86 Dalam implementasi manajemen risiko, Perseroan telah membentuk grup Risk Management Internal
Control over Financial Reporting “Grup RM ICFR”. Tanggung jawab Grup RM ICFR adalah untuk menilai, menganalisis, dan memetakan risiko yang ditimbulkan oleh kegiatan Perseroan, berdasarkan
kebijakan manajemen risiko Perseroan. Pedoman dan peta risiko dimaksudkan untuk mengarahkan unit yang rawan-risiko dalam menerapkan manajemen risiko dalam operasi mereka. Grup RM ICFR
mendukung Direksi dengan mengkomunikasikannya kepada semua unit bisnis untuk memastikan pemahaman manajemen risiko yang konsisten dari seluruh Perseroan.
Perseroan memiliki proil risiko dan melakukan penilaian secara berkala. Direksi melaporkan penilaian terhadap risiko secara triwulanan kepada Komite Manajemen Risiko. Sampai akhir tahun 2016,
Perseroan telah mengidentiikasikan berbagai risiko yang material yang berkaitan dengan strategi, operasi dan faktor eksternal. Proil risiko digunakan sebagai referensi bagi Grup Internal Audit untuk
merencanakan dan melaksanakan program internal audit. Perlakuan risiko meliputi mitigasi, menerima, menghindari dan mentransfer risiko ke pihak lain. Mitigasi
atas risiko strategi, operasional dan risiko eksternal diidentiikasi dan disetujui oleh pihak manajemen terkait untuk dijalankan atas masing-masing risiko. Perseroan juga memiliki level toleransi risiko, dimana
perlakuan atas risiko ditargetkan sesuai dengan level tersebut. Laporan status mitigasi atas seluruh risiko tersebut dilaporkan secara berkala kepada manajemen dan untuk risiko strategis dilaporkan
lebih lanjut kepada Komite Manajemen Risiko, untuk fungsi monitoring dan pengambilan keputusan selanjutnya.
J. PANDANGAN MANAJEMEN TERHADAP KONDISI PEREKONOMIAN DAN KONDISI PASAR
Berdasarkan sumber data World Bank Januari 2017, kondisi perekonomian global pada tahun 2017 akan tumbuh 2.7. Hal tersebut memberi iklim yang baik untuk perekonomian di berbagai negara di
masa yang akan datang.
Menurut data Bank Indonesia dalam “Prospek Perekonomian dan Arah Kebijakan”, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4 dengan sumber
pertumbuhan yang lebih seimbang antara permintaan eksternal danpermintaan domestik. Permintaan eksternal diperkirakan terus membaik sehingga ekspor akan meningkat sedangkan permintaan
domestik masih moderat sehingga impor dan inlasi akan tetap terkendali. Dengan demikian, rasio deisit transaksi berjalan terhadap PDB diprakirakan akan menurun menjadi di bawah 3,0 dan laju
inlasi diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran 4,0±1. Meskipun membaik, prospek perekonomian Indonesia tahun 2017 masih dihadapkan pada beberapa
faktor risiko, baik yang bersifat global maupun domestik. Di sisi global, proses rebalancing ekonomi China yang semula berorientasi investasi menjadi konsumsi dapat mengurangi ekspor. Selain itu, suasana
ketidakpastian yang mengiringi implementasi kebijakan tapering of oleh the Fed dapat mengurangi
arus masuk modal portofolio. Di sisi domestik, terdapat risiko kenaikan laju inlasi yang bersumber dari kenaikan harga bahan bakar minyak, dampak gangguan cuaca dan bencana alam terhadap harga bahan
makanan serta dampak lanjutan dari kenaikan harga-hargabarang dan pelemahan nilai tukar. Terkait implementasi UU Minerba, kebijakan ini dalam jangka menengah berdampak positif terhadapekspor,
tetapi dalam jangka pendek dapat mengurangi ekspor jika proses pembangunan smelter tidak berjalan lancar sesuai rencana.
Pada sisi industri telekomunikasi, pertumbuhan permintaan layanan telekomunikasi akan terus berlangsung. Hal ini terutama akan didorong oleh perbaikan kondisi ekonomi, penyediaan layanan yang
makin beragam oleh para operator, kemajuan teknologi, perluasan cakupan layanan dan peluang yang masih besar dalam bisnis data dan digital services. Diharapkan Perseroan pun akan tumbuh seiring
dengan pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia ke depan.
87
K. PENJELASAN MENGENAI PERUBAHAN KONDISI LIKUIDITAS ATAU CASH FLOW DAN PANDANGAN TERHADAP KONDISI TAHUN YANG AKAN DATANG
Arus kas yang dimiliki Perseroan saat ini cukup baik, dimana Perseroan masih mempertahankan kinerja usahanya yang didukung oleh industri yang masih tetap mengalami pertumbuhan. Perseroan juga
menjalankan program-program yang mendukung untuk pengelolaan biaya yang baik untuk memastikan tingkat proitabilitas Perseroan dapat dijaga.Program yang telah dilaksanakan antara lain program
penghematan biaya operasional dan pengeluaran modal dengan melakukan beberapa langkah, antara lain penyeleksian setiap pengeluaran biaya dengan mengevaluasi setiap permintaan pembelian dari
setiap unit kerja, penghematan di setiap unit kerja, dan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
L. PERUBAHAN DALAM METODE PEMBERIAN JASA YANG DIBERIKAN