Untuk mengukur tingkat perkembangan prestasi belajar siswa dalam
125
mengalami penurunan. Peningkatan nilai siswa bervariasi. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 26,25 atau 44. Pada saat pre-test rata-rata
skor siswa dalam kelas mencapai 60,13 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post-test naik menjadi 86,39.
Peningkatan prestasi belajar siswa disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang tepat. Dalam refleksi yang disampaikan oleh
siswa mengenai komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif menyatakan bahwa siswa senang dengan model
pembelajaran tersebut karena menyenangkan sehingga mudah dipahami, siswa juga dapat aktif saat pembelajaran bahkan siswa juga berminat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan selanjutnya karena membuat siswa lebih paham akan materi dan senang dalam
mengikuti. Beberapa manfaat sekaligus keberhasilan yang diperoleh siswa yaitu melatih ketelitian dan kekompakan antar teman dan mempermudah
dalam memahami materi. Disisi lain siswa menyatakan beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif
tipe TGT yaitu waktu dan games yang diperbanyak supaya siswa lebih senang. Refleksi bukan hanya dilakukan oleh siswa melainkan guru mitra
dalam pembelajaran tersebut. Guru mitra menilai bahwa aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat aktif dan
kerjasama antara anggota kelompok cukup kompak, siswa nampak berminat mengikuti. Manfaat dan keberhasilan yang diperoleh ketika
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu siswa mampu
126
menjalani, berproses dan bekerjasama yang membuat siswa senang dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi guru mitra, diskusi dan
games perlu dibahas setelah siswa melakukan merupakan hal yang masih
perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Secara keseluruhan melalui refleksi guru mitra maupun siswa, dapat
disimpulkan bahwa padda umumnya masing – masing menilai pada siklus pertama ini menunjukkan bahwa keseluruhan perangkat dan proses
pembelajaran sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Riesha Prilia Rizkina dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tipe
Teams Games Tournament TGT dalam Pembelajaran Akuntansi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”,
yang dilaksanakan pada SMA Negeri 11, Yogyakarta. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-D. Hasil studi Slavin 1983 menemukan bahwa melalui pembelajaran kooperatif target
pembelajaran dapat dicapai secara signifikan pada sebagian besar peserta pembelajaran riset lainnya juga menunjukkan bahwa terapan model TGT
dalam pembelajaran ternyata menuai keberhasilan dibandingkan cara – cara pembelajaran tradisional Wodarski dan Wodarski, 1993. Sementara
hasil penelitian pada pembelajaran family resource management di Louisiana State University, Garrison dan Blalock 1995 berkesimpulan
127
bahwa ada perbedaan signifikan pre-test dan post-test saat TGT diterapkan di kelas. Sebagian besar siswa 77 menyatakan bahwa pemahaman
mereka bertambah baik, 88 siswa menyatakan penerapan model pembelajaran memotivasi mereka dalam belajar, dan 92 siswa
merekomendasikan bahwa model TGT seharusnya digunakan dalam materi pembelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha: terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah
diterapkan model pembelajaran TGT.
128