commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan generasi bangsanya. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu
bangsa. Kemajuan pendidikan bangsa sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis
melainkan sesuatu yang dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Pembaruan pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional sehingga dapat meningkatkan kualitas bangsa. Berbagai upaya telah dilakukan antara lain pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas guru,
penerapan metode pembelajaran yang terkini, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, penataan manajemen pendidikan, dan penerapan produk teknologi.
Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian kurikulum. Dari kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, sampai
kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK, dan saat ini kurikulum yang sedang digunakan adalah kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP. Pergantian dan perubahan kurikulum tersebut dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dalam pendidikan sekolah menengah terdapat mata pelajaran kimia. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang hakekat pengetahuannya berdasarkan
fakta, hasil pemikiran, dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Pada kenyatannya mata pelajaran kimia dirasa sulit oleh sebagian besar siswa sehingga
menyebabkan prestasi belajarnya kurang tinggi. Dalam pelajaran kimia di SMA terdapat materi stoikiometri yang diajarkan di kelas X semester gasal. Stoikiometri
hakekatnya berisi konsep-konsep dan penerapan rumus dalam perhitungan kimia yang sebagian besar soalnya berupa soal-soal hitungan. Agar menguasai konsep
dalam stoikiometri maka banyak diperlukan latihan soal. Kurangnya latihan soal yang
commit to user 2
dilakukan siswa dapat menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap materi strokiometri. Karena itu, prestasi belajar materi stoikiometri kurang tinggi.
Berdasarkan fakta dilapangan, siswa di SMA Negeri 1 Gemolong masih memiliki prestasi belajar yang rendah pada materi stoikiometri. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada materi tersebut tahun pelajaran 20092010, lebih dari 50 siswa memperoleh nilai di bawah KKM Kriteria
Ketuntasan Minimum dengan nilai KKM pelajaran kimia adalah 65. Selain itu, nilai rata-rata dua kelas dari tujuh kelas juga masih berada di bawah KKM yaitu 54,69 dan
49,84 Lampiran 16. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Di antaranya proses pembelajarannya, sarana prasarana, atau oleh faktor penyebab yang
lain. Dalam proses pembelajaran, metode mengajar yang digunakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Apabila metode yang biasa digunakan kurang sesuai
dengan materi stoikiometri maka prestasi belajar siswa juga kurang maksimal. Selain itu, apabila siswa kurang latihan soal maka siswa juga akan kurang memahami materi
tersebut. Hal tersebut dapat pula disebabkan oleh media yang belum dipergunakan dengan baik.
Kesesuaian dalam penggunaan metode mengajar yang dipilih guru dalam pembelajaran akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi
yang diberikan sehingga dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru seharusnya menggunakan metode yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.
Metode mengajar yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan
pembelajarannya. Dengan metode mengajar yang baik dan sesuai dengan materi stoikiometri diharapkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode yang populer akhir- akhir ini. Dengan metode pembelajaran kooperatif, keaktifan siswa dapat
dikembangkan. Begitu pula dengan keterampilan sosial dan aspek kognitif siswa. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain
commit to user 3
dalam memahami konsep materi pelajaran Slavin, 2008 : 4. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan selalu
memperhatikan teman satu kelompok agar dapat memahami konsep materi yang dipelajari.
Hanze Berger 2007 : 39 menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat
dari pembelajaran kooperatif pada kebutuhan dasar pengalaman, motivasi intrinsik, dan keaktivan proses tingkat pendalaman. Dalam penelitian lain, Adeyemi 2008 :
702 menyatakan bahwa siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif secara signifikan lebih baik daripada siswa dalam problem solving atau kelompok dalam
metode konvensional. Effendi Zakaria, Lu Chung Chin, Md. Yusoff Daud 2010 : 275 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang positif
antara siswa yaitu menekankan interaksi sosial dan hubungan antara siswa dalam kelompok sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua metode struktural yaitu metode Numbered Heads Together NHT dan metode Think Pair Share TPS. Metode ini
dapat dilakukan dengan cepat dan singkat. Melalui metode pembelajaran struktural, siswa diharapkan dapat saling memberikan dan membagikan ide-ide serta
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan meningkatkan semangat kerjasama siswa. Selain itu, siswa dapat berlatih berpendapat, menghargai pendapat
orang lain, dan bertukar pendapat yang disajikan dalam bentuk diskusi kelompok. Dengan demikian, siswa dapat aktif dalam membuat kesimpulan untuk suatu
pengetahuan atau membentuk konsep. Materi stoikiometri merupakan salah satu materi yang hampir semua soalnya
berupa soal hitungan sehingga perlu banyak latihan dalam proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran, metode NHT memberikan kewajiban pada siswa untuk
berdiskusi bersama anggota kelompoknya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Dengan mengerjakan banyak latihan soal stoikiometri siswa
akan menemukan konsep dalam stoikiometri dan dapat menyelesaikan soal-soalnya. Dengan metode pembelajaran ini, siswa akan lebih siap dalam belajar, siswa
commit to user 4
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan siswa yang sudah paham dapat mengajari siswa yang kurang paham. Dengan jumlah anggota kelompok yang lebih
besar dimana terdiri dari empat sampai lima anggota, gagasan atau ide yang disampaikan lebih beragam dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, metode
NHT diharapkan sesuai untuk materi stoikiometri. Materi stoikiometri seperti yang telah dikemukakan, walaupun terdapat
banyak latihan soal tapi terdapat sebagian siswa belum mampu untuk menyelesaikannya maka prestasi belajarnya juga tidak akan maksimal. Dalam proses
pembelajaran, metode TPS merupakan metode pembelajaran kelompok yaitu siswa diberi waktu berpikir, membagi hasil pemikirannya dengan teman, dan saling
membantu satu sama lain. Apabila dalam proses latihan soal terdapat siswa yang kurang mampu dalam menyelesaikan soal tersebut, maka dengan metode ini siswa
tersebut dapat berbagi kesulitannya dengan teman pasangannya atau teman sebangkunya sehingga soal tersebut dapat terselesaikan. Metode ini bertujuan untuk
mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa. Metode ini juga mengajarkan siswa untuk
berpendapat, menerima pendapat orang lain, dan bekerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu, metode TPS diharapkan sesuai untuk materi stoikiometri.
Metode pembelajaran membutuhkan suatu media pembelajaran untuk membantu mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran metode NHT, siswa langsung diberi soal atau permasalahan untuk diselesaikan tanpa adanya penjelasan dari guru. Modul merupakan salah satu media
cetak yang berisi uraian materi, contoh soal beserta penyelesaian, dan soal evaluasi beserta kunci jawaban. Dalam pelaksanaannya, metode NHT dapat dilengkapi modul
karena dengan adanya modul siswa dapat terlebih dahulu mempelajari materi yang akan diajarkan di rumah. Selain itu, siswa juga dapat mengerjakan soal evaluasi yang
terdapat di dalamnya. Dengan demikian, siswa akan dapat memahami materi stoikiometri.
commit to user 5
Sedangkan dalam proses pembelajaran TPS, latihan soal yang diberikan pada siswa lebih sedikit. Lembar Kerja Siswa LKS adalah salah satu media cetak yang
berisi lembaran-lembaran tugas ataupun soal-soal yang harus dikerjakan siswa. Dalam pelaksanaannya, metode TPS dapat dilengkapi LKS karena siswa dapat
mengerjakan latihan soal yang terdapat di LKS sehingga siswa terbiasa dan lebih mudah menyelesaikan soal stoikiometri. Dengan demikian, diharapkan prestasi
belajarnya menjadi lebih baik. Untuk mempelajari materi stoikiometri diperlukan suatu kemampuan awal
yang mendukung dikuasainya materi tersebut. Hal ini disebabkan karena materi stoikiometri berkaitan dengan tata nama senyawa kimia, persamaan reaksi dan
hukum-hukum dasar kimia yang nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Perbedaan kemampuan awal yang dimiliki siswa akan ditemui oleh
guru dalam proses belajar mengajar, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi, ada pula yang kemampuan awalnya rendah. Pemahaman terhadap perbedaan kemampuan
awal harus diperhatikan agar dapat menentukan metode pembelajaran yang baik untuk pembelajaran materi stoikiometri.
Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian untuk mengetahui prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS
dilengkapi LKS ditinjau dari kemampuan awal pada materi stoikiometri di SMA N 1 Gemolong dengan judul : “Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode NHT
Numbered Heads Together Dilengkapi Modul dengan Metode TPS Think Pair Share Dilengkapi LKS Ditinjau dari Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Materi Stoikiometri Kelas X Semester Gasal SMA N 1 Gemolong Tahun Ajaran 20102011”.
B. Identifikasi Masalah