Persyaratan Kimia Persyaratan Kualitas Air

perolehan pendapatan yang berbasiskan penggunaan sumber daya yang efisien. Pendekatan ekologi menekankan pada pentingnya perlindungan keanekaragaman hayati yang akan memberikan konstribusi pada keseimbangan ekosistem dunia. Sedangkan pendekatan sosial menekankan pada pemeliharaan kestabilan sistem sosial budaya, meliputi penghindaran konflik keadilan, baik antar generasi masa kini dengan generasi mendatang. Pembangunan yang berkelanjutan menggabungkan tiga bidang penting yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi ke dalam sebuah perspektif tunggal yang terpadu Bebbington, 2001; Van Dieren, 1995. Integrasiperpaduan kelompok-kelompok dari tiga buah pilar pembangunan berkelanjutan membawa kepada konsep- konsep efisiensi ekologi, keadilan ekologi dan efisiensi sosial seperti nampak pada Gambar 10. Gambar 8. Tiga sasaran pokok pembangunan berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan mengandung 2 konsep kunci yaitu: 1 kebutuhan esensial untuk keberlanjutan kehidupan manusia dan 2 keterbatasan dari teknologi dan organisasi yang berkaitan dengan kapasitas lingkungan untuk mencukupi kebutuhan generasi kini dan mendatang. Jadi konsep pembangunan berkelanjutan sesungguhnya berangkat dari konsep anthroposentrik yang menjadikan manusia sebagai tema sentralnya Fauzi, 2004. Keberlanjutan Sosial Keadilan ekologi Efisiensi sosial Efisiensi ekosistem Keberlanjutan ekonomi Keberlanjutan lingkungan Pembangunan Berkelanjutan Adapun prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan menurut Hasan 2003, adalah: 1. Pembangunan berkelanjutan menjamin permerataan dan keadilan sosial; 2. Pembangunan berkelanjutan menghadapi keanekaragaman dengan prasyarat selalu tersedianya sumberdaya alam secara berkelanjutan dan dasar bagi keseimbangan tatanan lingkungan ekosistem; 3. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan pendekatan integratif yaitu kompleksnya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial; 4. Pembangunan berkelanjutan meminta perspektif jangka panjang; Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan World Commission on Environment and Development-WCED , 1987 mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan hari kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan hal tersebut maka pembangunan berkelanjutan mempunyai tujuan jangka panjang, yaitu memikirkan pula kepentingan anak-cucu dalam generasi yang akan datang. Konsep pembangunan berkelanjutan muncul ketika terjadi ‘kegagalan’ pembangunan, saat proses yang terjadi bersifat top-down arus informasi yang terjadi hanya satu arah dari atas ke bawah dan jika ditinjau dari sisi lingkungan, sosial, dan ekonomi proses pembangunan yang terjadi ternyata tidak berkelanjutan. Pelaksanaan konsep ini diperkuat lagi dengan kesepakatan para pemimpin bangsa yang dinyatakan dalam hasil-hasil negosiasi internasional, antara lain Deklarasi Rio pada KTT Bumi tahun 1992, Deklarasi Millennium PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johannesburg pada KTT Bumi tahun 2002 Pelangi, 2003. Jadi sustainable development is more than ecological. Bukan sekadar pencemaran, air bersih, it goes deeper, yaitu kebhinekaan. Inilah prinsip pembangunan berkelanjutan. Kebhinekaan itu, meliputi berbagai aspek dalam kehidupan. Semakin beraneka ragam dimensi ekologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, semakin stabil sistem itu Salim, 1994. Dalam konteks air minum dan penyehatan lingkungan, keberlanjutan dapat diartikan sebagai upaya dan kegiatan penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan yang dilakukan untuk dapat memberikan manfaat dan pelayanan kepada masyarakat pengguna secara terus menerus. Keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan harus dilihat sebagai sistem yang terdiri dari pembangunan prasarana dan sarana, operasi, pemeliharaan, pengelolaan dan pengembangan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan kepada masyarakat. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk menuju pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan yang berkelanjutan adalah: • keberlanjutan aspek pembiayaan • keberlanjutan aspek teknik • keberlanjutan aspek lingkungan hidup • keberlanjutan aspek kelembagaan

2.6 Konservasi Sumber Daya Air

Bersasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air Pasal 20 ayat 1, Konservasi sumberdaya air ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya-dukung, daya-tampung dan fungsi sumberdaya air”. Ayat 2 konservasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai. Jadi kegiatan konservasi sumber daya air meliputi kegiatan perlindungan dan pelestarian air, pengawetan air serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia. Upaya perlindungan dan pelestarian sumber air dijadikan dasar dalam penatagunaan lahan, Kodoatie dan Sjarifief, 2008. Kegiatan yang berkaitan perlindungan dan pelestarian sumberdaya air dilakukan melalui : • Pemeliharaan kelangsungaan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air; • Pengendalian pemanfaatan sumber air; • Pengisian sarana dan prasarana sanitasi; • Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan sumber ai; • Pengendalian pengelolaan tanah di daerah hulu; • Pengaturan daerah sempadan sumber air; • Rehabilitasi hutan dan lahan; dan • Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Menurut Sanim 2011, perlindungan dan pelestarian sumber air dilaksanakan secara vegetatif atau sipil teknis melalui pendekatan soial, ekonomi dan budaya. Perlindungan secara vegetatif, dilakukan melalui penanaman pepohonan atau tanaman yang sesuai pada daerah tangkapan air atau daerah sempadan sumber air. Sedangkan cara sipil teknis, dilakukan melalui rekayasa teknis, seperti pembangunan penahan sedimen, pembuatan teras sengkedan dan penguatan tebing sumber air. Menurut Sanim 2011, terdapat 3 tiga prinsip yang mendukung pembangunan masa depan yang sehat dalam sektor air ini yaitu: Konservasi. Ini berarti menggunakan air hanya secukupnya saja untuk memenuhi kebutuhan yang senyatanya, tanpa pemborosan. Konservasi yang efektif biasanya meliputi suatu paket langkah pengendalian kekbocoran, penggunaan peralatan untuk penghematan air, tarif yang berdaya mencegah pemboroasan, dan kampanye untuk mendorong konsumen lebih sadar terhadap akibat penggunaaan air yang boros. Ketahanan. Ini berarti penggunaan teknologi dan sistem yang selalu siap bekerja dengan sumberdaya yang dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat yang dilayani, tanpa ketergantungan yang berlebih pada masukan dari luar. Sumber daya ini tidak saja keuangan, melainkan juga mengelola sistem dan keterampilan yang diperlukan untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang telah dipasang. Ketahanan juga berarti menggunakan sistem air minum bersih dan sanitasi yang disenangi masyarakat, dan juga peduli terhadap partisipasi masyarakat dalam memililih teknologi yang akan diterapkan dan dalam menentukan cara mengelolanya, demikian juga dalam perencanaan, konstruksi, manajemen dan operasi, serta pemeliharaan yang tepat. Sistem melingkar circulator system Dengan meningkatnya tekanan jumlah penduduk terhadap sumberdaya yang terbatas, maka perlu dipikirkan sistem sisterm melingkar, bukan garis lurus. Kota yang membuang polusinya ke saluran ai dan menyebabkan masalah bagi orang lain, tidak bisa dierima lagi. Sebaliknya, air limbah yang telah diolah seharusnya dianggap sebagai suatu sumber bernialai yang dapat dipakai lagi sebagi suatu daur ulang. Menurut Arsyad 2010, konservasi air dapat dilakukan dengan A pengelolaan dua komponen hidrologi yaitu air permukaan dan air tanah, dan B peningkatan efisiensi pemakaian air irigasi. Pengelolaan air permukaan dan air tanah bertujuan untuk memanfaatkan kedua komponen hidrologi tersebut secara lebih efisien. Pengelolaan air permukaan yaitu air yang berada di permukaan tanah meliputi 1 pengendalian aliran permukaan, 2 penyadapan air, 3 meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, 4 pengolahan tanah, 5 penggunaan bahan penyumbat tanah dan penolak air, dan 6 melapisi saluran air.

2.7 Multi Dinamic Scaling MDS

Multi Dimesional Scaling MDS dapat digunakan untuk menganlisa hubungan interdependen atau saling ketergantungan antar varibel atau data. MDS lebih berhubungan dengan objek dari suatu penelitian, hal ini berbeda dengan factor analysis dan cluster analysis . MDS berhubungan dengan pembuatan grafik map untuk menggambarkan posisi sebuah obyek dengan obyek yang lain, berdasarkan kemiripan similarity obyek-pbyek tersebut. Dalam praktek, banyak software yang telah dikembangkan untuk aplikasi MDS, diantaranya SPSS, dengan kemampuan membuat model dengan ALSCAL dan INDSCAL, Program