PENGELUARAN BARANG MODAL Final buku prospektus indosat

83 Perseroan dapat memutuskan untuk menurunkan jumlah pengeluaran barang modal yang telah direncanakan dan melakukan penyesuaian modal kerja. Penurunan jumlah pengeluaran barang modal dan penyesuaian modal kerja yang direncanakan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kinerja operasional dan kondisi keuangan Perseroan.

F. PENGELUARAN BARANG MODAL

Penyediaan jasa telekomunikasi bersifat padat modal. Untuk dapat terus bersaing, Perseroan harus terus-menerus melakukan perluasan, memodernisasi dan memperbarui teknologi Perseroan, yang memerlukan pengeluaran barang modal yang besar. Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2015 dan 2016, pengeluaran barang modal konsolidasi aktual Perseroan masing- masing berjumlah total Rp6.838,1 miliar, Rp10.058,1 miliar dan Rp6.377,0 miliar. Per 31 Desember 2016, Perseroan memiliki komitmen pengeluaran modal sebesar USD 9.596 ribu dan Rp 886.490 juta. Informasi yang terkait komitmen pengeluaran barang modal yang signiikan: dalam USD ribu atau jutaan rupiah Tanggal kontrak Deskripsi Pihak PO terbit PO belum diterima 02082010 dan 21122012 diperbarui 01012015 Pengadaan infrastuktur telekomunikasi PT Huawei Tech Investment USD230.566 dan Rp2.631.455 USD702 dan Rp288.175 01102010 dan 10122012 diperbarui 01012015 Pengadaan peralatan telekomunikasi dan jasa terkait PT Ericsson Indonesia danand Ericsson AB USD347.091 dan Rp2.333.647 USD711.004 dan Rp99.176 26012016 Solusi IT dan jasa pengelolaan PT IBM Indonesia USD4.703 dan Rp608.766 Rp98.211 21122015 dan 20042016 Pengadaan peralatan telekomunikasi dan jasa terkait PT Westindo Esa Perkasa USD8.043 dan Rp180.997 USD1.394 dan Rp34.882 25022013 diperbarui 05102015 Pengadaan infrastruktur telekomunikasi Alcatel-Lucent Indonesia danand International USD84.328 dan Rp206.807 USD1.457 dan Rp15.322 Untuk tahun 2017, Perseroan berencana untuk mengalokasikan kurang lebih Rp5.871,0 miliar untuk pengeluaran barang modal baru. Perseroan berencana untuk memusatkan perhatian pada modernisasi atas jaringan selular Perseroan di Jababodetabek, daerah lain dari Jawa termasuk Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Sukabumi dan Garut dan beberapa kota di luar Jawa termasuk Medan, Banjarmasin, Lampung, Batam dan Palembang. Setelah melakukan modernisasi jaringan selular di ibu kota propinsi di wilayah Jawa, perseroan berencana untuk melanjutkan modernisasi atas jaringan selular di kota besar lain di Jawa misalnya Karawang, Sukabumi, Tegal, Solo, Magelang, Malang, Kediri serta beberapa kota besar di luar jawa misalnya Makassar, Manado, Balikpapan, Samarinda. Jumlah di atas merepresentasikan rencana anggaran investasi Perseroan. Pengeluaran aktual atas dasar kas akan bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk metode pembiayaan dan waktu penyelesaian pengiriman peralatan dan jasa yang dibeli. Rencana pengeluaran barang modal di atas didasarkan pada pemahaman Perseroan tentang keadaan pasar dan kondisi peraturan saat ini, dan Perseroan dapat mengubah rencana Perseroan dalam menanggapi perubahan kondisi-kondisi tersebut. Secara khusus, tergantung pada kerangka peraturan atas jasa nirkabel lainnya, Perseroan dapat memutuskan untuk meningkatkan investasi Perseroan baik melalui peningkatan pengeluaran barang modal, realokasi rencana pengeluaran yang ada, skema pembagian pendapatan, mengganti barang modal dengan barang yang jenis dan fungsinya sama atau lebih baik atau kombinasi dari kekempat hal di atas. Skema pembagian pendapatan akan mencakup kerjasama dengan investor swasta di mana investor akan membiayai pembangunan proyek dengan imbalan pendapatan dari proyek tersebut, yang mirip dengan struktur build-operate-transfer. 84 Berdasarkan sejarah, Perseroan membiayai pengeluaran barang modal Perseroan melalui sumber internal dan arus kas tunai dari kegiatan usaha, serta utang pembiayaan melakui pinjaman bank dan pasar modal. Perseroan berharap untuk dapat melanjutkan membiayai pengeluaran barang modal melalui sumber-sumber tersebut. Perseroan menghadapi risiko likuiditas jika peristiwa tertentu terjadi, termasuk namun tidak terbatas pada, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih lambat daripada yang diharapkan, penurunan peringkat utang atau memburuknya kinerja keuangan atau rasio keuangan Perseroan. Jika Perseroan tidak dapat mendapatkan jumlah yang diperlukan untuk menunjang rencana pengeluaran barang modal untuk tahun 2017, Perseroan mungkin tidak dapat meningkatkan atau memperluas infrastruktur telekomunikasi selular Perseroan atau memperbaharui teknologi Perseroan lainnya sampai pada batas yang diperlukan untuk tetap kompetitif dalam pasar telekomunikasi Indonesia, yang akan mempengaruhi kondisi keuangan, hasil kegiatan usaha dan prospek usaha Perseroan.

G. ANALISIS RASIO KEUANGAN