika Annisa dan PKBI Yogyakarta.
Dalam konteks Aceh, Putroe Kandee senan- iasa melibatkan narasumber setempat se-
peri dari lingkungan Kanwil Depag Provinsi NAD, dan jaringan ulama dayah, termasuk
keika membahas isu lokal seperi penera- pan Qanun Nomor 12, 13, dan 14, dengan
mengundang mantan Ketua Dinas Syariat Islam provinsi. Dari kalangan akademisi, Pu-
troe Kandee mengundang dosen-dosen dari IAIN Ar –Raniry, sementara dari kalangan
Mahkamah Syar’iyah di Aceh, Putroe Kan-
dee melibatkan Ketua Mahkamah Syar’iyah Provinsi. Dan terkait dengan isu pember-
dayaan perempuan, Putroe Kandee kerap menghadirkan akivis lokal seperi MiSPI
Mitra Sejai Perempuan.
5. Legiimasi Pusat
Asia Foundaion dan para mitranya senania- sa mengkonsultasikan programnya dengan
lembaga terkait dalam struktur yang lebih inggi. Konsultasi ini berlangsung hingga ke
ingkat pelaksanaan pelaihan. Pelaihan yang diselenggarakan PSW maupun Putroe
Kandee dengan penuh mendapatkan duku- ngan dari Mahkamah Agung dan Departe-
men Agama Pusat. Pelaihan-pelaihan itu umumnya dihadiri oleh Direktur Badan Pera-
dilan Agama, Drs. Wahyu Widiana M.A., atau Direktur Bimas Islam Prof. Dr. Nasaruddin
Umar. Bahkan, Direktur Badilag juga mengi- rimkan undangan langsung kepada kepala
PA untuk hadir dalam kegiatan training yang diselenggarakan PSW. Beberapa narasumber
dari Mahkamah Agung yang menjadi langga-
nan dalam kegiatan Putroe Kandee adalah Drs. Tauik M.A., Drs. Mukhtar Zamzami SH
dan Dr. Supandi SH, M. Hum.
b. STRATEgI DAN PENDEKATAN YAYASAN PUTROE KANDEE
1. Proil Lembaga
Yayasan Putroe Kandee yang arinya Perem- puan Penerang didirikan pada 1990 oleh se-
kumpulan anggota majelis taklim di Banda Aceh yang dipimpin Ibu Rosmawardani SH.
Pada awalnya mereka merasa sangat priha-