66
5. Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tanggal dan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014, 2015 dan 2016 tidak selalu mencerminkan pendapatan dan laba
usaha Perseroan pada periode-periode tersebut. Hal ini sebagian disebabkan oleh adanya luktuasi yang besar pada beberapa pos non-usaha, yang mempengaruhi laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemilik perusahaan pada periode-periode tersebut. Pos non-usaha tersebut di antaranya adalah luktuasi beban manfaat pajak penghasilan tangguhan, laba atau rugi selisih kurs-bersih, dan
laba atau rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih. Perseroan mengharapkan luktuasi ini akan terus berlanjut.
D. ANALISIS KEUANGAN
Tabel berikut ini memperlihatkan data pendapatan komprehensif yang dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan usaha untuk periode-periode yang disebutkan:
dalam persentase
Keterangan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2016 2015
2014 Pendapatan
Selular 82,56
81,80 80,88
MIDI 14,15
14,02 14,57
Telekomunikasi tetap 3,29
4,18 4,55
Jumlah Pendapatan 100,00
100,00 100,00
Beban Konsolidasian:
Beban penyelenggaraan jasa 40,84
41,89 43,22
Penyusutan dan amortisasi 30,74
32,76 34,15
Karyawan 7,25
7,18 7,22
Pemasaran 4,24
4,62 4,34
Umum dan administrasi 3,60
3,45 3,57
Amortisasi keuntungan tangguhan dari pejualan dan penyewaan kem-
bali menara 0,48
0,53 0,59
Keuntungan kerugian selisih kurs - bersih
0,02 1,15
0,63 Keuntungan penjualan investasi
yang tersedia untuk dijual -
- 1,72
Provisi atas kasus hukum -
- 5,64
Lain-lain bersih 0,29
0,66 0,85
Jumlah Beban Bersih 86,50
91,18 97,31
Laba Usaha 13,50
8,82 2,69
Beban lain-lain – bersih 7,35
15,50 10,83
Laba sebelum pajak penghasilan 6,15
6,67 8,15
Manfaat beban pajak penghasilan - bersih
1,78 2,32
0,35
67
dalam persentase
Keterangan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2016 2015
2014 LABA TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Perusahaan
3,79 4,89
8,34
Kepentingan nonpengendali 0,58
0,55 0,54
Tabel berikut ini memperlihatkan pendapatan dari segmen-segmen usaha untuk periode-periode yang disebutkan:
dalam jutaan Rupiah, kecuali persentase
Keterangan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2016 2015
2014 Rp
Rp Rp
Selular
Data 10.312.992
35,34 7.031.048
26,27 4.481.412
18,61 Telepon
7.680.861 26,32
7.604.021 28,41
7.282.088 30,23
SMS 4.968.037
17,02 4.985.612
18,62 4.530.403
18,81 Jasa interkoneksi
1.711.842 5,87
1.925.302 7,19
2.213.000 9,19
Jasa nilai tambah 1.157.759
3,97 826.844
3,09 720.887
2,99 Sewa menara
776.156 2,66
701.679 2,62
667.178 2,77
Potongan harga di muka dan Pro- gram Loyalitas Pelanggan
3.237.864 11,09
1.774.114 6,63
818.771 3,40
Lain-lain 725.554
2,49 595.330
2,22 404.268
1,68
Sub-jumlah 24.095.337
82,56 21.895.722
81,80 19.480.465
80,88 MIDI
Konektivitas tetap 2.387.204
8,18 2.645.945
9,88 2.416.277
10,03 Jasa IT dan Pembayaran Elektronis
947.862 3,25
544.011 2,03
512.151 2,13
Fixed Internet 795.695
2,73 563.529
2,11 580.135
2,41
Sub-jumlah 4.130.461
14,15 3.753.485
14,02 3.508.563
14,57 Telekomunikasi Tetap
Telepon Internasional 833.190
2,85 975.813
3,65 920.095
3,82 Telepon Jaringan Tetap
125.636 0,43
130.910 0,49
130.887 0,54
Telepon Jaringan Tetap Nirkabel -
0,00 12.595
0,05 45.091
0,19
Sub-jumlah 958.826
3,29 1.119.318
4,18 1.096.073
4,55
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 31 Desember
2016 2015
2014 PENDAPATAN
Selular 24.095.337
21.895.722 19.480.465
Multimedia, Komunikasi Data, Internet “MIDI” 4.130.461
3.753.485 3.508.563
Telekomunikasi Tetap 958.826
1.119.318 1.096.073
Jumlah Pendapatan 29.184.624
26.768.525 24.085.101
BEBAN PENGHASILAN Beban penyelenggaraan jasa
11.918.821 11.213.902
10.408.912 Penyusutan dan amortisasi
8.972.570 8.769.147
8.226.063 Karyawan
2.114.754 1.921.071
1.738.627 Pemasaran
1.237.831 1.236.679
1.044.884 Umum dan administrasi
1.049.399 923.567
859.529 Keuntungan kerugian selisih kurs - bersih
5.842 306.648
152.247 Amortisasi keuntungan tangguhan dari penjualan dan penyewaan kembali
menara 141.050
141.050 141.050
Keuntungan penjualan investasi yang tersedia untuk dijual -
- 413.700
Provisi atas kasus hukum -
- 1.358.643
Lain-lain – bersih 85.904
176.451 204.145
Jumlah Beban 25.244.071
24.406.415 23.438.300
68
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 31 Desember
2016 2015
2014 3.940.553
2.362.110 646.801
Keuntungan kerugian selisih kurs – bersih 273.805
1.292.516 243.173
Penghasilan bunga 111.474
218.555 142.803
Biaya keuangan 2.256.285
2.829.464 2.406.536
Kerugian perubahan nilai wajar derivatif – bersih 274.284
244.520 101.927
2.145.290 4.147.945
2.608.833 LABA RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
1.795.263 1.785.835
1.962.032 BEBAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
519.608 622.357
83.803 LABA RUGI TAHUN BERJALAN
1.275.655 1.163.478
1.878.229 LABA RUGI TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 1.105.042
1.310.001 2.008.364
Kepentingan nonpengendali 170.613
146.523 130.135
1.275.655 1.163.478
1.878.229 LABA RUGI PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN YANG DAPAT DIATRI-
BUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK dalam Rupiah penuh 203,36
241,08 369,60
disajikan kembali akibat penerapan PSAK No.24 Revisi 2013 yang berlaku efektif di 1 Januari 2015
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
1. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
Total pendapatan meningkat dari Rp26.768,5 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp29.184,6 miliar pada tahun 2016, atau sebesar 9,0, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari jasa selular dan
MIDI. Selama tahun 2016, pendapatan dari jasa selular meningkat sebesar Rp2.2 miliar, atau 10,0, dari Rp21.895,7 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp24.095,3 miliar pada tahun 2016. Pendapatan dari
jasa MIDI meningkat sebesar Rp377,0 miliar, atau sebesar 10,0, dari Rp3.753,5 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp4.130,5 miliar pada tahun 2016. Pendapatan dari jasa telekomunikasi tetap di tahun
2016 menurun sebesar Rp160,5 miliar, atau sebesar 14,3, dari Rp1.119,3 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp958,8 miliar pada tahun 2016.
a. Selular
Pada tahun 2016, Perseroan mencatat pendapatan dari jasa selular sebesar Rp24.095,3 miliar, meningkat sebesar 10,0 dari Rp21.895,7 miliar pada tahun 2015. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan karena peningkatan pendapatan dari pendapatan pemakaian, pemakaian data, pendapatan jasa nilai tambah dan pendapatan interkoneksi SMS, yang sebagian dikompensasi dengan peningkatan
yang signiikan pada potongan harga di muka dan program loyalitas pelanggan terkait dengan potongan harga yang diberikan untuk layanan roaming data outbond sehubungan dengan paket roaming data
yang diperkenalkan oleh Perseroan pada tahun 2016. Pendapatan dari jasa selular mewakili 82,6 dari total pendapatan Perseroan pada tahun 2016, yang memiliki persentase yang lebih tinggi daripada
persentase pada tahun 2015.
Pendapatan data meningkat sebesar Rp3,3 miliar, atau 46,7, dari tahun 2015 menjadi Rp10.313,0 miliar pada tahun 2016, dan mewakili 42,8 dari total pendapatan jasa selular Perseroan. Peningkatan
dalam pendapatan pemakaian terutama disebabkan oleh peningkatan dalam layanan roaming data outbond.
b. MIDI
Pada tahun 2016, pendapatan dari jasa MIDI meningkat sebesar Rp377,0 miliar dari Rp3.753,5 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp4.130,5 miliar pada tahun 2016. Pendapatan jaringan tetap menurun
sebesar Rp259,1 miliar dari Rp2.656,3 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp2.397,2 miliar pada tahun 2016.
69
c. Telekomunikasi Tetap
Terdapat penurunan dalam pendapatan dari jasa telekomunikasi tetap sebesar Rp160,5 miliar, atau sebesar 14,3, dari Rp1.119,3 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp958,8 miliar pada tahun 2016.
Pendapatan dari jasa telepon internasional dan telepon jaringan tetap nirkabel, masing-masing mencerminkan 86,9 dan 13,1 dari pendapatan jasa telekomunikasi tetap pada tahun 2016.
Pendapatan yang berasal dari telepon internasional menurun dari Rp miliar pada tahun 2015 menjadi Rp833,2 miliar pada tahun 2016 akibat dari penurunan dalam lalu lintas SLI yang masuk dari pelanggan
Perseroan dan non-Perseroan dan penurunan dalam penggunaan jaringan tetap.
2. BEBAN USAHA KONSOLIDASIAN
Beban usaha meningkat sebesar Rp837,7 miliar, atau sebesar 3,4, dari Rp24.406,4 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp25.244,1 miliar pada tahun 2016, terutama karena peningkatan beban penyelenggaraan
jasa, beban penyusutan dan amortisasi, beban karyawan, serta beban administrasi dan umum.
Beban penyelenggaraan jasa meningkat sebesar Rp704,9 miliar, atau 6,3, dari Rp11.213,9 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp11.918,8 miliar pada tahun 2016, terutama karena peningkatan iuran
kepada pemerintah untuk biaya hak penggunaan frekuensi radio, sewa lahan untuk penempatan menara, biaya pemasangan dan biaya
penjualan paket perdana dan reload voucher.
Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar Rp203,4 miliar, atau 2,3, dari Rp8.769,1 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp8.972,6 miliar pada tahun 2016, terutama karena modernisasi jaringan
yang telah selesai pada tahun 2015 dan efek depresiasi aset-aset nya terhitung penuh selama tahun 2016. Selain itu terdapat peningkatan proporsi penambahan aset-aset IT dan transmisi dengan estimasi
umur manfaat ekonomis yang pendek pada tahun 2016. Pengeluaran barang modal Perseroan menurun sebesar Rp3.681,1 miliar, atau 36,6, dari Rp10.058,1 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp6.377,0
miliar pada tahun 2016.
Beban karyawan meningkat sebesar Rp193,7 miliar, atau 10,1, dari Rp1.921,1 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp2.114, 8 miliar pada tahun 2016, terutama karena kenaikan jumlah karyawan.
Beban umum dan administrasi meningkat sebesar Rp125,8 miliar, atau sebesar 12,0, dari Rp923,6 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp1.049,4 miliar pada tahun 2016, terutama karena kenaikan biaya
untuk pemakaian merk kepada Ooredoo QSC dan peningkatan provisi penurunan nilai dan penghapusan langsung piutang usaha, yang dikompensasikan juga oleh penurunan jasa profesional.
Laba penjualan menara. Perseroan mengakui laba penjualan menara sebesar Rp141,1 miliar, yang berasal dari amortisasi dari laba yang ditangguhkan dari transaksi penjualan dan sewa kembali menara
dengan Tower Bersama yang selesai pada bulan Agustus 2012.
Lain-lain – bersih. Beban lain-lain – bersih menurun sebesar Rp90,6 miliar atau 51,3 dari Rp176,4 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp85,9 miliar pada tahun 2016 terutama dikarenakan penurunan
beban tagihan pajak, penurunan beban lain lain dan kenaikan penghasilan dividen dari investasi saham Perseroan. Semua itu dikompensasi oleh adanya pembatalan pencadangan investasi saham Perseroan
pada tahun 2015 dan penurunan laba penjualan aset tetap.
3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN
Laba usaha konsolidasian Perseroan meningkat sebesar Rp1.578,4 miliar, atau 66,8, dari Rp2.362.1 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp3.940,6 miliar pada tahun 2016 sebagai akibat dari faktor-faktor
diatas dimana pendapatan usaha meningkat sebesar 9,0.
Penyebab utama kenaikan laba usaha adalah kenaikan pendapatan selular sebesar 10,0 pada tahun 2016, utamanya disebabkan peningkatan pendapatan Data, Telepon, SMS, dan VAS, namun diimbangi
dengan penurunan pendapatan interkoneksi.
70
4. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Beban lain-lain bersih menurun sebesar Rp2.002,7 miliar, atau 48,3, dari Rp4.147.9 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp2.145,3 miliar pada tahun 2016, terutama karena peningkatan keuntungan selisih kurs.
Keuntungan selisih kurs-bersih meningkat sebesar Rp1.566,3 miliar, atau 121,2, dari rugi sebesar Rp1.292,5 miliar pada tahun 2015 menjadi laba Rp273,8 miliar pada tahun 2016. Kurs tengah nilai tukar
Rupiah Dolar AS yang diumumkan oleh Bank Indonesia mengalami penguatan dari Rp13.795 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp13.436 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2016,
atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pelemahan nilai tukar Rupiah dari Rp12.440 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp13.795 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2015 sehingga
menyebabkan penurunan nilai utang Dolar AS jika ditranslasikan dalam satuan mata uang Rupiah.
Perseroan mencatat kerugian nilai wajar derivatif bersih sebesar Rp274,3 miliar, yang mencerminkan kenaikan sebesar Rp29,8 miliar, atas rugi perubahan nilai wajar derivatif-bersih dari Rp244,5 miliar
pada tahun 2015 dikarenakan kenaikan rugi penyelesaian kontrak forward mata uang asing, yang dikompensasikan oleh keuntungan perubahan nilai wajar dari kontrak forward mata uang asing yang
ditandatangani oleh Perseroan pada 2016.
Perseroan mencatat penurunan pendapatan bunga menjadi Rp111,5 miliar pada tahun 2016, yang mencerminkan penurunan sebesar Rp107,1 miliar, atau 49,0 dari Rp218,6 miliar pada tahun 2015,
sebagai akibat dari lebih besarnya deposito yang berasal dari penerbitan obligasi Perseroan pada akhir tahun 2015.
5. BEBAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Perseroan mencatat beban pajak penghasilan - bersih sebesar Rp519,6 miliar pada tahun 2016 dibandingkan dengan manfaat pajak penghasilan sebesar Rp622,4 miliar pada tahun 2015. Kenaikan
dalam beban pajak penghasilan-bersih terutama disebabkan karena pada tahun 2016 Perseroan mencatatkan laba iskal, dibandingkan dengan rugi iskal pada tahun 2015.
6. LABA RUGI TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
Perseroan mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1.105,0 miliar pada tahun 2016 dibandingkan dengan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
sebesar Rp1.310,0 miliar pada tahun 2015 dikarenakan oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
1. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
Total pendapatan meningkat dari Rp24.085,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp26.768,5 miliar di 2015, atau sebesar 11,1, terutama disebabkan oleh adanya kenaikan pendapatan jasa selular Perseroan
dan pendapatan jasa MIDI Perseroan. Selama tahun 2015, pendapatan dari jasa selular meningkat sebesar Rp2.415,2 miliar, atau 12,4, dari Rp19.480,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp21.895,7
miliar pada tahun 2015. Pendapatan dari jasa MIDI meningkat sebesar Rp245,0 miliar, atau 7,0 dari Rp3.508,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp3.753,5 miliar pada tahun 2015. Pendapatan dari jasa
telekomunikasi tetap di tahun 2015 meningkat sebesar Rp23,2 miliar atau 2,1 dari Rp1,096.1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.119,3 miliar pada tahun 2015.
a. Selular
Pada tahun 2015, Perseroan mencatat pendapatan dari jasa selular sebesar Rp21.895,7 miliar, meningkat sebesar 12,4 dari Rp19,480,5 miliar pada tahun 2014. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan karena peningkatan pendapatan usaha dari pemakaian data, sms, layanan suara, dan jasa
71 nilai tambah, yang sebagian diimbangi dengan penurunan pada pendapatan interkoneksi. Pendapatan
dari jasa selular mewakili 81,8 dari total pendapatan Perseroan pada tahun 2015 yang memiliki persentase yang lebih tinggi daripada persentase pada tahun 2014.
Pendapatan data meningkat 56,9 menjadi Rp7.031,0 miliar, mewakili 32,1 dari pendapatan dari jasa selular, karena pertumbuhan pemintaan data.
b. MIDI
Pada tahun 2015, pendapatan dari jasa MIDI meningkat sebesar Rp245.0 miliar dari Rp3.508,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp3.753,5 miliar pada tahun 2015. Peningkatan pendapatan dari jasa MIDI
terutama disebabkan karena peningkatan kapasitas jasa internet dan IT.
c. Telekomunikasi Tetap
Terdapat peningkatan sebesar Rp23.2 miliar dalam pendapatan dari jasa telekomunikasi tetap dari Rp1.096,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.119,3 miliar pada tahun 2015. Pendapatan dari jasa telepon
internasional dan telepon jaringan tetap nirkabel, masing-masing mencerminkan 87,2 dan 11,7, dari pendapatan jasa telekomunikasi tetap pada tahun 2015. Sedangkan 1,1 lainnya dari pendapatan
jasa telekomunikasi tetap berasal dari jasa telepon tetap pada tahun 2015. Pendapatan yang berasal dari telepon internasional meningkat dari Rp920,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp975,8 miliar pada
tahun 2015.
2. BEBAN USAHA KONSOLIDASIAN
Beban meningkat sebesar Rp968.1 miliar, atau 4,1, dari Rp23.438,3 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp24.406,4 miliar pada tahun 2015, terutama karena beban penyusutan, biaya jasa, pemasaran dan
karyawan.
Beban penyelenggaraan jasa meningkat sebesar Rp805,0 miliar, atau 7,7, dari Rp10.408,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp11.213,9 miliar pada tahun 2015, terutama karena peningkatan biaya
frekuensi, pemeliharaan, sewa dikarenakan penurunan in leased circuit, biaya lisensi blackberry dan beban interkoneksi yang berbanding lurus dengan pendapatan rendah interkoneksi.
Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar Rp543,0 miliar atau 6,6 dari Rp8.226,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp8.769,1 miliar pada tahun 2015, terutama karena pengakuan aset
tambahan dari penyebaran jaringan modernisasi. Pengeluaran barang modal Perseroan menurun sebesar Rp3.681,1 miliar, atau 36,6, dari Rp10.058,1 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp6.377,0
miliar pada tahun 2016.
Beban karyawan meningkat sebesar Rp182,5 miliar, atau 10,5, dari Rp1.738,6 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp1.921,1 miliar pada tahun 2015, terutama karena jumlah pegawai yang lebih tinggi.
Beban pemasaran meningkat sebesar Rp191,8 miliar, atau 18,4, dari Rp1.044,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp1.236,7 miliar pada tahun 2015, terutama karena kegiatan pemasaran sehubungan
rebranding dan penawaran yang gencar di data.
Beban umum dan administrasi meningkat Rp64,1 miliar atau 7,5 dari Rp859,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp923,6 miliar pada tahun 2015 terutama karena meningkatnya asuransi jaringan dan biaya
tenaga ahli.
Rugi dari selisih kurs meningkat sebesar Rp154,3 miliar, atau 101,4, dari Rp152,3 miliar pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp306,6 miliar pada tahun 2015 terutama karena depresiasi nilai rupiah pada
tahun 2015.
Penyisihan untuk Kasus Hukum. Tidak ada penyisihan pada tahun 2015 karena penyisihan tersebut hanya dilakukan pada tahun 2014 untuk kasus hukum di IM2.
72 Beban lain-lain-bersih menurun sebesar Rp27,7 miliar, atau 13,6, dari Rp204,2 miliar pada tahun
2014 menjadi Rp176,5 miliar pada tahun 2015 terutama dikarenakan adanya pembatalan pencadangan investasi saham Perseroan, kenaikan laba penjualan aset tetap dan penurunan beban lain-lain, yang
semua itu di kompensasikan oleh kenaikan beban tagihan pajak dan klaim asuransi .
3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN
Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, laba usaha konsolidasian Perseroan meningkat sebesar Rp1.715,3 miliar, atau 265,2, dari Rp646,8 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp2.362,1 miliar pada
tahun 2015.
4. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Beban lain-lain bersih meningkat sebesar Rp1.539,1 miliar, atau sebesar 59,0, dari Rp2.608,8 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp4.147,9 miliar pada tahun 2015 terutama karena kerugian dalam nilai tukar
valuta asing yang lebih tinggi, biaya keuangan yang lebih tinggi, dan kenaikan atas kerugian perubahan nilai wajar derivatif – bersih.
Kerugian selisih kurs-bersih meningkat sebesar Rp1.049,3 miliar, atau 431,5, dari Rp243,2 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp1,292,5 miliar pada tahun 2015. Kurs tengah nilai tukar rupiah Indonesia
Dolar AS yang diumumkan oleh Bank Indonesia mengalami peningkatan dari Rp12.440 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp13.705 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2015, dibandingkan
dengan peningkatan dari Rp12.189 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp12.440 untuk US1 per tanggal 31 Desember 2014.
Biaya keuangan meningkat menjadi Rp2.829,5 miliar pada tahun 2015, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp423,0 miliar, atau 17,6, dari Rp.2.406,5 miliar pada tahun 2014 dikarenakan amortisasi
yang lebih tinggi terhadap biaya penerbitan obligasi dan pinjaman dan juga pembayaran bunga untuk pelunasan dipercepat atas Guaranteed Notes 2020.
Kerugian perubahan nilai wajar derivatif-bersih sebesar Rp244,5 miliar pada tahun 2015, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp142,6 miliar, atas kerugian perubahan nilai wajar derivatif-
bersih sebesar Rp101,9 miliar pada tahun 2014.
Penghasilan bunga menjadi Rp218,6 miliar pada tahun 2015 yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp75,8 miliar, atau 53,0 dari Rp142,8 miliar pada tahun 2014, dikarenakan kurs tukar mata uang
asing yang lebih tinggi untuk mata uang denominasi dolar AS dalam periode tertentu.
5. BEBAN PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN
Perseroan mencatat manfaat pajak penghasilan - bersih sebesar Rp622,3 miliar pada tahun 2015 dibandingkan dengan beban pajak penghasilan sebesar Rp83,8 miliar pada tahun 2014.
73
6. LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
Perseroan mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1.310,0 miliar pada tahun 2015 dibandingkan dengan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
sebesar Rp2.008,4 miliar pada tahun 2014 terutama dikarenakan pencadangan untuk kasus IM2 yang telah dialokasikan pada semester pertama tahun 2014, diimbangi oleh kenaikan rugi kurs bersih.
Laporan
Posisi Keuangan
Konsolidasian
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 31 Desember
2016 2015
2014 ASET
ASET LANCAR Kas dan setara kas
1.850.425 3.623.346
3.480.011 Kas yang dibatasi penggunaannya
108.593 77.574
5.656 Piutang usaha:
- Pihak-pihak berelasi 411.609
510.539 518.952
- Pihak ketiga 2.295.670
2.219.636 1.573.160
Piutang lain-lain 42.913
11.232 9.015
Persediaan 79.272
39.346 49.408
Aset derivatif 15.437
1.030 75.986
Pajak dibayar di muka - Pajak penghasilan
- 69.411
132.316 - Pajak lain-lain
199.113 344.885
231.747 Bagian lancar dari beban dibayar di muka:
- Beban frekuensi dan lisensi dibayar di muka 2.462.403
2.321.743 2.050.295
- Sewa dibayar di muka 420.013
428.355 355.021
- Beban dibayar di muka lainnya 137.043
221.687 71.991
Aset keuangan lancar lain - lain 2.416
13.591 10.631
Aset lancar lain - lain 48.574
36.302 26.787
Jumlah Aset Lancar 8.073.481
9.918.677 8.590.976
ASET TIDAK LANCAR Kas yang dibatasi penggunaannya
5.092 49.427
114.598 Piutang pihak berelasi
3.991 2.758
3.496 Klaim restitusi pajak
422.885 538.049
1.005.341 Aset pajak tangguhan
215.971 114.226
92.057 Beban dibayar di muka jangka panjang:
- Beban frekuensi dan lisensi dibayar di muka 59.375
93.216 134.345
- Sewa dibayar di muka 1.044.179
1.011.455 897.767
- Beban dibayar di muka lainnya 86.594
175.460 120.804
Investasi pada entitas asosiasi 153.413
78.521 5.912
Investasi jangka panjang 25.469
37.821 2.730
Aset tetap 39.078.409
41.821.703 40.775.907
Goodwill dan aset takberwujud lain 1.440.211
1.351.431 1.356.562
Aset keuangan tidak lancar lain - lain 68.342
54.881 40.023
Aset tidak lancar lain-lain 161.292
140.892 129.179
Jumlah Aset Tidak Lancar 42.765.223
45.469.840 44.678.721
Jumlah Aset 50.838.704
55.388.517 53.269.697
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman jangka pendek 399.390
1.449.022 849.448
Utang usaha: - Pihak berelasi
255.478 123.652
30.532 - Pihak ketiga
619.585 640.490
660.027 Utang pengadaan
4.381.710 6.263.117
3.095.518 Utang pajak:
- Pajak penghasilan 339.797
24.538 19.351
- Pajak lain-lain 103.424
73.702 56.017
74
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 31 Desember
2016 2015
2014
Akrual 1.533.412
1.730.483 1.818.791
Kewajiban imbalan kerja jangka pendek 388.165
335.620 332.123
Kewajiban imbalan kerja jangka panjang - bagian jangka pendek
39.442 32.196
35.240 Pendapatan diterima di muka
1.005.403 1.117.253
1.102.099 Uang muka pelanggan
542.258 285.863
238.338 Liabilitas derivatif
20.814 290.747
31.740 Bagian jangka pendek dari
pinjaman jangka panjang: - Pinjaman
3.795.600 4.240.746
2.613.500 - Utang obligasi
3.391.286 1.152.791
8.333.611 - Sukuk
225.804 226.810
- - Kewajiban sewa pembiayaan
554.037 516.527
420.674 Provisi atas kasus hukum
1.358.643 1.358.643
1.358.643 Liabilitas keuangan jangka pendek lain-lain
428 1.014
2.355 Liabilitas jangka pendek lain-lain
162.344 190.400
152.162
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 19.086.592
20.052.600 21.147.814
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang pihak berelasi 37.693
25.196 30.159
Liabilitas pajak tangguhan 11.551
12.572 705.917
Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek:
- Pinjaman 2.273.616
6.369.885 3.727.118
- Utang Obligasi 9.060.534
9.282.161 6.962.080
- Sukuk 1.014.985
954.586 660.405
- Kewajiban sewa pembiayaan 2.959.487
3.450.558 3.631.591
Kewajiban imbalan kerja jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek
1.245.845 908.838
960.627 Liabilitas jangka panjang lain-lain
971.282 1.068.280
1.145.431
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 17.574.993
22.072.076 17.823.328
Jumlah Liabilitas 36.661.585
42.124.676 38.971.142
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 dalam Rupiah penuh per saham Seri A dan Seri B
- Modal dasar – 1 saham Seri A dan 19.999.999.999 saham Seri B
- Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1 saham Seri A dan
5.433.933.499 saham Seri B
543.393 543.393
543.393 Tambahan modal disetor
1.546.587 1.546.587
1.546.587 Saldo Laba:
- Dicadangkan 134.446
134.446 134.446
- Belum dicadangkan 10.701.160
9.596.118 10.906.119
Komponen ekuitas lain-lain 404.104
404.104 404.104
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
11.527 20.607
9.081 Keuntungan pengukuran kembali atas
program imbalan pasti 36.244
251.459 92.268
Cadangan perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual
27.261 14.909
- Cadangan lindung nilai arus kas
3 1.030
- Pemilik Entitas Induk
13.350.203 12.482.835
13.617.836 Kepentingan nonpengendali
826.916 781.006
680.719
Jumlah Ekuitas 14.177.119
13.263.841 14.298.555
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 50.838.704
55.388.517 53.269.697
75
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Aset Lancar
Kas dan setara kas Perseroan menurun 48,9 di tahun 2016 dari Rp3.623,3 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1,850.4 miliar pada tahun 2016 yang terutama disebabkan oleh pembayaran pinjaman lebih
besar dari jumlah kas yang diterima dari pinjaman baru.
Piutang Perseroan menurun sebesar 0,8 dari Rp2.730,2 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2.707,3 miliar di tahun 2016 yang disebabkan oleh meningkatnya piutang usaha Perseroan secara umum dimana
piutang pihak ketiga meningkat dari Rp2.219,6 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2.295,7 miliar di tahun 2016 atau sebesar 3,4, yang terutama disebabkan oleh naiknya penjualan.
Persediaan - bersih meningkat 101.5 dari Rp39,4 miliar di tahun 2015 menjadi Rp79,3 miliar di tahun 2016 terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan SIM card dan starterpack.
Aset derivatif meningkat 1.398,7 dari Rp1,0 miliar di tahun 2015 menjadi Rp15,4 miliar di tahun 2016 terutama disebabkan oleh naiknya kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS pada tanggal
31 Desember 2016.
Biaya frekuensi dan perijinan dibayar di muka meningkat 6,1 dari Rp2.321,7 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2.462,4 miliar di tahun 2016, hal ini sejalan dengan mekanisme pehitungan biaya frekuensi
dan perijinan.
Biaya sewa dibayar di muka menurun 1,9 dari Rp428,4 miliar di tahun 2015 menjadi Rp420,0 miliar di tahun 2016, hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah sewa lahan yang akan jatuh tempo dalam
satu tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Aset keuangan lancar lainnya - bersih menurun 82,2 dari Rp13,6 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2,4 miliar di tahun 2016 terutama akibat berkurangnya aset keuangan lainnya dari Lintasarta.
Aset Tidak Lancar
Piutang pihak berelasi meningkat 44,7 dari Rp2,8 miliar di tahun 2015 menjadi Rp4,0 miliar di tahun 2016 terutama diakibatkan dari reimbursement kepada anak perusahaan.
Aset pajak tangguhan - bersih meningkat 89,1 dari Rp114,2 miliar menjadi Rp216,0 miliar di tahun 2016 terutama akibat naiknya aset pajak tangguhan dari Perseroan terkait dengan kewajiban imbalan
kerja.
Aset tetap - bersih menurun 6,6 dari Rp41.821,7 miliar di tahun 2015 menjadi Rp39.078,4 miliar di tahun 2016 disebabkan oleh beban penyusutan selama tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016 yang lebih tinggi dari pengeluaran barang modal Perseroan untuk tahun yang sama.
Goodwill dan aset tak berwujud lainnya yang dimiliki oleh Perseroan meningkat 6,6 dari Rp1.351,4 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1.440,2 miliar di tahun 2016 terutama disebabkan pengeluaran barang
modal Perseroan untuk aset tak berwujud pada tahun yang sama lebih tinggi daripada amortisasi beban penyusutan selama tahun yang sama.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan sewa dibayar di muka jangka panjang sebesar 3,2 dari Rp1.011,5 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1.044,2 miliar di tahun 2016 yang disebabkan oleh naiknya jumlah sewa
lahan yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan biaya frekuensi dan izin dibayar di muka jangka panjang sebesar 6,1 dari Rp2.321,7 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2.462,4 miliar di tahun 2016. Hal ini sejalan dengan
mekanisme pehitungan biaya frekuensi dan perijinan.
76 Beban dibayar di muka jangka panjang lainnya turun 50,6 dari Rp175,5 miliar di tahun 2015 menjadi
Rp86,6 miliar di tahun 2016, hal ini disebabkan oleh penurunan peserta program pensiun dibayar di muka dibandingkan tahun sebelumnya, dan adanya beban dibayar di muka jangka panjang untuk
aktivitas pemeliharaan aset Perseroan pada 2015.
Aset keuangan tidak lancar lainnya - bersih naik sebesar 24,5 dari Rp54,9 miliar di tahun 2015 menjadi Rp68,3 miliar di tahun 2016, hal ini disebabkan oleh naiknya penempatan security deposit oleh
Lintasarta.
Aset tidak lancar lainnya - bersih meningkat 14,5 dari Rp140,9 miliar di tahun 2015 menjadi Rp161,3 miliar di tahun 2016, hal ini disebabkan oleh naiknya aset tidak lancar lain-lain Lintasarta.
Liabilitas Jangka Pendek
Utang jangka pendek menurun 72,4 dari Rp1.449,0 miliar di tahun 2015 menjadi Rp399,4 miliar di tahun 2016 terutama akibat pembayaran utang RCF BNI yang dikompensasi oleh penambahan saldo
hutang RCF CIMB Niaga.
Utang usaha meningkat 14,5 dari Rp764,1 miliar di tahun 2015 menjadi Rp875,1 miliar di tahun 2016 yang disebabkan oleh kenaikan hutang interkoneksi perseroan.
Utang pengadaan menurun 30,0 dari Rp6.263,1 miliar di tahun 2015 menjadi Rp4.381,7 miliar di tahun 2016 terutama akibat aktivitas modernisasi jaringan Perseroan yang selesai pada tahun 2015.
Utang pajak meningkat 359,9 dari Rp98,2 miliar di tahun 2015 menjadi Rp451,8 miliar di tahun 2016 terutama akibat pengakuan hutang pajak badan Perseroan.
Posisi akrual Perseroan menurun 11,4 dari Rp1.730,5 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1.533,4 miliar di tahun 2016 terutama disebabkan oleh turunnya akrual untuk pemeliharaan jaringan dan marketing,
yang disebabkan oleh proses modernisasi dan marketing yang agresif pada tahun 2015.
Pendapatan diterima di muka menurun 10,0 dari Rp1.117,2 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1.005,4 miliar di tahun 2016 disebabkan oleh kegiatan pemasaran paket perdana starter pack dan reload yang
lebih agresif pada tahun 2015 seiring dengan modernisasi jaringan selular perusahaan.
Uang muka pelanggan meningkat 89,7 dari Rp285,9 miliar di tahun 2015 menjadi Rp542,3 miliar di tahun 2016 disebabkan oleh disebabkan oleh peningkatan uang muka dari dealer Perseroan untuk
penjualan paket perdana selular starter package.
Liabilitas derivatif menurun 92,8 dari Rp290,7 miliar di tahun 2015 menjadi Rp20,8 miliar di tahun 2016 disebabkan oleh turunnya nilai wajar kontrak forward valuta asing Perseroan seiring dengan naiknya
kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS pada tanggal 31 Desember 2016.
Kewajiban imbalan kerja meningkat 22,5 dari Rp32,2 miliar di tahun 2015 menjadi Rp39,4 miliar pada tahun 2016 disebabkan oleh hal ini sejalan dengan kenaikan jumlah karyawan usia muda. Kewajiban
imbalan kerja Perseroan dihitung dengan menggunakan perhitungan aktuaris yang mempertimbangkan masa kerja, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji tahunan.
Bagian jangka pendek dari utang jangka panjang menurun 10,5 dari Rp4.240,7 miliar di tahun 2015 menjadi Rp3.795,6 miliar di tahun 2016 disebabkan oleh pembayaran utang-utang yang telah jatuh
tempo.
Bagian jangka pendek dari utang obligasi meningkat 194,2 dari Rp1.152,8 miliar di tahun 2015 menjadi Rp3.391,3 miliar di tahun 2016 disebabkan oleh penerbitan obligasi pada tahun 2016 dan reklasiikasi
untuk hutang obligasi yang akan jatuh tempo.
77 Liabilitas jangka pendek lainnya menurun 14,7 dari Rp190,4 miliar di tahun 2015 menjadi Rp162,3
miliar di tahun 2016 terutama akibat naiknya utang jangka pendek lainnya terutama kepada karyawan.
Liabilitas Jangka Panjang
Utang pihak-pihak berelasi meningkat 49,6 dari Rp25,2 miliar di tahun 2015 menjadi Rp37,7 miliar di tahun 2016 terutama akibat kenaikan hutang pihak berelasi kepada Ooredoo QSC.
Utang jangka panjang menurun 64,3 dari Rp6,369.9 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2.273.6 miliar di tahun 2016 terutama akibat adanya pembayaran dipercepat untuk beberapa utang-utang RCF
perseroan.
Utang obligasi menurun 2,4 dari Rp9.282,2 miliar di tahun 2015 menjadi Rp9.060,5 miliar di tahun 2016 terutama akibat reklasiikasi hutang obligasi yang akan jatuh tempo lebih besar dari pada penerbitan
obligasi pada tahun 2016. Utang sukuk meningkat 6,3 dari Rp954,6 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1.015,0 miliar di tahun 2016
terutama akibat penerbitan sukuk pada tahun 2016. Liabilitas jangka panjang lainnya menurun 9,1 dari Rp1.068,3 miliar di tahun 2015 menjadi Rp971,3
miliar di tahun 2016 terutama akibat reklasiikasi bagian jangka pendek atas laba yang ditangguhkan yang berasal dari transaksi jual dan sewa kembali antara Perseroan dan TBIG.
Ekuitas Konsolidasian
Ekuitas konsolidasian mengalami peningkatan sebesar Rp913,3 miliar atau 6,9 dari Rp13.263,8 miliar per 31 Desember 2015 menjadi Rp14.177,1 miliar per 31 Desember 2016 terutama disebabkan oleh
penambahan saldo laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Aset Lancar
Kas dan setara kas Perseroan meningkat 4,1 di tahun 2015 dari Rp3.480,0 miliar di tahun 2014 menjadi Rp3.623,3 miliar di tahun 2015 yang terutama disebabkan oleh kenaikan kas yang diterima
dari pelanggan.
Piutang Perseroan meningkat sebesar 30,5 dari Rp2.092,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp2.730,2 miliar di tahun 2015 yang disebabkan oleh meningkatnya piutang usaha Perseroan secara umum
dimana piutang pihak ketiga yang meningkat sebesar 41,1 dari Rp1.573,2 miliar di tahun 2014 menjadi Rp2.219,6 miliar di tahun 2015 yang terutama disebabkan oleh naiknya piutang interkoneksi.
Persediaan - bersih menurun 20,4 dari Rp49,4 miliar di tahun 2014 menjadi Rp39,3 miliar di tahun 2015 terutama disebabkan oleh terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan SIM card dan
starterpack.
Aset derivatif turun 98,6 dari Rp76,6 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.0 miliar di tahun 2015 terutama disebabkan oleh menurunnya nilai wajar kontrak forward valuta asing Perseroan seiring dengan
penurunan kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS pada tanggal 31 Desember 2015.
Pajak dibayar di muka naik 13,8 dari Rp364,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp414,3 miliar di tahun 2015 terutama disebabkan kenaikan PPN masukan karena naiknya pengeluaran barang modal Perseroan.
Biaya frekuensi dan perijinan dibayar di muka naik 13,2 dari Rp2.050,3 miliar di tahun 2014 menjadi Rp2.321,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2015 karena hal ini sejalan dengan mekanisme pehitungan
biaya frekuensi dan perijinan.
78 Sewa dibayar di muka meningkat 20,7 dari Rp355,0 miliar di tahun 2014 menjadi Rp428,4 miliar
di tahun 2015, hal ini sejalan dengan peningkatan tarif perpanjangan sewa lahan untuk penempatan menara Perseroan.
Aset keuangan lancar lainnya - bersih meningkat 27.8 dari Rp10,6 miliar di tahun 2014 menjadi Rp13,6 miliar di tahun 2015 terutama akibat terdapat kenaikan aset keuangan lancar terntentu Lintasarta.
Aset Tidak Lancar
Piutang pihak-pihak berelasi menurun 21,1 dari Rp3,5 miliar di tahun 2014 menjadi Rp2,8 miliar di tahun 2015 terutama akibat penerimaan piutang dari pihak berelasi, yaitu Bank BNI dan Telkomsel
dengan total nilai Rp1,6 miliar.
Aset pajak tangguhan - bersih meningkat 24,1 dari Rp92,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp114,2 miliar di tahun 2015 terutama akibat kenaikan aset pajak tangguhan dari Perseroan dan anak perusahaan.
Aset tetap – bersih meningkat 2,6 dari Rp40,775,9 miliar di tahun 2014 menjadi Rp41.821,7 miliar di tahun 2015 terutama disebabkan oleh pengeluaran barang modal Perseroan yang lebih tinggi dari
beban penyusutan selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 untuk tahun yang sama.
Goodwill dan aset tak berwujud lainnya menurun 0,4 dari Rp1.356,6 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1,351.4 miliar di tahun 2015 terutama disebabkan oleh amortisasi beban penyusutan yang lebih
tinggi daripada pengeluaran barang modal Perseroan untuk aset tak berwujud pada tahun yang sama.
Pada tahun 2015 terjadi peningkatan sewa dibayar di muka sebesar 12,7 dari Rp897,8 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.011,5 miliar di tahun 2015 yang disebabkan oleh dengan peningkatan tarif
perpanjangan sewa lahan untuk penempatan menara Perseroan. Pada tahun 2015 terjadi penurunan izin dibayar di muka jangka panjang sebesar 30,6 dari Rp134,3
miliar di tahun 2014 menjadi Rp93,2 miliar di tahun 2015 yang disebabkan oleh reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk biaya izin 3G dan BWA dibayar di muka yang akan diamortisasi untuk periode 1
tahun.
Terdapat peningkatan pada uang muka jangka panjang Perseroan di tahun 2015 yaitu sebesar 45,2 dari Rp120,8 miliar di tahun 2014 menjadi Rp175,5 miliar di tahun 2015 yang disebabkan oleh naiknya
pengeluaran barang modal Perseroan yang mengharuskan pembayaran uang muka.
Aset keuangan tidak lancar lainnya – bersih meningkat sebesar 37,1 dari Rp40,0 miliar di tahun 2014 menjadi Rp54,9 miliar di tahun 2015, hal ini disebabkan oleh aset keuangan tidak lancar lainnya
Lintasarta terkait dengan jasa konsesi dengan Pemerintah dan kenaikan security deposit untuk penempatan menara Perseroan.
Aset tidak lancar lainnya - bersih meningkat 9,1 dari Rp129,2 miliar di tahun 2014 menjadi Rp140,9 miliar di tahun 2015, hal ini disebabkan oleh adanya pengakuan IRU dari Lintasarta.
Liabilitas Jangka Pendek
Utang jangka pendek meningkat 70,6 dari Rp849,4 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.449,0 miliar di tahun 2015 terutama akibat penarikan pinjaman dari RCF BNI.
Utang usaha meningkat 10,7 dari Rp690,6 miliar di tahun 2014 menjadi Rp764,1 miliar di tahun 2015 yang disebabkan oleh kenaikan hutang interkoneksi Perseroan.
Utang pengadaan meningkat 10,23 dari Rp3.095,5 miliar di tahun 2014 menjadi Rp6,263,1 miliar di tahun 2015 terutama akibat meningkatnya penambahan utang pengadaan dari pengeluaran barang
modal selama tahun 2015.
79 Utang pajak naik 30,3 dari Rp75,4 miliar di tahun 2014 menjadi Rp98,2 miliar di tahun 2015 terutama
disebabkan oleh kenaikan utang atas bunga pinjaman dari institusi di luar negeri yang menjadi tanggungan Perseroan.
Akrual Perseroan menurun 4,9 dari Rp1.818,8 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.730,5 miliar di tahun 2015 disebabkan oleh penurunan akrual atas bunga pinjaman luar negeri dan insentif dealer, yang
dikompensasi dengan kenaikan akrual untuk pemeliharaan jaringan dan pemasaran.
Pendapatan diterima di muka naik 1,4 dari Rp1.102,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.117,2 miliar di tahun 2015 disebabkan oleh kegiatan pemasaran paket perdana starter pack dan reload yang lebih
agresif pada tahun 2015 seiring dengan modernisasi jaringan selular perusahaan.
Uang muka pelanggan naik 19,9 dari Rp238,3 miliar di tahun 2014 menjadi Rp285,9 miliar di tahun 2015 disebabkan oleh disebabkan oleh peningkatan uang muka dari dealer Perseroan untuk penjualan
paket perdana selular starter package.
Liabilitas derivatif meningkat 816,0 dari Rp31.7 miliar di tahun 2014 menjadi Rp290,7 miliar di tahun 2015 terutama disebabkan oleh menurunnya kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS
pada tanggal 31 Desember 2015.
Kewajiban imbalan kerja jangka pendek meningkat 1,1 dari Rp332.1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp335,6 miliar pada tahun 2015 terutama karena kenaikan bonus untuk karyawan.
Bagian jangka pendek dari utang jangka panjang meningkat 62,3 dari Rp2.613,5 miliar di tahun 2014 menjadi Rp4.240,7 miliar di tahun 2015 disebabkan oleh reklasiikasi utang-utang jangka panjang yang
akan jatuh tempo dalam satu tahun. Bagian jangka pendek dari utang obligasi menurun 86,2 dari Rp8.333,6 miliar di tahun 2014 menjadi
Rp1.152,8 miliar di tahun 2015 disebabkan oleh pelunasan di percepat untuk obligasi GN 2020. Liabilitas jangka pendek lainnya meningkat 26,4, dari Rp152,1 milar pada tahun 2014 menjadi Rp190,4
miliar pada tahun 2015 terutama berasal dari naiknya utang jangka pendek lainnya kepada karyawan.
Liabilitas Jangka Panjang
Utang pihak-pihak berelasi menurun 16,5 dari Rp30,2 miliar di tahun 2014 menjadi Rp25,2 miliar di tahun 2015 terutama akibat pembayaran utang pihak berelasi kepada Persada dan PGAS pada tahun
2015.
Utang jangka panjang meningkat 70,9 dari Rp3.727,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp6.369,9 miliar di tahun 2015 terutama akibat beberapa penarikan pinjaman RCF, dikompensasi dengan reklasiikasi
ke bagian jangka pendek untuk utang-utang yang akan jatuh tempo. Utang obligasi meningkat 33,3 dari Rp6.962,1 miliar di tahun 2014 menjadi Rp13.986,5 miliar di tahun
2015 terutama akibat penerbitan obligasi baru pada tahun 2015. Liabilitas jangka panjang lainnya menurun 6,7 dari Rp1.145,4 miliar di tahun 2014 menjadi Rp1.068,3
miliar di tahun 2015 terutama karena reklasiikasi bagian jangka pendek atas laba yang ditangguhkan yang berasal dari transaksi jual dan sewa kembali antara Perseroan dan TBIG.
Ekuitas Konsolidasian
Ekuitas konsolidasian mengalami penurunan sebesar Rp1.034,7 miliar atau 7,2 dari Rp14.298,6 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp13.263,8 miliar pada tahun 2015. Kenaikan tersebut terutama disebabkan
oleh penambahan saldo rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
80
E. LIKUIDITAS DAN SUMBER-SUMBER PERMODALAN