DKI Jakarta Deskripsi Wilayah

Kota Depok. Oleh karena itu tidak heran jika pelanggan terbesar dari PAM Tirta Kahuripan berada di Kota Depok. Cakupan pelayanan PAM Tirta Kahuripan baru mencapai 17 dari total penduduk Kota Depok. Kota Depok masuk dalam pelanyanan Cabang I, II, III dan IV dan sebagian besar pelanggan PAM Tirta Kahuripan berada di kota Depok yaitu kurang lebih 43 dari total pelanggan. Bahkan konstribusi penjualan air PAM Kota Depok merupakan yang paling tinggi sehingga sumbangannya terhadap perusahaan cukup besar. Tahun 2004 misalnya, penjualan air kota Depok mendapat 14 juta m3 dari total penjualan sekitar 29 juta m3. Sejak pemekaran Kabupaten Bogor menjadi dua daerah pada tahun 1999, yaitu Kabupaten Bogor sendiri dan Kota Depok, PAM Tirta Kahuripan saat ini melayani kedua daerah tersebut. Disamping kedua daerah pelayanan utama, PAM Tirta Kahuripan juga melayani Kota Bogor yang dulunya masuk kedalam wilayah adminstrasi Kabupaten Bogor. PDAM Tirta Kahuripan melayani kurang lebih 15 pelanggannya yang berada di Kota Bogor yang tersebar di Bogor Utara, Tanah Sereal dan Bogor Barat dan sebesar 42 pelanggan PAM Tirta Kahuripan berada di Kabupaten Bogor serta 43 pelanggannya berada di Kota Depok. Cakupan pelayanan PAM Tirta Kahuripan di daerah pelayanan Kabupaten Bogor, mencapai 15 penduduk. Pertambahan pelanggan baru per tahun, juga masih dibawah angka pertumbuhan penduduk, sehingga sulit sekali untuk mengejar target 80 cakupan pelayanan , dalam waktu lima tahun kedepan. Sebanyak 42 pelanggan PAM Tirta Kahuripan masuk dalam pengelolaan Kantor Cabang V, VI, VII, VIII, IX, X dan XI. Khusus Kantor Cabang VI dan VII disamping melayani pelanggan di Kabupaten Bogor, juga melayani pelanggan di Kota Bogor. PAM Tirta Kahuripan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan menggunakan tiga sumber air yaitu air permukaan sungai, mata air dan sumur bor dengan kaulitas air dan sistem pengolahan yang berbeda-beda. Sumber mata air dan sumur bor mempunyai kualitas air yang relatif baik dibandingkan dengan sumber air permukaan. Jumlah kapasitas terpasang rata-rata dari ketiga sistem pengolahan tersebut adalah 2.126,5 ldetik termasuk unit sumur bor di Kota Wisata.

4.2 Analisis Kebutuhan Air Jakarta dan Sekitarnya

Dalam rangka memenuhi kebutuhan yang direncanakan, perlu mempertimbangkan pemilihan jenis sumber daya air yang tepat, sesuai dengan peruntukan kebutuhan tersebut. Setiap jenis sumber daya air mempunyai kelebihan dan kekurangan apabila dibudidayakan untuk memenuhi suatu kebutuhan dengan peruntukan tertentu. Tabel 25 memperlihatkan secara umum perbandingan keuntungan dan kekurangan air permukaan dan air tanah. Menimbang kelebihan dan kekurangan air tanah tersebut dibandingkan dengan air permukaan, serta tuntutan penyediaan pasokan air yang terus meningkat, sementara sumber lain tidakbelum tersedia, maka pengguna air masih sangat mengandalkan sumber daya air tanah. Berdasarkan beberapa data yang ada, diperkirakan 70 kebutuhan pasokan air untuk keperluan domestik di Indonesia masih mengandalkan air tanah. Saat ini, lebih dari satu setengah milyar penduduk perkotaan di seluruh dunia menggantungkan pasokan air dari air tanah Anonymous, 1999. Jakarta sebagai Ibukota Negara RI merupakan kota terbesar dengan jumlah penduduknya terpadat di seluruh Indonesia dengan kebutuhan air eksisting, kebutuhan air proyeksi, dan ketersediaan air baku yang tinggi per kapitanya. Seperti yang diketahui, sejak 1998, jumlah pelanggan yang tercatat sebanyak 200.000, sedangkan air baku sebesar 8.500 literdetik. Pasa saat jumlah pelanggan sudah menjadi 420.000 orang pada 2010, air bakunya tetap sama yakni 8.500 literdetik. Pada Tabel 14 dipaparkan kebutuhan air di Jakarta serta pada wilayah sekitar DKI Jakarta. Kebutuhan air DKI Jakarta dewasa ini telah berkembang secara luar biasa dan akan berada pada kedudukan terdepan di Asia pada dasawarsa mendatang. Sehingga perencanaan dalam pengelolaan air bersih lintas wilayah berkelanjutan, perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam. Sebagai contoh kasus bahwa tingkat kehilangan air PT.Aetra pada akhir 2010 mencapai 49,24 persen. Pada bulan April 2011 PT. Aetra telah menurunkan tingkat kehilangan air tersebut menjadi 47,38. Tabel 3. Perkiraan kebutuhan air baku untuk air minum dan industri Lokasi Pusat Pengembangan Perkiraan kebutuhan air baku untuk air minum dan industri ton kubik 2005 2025 Jakarta Bogor Tangerang Tangsel Bekasi Depok Cikarang 36,43 2,35 3,04 1,74 1,13 0,61 0,69 55,13 4,26 5,56 4,00 2,43 1,39 1,47 TOTAL 45,99 74,24 Sumber : Cisadane River Basin JICA, 2003 diolah

4.2.1 Kebutuhan Air Wilayah Tangerang

Kebutuhan air bersih penduduk kota dan Kabupaten Tangerang saat ini dilayani oleh PAM Tirta Benteng Kota Tangerang dan PAM Kabupaten Tangerang yang memanfaatkan sumber air baku dari Sungai Cisadane. Hulu Sungai Cisadane berada di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Adapun kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang adalah sebagaimana digambarkan pada Tabel 15 . Tabel 4. Perkembangan kebutuhan air bersih kota Tangerang No Tahun Jumlah liter 1 1998 2.570.236 2 1999 2.661.236 3 2000 2.754.666 4 2001 2.843.874 5 2002 2.975.368 Sumber: PAM Kota Tangerang, 2003 diolah Tabel 15 menunjukkan bahwa kebutuhan air Kota Tangerang masih belum begitu besar karena kebutuhan air penduduk Tangerang baik kabupaten maupun Kota Tangerang dan juga Kota Tangerang Selatan masih banyak diambil dari air tanah. Jika penduduk Tangerang membutuhkan air per hari rata-rata sebanyak 100 liter maka kebutuhan air bersih Kota Tangerang saja sebesar 2.781.428 org X 100 liter = 200.781.428 literhari. Kebutuhan air tersebut belum termasuk kebutuhan air untuk industri, komersil dan lain- lain mengingat Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang adalah daerah industri. Kebutuhan air untuk Kabupaten Tangerang guna keperluan sehari-hari adalah 1.311.746 org X 100 literoranghari = 100.311.746 literhari. Khusus untuk Kota Tangerang Selatan Tangsel yang meliputi Kota Satelit Bintaro, Ciputat dan Kota Baru Bumi Serpong Damai BSD City, diperkirakan kebutuhan air penduduk Kota Tangsel melebihi 100 literorang hari. Jumlah penduduk Kota Tangsel belum dapat disajikan dalam disertasi ini karena belum tersedia data karena kota Tangsel merupakan kota baru pecahan dari Kabupaten Tangerang Pada tahun 2009 Tangsel memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. 4.3 Suplai 4.3.1 Suplai Air Baku dan produksi Air Bersih DKI Jakarta PAM Jaya dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk Wilayah Jakarta mengandalkan sumber air baku dari DAS Citarum yang disuplai oleh PJT II Waduk Jatiluhur yang lokasinya di Daerah Purwakarta dengan hulu Sungai Gunung Wayang. Selain DAS Citarum PAM Jaya juga membeli air curah dari PAM Tangerang dengan sumber air baku dari DAS Cisadane. Walau terdapat 13 sungai yang mengalir di DKI Jakarta seperti Sungai Ciliwung, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, Kali Angke, Kali Sunter, Kali Baru dan lain-lain saat ini pemanfaatannya masih sedikit sekali. Beberapa sungai yang ada memang sudah tercemar bahkan menurut BPLHD Jakarta, hampir seluruh sungai yang ada di DKI Jakarta telah tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi BPLHD DKI Jakarta, 2006. Alokasi air dari PJT II Waduk Jari luhur dapat dilihat pada Tabel 16 beikut ini .