PERIZINAN LINGKUNGAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

241 Hak Cipta Nama Pemilik Nama Ciptaan Bentuk Ciptaan Tanggal Pendaftaran Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta Nomor Registrasi Hak Cipta Lintasarta LINTASARTA Seni Logo 28 Maret 2011 50 Tahun C00201101144 ARTAJASA Berdasarkan pemeriksaan dan keterangan Artajasa, Artajasa memiliki harta kekayaan intelektual berupa merek, yaitu: No Merek Nomor Pendaftaran Tanggal Masa Berakhir Kelas Barang Jasa Nama Pemilik Pengajuan Penerimaan Permohonan Pendaftaran 1. Artajasa IDM000330383 23 Juli 2010 23 Juli 2010 2 November 2011 23 Juli 2023 36 Artajasa 2. Mynt IDM000347879 4 November 2010 4 November 2010 3 Februari 2012 4 November 2020 9 Artajasa 3. Artajasa IDM000330384 3 Juli 2010 23 Juli 2010 2 November 2011 23 Juli 2020 9 Artajasa HAKI yang akan habis masa berlakunya dalam jangka waktu 1 tahun mendatang harus diperpanjang oleh Perseroan.

A. PERIZINAN LINGKUNGAN

Izin lingkungan Perusahaan didasarkan pada Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ”DPPL” dan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup ”DELH”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan ”PP No. 272012”, dokumen lingkungan yang telah mendapat persetujuan sebelum berlakunya PP No. 272012 dinyatakan tetap berlaku dan dipersamakan dengan Izin Lingkungan. Dengan demikian, DPPL dan DELH Perseroan dianggap sama dengan izin lingkungan. Tidak ada ketentuan hukum, kebijakan pemerintah atau permasalahan di bidang lingkungan hidup yang berdampak material terhadap penggunaaan aset Perseroan dan biaya yang telah dikeluarkan Perseroan atas tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup

B. TATA KELOLA PERUSAHAAN

Perseroan mempertahankan komitmen terhadap pelaksanaan tata kelola Perusahaan GCG yang baik sebagai elemen fundamental dalam transformasi menjadi perusahaan yang terkemuka dengan pertumbuhan yang berkesinambungan. Demi mewujudkan hal itu, Perseroan telah menetapkan dan menerapkan sejumlah panduan, struktur dan kebijakan terkait implementasi GCG. Kebijakan, Panduan, dan Struktur Tata Kelola Perusahaan GCG Sebagai Perusahaan publik terkemuka di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Perseroan tidak hanya mematuhi peraturan pasar modal yang relevan, tetapi berusaha menjalankan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan Perusahaan-Perusahaan global lainnya. Selain itu, semua pelaporan lain yang diwajibkan menurut hukum penyedia layanan telekomunikasi seperti RFR Regulatory Financial ReportPeraturan Laporan Keuangan, QoS Quality of ServiceKualitas Layanan, TKDN Tingkat Komponen Dalam Negeri, dan LKO Laporan Kinerja Operasional telah dilaksanakan sesuai parameter dan kerangka waktu yang ditetapkan. Kerangka GCG Perseroan mengacu antara lain pada lima prinsip tata kelola Perusahaan OECD Organization for Economic Cooperation and Development, dengan hasil seperti dibawah ini: Hak Pemegang Saham Kerangka kerja tata kelola Perusahaan wajib melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham. 242 Perlakuan Yang Setara Bagi Pemegang Saham Kerangka kerja tata kelola Perusahaan wajib memastikan perlakuan yang setara bagi semua pemegang saham dan semua pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk memperoleh ganti rugi yang efektif atas adanya pelanggaran hak mereka. Peran Pemangku Kepentingan Kerangka kerja tata kelola Perusahaan wajib mengakui hak-hak pemangku kepentingan dan mendorong kerjasama aktif antara Perusahaan dan pemangku kepentingan untuk menciptakan kesejahteraan, pekerjaan, dan keberlanjutan usaha yang sehat secara inansial. Keterbukaan Informasi Dan Transparansi Kerangka kerja tata kelola Perusahaan wajib memastikan pengungkapan informasi yang tepat waktu dan akurat atas semua hal material mengenai Perusahaan. Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dan Direksi Kerangka kerja tata kelola Perusahaan wajib memastikan pedoman yang strategis bagi Perusahaan, pemantauan manajemen yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, dan akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi terhadap Perusahaan dan pemangku kepentingan. Untuk membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk sejumlah komite yang melapor langsung kepada Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Manajemen Risiko dan Komite Anggaran: - Komite Audit Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris antara lain dalam menelaah informasi keuangan Perseroan yang akan diterbitkan dan menelaah pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. - Komite Nominasi dan Remunerasi Fungsi Komite Nominasi dan Reumunerasi bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris atas remunerasi, bonus dan tunjangan bagi Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Perseroan, termasuk struktur, syarat dan pelaksanaan opsi kepemilikan saham bagi Komisaris, Direktur dan karyawan Perseroan - Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kebijakan yang tepat yang menyangkut penilaian risiko dan pengelolaan risiko, serta mengkaji kecukupan, kelengkapan dan efektivitas penerapan proses manajemen risiko Perseroan, dan merekomendasikan kepada Komisaris perbaikan yang dipandang perlu.. - Komite Anggaran Komite Anggaran membantu Dewan Komisaris dalam melakukan tugas-tugas pengawasan dan penasehat dengan mengkaji dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait rencana strategis, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan termasuk rencana Belanja Modal Perseroan. Komite-komite di bawah Direksi adalah sebagai berikut: - Komite Komersial dan Harga Tanggung jawab utama Komite Komersial dan Harga adalah memastikan agar seluruh kinerja komersial Perseroan selaras dengan tujuan strategis dan keuangan Perseroan. - Komite Investasi Tanggung jawab utamanya adalah mereview secara rinci business case dari rencana Belanja Modal dan Operasional yang membutuhkan persetujuan Direksi menurut Tingkat Kewenangan Keuangan Perseroan saat ini. 243 - Komite Sumber Daya Manusia Menciptakan lingkungan kerja yang menarik dan mengembangkan karyawan berkualitas tinggi serta berkontribusi bagi Perseroan. - Komite Keterbukaan Informasi Bertanggung jawab mempertimbangkan informasi material dan menetapkan kewajiban keterbukaan informasi korporasi secara tepat waktu dan memastikan agar seluruh materi keterbukaan informasi korporasi adalah akurat serta dikumpulkan, diproses dan dilaporkan secara tepat waktu.

C. TANGGUNG JAWAB SOSIAL