20 Menurut David 2009, pada prinsipnya macam-macam strategi dapat
dikelompokkan atas empat kelompok, yaitu: 1
Strategi Integrasi Integration Strategy Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih
terhadap distributor, pemasok, danatau para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.
2 Strategi Intensif Intensive Strategy
Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada.
3 Strategi Diversifikasi Diversification Strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru. Strategi ini makin kurang popular, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat
kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda-beda.
4 Strategi Bertahan Defensive Strategy
Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar, yang pada
akhirnya berakibat kebangkrutan.
3.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Beberapa penyusun strategi menghabiskan hampir seluruh waktu kerjanya untuk menangani persoalan-persoalan administratif dan taktis, sementara penyusun
strategi yang terlalu tergesa-gesa dalam menetapkan tujuan dan menerapkan strategi seringkali melewatkan pengembangan pernyataan visi dan misi. Perusahaan yang
mengembangkan dan secara sistematis meninjau ulang pernyataan visi dan misi mereka memperlakukan pernyataan tersebut sebagai dokumen yang hidup ,dan
memandangnya sebagai sebuah bagian yang integral dari budaya perusahaan dalam merealisasikan manfaat yang luar biasa besar David, 2009.
Banyak orang yang mengembangkan baik pernyataan misi maupun pernyataan visinya. Sementara pernyataan misi menjawab pertanyaan “Apakah bisnis
21 kita?” pernyataan visi mencoba memberi jawaban atas pertanyaan “Ingin menjadi
seperti apakah kita?”. Sebagaimana diindikasikan dalam model manajemen strategis, pernyataan visi dan misi yang jelas dibutuhkan sebelum strategi-strategi alternatif
dapat dirumuskan dan diterapkan. Menurut Pearce Robinson 2009, tujuan mendasar yang membedakan
suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan yang menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar didefinisikan sebagai misi perusahaan.
Misi ini mengandung filosofi bisnis dari para pengambil keputusan strategik perusahaan, menyiratkan citra yang ingin dipancarkan perusahaan, mencerminkan
konsep diri perusahaan, dan mengindikasikan bidang produk atau jasa utama perusahaan serta kebutuhan utama pelanggan yang akan dipenuhi perusahaan.
Terdapat tiga tujuan ekonomis yang mendominasi arah strategik dari hampir semua organisasi bisnis yakni kelangsungan hidup survival, pertumbuhan growth, dan
profitabilitas profitability.
3.1.2 Strategi dan Tingkatannya
Strategi didefinisikan sebagai suatu rencana berskala besar dan berorientasi masa depan yang dilakukan dalam rangka berinteraksi dengan lingkungan yang
kompetitif untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan tentang bagaimana, kapan, dimana, terhadap siapa, dan untuk apa
perusahaan harus bersaing. Pearce Robinson, 2009. Sementara definisi strategi menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip dalam Umar 2008 bahwa
strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai. Strategi adalah sebuah pendekatan secara keseluruhan terhadap apa yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja yang memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
22 gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif. Berbagai organisasi bisnis dapat dikategorikan pada dua kategori utama, yaitu
organisasi bisnis yang hanya terlibat dalam satu bidang usaha dan organisasi bisnis yang terlibat dalam berbagai bidang usaha. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
untuk suatu organisasi yang hanya terlibat pada satu bidang bisnis memiliki dua tingkat strategi, yaitu strategi korporasi dan strategi fungsional. Strategi korporasi
merupakan tanggung jawab sekelompok orang yang menduduki posisi manajerial puncak, sedangkan perumusan dan penentuan strategi fungsional diserahkan kepada
manajer yang bertanggung jawab atas satu fungsi tertentu seperti produksi, pemasaran, keuangan dan akunting, hubungan masyarakat dan lain sebagainya
Siagian, 2007. Lain halnya dengan organisasi yang terlibat dalam berbagai bidang kegiatan
bisnis. Korporasi demikian dikenal dengan berbagai nama seperti Group, Conglomerate, Holding Company
, atau nama lain yang sejenis. Pada korporasi yang multi bisnis seperti ini terdapat tiga tingkatan strategi, yaitu strategi korporasi,
strategi bidang satuan bisnis, dan strategi fungsional. Hal yang membedakan terlihat pada keberadaan strategi pada tingkatan bidang satuan bisnis. Strategi pada tingkat
bidang satuan bisnis dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis yang
bersangkutan. Salah satu prinsip yang mendasar yang harus dipegang teguh oleh para manajer bidang bisnis adalah bahwa strategi yang mereka rumuskan dan tetapkan
harus digali dan diangkat dari strategi korporasi yang dirumuskan dan ditetapkan oleh manajemen puncak. Cakupan strategi pada tingkat satuan bisnis hanya menyangkut
bisnis yang bersangkutan tetapi dengan segala aspeknya, seperti aspek produksi, keuangan, akunting, pemasaran, SDM, teknologi, dan berbagai aspek bisnis lainnya.
Jangkauan waktunya pun lebih pendek dari jangkauan waktu strategi tingkat korporasi.
Membuat strategi bukan semata-mata tugas eksekutif puncak, melainkan harus sejauh mungkin melibatkan seluruh tingkatan strategi dalam proses
23
Gambar 2
. Tingkatan Strategi Perusahaan Kecil perencanaan strategis. Pada level perusahaan kecil khususnya terdapat dua tingkatan
strategi, meliputi: tingkatan korporasi dan tingkatan fungsional, ditambah tingkatan terakhir pada level operasional. Gambar 2, menunjukkan tingkatan strategi pada
perusahaan kecil tersebut.
Sumber: David 2009
Dengan pendekatan demikian, akan terwujud pengelolaan organisasi berdasarkan pendekatan kesisteman di mana korporasi dipandang dan diperlakukan
sebagai satu satuan yang utuh, yang terdiri dari berbagai komponen sebagai sub system
dan dibagi menjadi satuan-satuan kerja fungsional yang semakin kecil, tetapi tetap merupakan bagian dari sesuatu yang lebih besar. Berarti bahwa sasaran
fungsional akan merupakan bagian dari sasaran kegiatan satuan bisnis dan sasaran kegiatan satuan bisnis merupakan bagian dari tujuan korporasi secara keseluruhan.
Tabel 8, menunjukkan ciri-ciri keputusan manajemen strategis pada berbagai tingkat.
24
Tabel 8 . Ciri-ciri Keputusan Manajemen Strategis pada Berbagai Tingkat
Ciri Tingkat
Korporasi Satuan Bisnis
Fungsional Tipe Konseptual
Campuran Operasional
Takaran Kualitatif Semi
kualitatif Kuantitatif
Frekuensi BerkalaSporadis BerkalaSporadis
Berkala Adaptabilitas Rendah
Sedang Tinggi
Kaitan dengan kegiatan sekarang
Inovatif Campuran Tambahan
Risiko Tinggi Sedang Rendah Potensi Keuntungan
Besar Sedang
Kecil Biaya Besar Sedang
Kecil Kurun waktu
Jauh ke depan Jangka sedang
Jangka pendek Keluwesan Tinggi
Sedang Rendah
Interdepensi, interrelasi dan
interaksi Tinggi Sedang Rendah
Sumber: Siagian 2007
3.1.3 Pemasaran