Analisis dengan Sistem Dinamik

8. Analisis kebijakan Analisis kebijakan dalam penelitian ini mengunakan analisa konten dan juga analisa legal review yaitu melakukan evaluasi terhadap konten suatu kebijakan yang bertujuan untuk menilai secara sistematis pengaruh negative dan positif regulasi yang sedang berjalan ataupun yang akan diusulkan, sehingga kebijakan yang sedang berjalan berlaku atau akan diberlakukan merupakan pilihan kebijakan yang paling efisien dan efektif. Agar kebijakan publik dapat diimplementasikan dengan baik dan efisien diperlukan setting agenda. Setting agenda diperlukan diperlukan untuk mengkomunikasikan kebijakan publik. Proses dan tahapan setting agenda dapat dimulai dengan melakukan kajian akademis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan focus grup discussion FGD, seminar nasional, sosialisasi kebijakan publik, implementasi kebijakan publik dalam sekala kecil uji coba, evaluasi kebijakan dan implementasi kebijakan publik di masyarakat.

BAB IV ANALISIS

SUPPLY DEMAND AIR BAKU UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DKI JAKARTA

4.1 Deskripsi Wilayah

Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi secara umum memiliki banyak kesamaan dalam berbagai aspek, seperti kondisi geografis, profil penduduk, serta aktivitas ekonominya. Kesamaan ini terjadi karena wilayah- wilayah tersebut berbatasan satu sama lainnya, batas-batas wilayah tersebut semakin manyatu dengan terhubungkannya infrastruktur tranportasi yaitu jaringan jalan raya, tol dan jaringan rel kereta apil antar wilayah. Legowo, 2009. Penduduk yang berada di luar kota Jakarta diperkirakan yang bekerja di Jakarta dengan melaju pulang pergi setiap harinya sebanyak 4 juta orang lebih. Mereka bekerja dan beraktivitas di siang harinya di Jakarta kemudian pulang di sore atau malam hari ke wilayah sekitar Jakarta yaitu Tangerang, Depok. Bekasi, dan Bogor. Bab ini didahului dengan deskripsi wilayah yang meliputi jumlah populasi atau jumlah penduduk masing-masing wilayah dikaitkan dengan penyediaan air bersih oleh Perusahaan Air Minum PAM di daerah tersebut serta kebutuhan air bersih masing-masing wilayah. Kebutuhan air bersih diartikan sebagai air untuk keperluan sehari hari dan yang dipenuhi oleh PAM sedangkan air tanah tidak dibahas dalam disertasi ini. Selain itu juga dalam bab ini disajikan beberapa potensi sumber air yang dapat digali dan dimanfaatkan untuk keperluan pemenuhan air bersih wilayah tersbut serta yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan air bersih DKI Jakarta melalui berbagai kerjasama PAM.

4.1.1 DKI Jakarta

Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada 6 -12 lintang selatan dan 106º48” Bujur Timur. Luas DKI Jakarta berdasarkan SK Gubernur Nomor 1227 Tahun 1989, adalah berupa daratan seluas 661.52 km2 Legowo, 2009. DKI Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia yang letak geografisnya sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Bekasi Propinsi Jawa Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Bogor Propinsi Jawa Barat, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan Propinsi Banten. Penduduk Jakarta pada tahun 2000 mencapai 8.383.639 jiwa dan pada tahun 2010 mencapai 9.588.198 orang. Data tersebut ternyata berbeda dengan data yang diberikan oleh Suku Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil DKI Jakarta, menurut Sudin Kependudukan dan Pencacatan Sipil DKI Jakarta, jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2010 sebesar 8.524.022 orang. Namun berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 dari Badan Pusat Statistik BPS Provisi DKI Jakarta, jumlah penduduk DKI Jakarta jauh lebih besar yaitu 9.588.198 orang. Hal tersebut dapat dipahami bahwa sensus BPS tersebut tidak melihat kartu tanda penduduk KTP orang yang disensus, sehingga dimungkinkan bahwa penduduk pendatang yang tinggal di Jakarta yang belum memiliki KTP DKI Jakarta termasuk dalam pencatatan sensus penduduk . Tabel 9. Penduduk DKI Jakarta Sumber: DKI dalam angka 2009 Jumlah penduduk di wilayah Jakarta, Bogor Depok, Tangerang dan Bekasi dalam kurun waktu tahun 1980 sampai 1995 mengalami pertumbuhan yang bervariasi pertahunnya. Penyebaran distribusi penduduk di wilayah DKI Jakarta Tahun Penduduk No. Tahun Penduduk 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 8.379.069 8.603.776 8.725.630 8.864.519 8.961.680 9.064.000 9.146.000 9.223.000 9.588.198 9.022.100 9.063.000 9.101.200 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 9.136.800 9.168.500 9.193.500 9.216.400 9.236.500 9.252.200 9.262.600 9.269.300 9.273.100 9.272.900 9.268.600 9.259.900 dalam empat periode mengalami penurunan dari 54,6 persen di tahun 1980 menurun hingga 45,2 di tahun 1995. Sebaliknya distribusi penduduk di wilayah lainnya bertumbuh, misalnya Bekasi tahun 1980 distribusi penduduk diwilayah ini 9,6 persen dan menjadi 13,7 persen pada tahun 1995. Penurunan distribusi penduduk di wilayah DKI Jakarta dimungkinkan, karena wilayah ini semakin diperlukan sebagai tempat aktivitas pusat bisnis, perdagangan dan pemerintahan Studi Master Plan Integrasi Transportasi di Jabodetabek, 2001. Penduduk DKI Jakarta terdiri dari berbagai etnis, sedangkan etnis asli penduduk DKI Jakarta adalah Betawi. DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara RI yang merupakan negara kepulauan dengan sekitar 13.000 pulau dan penduduk lebih dari 200 juta. Berikut Tabel 10 yang merupakan data lengkap jumlah penduduk eksisting dan proyeksi Provinsi DKI Jakarta. Tabel 10. Data demografi DKI Jakarta bulan Juli 2010 No Wilayah WNI WNA Total Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah 1. Jakarta Pusat 502.464 418.170 920.634 189 144 333 920.967 2. Jakarta Utara 776.656 645.203 1.421.859 269 240 509 1.422.368 3. Jakarta Barat 868.853 765.385 1.634.238 334 302 636 1.634.874 4. Jakarta Selatan 1.061.953 831.480 1.893.433 407 250 657 1.894.090 5. Jakarta Timur 1.428.590 1.202.013 2.630.603 124 109 233 2.630.836 6. Kep. Seribu 11.478 10.496 21.974 0 0 0 21.974 TOTAL 4.649.994 3.872.747 8.522.741 1.323 1.045 2.368 8.525.109 Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Berdasarkan Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa penduduk DKI Jakarta berkonsentrasi pada daerah pingiran di Jakarta Selatan, JakartaTimur dan Jakarta Barat serta Jakarta Utara disusul Jakarta Pusat. Sebaran penduduk DKI Jakarta seperti kue donat menumpuk dipingiran. Jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 1 Jumlah RT, RW DKI Jakarta Juli 2010 Wilayah Kelurahan Penduduk Wajib KTP Kartu Keluarga Jumlah RT Jumlah RW Jakarta Pusat 44 920.967 754.796 260.825 4.669 394 Jakarta Utara 31 1.422.368 1.073.677 396.576 5.031 424 Jakarta Barat 56 1.634.874 1.361.365 473.762 6.380 578 Jakarta Selatan 65 1.894.090 1.349.164 460.784 6.118 576 Jakarta Timur 65 2.630.836 1.868.792 699.287 7.863 702 Kep. Seribu 6 21.974 15.432 5.958 122 24 TOTAL 267 8.524.022 6.423.226 2.297.192 30.183 2.698 Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2010.

4.1.2 Kabupaten dan Kota Bekasi

Kabupaten Bekasi berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan merupakan daerah penyangga Jakarta selain Tangerang dan Bogor, serta Depok. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Bekasi adalah sebelah utara Laut Jawa, sebelah selatan Kabupaten Bogor, sebelah barat Kota Jakarta Utara sebelah timur Kabupaten Kerawang. Kabupaten Bekasi memiliki luas wilayah 127.388 km2. Kabupaten bekasi terdiri dari 13 kecamatan dengan total penduduk 2.027.902 pada tahun 2008 dan menjadi 2.415.667 jiwa pada tahun 2010. Kota Bekasi memiliki luas sekitar 210,48 km2 dan berpenduduk 1.663.802 Sensus Penduduk 2000 dan tersebar di 12 Kecamatan Kota Bekasi Dalam Angka, 2006. Data demografi penduduk Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel 12 Tabel 12. Perkembangan penduduk Kota Bekasi 2005-2010 No . Kecamatan 1 2 3 4 5 6 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pondok Gede 251.623 261.569 271.909 282.658 293.832 305.447 2. Jatisampurna 112.796 117.255 121.890 126.709 131.718 136.924 3. Pondok Melati 4. Jatiasih 189.674 197.172 204.966 213.068 221.491 230.247 5. Bantargebang 172.643 179.468 186.562 193.937 201.604 209.573 6. Mustikajaya 7. Bekasi Timur 222.536 231.333 240.478 249.984 259.866 270.139 8. Bekasi Selatan 204.777 212.872 221.287 230.035 239.128 248.581 9. Bekasi Barat 238.855 248.297 258.112 268.316 278.922 289.948 10. Bekasi Utara 255.521 265.622 276.122 287.037 298.384 310.179 11. Rawalumbu 185.832 193.178 200.814 208.752 217.004 225.583 12. Medansatria 155.733 161.889 168.289 174.941 181.857 189.046 TOTAL 1.989.990 2.068.655 2.150.430 2.235.438 2.323.806 2.415.667 Sumber : RPJMD Kota Bekasi Tahun 2008-2013 Isu utama di PDAM Bekasi saat ini adalah, biaya produksi dari air baku sampai ke konsumen sebesar Rp 2.900. Biaya tersebut termasuk biaya pembelian air baku dari bendungan. Harga air dari Kali Bekasi yang tahun lalu harganya sudah naik lebih dari 100, yaitu dari harga Rp 30 menjadi Rp 65 per meter kubiknya. Belum lagi harga bahan kimia untuk mengolah air baku menjadi air bersih juga ikut naik termasuk biaya listrik yang dibebankan kepada PDAM adalah tarif untuk perusahaan sehingga PDAM harus membayar listrik dengan biaya yang sangat besar.

4.1.3 Kabupaten dan Kota Tangerang Propinsi Banten

Kota Tangerang dahulunya merupakan ibukota Kabupaten Tangerang, semenjak adanya otonomi daerah maka Kotamadya Tangerang dengan ibukota Tangerang, Kabupaten Tangerang dengan Ibukota Tigaraksa dan Kabupaten Tangerang Selatan yang baru berkembang dengan pesat di kawasan Kota Baru Bumi Serpong Damai sampai ke Daerah Ciputat dan sekitarnya. Tangerang merupakan daerah yang terdekat dengan Jakarta dan sebagai daerah peyangga Jakarta selain Bekasi dan Depok. Daerah Tangerang merupakan wilayah Provinsi Banten yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Kotamadya Tangerang berbatasan langsung dengan daerah Jakarta Barat Cengkareng dan Kalideres. Sedangkan Kabupaten Tangerang sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah selatan dengan Tangerang Selatan yang merupakan kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Tangerang yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan. Kabupaten Tangerang memiliki luas 1.110.38 km 2 dengan jumlah penduduk sebesar 2.781.428 jiwa sensus penduduk 2000 yang tersebar di 26 kecamatan. Kota Tangerang, memiliki luas yaitu 164.31 km 2 , dengan jumlah penduduk 1.325.854 Banten Dalam Angka yang tersebar di 13 kecamatan. Jika dibandingkan dengan penduduk di kabupaten lain di wilayah Propinsi Banten, Kabupaten Tangerang memiliki jumlah penduduk terbesar bahkan lebih besar dari KabupatenKota Serang. Pada tahun 1961 Kota Serang berpenduduk terbesar di antara Propinsi Banten pada saat itu masih termasuk Jawa Barat yaitu sebesar 641.115 dan kota Tangerang 643.647. Pada tahun 1980 Kota Tangerang menempati urutan tertinggi tingkat jumlah penduduknya yaitu sebesar 1.843.755 sedangkan KotaKabupaten Serang menempati urutan kedua dengan jumlah penduduk sebesar 1.244.755 ketiga ditempati oleh Kota Tangerang sebesar 1.537.244, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini. Tabel 2. Jumlah penduduk kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Banten KabupatenKota RegencyMuni- cipolity 1961 1971 1980 1990 2000 2005 Kab Reg Pandeglang 440.213 572.628 694.759 858.437 1.011.788 1.106.788 Lebak 427.802 546.364 682.868 873.646 1.030.040 1.139.043 Tangerang 643.647 789.870 1.131.19 9 1.843.755 2.781.428 3.324.949 Serang 648.115 766.410 968.358 1.244.755 1.652.763 1.866.512 Kota Municipolity Tangerang 206.743 276.825 397.825 921.848 1.325.854 1.537.244 Cilegon 72.054 93.057 140.825 226.083 294.936 334.408 Banten 2.438.574 3.045.154 4.015.837 5.967.907 8.096.809 9.308.944 Sumber: Banten Dalam Angka 2005.

4.1.4 Kabupaten dan Kota Bogor serta Kota Depok

Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6 o 18” 0”- 6 o 47”10 lintang selatan dan 106 o 23 ”45” – 107 o 13 ”30” bujur timur, yang sebelah utara berbatasan dengan DKI Jakarta. Kabupaten Bogor memiliki luas 298.838,304 Ha dengan sebelah utara berbatasan dengan Jakarta dan Depok, Tangerang dan Tangerang Selatan. Sebelah timur berbatasan dengan Cianjur, Bekasi, Kerawang dan Kabupaten Purwakarta. Sebelah barat berbatasan dengan Tangerang dan Kabupaten Lebak serta sebelah selatan berbatasan dengan Sukabumi dan Cianjur. Kabupaten Bogor terdiri dari 40 Kecamatan dan terdiri dari 411 desa serta 17 kelurahan dengan total penduduk pada tahun 2006 mencapai 4.215.585 jiwa dan pada tahun 2007 mencapai 2.237.962 jiwa. Kabupaten Bogor memiliki curah hujan yang sangat tinggi dan merupakan daerah resapan air hujan sebagai akuifer air yang dikonsumsi untuk wilayah sekitarnya termasuk DKI Jakarta. Bogor merupakan daerah dataran tinggi dengan memiliki pegunungan seperti Gunung Salak, Gunung Pangrango dan Gunung Gede dengan potensi air permukaan yang sebagian besar berasal dari sungai- sungai utama potensial yang dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik maupun non-domestik. Kondisi sungai dan situ di wilayah Bogor cukup baik dan memungkinkan mengalir sepanjang tahun. Sungai besar dan kecil yang kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air yang berasal dari mata air yang berada di bagian atas daerah atas tersebut seperti Gunung Salak, Gunung Pangrangro dan Gunung Gede. Pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan domestik dilaksanakan dengan pengambilan langsung dari aliran sungai yang berada di lereng Gunung Salak dan Panggrango. Kabupaten Bogor memiliki sejumlah mata air, jumlah mata air yang ada di seluruh kabupaten yang telah diinventarisasi oleh Bapeda Kabupaten Bogor terdapat 96 lokasi yang tersebar di 36 Kecamatan. Namun sumber air potensial untuk air baku berdasarkan laporan dari PDAM Bogor, untuk wilayah Bogor tengah adalah dari DAS Cisadane dan DAS Ciliwung yang mempunyai potensi air permukaan yang cukup berlebih. PAM Tirta Kahuripan memiliki sebelas cabang yang melayani Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Embrio PAM Tirta Kahuripan didirikan di Kota Depok pada bulan Juli 1997 oleh PPSAB Jawa Barat. Sebelum pemekaran Kabupaten Bogor, kantor pusat PDAM Tirta Kahuripan berada di Kota Depok. Oleh karena itu tidak heran jika pelanggan terbesar dari PAM Tirta Kahuripan berada di Kota Depok. Cakupan pelayanan PAM Tirta Kahuripan baru mencapai 17 dari total penduduk Kota Depok. Kota Depok masuk dalam pelanyanan Cabang I, II, III dan IV dan sebagian besar pelanggan PAM Tirta Kahuripan berada di kota Depok yaitu kurang lebih 43 dari total pelanggan. Bahkan konstribusi penjualan air PAM Kota Depok merupakan yang paling tinggi sehingga sumbangannya terhadap perusahaan cukup besar. Tahun 2004 misalnya, penjualan air kota Depok mendapat 14 juta m3 dari total penjualan sekitar 29 juta m3. Sejak pemekaran Kabupaten Bogor menjadi dua daerah pada tahun 1999, yaitu Kabupaten Bogor sendiri dan Kota Depok, PAM Tirta Kahuripan saat ini melayani kedua daerah tersebut. Disamping kedua daerah pelayanan utama, PAM Tirta Kahuripan juga melayani Kota Bogor yang dulunya masuk kedalam wilayah adminstrasi Kabupaten Bogor. PDAM Tirta Kahuripan melayani kurang lebih 15 pelanggannya yang berada di Kota Bogor yang tersebar di Bogor Utara, Tanah Sereal dan Bogor Barat dan sebesar 42 pelanggan PAM Tirta Kahuripan berada di Kabupaten Bogor serta 43 pelanggannya berada di Kota Depok. Cakupan pelayanan PAM Tirta Kahuripan di daerah pelayanan Kabupaten Bogor, mencapai 15 penduduk. Pertambahan pelanggan baru per tahun, juga masih dibawah angka pertumbuhan penduduk, sehingga sulit sekali untuk mengejar target 80 cakupan pelayanan , dalam waktu lima tahun kedepan. Sebanyak 42 pelanggan PAM Tirta Kahuripan masuk dalam pengelolaan Kantor Cabang V, VI, VII, VIII, IX, X dan XI. Khusus Kantor Cabang VI dan VII disamping melayani pelanggan di Kabupaten Bogor, juga melayani pelanggan di Kota Bogor. PAM Tirta Kahuripan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan menggunakan tiga sumber air yaitu air permukaan sungai, mata air dan sumur bor dengan kaulitas air dan sistem pengolahan yang berbeda-beda. Sumber mata air dan sumur bor mempunyai kualitas air yang relatif baik dibandingkan dengan sumber air permukaan. Jumlah kapasitas terpasang rata-rata dari ketiga sistem pengolahan tersebut adalah 2.126,5 ldetik termasuk unit sumur bor di Kota Wisata.