Tahap Penetasan Telur Kelayakan pengembangan usaha pembenihan ikan patin siam pada Pasirgaok Fish Farm Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor

61 buatan PT Tirta Investama Iswanto dan Tahapari 2010 secukupnya dan diaduk sekitar 1 menit. Lalu kumpulan telur dicuci dan dibilas hingga bersih. Penghilang daya rekat menggunakan larutan lumpur tanah liat. Lumpur tanah yang telah dibersihkan dicampur dengan air mendidih. Larutan tanah liat terdiri atas 1 kg tanah liat dan 2 l air. Setiap 100 ml larutan tanah liat yang telah disaring digunakan untuk 200 g telur Slembrouck et al. 2005. Tujuannya adalah memisahkan telur yang saling menempel dan diaduk hingga merata dengan bulu ayam. Kemudian telur dibilas dengan air sampai bersih.

4. Tahap Penetasan Telur

 Penebaran Telur Cara penebaran telur yang telah dibilas adalah telur dimasukkan ke dalam corong maksimum 300 g dan keran inlet air dimatikan. Setelah telur-telur tenggelam, selanjutnya keran inlet diatur debit airnya antara 36 ml per detik dan 76 ml per detik. Telur-telur terus bergerak melalui dorongan air hasil resirkulasi dari drum penampungan air melalui pipa 12 inci secara gravitasi. Larva dan sisa cangkang akan bergerak ke atas dan mengalir melalui bak penampungan larva melalui pipa 1 inci. Larva akan tertahan di hapa, sementara air sisa penetasan telur keluar melalui pipa 2 inci menuju ke bak filter melalui proses filtrasi. Air hasil filtrasi tersirkulasi kembali menuju ke drum penampungan air dengan menggunakan pompa air untuk dialirkan ke corong-corong selama 24 jam. Aerasi dipasang di bak penampungan larva agar kandungan oksigen terlarut terjaga. Suhu penetasan telur menggunakan lampu penerangan yang tepat berada di atas corong- corong dan suhu ruangan ditingkatkan menggunakan kompor. Fekunditas induk betina sebanyak 120 000 butir per kg. Pemijahan di hatchery ke-1 menggunakan 11 ekor induk ikan patin siam betina, sehingga telur yang dihasilkan sebanyak 3 960 000 butir per siklus. Pemijahan di hatchery ke-2 menggunakan 12 ekor induk ikan patin siam betina, sehingga telur yang dihasilkan sebanyak 4 320 000 butir per siklus. Batas maksimum telur yang ditebar sebanyak 3 600 butir per corong, sehingga pemijahan di hatchery ke-1 membutuhkan 11 corong dan pemijahan di hatchery ke-2 membutuhkan 12 corong. Penggunaan corong saat musim kemarau berkurang 50 persen.  Penetasan Telur dan Panen Larva Proses penetasan telur inkubasi telur berlangsung selama 24 jam. Proses pemanenan larva dilakukan secara bertahap ke dalam bak panen larva. Setelah 24 jam berakhir, larva dipanen dan ditebar ke dalam akuarium. Penerapan sistem corong resirkulasi memanfaatkan kapasitas maksimum padat penebaran larva sebanyak 88 ekor per liter dengan ketinggian air 40 cm atau 45 cm. Selanjutnya proses pengobatan seperti kondisi aktual. Setelah proses penetasan telur berakhir, air dalam bak filter maupun sisa penetasan telur dibuang dan dicuci.

5. Tahap pemeliharaan larva

Tahap pemeliharaan larva mengalami survival rate hingga menjadi benih ikan patin siam ukuran 34 inci selama 21 hari sebesar 50 persen saat musim kemarau dan 45 persen saat musim hujan. Layout Pasirgaok Fish Farm dibangun di lahan seluas 7 680 m 2 . Kondisi aktual usaha pembenihan ikan patin siam menempati lahan seluas 1 360 m 2 dan sisa lahan digunakan untuk budidaya ikan gurami dan ikan patin albino sebagai hobi. 62 Pasirgaok Fish Farm menentukan bentuk dan penempatan fasilitas bangunan untuk mempermudah proses pergerakan pegawai melakukan pengusahaan ikan patin siam, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah dilakukan. Layout unit pembenihan ikan patin siam yang telah dilengkapi meliputi: bangunan kolam pemeliharaan induk, saluran irigasi, sumur bor, sumur gali, tandon air, kolam treatment air, hatchery, mess pegawai, wadah penyimpanan cacing, tempat penetasan Artemia, tempat penyimpanan obat, tempat penyimpanan pakan, tempat pembuangan limbah, tempat peralatan mesin, serta area stripping dan pengepakan. Pengaturan tata letak bangunan diurutkan berdasarkan pada proses produksi. Layout usaha pembenihan ikan patin siam kondisi aktual Pasirgaok Fish Farm terdapat dalam Lampiran 3. Skenario II membutuhkan perluasan lahan menjadi 1 435 m 2 untuk penambahan unit penetasan telur seluas 74.8 m 2 ≈ 75 m 2 . Layout unit penetasan telur berada di antara bangunan hatchery ke-1 dan hatchery ke-2 untuk mempermudah proses pengangkutan larva dan menjaga kondisi larva tetap berada pada suhu ruangan. Layout usaha pembenihan ikan patin siam skenario II pada Pasirgaok Fish Farm terdapat dalam Lampiran 3, sedangkan layout unit penetasan telur terdapat dalam Lampiran 4. Skenario III membutuhkan perluasan lahan menjadi 6 484 m 2 untuk penambahan 4 unit hatchery berserta fasilitas bangunan unit pembenihan lainnya. Kondisi fisik unit pembenihan yang baru seperti kondisi aktual unit pembenihan yang lama karena kapasitas produksi tidak berubah. Setiap 2 unit hatchery ditangani oleh 3 orang pegawai. Luas kolam induk ditingkatkan 3 kali lipat dari kondisi aktual menjadi 1 332 m 2 akibat peningkatan jumlah induk 3 kali lipat dari kondisi aktual. Layout usaha pembenihan ikan patin siam skenario III pada Pasirgaok Fish Farm terdapat dalam Lampiran 5. Skenario IV membutuhkan perluasan lahan menjadi 5 830 m 2 untuk penambahan 2 unit hatchery berserta fasilitas bangunan unit pembenihan lainnya. Kondisi fisik unit pembenihan yang baru seperti kondisi aktual unit pembenihan yang lama karena kapasitas produksi tidak berubah. Setiap 2 unit hatchery ditangani oleh 3 orang pegawai. Luas kolam induk ditingkatkan 2.5 kali lipat dari kondisi aktual menjadi 1 076 m 2 akibat peningkatan jumlah induk 2 kali lipat dari kondisi aktual. Layout usaha pembenihan ikan patin siam skenario IV pada Pasirgaok Fish Farm terdapat dalam Lampiran 6. Pemilihan Jenis Teknologi Teknologi yang diterapkan kondisi aktual Pasirgaok Fish Farm adalah pemijahan buatan, pembuahan buatan sistem kering, penggunaan treatment air, dan teknik inkubasi telur dalam air menggenang di akuarium. Teknik pemijahan buatan menggunakan hormon perangsang buatan dengan merek dagang Ovaprim dan Chorulon. Metode pembuahan menggunakan sistem kering, yaitu induk betina diurut untuk mengeluarkan telur dan induk jantan diurut untuk mengeluarkan cairan sperma yang langsung dicampur ke dalam kumpulan telur tersebut. Rekayasa kualitas air sumur bor dan sumur gali di dalam kolam treatment. Rekayasa air melalui proses antara lain: pengendapan, aerasi air selama 24 jam, psebaneningkatkan pH air dengan kapur, dan proses filtrasi dengan water purifier. Penerapan teknologi pembenihan ikan patin siam melalui intensifikasi