Lokasi dan Waktu Penelitian Metodologi Penelitian
32
Gambar 3 Foto Udara 1976 Terkoreksi Geometrik.
33
Gambar 4 Citra Landsat tahun 1989 Terkoreksi Geometrik.
34
Gambar 5 Citra Landsat tahun 1998 Terkoreksi Geometrik.
35
Gambar 6 Citra Landsat tahun 2008 Terkoreksi Geometrik.
36
Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan
Ekstraksi penggunaan lahan tahun 1973 diperoleh dari digitasi layar screen digitized peta penggunaan lahan tahun 1973 dan dikonfirmasi dengan
foto udara 1976. Diagram alir penentuan perubahan penggunaan pahan seperti pada Gambar 7.
Peta Penggunaan Lahan Tahun 1973 Terkoreksi Geometrik
Transformasi Tesselled Cap citra
2008 Digitasi Screen
Citra Landsat TM Multi Temporal 1989,1998,2008 dan Citra Terkoreksi
Geometrik Cropping Lokasi
Penelitian
Klasifikasi Band 542
Hasil Klasifikasi - Hasil
Pengecekan Reklasifikasi
Lapang - Informasi Petani
Citra Akurasi Hasil
Klasifikasi Hasil Reklasifikasi
Konversi Raster ke Vektor Peta Penggunaan Lahan
Tahun1973 Peta Penggunaan Lahan
Vektor Tumpang Tindih Peta Penggunaan Lahan
1973-1989; 1989-1998; 1998-2008
Perubahan Penggunaan Lahan 1973-1989; 1989-1998; 1998-2008
Gambar 7 Diagram alir penentuan perubahan penggunaan lahan.
37 Digitasi layar dilakukan dengan menggunakan software
ArcView 3.3. Penggunaan lahan tahun 1989, 1998 dan 2008 diperoleh dari citra yang dilakukan
dengan metode klasifikasi terbimbing supervised classification dengan teknik
maximum likelihood classification mengunakan band 5 4 2. Khusus untuk citra 2008 dibandingkan dengan menggunakan transformasi
Tesseled Cap. Untuk mendapatkan akurasi hasil klasifikasi dilakukan reklasifikasi dengan membandingkan hasil pengecekan lapang Lampiran 4 dan informasi dari
petani setempat. Adapun dalam proses reklasifikasi dilakukan pendekatan dengan delineasi hasil klasifikasi digitasi layar
. Hasil reklasifikasi dikonversi dari raster ke vektor guna mendapatkan peta penggunaan lahan. Perubahan penggunaan
lahan diperoleh dengan proses tumpang tindih peta penggunaan lahan tahun 1973- 1989, peta penggunaan lahan tahun 1989-1998 dan peta penggunaan lahan tahun
1998-2008. Proses tumpang tindih peta menggunakan sotfware ArcView 3.3.
Hasil pengamatan penggunaan lahan dikelompokkan dalam penggunaan lahan hutan, tanaman pangan sawah, tanaman perkebunan kelapa, kelapa sawit dan
karet, kebun campuran, semak belukar dan pemukiman.
Tanah dan Air Tanah
Untuk mendapatkan perubahan karakteristik tanah dilakukan pada Lokasi 1, Lokasi 2, dan Lokasi 3 Gambar 8. Sebelum pengamatan tanah dilakukan
pengeboran beberapa titik di sekitar lokasi pengamatan untuk mendapatkan keseragaman tanah. Bila tanah seragam maka dilakukan pengamatan dan
pengambilan contoh tanah. Pengamatan tanah mencakup morfologi tanah kedalaman lapisan atau horizon tanah, tekstur, warna, EC dan pH tanah
fresh dan untuk gambut dilakukan pengamatan tingkat dekomposisi dan ketebalan
gambut bahan organik dengan menggunakan bor gambut. Pengamatan kedalaman lapisan bahan
sulfidik atau pyrite dilakukan pengujian dengan menggunakan perioksida air H
2
O
2
30 persen. Pengambilan contoh tanah tahun 2008 untuk dianalisis dilakukan dengan menggunakan pipa paralon PVC
berdiameter 4” empat inchi dengan panjang 100 cm. Pipa paralon PVC dibenamkan ke dalam tanah secara tegak lurus terhadap permukaan tanah sampai
Gambar8Petalokasipengamatantanah. 38
39 semua paralon masuk ke dalam tanah dan ditutup rapat dengan penutup paralon
yang telah diberi perekat. Setelah beberapa waktu dan tutup paralon telah menyatu, paralon diambil secara hati-hati atau jika terlalu sulit dilakukan
penggalian di sekeliling paralon. Setelah paralon terangkat ditutup dengan cara yang sama pada ujung lainnya diberi kode lokasi dan petunjuk lapisan atas dan
lapisan bawah contoh, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Jumlah pengamatan dan lokasi pengamatan seperti pada Tabel 3, dan detail lokasi
dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 3 Lokasi pengamatan tanah
Keterangan : Lokasi = Titik Pengamatan Tanah
Untuk mendapatkan karakteristik tanah dilakukan analisa contoh tanah dari paralon. Contoh tanah setiap lapisan pada setiap titik pengamatan dianalisa di
laboratorium. Analisa karakteristik kimia untuk kesuburan dilakukan dengan dengan menggunakan metode analisis yang sama seperti yang dilakukan pada
tahun 1973 dan tahun 1984 dimana contoh tanah dilakukan pengeringan udara terlebih dahulu. Di samping itu khusus untuk pengamatan tahun 2008 dilakukan
analisa dalam kondisi basah dimana sample tidak dilakukan pengeringan terlebih
dahulu sebelum dianalisa. Tidak dilakukan pengeringan bertujuan untuk menghindari terjadinya perubahan akibat pengeringan terutama untuk pH dan EC.
Adapun secara rinci parameter tanah dan metode analsisnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Untuk lebih detail ditentukan di laboratorium dengan menganalisis total sulfur. Analisis total sulfur merupakan metode yang memiliki akurasi tinggi
dalam mengidentifikasi tanah sulfat masam. No
Lokasi Kode
Sample 1.
Parit 4 Rantau Rasau II Lokasi 1
2. SK 21 Sungai Dusun
Lokasi 2 3.
SK 12 Harapan Makmur Lokasi 3
40
Tabel 4 Parameter dan metode analisis karakteristik tanah
Air
Data tinggi air sungai tertinggi dan terendah diperoleh dari data AWLR Automatic Water Level Recorder yang terdapat di Desa Simpang PU Pengairan-
Jambi. Sedangkan untuk tinggi air di saluran primer dan sekunder dilakukan dengan menggunakan peilskal yang terpasang pada pintu Saluran Sekunder SK.
Pencatatan peilskal dilakukan untuk mendapatkan pasang tertinggi dan surut terendah.
Pengukuran kualitas air pH dan EC dilakukan pada air sungai, air saluran primer, sekunder terdekat dan
ground water. Untuk pH dan EC air saluran primer, sekunder lahan dilakukan dengan menggunakan alat ukur pH meter dan EC
meter langsung di lapang. Pengambilan contoh air untuk dianalisa di laboratorium dilakukan dengan cara ; 1 air saluran dan air sungai diambil langsung dengan
wadah ditutup rapat dan diberi label, 2 untuk air lahan terlebih dahulu dengan menimba air dalam pipalobang boring dan dibiarkan beberapa menit dan diambil
air kemudian dimasukkan ke dalam wadah ditutup rapat dan diberi label. Adapun lokasi pengambilan air dapat dilihat pada Tabel 5 dan Lampiran 21.
No Parameter
Metode Analisis Alat Ukur
1. pH
Pengukuran langsung pH meter
2. EC
Pengukuran langsung EC meter
3. C-organik
Black Titrasi
4. Al-dd
Ekstrak KCL 1 N Titrasi
5. SO
4 -2
Ekstrak KH
2
PO
4
Turbidimetri UV-Spektrofotometer
6. FeS
2
Total S Titrasi
7. KTK
Penjenuhan NH
4
OAc pH 7 Kjelteck
8. K-dd
NH
4
OAc pH 7 AAS
9. Na-dd
NH
4
OAc pH 7 AAS
10. Ca-dd
NH
4
OAc pH 7 AAS
11. Mg-dd
NH
4
OAc pH 7 AAS
41
Tabel 5 Lokasi pengambilan sample air saluran, air tanah dan air sungai
Untuk analisis kualitas air dilakukan terhadap air sungai, air saluran dan air tanah lahan. Contoh air dari lapang dianalisa di laboratorium sesuai dengan
parameter dan metode yang digunakan. Parameter dan metode analisis kualitas air yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Parameter dan metode analisis kualitas air
Pengamatan Produktivitas Tanah
Data produktivitas awal pembukaan tahun 1973 dan tahun 1984 diperoleh dari laporan-laporan kegiatan yang ada di daerah tersebut yaitu laporan survey
IPB 1973 dan laporan Monitoring tahun 1984. Data produktivitas tahun 1989 dan tahun 1998 diperoleh dari laporan ISDP dan diusahakan juga untuk memperoleh
informasi produktivitas dari petani setempat. Sedangkan untuk produktivitas tahun 2008 diperoleh dengan wawancara dengan petani dan pengukuran di lapang.
No Lokasi
Keterangan 1.
Parit 4 Rasau II Air saluran dan air lahan
2. SK 21 Sungai Dusun
Air saluran dan air lahan 3.
SK 6 Rantau Makmur Air saluran dan air lahan
4. SK 12 Harapan Makmur
Air saluran 5.
Rantau Jaya Air saluran
6. Sg Batanghari Puding
Air sungai 7.
Sg Batang Berbak Kuala Air sungai
No Parameter
Metode Analisis Alat Ukur
1. pH
Pengukuran langsunglapang pH meter elektroda gelas
2. EC
Pengukuran langsunglapang EC meter elektroda gelas
3. Fe total
Pengukuran langsung AAS
4. SO
4-2
Turbidimetri UV-Spektrofotometer
5. Al
+3
Colorimetri UV-Spektrofotometer
6.
+ +2 +2 +
K , Ca , Mg dan Na Pengukuran Langsung
AAS 7.
Zn dan Mn Pengukuran Langsung
AAS
42