5
B. Batasan Masalah
Penerapan metode pembelajaran kooperatif bisa dilakukan pada berbagai tipe, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada
pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran akuntansi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah: bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas X SMA
Kolese de Britto Yogyakarta dalam pembelajaran akuntansi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Teams Games
Tournament?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta dalam
pembelajaran akuntansi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : a.
Bagi Guru
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif melalui penetapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran guru Akuntansi di Sekolah.
Selain itu, penelitian ini diharapkan sebagai bentuk KTI Karya Tulis Ilmiah yang berguna bagi guru untuk memenuhi kegiatan
pengembangan profesi keguruan. b.
Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap
mata pelajaran Akuntansi. c.
Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru-guru lain di Sekolah
untuk membuat program pengajaran dengan menerapkan metode- metode pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa. Dengan
demikian diharapkan mutu pembelajaran guru di Sekolah semakin baik.
d. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini merupakan bukti implementasi dari salah satu tugas universitas dalam penelitian. Diharapkan dengan penelitian ini
masyarakat dapat mengambil manfaat dari penelitian ini, sementara bagi universitas: Universitas dapat terus memperbaiki mutu
pendidikannya.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya 2009:9, Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research adalah penelitian tindakan action
research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK mendorong seorang guru untuk melakukan penilaian kembali terhadap praktik
pembelajaran yang dilakukannya dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi diri sendiri maupun para peserta didiknya.
Penelitian Tindakan Kelas PTK dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus
pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas silabus, materi, dan lain-lain atau pun output
hasil belajar. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Arikunto 2008:2 menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
8
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2009:9:
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Di dalam modul Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas, secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai Joni, 1998:5:
Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Dari beberapa pengertian PTK di atas, ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap
kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu
kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu
sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
9
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya Kusumah, 2009:17:
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran. c.
Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang
cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan
tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat
tersosialisasi.
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam
perspektif misi sekolah secara keseluruhan perlu kerja sama antara guru dan dosen.
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu Kusumah,
2009:25: a.
Perencanaan Planning Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui
masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan
pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah
b. Tindakan Acting
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya
c. Pengamatan Observing
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya
d. Refleksi Reflecting
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam
kelasnya