Prestasi Belajar Tinjauan Pustaka

commit to user 17 yang lebih rendah dari pengetahuan baru tersebut. Tidak semua aspek dari kemampuan awal yang dimiliki siswa pada awal proses belajar mengajar berpengaruh besar terhadap tujuan yang diharapkan. Kemampuan dan keterampilan tersebut harus sesuai dengan tujuan kompetensi. Umumnya siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan sesuai dengan tujuan kompetensi akan lebih mudah menerima dan memahami pembelajaran berikutnya karena pengetahuan dan kemampuan baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya yang lebih rendah tingkatannya. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilakukan dengan menggunakan tes prasyarat. Tes prasyarat merupakan tes untuk mengetahui kemampuan siswa yaitu apakah siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan atau disyaratkan untuk mengikuti suatu pembelajaran. Di dalam pembelajaran kimia, terdapat ciri-ciri tertentu dalam mempelajari kimia diantaranya adalah materi yang dipelajari harus berurutan. Hal ini dikarenakan untuk membentuk konsep-konsep baru dan pengetahuan baru didasarkan pada konsep dan pengetahuan sebelumnya. Dari uraian di atas, kemampuan awal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai prasyarat untuk memperoleh konsep dan pengetahuan baru yang lebih tinggi tingkatannya dari pada konsep dan pengetahuan sebelumnya. Kemampuan awal yang berkaitan dengan materi stoikiometri antara lain materi tata nama senyawa, persamaan reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia.

8. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya Nana Sudjana, 1991 : 22. Penggolongan prestasi belajar menurut Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. a. Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Menurut Bloom et al, ranah kognitif terdiri dari enam aspek Aunurrahman, 2009 : 49, yaitu : commit to user 18 1 Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode. 2 Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari 3 Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Aspek ini misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip. 4 Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5 Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja. 6 Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan menilai hasil karangan. b. Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri dari lima aspek Nana Sudjana, 1991 : 30 yaitu : 1 Penerimaan ReceivingAttending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa dalam bentuk massalah, situasi, gejala, dll. 2 Jawaban atau Responding, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3 Penilaian Valuing berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. 4 Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5 Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang. commit to user 19 c. Ranah psikomotor Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan Nana Sudjana, 1991 : 31, yaitu : 1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3 Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll. 4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan kompleks. 6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.

9. Stoikiometri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

STUDI KOMPARASI ANTARA METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL Studi Komparasi Antara Metode Numbered Head Together (NHT) Dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ke

0 5 17

STUDI KOMPARASI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP STUDI KOMPARASI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGER

0 0 17