Bauran pemasaran a. Produk

53 punggung induk betina. Setelah penyuntikan selesai, induk betina dikembalikan ke kolam pemberokan untuk menunggu giliran penyuntikan kedua. Penyuntikan pertama dengan hormon gonadotropin, yakni hCG human chorionic gonadotropin menggunakan Chorulon buatan Intervert International. Dosis hCG adalah 500 IU kg -1 bobot induk betina. Hormon gonadotropin untuk menstimulasi pematangan gonad dan melepas gonad. Selang waktu penyuntikan pertama dan penyuntikan kedua selama 24 jam. Penyuntikan kedua menggunakan hormon gonadotropin releasing hormone analogue GnRHa dan antidopamin dengan Ovaprim buatan Syndel Laboratories Ltd.. Dosis Ovaprim per ml ditentukan berdasarkan bobot induk betina per kg. Fungsi Ovaprim adalah merangsang pelepasan telur dan mengurangi stres. Dosis penyuntikan adalah 0.5 ml kg -1 bobot induk selama selang waktu 6 jam. Proses persiapan peralatan pemijahan dan penyuntikan induk betina ditunjukkan pada Gambar 19.  Inkubasi Induk Inkubasi induk pertama merupakan proses menunggu induk betina mendapat giliran penyuntikan kedua dengan Chorulon selama selang waktu 24 jam. Inkubasi induk kedua merupakan proses menunggu induk betina dan induk jantan memasuki masa waktu ovulasi selama 10 jam. Setelah proses pemberokan, kolam pemberokan dibersihkan dan disterilisasi menggunakan bubuk Kalium Permanganat sebanyak 2.5 g yang dilarutkan dengan 5 l air. Kemudian larutan tersebut disemprotkan dengan sprayer ke dalam kolam pemberokan.  Stripping dan Pembuahan Buatan Waktu proses stripping induk betina dan proses pembuahan dilakukan bersamaan dan ditunjukkan pada Gambar 21. Proses stripping dilakukan 2 kali. Stripping pertama adalah proses pengurutan mulai dari perut induk betina hingga ke arah anus secara hati-hati untuk mengeluarkan telur. Peralatan yang dibutuhkan antara lain: wajan kering, bulu ayam, handuk kering, dan handuk basah. Ciri induk betina yang telah berovulasi adalah telur mudah keluar saat stripping. Apabila stripping sulit mengeluarkan telur, maka induk diinkubasi kembali dan ditunggu hingga ovulasi. Pembagian tugas proses stripping adalah 1 orang bertugas mengurut, sedangkan 1 orang bertugas menampung hasil telur. Stripping kedua adalah mengeluarkan cairan sperma secukupnya dengan cara diurut. Kemudian sperma disebarkan ke dalam wadah berisi kumpulan telur Gambar 19 Peralatan pemijahan dan penyuntikan induk betina Gambar 20 Stripping dan pembuahan buatan 54 secara langsung, ditambahkan larutan fisiologis NaCl 0.9 persen, dan diaduk sebentar dengan bulu ayam sampai merata. Aktivasi sperma dilakukan dengan penambahan air steril. Proses pengadukan telur dan sperma secara langsung merupakan proses pembuahan buatan dengan sistem kering. Telur yang telah terbuai dicuci hingga bersih.

4. Tahap Penetasan Telur

Tahap penetasan telur merupakan rangkaian proses penebaran telur, penetasan telur inkubasi telur, dan panen larva ikan patin siam. Wadah penetasan telur adalah akuarium dengan ketinggian air 25 cm. Teknik inkubasi telur yang digunakan adalah teknik inkubasi telur dalam air menggenang.  Penebaran Telur Suhu air penetasan telur optimal antara 28 C dan 30 C BPPI 2013 a . Hasil pengamatan di lapang menunjukkan suhu air penetasan telur mencapai 29 C. Kumpulan telur yang telah terbuahi disebarkan secara merata dengan bulu ayam ke dalam akuarium. Kondisi peralatan aerasi mati ketika penebaran telur dan penyebaran hanya satu lapisan di dasar akuarium. Apabila kondisi telur saling menumpuk, maka telur yang tidak menetas akan membusuk dan menginfeksi telur lainnya. Selanjutnya pemberian larutan Methylene Blue sebanyak 20 mlakuarium untuk membunuh spora jamur. Proses penebaran telur dan inkubasi telur ditunjukkan pada Gambar 21. Fekunditas induk betina sebanyak 120 000 butir per kg, sehingga total produksi telur di hatchery ke-1 sebanyak 3 960 000 butir per siklus dengan 11 ekor induk betina dan pemijahan di hatchery ke-2 menghasilkan 4 320 000 butir per siklus dengan 12 ekor induk betina. Penebaran fekunditas 1 ekor induk betina untuk 3 akuarium, sehingga padat penebaran telur adalah 6 butir per cm 2 . Produksi telur menurun sebesar 50 persen saat musim kemarau akibat kualitas air yang rendah dan menyebabkan fekunditas telur induk betina menurun 5 persen.  Penetasan Telur dan Panen Larva Proses penetasan telur inkubasi telur berlangsung selama 24 jam dan dilanjutkan proses pemanenan larva. Cangkang telur mulai mengapung dan larva mulai berenang merupakan tanda larva siap dipanen. Teknik pemanenan larva diawali proses menjaring larva menggunakan seser halus dan ditampung ke dalam baskom. Air bekas penetasan telur mengandung sisa cangkang telur dan telur yang tidak menetas, sehingga kualitas air buruk seperti berwarna dan berbau. Proses pemberian obat-obatan untuk mengurangi stres dan mengobati luka larva. Larutan obat yang digunakan adalah 5 g Elbayou dan 7.5 l air. Kedua obat tersebut dicampur air dan dituangkan secara merata sebanyak 250 ml per akuarium. Pengalaman Pasirgaok Fish Farm adalah perkembangbiakan jamur Saprolegnia sp. selalu muncul setiap proses inkubasi telur. Rata-rata derajat penetasan telur ikan patin siam selama tahun 2013 adalah 48 persen. Penerapan teknik ini menyulitkan pegawai memanen larva karena proses dilakukan Gambar 21 Penebaran telur dan inkubasi telur