Alokasi Air Baku untuk Air Bersih

pengaturan dalam bentuk hukum demi menjamin kepastian hukum. Di sisi lain, perkembangan lingkungan global serta aspirasi internasional akan makin mempengaruhi usaha pengelolaan lingkungan hidup Indonesia. Dalam mempertimbangkan perkembangan keadaan tersebut, dipandang perlu untuk menyempurnakan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, selanjutnya lahir Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasca reformasi 1998 hingga saat ini 2008 yang ditandai dengan semangat keterbukaan, demokrasi dan desentralisasi telah dilahirkan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Undang-undang yang lahir pasca reformasi antara lain Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan, Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

2.2.6 Pasokan supply air baku

Suplai ditentukan oleh parameter alami natural parameter, sehingga potensi air di suatu daerahlokasi sebagai sesuatu yang diterima seperti apa adanya given. Alam memberikan sumber daya air adalah sebesar kemampuan alam itu sendiri. Oleh sebab itu dari sisi demand lah yang harus menyesuaikan kepada kemampuan sisi supply. Dengan mengetahui hubungan kemampuan supply dan demand pada tahap perencanaan, maka alternatif mengatasi kekurangan kebutuhan contingency dapat diterapkan, misalnya dengan memenuhi kekurangan kebutuhan dari jenis sumber daya air yang lain. a. Pengkajian pasokan supply Langkah berikutnya dari suatu perencanaan adalah mengkaji dari sisi pasokan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan, baik dari jumlah dan mutu pasokan, serta waktu ketersediaan. Dalam rangka mengetahui hal tersebut adalah melakukan inventarisasi dan kajian atas seluruh data dan informasi yang telah tersedia tentang aspek sumber daya air yang ada, yang menyangkut keterdapatan, parameter hidrologi, pola pengaliran, jumlah serta mutu air. Dalam hal data dan informasi tersebut tidak tersedia, maka perencanaan harus mencakup tindakan membuat rencana tindak action plan kampanye survei sumber daya air untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data primer agar informasi ketersediaan sumber daya air, baik jumlah dan mutu, wadahnya, serta variable waktu ketersediaannya. b. Asas keseimbangan Asas keseimbangan artinya perencanaaan menjamin keseimbangan keterdapatan occurrence antar jenis air, serta antara pemanfaatan sumber daya air dengan alam dan lingkungannya. Sedangkan asas kelestarian; kelestarian artinya perencanaan menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya air, bagi pemanfaatannya, baik jumlah maupun mutunya, dalam batasan ruang dan waktu tertentu, tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Karakteristik penyediaan air bersih berbeda dengan penyediaan jasa publik lainnya dilihat baik dari dimensi politik maupun ekonomi LPEM UI, 2001. Tabel 4 merupakan ringkasan karakteristik khusus pada sektor penyediaan air bersih. Tabel 4. Karakteristik khusus sektor air bersih Isu Dimensi Ekonomi Dimensi Politik Struktur Horizontal Bersifat sektoral Siapa yang menguasai atau memiliki Tanggung Jawab Penyediaan Cakupan terbatas untuk persaingan Keinginan untuk mempertahankan kepemilikan oleh negara Kebijakan Sosial Ekternalitas Karakter dan ideologi Pasal 33 UUD 45 Sumber: LPMUI, 2010. Pertama, dilihat dari struktur horizontalnya maka perusahaan air minum bervariasi dari struktur yang paling sentralistik hingga struktur yang sangat terdesentralistis. Di beberapa negara Amerika Latin dan Afrika seperti di Panama pengelolaan air minum disentralisasikn pada tingkat pemerintah pusat melalui Badan Usaha Milik Negara. Pada negara lainnya seperti yang terjadi di Indonesia dan Chile, penyediaan air bersih merupakan tanggung jawab pemerintah daerah tingkat dua. Desentralisasi penyediaan air bersih dimungkinkan mengingat rendahnya unit value harga air bersih relatif dibandingkan dengan biaya transportasinya. Penyediaan air bersih terintegrasi mulai dari produksi sampai dengan distribusinya, seperti yang berlaku juga dalam jasa penyediaan listrik dan komunikasi. Kedua, karakteristik tekhnologi sektor air bersih cenderung menghasilkan fragmentasi dari jaringan distribusi yang berimplikasi pada terbatasnya tingkat kompetisi yang mungkin terjadi dalam penyediaan air bersih. Adanya fragmentasi distribusi air bersih telah membatasi kemungkinan terbangunnya beberapa unit pengolahan air bersih yang dapat dipaksa bersaing satu sama lainnya. Air bersih bukanlah barang yang homogen, sehingga implementasi akses dari pihak ketiga membutuhkan monitoring yang kuat untuk menjaga kualitas air yang akan disalurkan melalui jaringan distribusi. Akibatnya peranan kompetisi dalam sektor air bersih lebih berupa kompetisi kepada pasar competition for the market daripada kompetisi dalam pasar competition in the market. Implikasinya deregulasi sektor air bersih tidak mungkin dilakukan secara total dan tetap diperlukan intervensi pemerintah hingga tingkatan tertentu atau sekurang- kurangnya pada tahapan regulasi. Ketiga, air bersih merupakan kebutuhan pokok dan mangandung elemen kebijakan sosial yang kuat. Hal ini berkaitan dengan adanya apa yang disebut dalam teori ekonomi sebagai eksternalitas positif berupa benefit bagi kesehatan dan eksternalitas negatif berupa penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat eksploitasi sumber daya air. Air adalah kebutuhan pokok yang merupakan basis bagi kelangsungan hidup maka penyediaan air telah menjadi kegiatan ekonomi yang sarat dengan isu politik. Oleh karena itu, maka pemutusan pelayanan air bersih kepada pelanggan sulit dilakukan, karena karakteristik khusus ini, seringkali terjadi konflik antara tujuan sosial dengan kelayakan komersial penyediaan air bersih. Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Berdasarkan ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan masalah di atas. Oleh karena itu maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya. Ditinjau dari segi kualitas mutu air secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air Razif, 2001. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan. Selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap, banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga yang masih tergantung dari beberapa factor. Faktor- faktor tersebut diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan. Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi Sutrisno, 2000. Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air bersih sebagai berikut : 1. Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3 dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. Untuk itu perlu dilakukan proses pemisahan garam NaCl yang disebut dengan proses desalinasi. 2. Air atmosfer air hujan Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya menampung air hujan pada waktu air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa- pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. 3. Air permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat kotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat limbah yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengahnya. 4. Air tanah Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer Suyono,1993. 5. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu 1 Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. 2 Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih yang aman bagi manusia. 3 Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau air minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. 4. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur dangkaldalam dan pengolahan tidak lengkap, hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi 50 NTU nephelometric turbidity unit. Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa Linsay, 1995.

2.2.7 Kebutuhan demand

Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73 dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya Suharyono, 1996. Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum, dan manusia dapat hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum Suripin, 2002. Menurut Dyah 2000, kebutuhan air terbesar dibagi berdasarkan sektor kegitan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: satu, kebutuhan domestik; dua, irigasi pertanian; dan tiga, industri. Kebutuhan air lainnya yang terbesar adalah untuk keperluan irigasi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan yang terus menerus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk di Indonesia. Menurut Kodoatie dan Sjrief 2008, Kebutuhan air yang dimaksud adalah kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia, segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan: a. Kebutuhan air domestik: keperluan rumah tangga. b. Kebutuhan air non domestik: untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat umum lainnya. Kebutuhan air domestik sangagt ditentukan oleh jumlah penduduk, dan konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama penentuan kecenderungan laju pertumbuhan penduduk Growth Rate Trends. Estimasi populasi untuk masa datang merupakan salah satu parameter utama dalam penentuan kebutuhan air domestik. Laju pertumbuhan juga menjadi parameter yang dipakai untuk analisis, Kodoatie dan Sjarief, 2008. Sedangkan untuk penentuan penyambungan di masa yang akan datang maka laju penyambungan yang ada saat ini dapat dipakai sebagai dasar analisis. Daerah perkotaan atau semi perkotaan dan daerah rural perlu dianalisis mengingat karakteristik kebutuhan airnya di tiga daerah tersebut berbeda. Menurut Sanim 2011, untuk menentukan perkiraan tingkat kebutuhan air nasional ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu melakukan proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan pangan. Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk dikalikan dengan kebutuhan per kapita dapat diperoleh besarnya kebutuhan air domestik. Kebutuhan air untuk rumahtangga dan perkotaan mancakup kebutuhan rumahtangga sehari-hari, pemadam kebakaran, penggunaan komersial, hotel dan industri rumah tangga. Kebutuhan air bervariasi tergantung besarnya kota, ciri penduduk, tingkat ekonomi, iklim dan biaya pemasokan air. Di perkotaan kebutuhan air bersih terus meningkat, setara dengan semakin meningkatnya urbanisasi ke kota. Sebagai contoh, dalam tahun 1970 apabila diasumsikan kebutuhan orang akan air bersih di kota sebesar 150 liter per orang per hari, maka dibutuhkan air bersih sebesar 17.884.500 m 3 per hari dan pada tahun 1990 naik menjadi 26.879.180 m 3 per hari atau 9.810.900.700 m 3 tahun. Sedangkan menurut Kodoatie dkk 2001, pada tahun 1990 kebutuhan air untuk domestik di Indonesia adalah sebesar 3.169.000.000 m 3 , sedangkan angka proyeksi untuk tahun 2000 dan 2015 berturut-turut sebesar 6.114.000.000 m 3 dan 8.903.000.000 m 3 . Berarti terjadi proesentase kenaikan berkisar antara 10 1990-2000 dan 6,67 tahun 2000-2015, Kebutuhan air terbesar di Indonesia terjadi di pulau Jawa dan Sumatra karena kedua pulau ini mempunyai jumlah penduduk dan industri yang cukup besar. Kebutuhan air antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan berbeda, baik dari segi kualitas dan kuantitasnya maupun peruntukannya. Selain itu tidak semua kebutuhan manusia akan air dapat dipenuhi dengan baik, terkadang terdapat gap antara kebutuhan dengan ketersediaan air, baik kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405MENKESSKXI2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-