Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan ke Komoditi Lain
Gambar33Petahidrologitahun1969. 89
90 Pada awal pembukaan lahan pasang surut di delta Berbak seluas 1000 hektar
dengan membuat saluran seperti pada Peta 7 . Dimana parit-parit digali secara tegak lurus terhadap arah aliran sungai. Seringkali penggalian parit dimulai pada
anak sungai, contohnya pada parit sungai Dua dan parit sungai Rengas didekat kompleks Proyek Pelita.
Pada bagian dalam dari belokan sungai, parit yang dibuat secara tegak lurus dan cukup panjang dapat bertemu ataupun bersilang satu dengan lainya seperti
halnya dengan parit-parit 15, 17, dan 18 yang terletak di seberang perkampungan Rantau Rassau.
Tiga buah parit pada Proyek Transmigrasi secara khusus telah digali serong terhadap aliran sungai dengan sebuah parit penghubung yang tegak lurus terhadap
ketiga parit utama. Saluran primer atau parit utama direncanakan berbentuk trapezoidal sepanjang 3.250 m dengan ukuran penampang se-dalam 3 m, lebar
dasar 6 m dan lebar bagian atas 9 m. Disamping sebagai saluran pengairan dan drainase, parit utama dimaksudkan pula agar dipergunakan untuk lalu lintas air
Gambar 33. Saluran sekunder direncanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum
berbentuk trapezoidal sepanjang 24.000 m dengan ukuran dalam 1,5 m, lebar dasar 1,5 m dan lebar bagian atas 4 m Gambar 34 IPB, 1969.
9m 3m
6m
Gambar 33 Penampang saluran primer.
4m cm
1,5 m 1,5 m
Gambar 34 Penampang saluran sekunder.
91 Adapun keadaan saluran dan air tanah pada proyek pelita seperti terlihat
pada Tabel 19, jarak terjauh adalah saluran sekunder 5 yaitu 3.250 m dari sungai Batang Berbak. pada jarak tersebut masih terjangkau oleh air pasang dimana pH
air tanah 5.5. Tabel 19 Keadaan air tanah di Kompleks Proyek Pelita
Sumber : Institut Pertanian Bogor 1969 Keadaan
hidrologi menunjukkan
bahwa dalam musim
penghujan diperkirakan dalam waktu 2 atau 3 bulan tanah di kompleks Proyek Pelita
tergenang air setinggi 10 sampai 50 cm selama beberapa jam setiap harinya sesuai dengan keadaan mikro-relief setempat sedangkan musim kemarau, keadaan muka
air tanah diperkirakan berkisar antara 25 sampai 50 cm atau lebih tergantung pada letak ketinggian tanah Institut Pertanian Bogor 1969.
Saluran air yang dibuat oleh masyarakat Bugis dan masyarakat setempat adalah dengan pola tegak lurus terhadap sungai Batang Berbak dan sungai
Pamusiran dengan ukuran relatif kecil dan dangkal. Panjang saluran berkisar 2-3 km. kondisi saluran tersebut masih berfungsi sampai sekarang. Petani masih tetap
menanam padi dan kelapa dan masih berproduksi. Pada tahun 1973 pemerintah mulai melakukan reklamasi ke daerah lebih
jauh ke darat yang dimulai dari desa Rantau Rasau I, Rantau Rasau II, Bangun Karya, Harapan Makmur, Rantau Jaya dan Bandar Jaya dengan membuat saluran
yang besar yaitu saluran utama yang sekarang dikenal dengan SK 16. Pada tahap ini saluran primer dibangun memotong sungai-sungai kecil yang berada di daerah
tersebut dan dibagi ke saluran sekunder Gambar 35. Lokasi Pengamatan
Jarak Dari Sungai m
Kedalaman Muka Air
Tanah cm pH
Lap. Jenis Tanah
Setempat Saluran Primer
400 50
6,0 Gley Humus
Saluran Primer 1.000
30 5,5
Bergambut Saluran Sekunder 1
1.250 25
5,5 Bergambut
Saluran Sekunder 2 1.750
25 5,0
Gambut Saluran Sekunder 3
2.250 25
5,0 Gambut
Saluran Sekunder 4 2.750
40 5,5
Bergambut Saluran Sekunder 5
3.250 35
5,5 Bergambut
Gambar35Petahidrologitahun1973. 92