STRATEgI DAN PENDEKATAN PSW UIN YOgYAKARTA

19 SENSITIvITAS jENDER: SEBUAH PROSES PEMBELAjARAN 19 dari partai Islam.

2. Pendekatan

Program sensiivitas jender bagi para hakim yang dikembangkan PSW UIN Yogyakarta semula merupakan program yang dike- mas dengan nama ”Workshop Rights from Home”. Program ini merupakan kerjasama antara PSW UIN Yogyakarta dengan DANIDA yaitu lembaga bantuan pembangunan dari Kerajaan Denmark. Program ini diperun- tukkan bagi unsur penegak hukum; yaitu hakim, pegawai KUA yang bertugas sebagai pencatat nikah, anggota ormas, pengelola PSW, dan tokoh masyarakat, yang berasal dari 9 provinsi termasuk Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Kegiatan pelaihan pada masing-masing provinsi itu umumnya dilakukan satu kali pertemuan yang berlang- sung antara 4-5 hari kerja. Karena wilayah pelaksanaan program yang idak satu, maka PSW menerapkan sistem perwakilan untuk seiap-iap kabupatenprovinsi yang dipilih. Para wakil inilah yang diharapkan oleh PSW melakukan penularan gagasan kepada mitra kerjanya yang lain. Dalam pelaksanaan programnya, PSW menggabungkan semua unsur peserta ha- kim agama dan KUA di satu wilayah dalam satu pelaksanaan trainingworkshop. Peng- gabungan ini dimaksudkan agar para pihak itu dapat saling memahami problem-prob- lem yang dihadapi para pencari keadilan yang seringkali mengalami kesulitan akibat keidakjelasan wilayah kerja dan kewenang- an di antara para pihak itu. Hal ini terutama untuk isu-isu yang secara langsung bersing- gungan antara KUA dan peradilan agama, misalnya kawin dan cerai di bawah tangan. Untuk memelihara hubungan dengan para alumni peserta pelaihan, PSW menyeleng- garakan diskusi temaik dan FGD secara berkala. Ini juga digunakan sebagai ajang monitoring. Mereka juga menjaga intensi- tas hubungannya dengan cara pengiriman produk-produk penerbitan mereka secara berkala. Diharapkan melalui buku-buku tersebut, para alumni dapat melanjutkan pendalaman kajian mereka seputar isu jen- der dan Islam.

3. Desain dan Pengembangan Kurikulum

Dalam mendesain dan mengembangkan kurikulum programnya, PSW melihat bahwa perubahan paradigma berpikir aparat pene- gak hukum sangat terkait dengan keislaman, hukum keluarga, dan isu-isu perempuan. Karenanya, mengenalkan perspekif jender merupakan sebuah keniscayaan manakala hendak memperbaiki relasi jender yang lebih adil dan seimbang. Berangkat dari cara pan- dang itu, kurikulum yang dikembangkan PSW dilandaskan pada kerangka teoriis bagaima- na seharusnya sebuah keluarga dibangun dan keadilan di ingkat keluarga ditegakkan. Untuk memasikan bahwa kerangka itu rele- van dengan konteks lokalnya, dalam seiap kegiatan trainingnya PSW terlebih dahulu mengideniikasi kasus-kasus yang dihadapi para penegak hukum yang terkait dengan relasi jender. Secara garis besar komponen kurikulum itu terdiri dari konsep Islam pro- gresif, dasar-dasar konsep HAM, kebijakan pemerintah dalam pengarusutamaan jender, pengenalan konsep kekerasan dalam rumah tangga KDRT, hak reproduksi perempuan dan hak anak. Untuk menumbuhkan kesadaran tentang hak-hak perempuan atas tubuhnya, PSW me- masukan isu kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum pelaihan. Untuk itu, mereka juga