11 gambut sangat beragam, tergantung pada beberapa faktor: a ketebalan lapisan
tanah gambut dan tingkat dekomposisi; b komposisi tanaman penyusun gambut; c tanah mineral yang berada di bawah lapisan tanah gambut. Gambut
digolongkan ke dalam tiga tingkat kesuburan yang didasarkan pada kandungan P2O5, CaO, K2O dan kadar abu yaitu : 1 gambut eutrofik dengan tingkat
kesuburan yang tinggi; 2 gambut mesotrofik dengan tingkat kesuburan yang sedang; 3 gambut oligotrofik dengan tingkat kesuburan yang rendah Andriesse
1974.
2.3. Pengertian Tanah Sulfat Masam
Widjaya et al. 1992 mendefinisikan tanah sulfat masam adalah tanah
yang memiliki lapisan pirit atau bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dan semua tanah yang memiliki horison sulfurik, walaupun keberadaan bahan
sulfidiknya lebih dalam dari 50 cm. Lebih lanjut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan horison sulfurik adalah lapisan tanah yang terbentuk oleh adanya proses
oksidasi bahan sulfidik yang pada umumnya dicirikan oleh terdapatnya jarosit dan pH tanah kurang dari 3,5. Dent 1986 mendefinisikan tanah sulfat masam terbatas
pada tanah-tanah yang memiliki horison sulfurik saja. Dengan demikian pengertian tanah sulfat masam adalah tanah yang dalam proses pembentukannya
akan, sedang atau telah menghasilkan asam sulfat dalam jumlah banyak dari proses oksidasi senyawa belerang tereduksi yang akhirnya akan mempengaruhi
sifat-sifat utama tanah. Soil Survey Staff 1990 mendefinisikan bahan sulfidik sebagai bahan
tanah mineral atau organik yang tergenang mengandung belerang sama atau lebih besar dari 0,75 persen berdasarkan bobot kering dan sebagian besar dalam bentuk
sulfida. Belerang yang berada dalam bentuk unsur sulfur S memiliki tidak lebih dari tiga kali kandungan karbonat dalam bahan tersebut. Widjaya Adhi
et al. 1992 mendefinisikan bahan sulfidik sebagai bahan tanah yang mengandung pirit
FeS
2
lebih besar dari 2 persen. Soil Survey Staff 1999 mendefinisikan bahan sulfidik sebagai bahan tanah baik mineral atau organik yang mengandung
belerang, dapat teroksidasi, memiliki pH lebih dari 3,5. Apabila suatu lapisan setebal 1 cm diinkubasi dalam kondisi aerobik dan lembab pada kapasitas lapang
pada suhu kamar selama 8 minggu maka akan menunjukkan suatu penurunan pH
12 sebesar 0,5 unit atau lebih hingga mencapai pH 4,0 atau kurang diukur dalam
rasio air dan tanah 1:1, atau menggunakan jumlah air lebih sedikit yang memungkinkan pengukuran. Horizon sulfurik memiliki ketebalan 15 cm atau
lebih dan tersusun dari bahan tanah mineral atau bahan tanah organik yang mempunyai pH 3,5 atau kurang diukur dalam rasio air dan tanah 1:1 atau
menggunakan air lebih sedikit yang memungkinkan pengukuran, serta menunjukkan tanda-tanda bahwa rendahnya nilai pH disebabkan oleh asam sulfat
yang dibuktikan dengan salah satu atau lebih kriteria berikut : 1 konsentrasi jarosit atau; 2 secara langsung berada di atas bahan sulfidik atau; 3
mengandung sulfat larut sebesar 0,05 persen atau lebih Soil Survey Staff 1999; van Breemen, 1979.
Pons et al. 1982 mengatakan bahwa berdasarkan tingkat kemasaman dan tingkat kematangannya, tanah sulfat masam dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1 tanah sulfat masam potensial dan 2 tanah sulfat masam aktual. Tanah sulfat masam potensial digolongkan dalam
great group Sulfaquent, yang dicirikan oleh warna kelabu, tanahnya tergolong masih mentah n lebih dari 0,7 dan tingkat
kemasaman sedang sampai masam pH 4,0. Sub grup lain dari tanah sulfat masam potensial adalah
Sulfic Fluvaquent, Sulfic Hydraquent, Sulfihemist, dan Sulfisaprist. Adapun tanah sulfat masam aktual digolongkan dalam great group
Sulfaquent, yang dicirikan oleh warna agak kecoklatan, tanahnya cukup matang n kurang dari 0,7, dan sangat masam pH kurang dari 3,5. Subgrup lain dari tanah
sulfat masam aktual adalah Sulfohemist dan Sulfosapris.
2.4. Pembentukan Pirit
Menurut Pons et al. 1982, FeS
2
terbentuk bila; 1 reduksi sulfat menjadi sulfida dalam kondisi anaerob oleh bakteri pereduksi sulfat, 2 adanya oksidasi
sulfat menjadi poli sulfida atau bahan sulfat lainnya, 3 pembentukan Fe II- monosulfida dari FeIII-Oksida atau Fe-Silika dan melarutkan sulfida dan
akhirnya membentuk pirit FeS
2
. Sebagai bahan utama dalam pembentukan pirit adalah SO
4-2
, mineral yang mengandung besi dan bahan organik, bakteri pereduksi sulfat dengan kondisi anaerob atau aerasi terbatas.
Selanjutnya Dent 1986 menjelaskan proses pembentukan pirit FeS
2
memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai yaitu keadaan tergenang dan kaya