6
DEMI KEADILAN DAN KESETARAAN
situasi keidakadilan jender di hampir se- gala ranah hukum. Dengan perspekif jen-
der semacam itu, hakim agama terlegiimasi dan termoivasi untuk melakukan ijihad,
menafsirkan teks-teks perundang-undangan yang mengandung bias keidakadilan, atau
malah pergi lebih jauh ke balik teks hukum
beyond legal texts untuk menemukan ke- adilan di sana.
Akibat lanjutan dari kebijakan itu Pengadilan Agama yang kala itu bernama Majelis Hakim
Agama harus membuka diri kepada para ma-
hasiswi lulusan Fakultas Syariah untuk men- duduki jabatan hakim agama
1
.
C. METODOLOgI DAN URgENSI PENULISAN DOKUMENTASI
Dokumentasi ini dilakukan para penelii PUS- KUMHAM yang dipimpin sendiri oleh direk-
turnya, Dr. Arskal Salim. Tim ini bekerja in- tensif selama 6 bulan sejak September 2008
sampai Februari 2009, ditambah beberapa
bulan untuk revisi setelah dilakukan kon- sultasi dengan para pengguna dokumentasi
ini. Bagi PUSKUMHAM, pendokumentasian ini pening setelah Dr. Salim mengamai dari
dekat terjadinya perubahan-perubahan cara pandang hakim yang ia telii dalam konteks
peneliian yang berbeda
2
. Sebagai penelii yang pernah inggal di Aceh dan bekerja un-
tuk IDLO
3
, ia melihat berbagai perubahan yang sangat signiikan terkait dengan cara
pandang hakim terhadap perkembangan so- sial dan jender.
1 Abdurrahman Wahid, “Dilema Budaya Wani-
ta Islam Indonesia”, dalam Wanita Indonesia dalam Teks dan Konteks
, INIS, 1993. 2
Lihat Arskal Salim, Challenging The Secular
State: The Islamization of Law in Modern In- donesia,
Honolulu: Hawai’i University Press, 2008;
Praktik Penyelesaian Formal dan Infor- mal Masalah Pertanahan, Kewarisan dan Per-
walian Pasca Tsunami di Banda Aceh dan Aceh Besar, Banda Aceh: International Development
Law Organization, 2006.
3 International Development Law Organization
IDLO merupakan lembaga yang berpusat di Roma, Italy, dan sejak akhir tahun 2005, aktif
berkiprah di Aceh memberikan fasilitas dan du- kungan legal bagi para anggota keluarga korban
tsunami dan masyarakat Aceh pada umumnya.
Reaksi para hakim yang pro-kontra atau
opimis dan skepis atas adanya gagasan
gender mainstreaming ini dianggap pening
untuk diamai, dicatat dan didokumentasikan,
terutama karena dampaknya yang
sangat langsung kepada keluarga melalui
lembaga peradilan
Bagi Indonesia upaya untuk meletakkan perempuan setara di depan hukum telah
berlangsung bersama tumbuhnya negeri ini sebagai suatu negara yang merdeka. Ta-
hun 1957, segera setelah Fakultas Syariah
berdiri, misalnya, para pelajar putri lulusan pesantren diterima untuk belajar di Fakultas
Syariah sebagai konsekuensi atas dibukanya pintu pendidikan bagi perempuan. Padahal
di negara-negara berpenduduk Muslim lain seperi Mesir, penerimaan mahasiswi baru di
Universitas Al Azhar Kairo baru dimulai tahun
1960 dengan dibukanya Kuliyyah al-Banat.
7
PENDAHULUAN
kat PKPM. Untuk memasikan kesamaan pemahaman para peneliinya, PUSKUM-
HAM melakukan workshop kerangka desain operasional peneliian dan teknik penggu-
naan perangkat peneliian. Satu akivitas tambahan dilakukan berupa penyamaan
persepsi tentang konsep dasar jender serta kekerasan berbasis jender melalui kegiatan
inhouse training bagi para penelii.
Secara lebih spesiik tujuan pendokumenta- sian ini adalah:
1. Merekam pengalaman hakim agama dalam berbagai proses penguatan sensi-
ivitas jender pada sektor penegakan ke- adilan dan perlindungan hak-hak perem-
puan di beberapa kota yang berbeda.
2. Mengideniikasi bukan hanya sejauh- mana sensiivitas jender aparat penegak
hukum telah terbentuk melalui proses pelaihan yang telah diselenggarakan,
tetapi juga mendeteksi dampak pelai- han dalam seiap proses ajudikasi yang
dilakukan oleh mereka. Meskipun idak seintensif di Aceh, penga-
matan serupa juga dilakukan PUSKUMHAM di wilayah-wilayah lain. Pengamatan ini ter-
kait dengan semakin meluasnya gagasan
gender mainstreaming yang diintroduksikan oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan seb-
agai policy pemerintah berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang PUG Pengarus
utamaan Jender
4
. Reaksi para hakim yang pro-kontra atau opimis dan skepis atas
adanya gagasan gender mainstreaming ini dianggap pening untuk diamai, dicatat dan
didokumentasikan, terutama karena dam-
paknya yang sangat langsung kepada keluar- ga melalui lembaga peradilan. Dalam pelak-
sanannya, peneliian lapangan ini didukung oleh penelii lokal dari lembaga peneliian
setempat. Di Aceh, PUSKUMHAM dibantu oleh Pusat Kajian Pendidikan dan Masyara-
4 Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Jender dalam Pembangunan Nasional dan Keputusan Menteri Dalam Neg-
eri, Nomor 132 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan
Daerah.
gambar 2
Proses Persidangan di Mahkamah
Syar’iyah