Ketersediaan Air dan Listrik

54 secara langsung, ditambahkan larutan fisiologis NaCl 0.9 persen, dan diaduk sebentar dengan bulu ayam sampai merata. Aktivasi sperma dilakukan dengan penambahan air steril. Proses pengadukan telur dan sperma secara langsung merupakan proses pembuahan buatan dengan sistem kering. Telur yang telah terbuai dicuci hingga bersih.

4. Tahap Penetasan Telur

Tahap penetasan telur merupakan rangkaian proses penebaran telur, penetasan telur inkubasi telur, dan panen larva ikan patin siam. Wadah penetasan telur adalah akuarium dengan ketinggian air 25 cm. Teknik inkubasi telur yang digunakan adalah teknik inkubasi telur dalam air menggenang.  Penebaran Telur Suhu air penetasan telur optimal antara 28 C dan 30 C BPPI 2013 a . Hasil pengamatan di lapang menunjukkan suhu air penetasan telur mencapai 29 C. Kumpulan telur yang telah terbuahi disebarkan secara merata dengan bulu ayam ke dalam akuarium. Kondisi peralatan aerasi mati ketika penebaran telur dan penyebaran hanya satu lapisan di dasar akuarium. Apabila kondisi telur saling menumpuk, maka telur yang tidak menetas akan membusuk dan menginfeksi telur lainnya. Selanjutnya pemberian larutan Methylene Blue sebanyak 20 mlakuarium untuk membunuh spora jamur. Proses penebaran telur dan inkubasi telur ditunjukkan pada Gambar 21. Fekunditas induk betina sebanyak 120 000 butir per kg, sehingga total produksi telur di hatchery ke-1 sebanyak 3 960 000 butir per siklus dengan 11 ekor induk betina dan pemijahan di hatchery ke-2 menghasilkan 4 320 000 butir per siklus dengan 12 ekor induk betina. Penebaran fekunditas 1 ekor induk betina untuk 3 akuarium, sehingga padat penebaran telur adalah 6 butir per cm 2 . Produksi telur menurun sebesar 50 persen saat musim kemarau akibat kualitas air yang rendah dan menyebabkan fekunditas telur induk betina menurun 5 persen.  Penetasan Telur dan Panen Larva Proses penetasan telur inkubasi telur berlangsung selama 24 jam dan dilanjutkan proses pemanenan larva. Cangkang telur mulai mengapung dan larva mulai berenang merupakan tanda larva siap dipanen. Teknik pemanenan larva diawali proses menjaring larva menggunakan seser halus dan ditampung ke dalam baskom. Air bekas penetasan telur mengandung sisa cangkang telur dan telur yang tidak menetas, sehingga kualitas air buruk seperti berwarna dan berbau. Proses pemberian obat-obatan untuk mengurangi stres dan mengobati luka larva. Larutan obat yang digunakan adalah 5 g Elbayou dan 7.5 l air. Kedua obat tersebut dicampur air dan dituangkan secara merata sebanyak 250 ml per akuarium. Pengalaman Pasirgaok Fish Farm adalah perkembangbiakan jamur Saprolegnia sp. selalu muncul setiap proses inkubasi telur. Rata-rata derajat penetasan telur ikan patin siam selama tahun 2013 adalah 48 persen. Penerapan teknik ini menyulitkan pegawai memanen larva karena proses dilakukan Gambar 21 Penebaran telur dan inkubasi telur 55 bersamaan dengan proses ganti air. Larva sangat sensitif terhadap kondisi air yang buruk, sehingga proses pemanenan yang terlalu lama dapat menyebabkan larva mati. Padat penebaran larva minimum sebanyak 63 ekor per liter dengan ketinggian air 40 cm. Proses panen larva dan pengobatan ditunjukkan pada Gambar 22.

5. Tahap Pemeliharaan Larva

Perhitungan umur larva dihitung sejak telur menetas. Larva berukuran kecil dan belum memiliki organ tubuh lengkap. Larva sangat rentan menghadapi kematian akibat sifat kanibalisme yang mulai muncul pada hari ke-2 setelah telur menetas, dan kemunculan bakteri Aeromonas sp. saat bulan November, Desember, dan Januari. Penyebab lain jumlah larva menurun adalah ukurannya sangat kecil, sehingga larva rentan terbuang saat proses penyifonan dan pergantian air. Ciri larva atau benih ikan patin siam yang terserang bakteri Aeromonas sp. antara lain: permukaan tubuh berwarna merah di bagian dada, sirip, dan perut, sebagian kulit tubuh melepuh, insang berwarna putih, serta sirip rusak. Penyebab kemunculan bakteri Aeromonas sp. adalah musim hujan saat curah hujan tinggi November, Desember, Januari yang menyebabkan pH air menurun, suhu tidak stabil, sehingga nafsu makan ikan menurun Mahyuddin 2010. Penyebab lain adalah kelangkaan cacing sutera selama musim hujan mengkibatkan ikan terlambat makan. Pengobatan dilakukan dengan pergantian air sebesar 30 persen dari volume awal setiap 2 hari sekali dan pemberian garam sebanyak 0.8 g m -3 Mahyuddin 2010. Pengalaman Pasirgaok Fish Farm adalah survival rate benih ikan patin siam selama musim hujan akan menurun sebesar 5 persen dibandingkan dengan kondisi musim kemarau dan diduga disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas sp.. Tabel 14 Parameter kualitas air pemeliharaan larva pada Pasirgaok Fish Farm Keterangan DO mg l -1 pH NH 3 mg l -1 NO 2 mg l -1 Suhu C Aktual a 4.6 6.04 0.001 2.612 29 – 30 Balai Penelitian Pemuliaan Ikan BPPI b 3- 8 6-8.5 0.2 0.01 27-31 a Sumber: Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor 2014.; b BPPI 2013 a . Tabel 14 menunjukkan parameter kualitas air akuarium saat pemeliharaan larva sebelum penyifonan dan pergantian air. Kandungan gas oksigen terlarut, pH, dan NH 3 masih berada dalam kisaran optimal pemeliharaan larva ikan patin siam, akan tetapi kandungan NO 2 di bawah paramater kualitas air yang baik bagi pemeliharaan larva ikan patin. Kandungan NO 2 sangat tinggi sebanyak 2.612 mg Gambar 22 Panen larva, larva berumur 1 hari , dan pengobatan