Main Micro Loan Food Security and Energy Loan KKPE People’s Commerce Loan KUR Sebagai kegiatan bulan Ramadhan, bank bjb memberikan

bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 96 Economic Performance Kinerja Ekonomi Beberapa produk kredit mikro bank bjb yang merefleksikan keberpihakan kami pada usaha kecil dan pengembangan masyarakat adalah sebagai berikut: [FS7]

1. Kredit Mikro Utama

Kredit Mikro Utama dirancang untuk mendorong laju perkembangan usaha sektor usaha mikro, kecil dan menengah UMKM sehingga diharapkan wirausaha sektor mikro akan dapat berkembang menjadi usaha kecil dan menengah. Sasaran Kredit Mikro Utama adalah segmen pasar kredit skala mikro yang masih memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit, seperti perorangan yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi produktif, dan para pelaku usaha pedagang pada lokasi pasar yang potensial, baik dari sisi usaha, lokasi dan kondisi pasar.

2. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKPE

KKPE adalah kredit investasi danatau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan program ketahanan pangan dan program pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati. Target nasabah adalah petani, peternak, pekebun, nelayan, pembudidaya ikan yang tergabung dalam suatu kelompok tani dan atau koperasi yang bergerak dalam bidang pengadaan pangan.

3. Kredit Usaha Rakyat KUR

KUR adalah KreditPembiayaan yang diberikan kepada UMKM di bidang usaha yang produktif untuk tujuan Modal Kerja danatau Investasi.

4. Kredit Cinta Rakyat Jawa Barat KCR

Kredit Cinta Rakyat adalah kredit yang diberikan kepada pelaku usaha perorangan mikro dan kecil dalam sektor ekonomi produktif yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat untuk tujuan modal kerja danatau investasi yang mengikuti program dana bergulir dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sasaran penyaluran Kredit Cinta Rakyat oleh Bank Pelaksana adalah pelaku usaha mikro yang bergerak di sektor produktif, meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, perindustrian, pertambangan rakyat dan sektor lainnya. Sampai saat ini kami belum memberlakukan persyaratan spesifik pemberian pinjaman bagi debitur dan calon debitur yang dikaitkan dengan aspek lingkungan dan sosial. Namun demikian, risiko lingkungan dan sosial yang berpotensi muncul dari kegiatan operasional debitur tercakup dalam proses identifikasi, analisa dan evaluasi risiko kredit. [FS1][FS2][FS3] Some of bank bjb’s micro-credit products that reflect our alignments on small business and community development are as follows: [FS7]

1. Main Micro Loan

Main Micro Loan is designed to encourage business growth of micro, small and medium enterprises SME that are expected for the micro entrepreneurs to be able to develop into small and medium enterprises. The target of Main Micro Loan is loan market segment with micro scale that still has potential to be financed with loans, such as individuals who have businesses in productive economic sectors, and business people traders on potential market locations, both in terms of business, location and market condition.

2. Food Security and Energy Loan KKPE

KKPE is investment andor working capital loan which is provided in order to support implementation of food security and development of biofuels crops programs. The target customers are farmers, ranchers, gardeners, fishermen, fish farmers who are members of farmer group or cooperative and engaged in food procurement sector.

3. People’s Commerce Loan KUR

KUR is LoanFinancing provided to SME in productive business sectors for working capital andor investment purposes.

4. West Java Cinta Rakyat Loan KCR

Cinta Rakyat Loan is loan provided to individual micro and small enterprises in productive economic sectors in West Java Province for working capital andor investment purposes who engaged in revolving fund program of the Government of West Java Province. The channeling target of Cinta Rakyat Loan by the Executing Bank is micro entrepreneurs engaged in productive sectors, including food crop, plantation, livestock, fishery, forestry, industry, people mining and other sectors. Until now we have not applied specific requirements for loan channeling for debtors and potential debtors that are associated with environmental and social aspects. However, environmental and social risks that could potentially arise from debtors’ operations are included in identification, analysis and evaluation processes of credit risk. [FS1] [FS2] [FS3] bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 97 KONTRIBUSI UNTUK MASYARAKAT Sejak tahun 2009, bank bjb mengalokasikan dana Tanggung Jawab Perusahaan Corporate Social ResponsibilityCSR yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 5. Jumlah dana CSR ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan. Dana CSR dikelola oleh Divisi Corporate Secretary dan Grup CSR yang bertanggung jawab merancang dan melaksanakan program-program CSR secara transparan dan berkualitas. Dalam pelaksanaannya, bank bjb bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun mitra-mitra seperti yayasan, lembaga, organisasi maupun perguruan tinggi. Seluruh kegiatan CSR yang dilaksanakan bank bjb harus memberikan nilai tambah bagi penerima manfaat serta tersebar ke berbagai sektor dan wilayah. Melalui CSR, bank bjb ingin berperan mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. [EC8] Proporsi kegiatan CSR bank bjb setiap tahun adalah sebesar 75 untuk alokasi Pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten di Jawa Barat dan banten, dan 25 untuk publik. Pada tahun 2013 ditetapkan anggaran CSR tahun berjalan sebesar 5 dari laba bersih atau sebesar Rp 74,09 miliar. Alokasi Pemerintah Daerah tahun 2013 sebesar Rp 55,57 miliar dan alokasi publik sebesar Rp 18,52 miliar. Realisasi penyaluran dana CSR tahun 2013 adalah sebesar Rp. 39,69 miliar yang terserap di Sektor Pendidikan 31, Sektor Kesehatan 18 dan Sektor Lingkungan Hidup 51. [EN30] Penyaluran Dana CSR Per Sektor Tahun 2009 TahunYear Pendidikan Education Kesehatan Health Lingkungan Hidup Environment Total 2009 5.857.815.184 5.829.402.631 3.216.010.834 14.903.228.649 2010 11.980.253.749 6.452.183.490 10.603.352.328 29.035.789.567 2011 6.585.865.726 4.417.763.636 21.700.779.904 32.704.409.266 2012 29.973.970.400 4.092.376.748 17.885.825.899 51.952.173.047 2013 12.260.853.328 7.230.294.213 20.203.097.642 39.694.245.183 T O T A L 66.658.758.387 28.022.020.718 20.203.097.642 128.595.600.529 CONTRIBUTIONS TO COMMUNITY Since 2009, bank bjb allocates Corporate Social Responsibility CSR which is derived from provision of income after tax for a maximum of 5. The amount of CSR fund is determined in Annual General Meeting of Shareholders GMS. CSR fund is managed by Corporate Secretary Division and CSR Group that are responsible to design and implement transparent and quality CSR programs. In practice, banks bjb cooperates with local governments and partners such as foundations, institutions, organizations and universities. The entire CSR activities undertaken by bank bjb should provide value added to beneficiaries and spread to various sectors and regions. Through CSR, bank bjb would like to participate in realizing social welfare, improving the community’s quality of life and encouraging sound economic growth by taking into account the environmental factor. [EC8] The proportion of bank bjb’s CSR activities each year is 75 allocated for the Provincial, Municipial and Regent Governments in West Java and Banten and 25 for the public. In 2013 CSR budget set for the year amounted to 5 of net income or Rp 74.09 billion. Local Government allocation in 2013 amounted to Rp 55.57 billion and public allocation of Rp 18.52 billion. CSR fund disbursement in 2013 was Rp 39.69 billion, which was absorbed in Education Sector 31, Health Sector 18 and Environmental Sector 51. [EN30] Distribution of CSR Funds per Sector in 2009 bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 98 Economic Performance Kinerja Ekonomi MENDORONG KEMANDIRIAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Usaha mikro, kecil dan menengah UMKM sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Secara nasional, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah UMKM memiliki jumlah yang sangat besar, sekitar 57,89 juta unit dan terus bertumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Usaha mikro umumnya tidak memiliki ijin usaha dan legalitas lainnya termasuk NPWP, belum mempunyai tempat usaha yang menetap, belum menerapkan administrasi keuangan walaupun yang sederhana dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha serta dikelola tanpa keterampilan bisnis yang memadai. Akibatnya, usaha mikro sulit mendapatan akses ke perbankan. Untuk mendorong laju perkembangan usaha sektor UMKM serta sejalan dengan program bank bjb dalam percepatan peningkatan kredit produktif, bank bjb telah memberikan dukungannya melalui pemberian fasilitas kredit dengan persyaratan yang dapat terjangkau kepada para pelaku usaha UMKM. Dimulai dari usaha mikro, diharapkan tumbuh pengusaha yang tangguh, mandiri dan terus meningkat skala usahanya dari mikro menjadi usaha kecil kemudian menengah dan besar yang bankable. Berikut adalah profil beberapa UMKM nasabah kredit mikro bank bjb: Muhtar Sunarya – Warung Sembako Sejak tahun 2010, Muhtar Sunarya 60 tahun membuka warung sembako di Kampung Selaawi, Desa Warnasari KecamatanKabupaten Sukabumi. Selain sembako, ia menjual makanan ringan, minuman, barang-barang rumah tangga dan gas elpiji 3 kg. Harapannya untuk menambah dagangan yang dibutuhkan pelanggannya akhirnya dapat terpenuhi setelah bank bjb memberikan kredit senilai Rp 5 juta. Muhtar tidak menyangka usaha kecil seperti dia bisa juga mendapat pinjaman bank, bahkan dengan bunga yang tidak memberatkan. Sebelumnya, beberapa kali proposalnya ditolak bank lain atau diberikan persyaratan yang memberatkan. Ke depan, Muhtar ingin terus bermitra dengan bank bjb dalam mengembangkan usahanya. ENCOURAGING INDEPENDENCE OF MICRO, SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES Micro, small and medium enterprises SME in accordance with the Law No. 20 of 2008 is a productive economic business that stand alone, carried by the individual or business entity that is not a subsidiary or branch company owned by, controlled by, or be part of either directly or indirectly small or large business, with total net assets or annual sales revenue as stipulated in the law. Nationally, the micro, small and medium enterprises SME have a very large number, approximately 57.89 million units and continues to grow as the growing needs of the community. Micro business generally does not have business license and other legal documents including NPWP Tax Number, does not have settled business location, does not apply financial administration even the simple one and does not separate family and business finances and is managed without adequate business skills. As a result, microenterprise is difficult to get access to banking. To encourage business growth of the SME sector and in line with bank bjb’s program in accelerating the increase of productive loans, bank bjb has provided its support through loan facilities channeling with accessible requirements to SME entrepreneurs. Starting from micro business, it is expected to develop strong and independent enterpreneurs who continue to increase their business scale from micro to small business then to medium and large that are bankable. The following are profiles of some bank bjb’s SME micro loan customers: Muhtar Sunarya – Grocery Shop Since 2010, Muhtar Sunarya 60 years has a grocery shop in Selaawi Village, Warnasari Subdistrict, Sukabumi District Regency. In addition to groceries, he sells snacks, beverages, household items and 3 kg LPG. His hope is to increase salable inventory needed by his customers finally fulfilled after bank bjb provided loan worth Rp 5 million. Muhtar did not expect that small business as his could obtain bank loan, even with interest that was not burdensome. Previously, several times his proposal was rejected by other banks or with burdensome requirements. Going forward, Muhtar would like to continue to partner with bank bjb in developing his business. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 99 Sulaeman Faruk – Pedagang Ikan Asin Sulaeman Faruk 25 tahun berdagang ikan asin di Blok D63, Pasar Induk Cianjur sejak tahun 2000. Sulaeman menjalankan usaha keluarga yang dirintis ayahnya. Pada pertengahan 2012, Sulaeman mengajukan bantuan modal ke bank bjb dan mendapatkan dana Rp 13 juta sesuai yang diajukan. Informasi mengenai layanan bank bjb diperoleh Sulaeman dari petugas lapangan bank bjb yang memberikan penjelasan secara rinci mengenai skema pinjaman yang tersedia di bank bjb sehingga ia tertarik untuk memanfaatkannya. Tambahan modal dari bank bjb digunakan untuk memperluas kiosnya sehingga dapat menampung dagangan lebih banyak. Sulaeman pun mencoba memperluas usahanya dengan berdagang kue yang dijalankan oleh istrinya. Kini omset penjualannya naik dari Rp 2 juta menjadi Rp 3 juta per hari. Pelanggannya terdiri dari perorangan hingga pedagang eceran. Dengan dukungan bank bjb, Sulaeman telah berencana untuk membuka kios tambahan di Pasar Induk. Elis Elviyani – Usaha Alat Tulis Kantor ATK Elis Elviyanti 23 tahun mulai berjualan alat tulis kantor ATK lima tahun lalu. Dengan bantuan modal dari orang tuanya, Elis memasok dagangannya ke lembaga-lembaga pendidikan dan perusahaan di sekitar Kabupaten Sukabumi. Gudang di rumah orang tuanya di Kampung Gentong, Desa Pasir Halang Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi dijadikannya tempat penyimpanan stok dagangan yang ia beli di Jakarta dan Bandung. Memasuki tahun 2013, permintaan pelanggannya semakin meningkat tetapi Elis tidak mampu memenuhinya karena terkendala keterbatasan modal. Elis pun rajin mencari informasi mengenai produk perbankan yang sesuai dengan skala usahanya. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mendatangi kantor bank bjb terdekat untuk mengajukan proposalnya. Dengan proses yang mudah dan cepat, Elis mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 40 juta. Dana tersebut ia gunakan untuk membangun kios di sekitar rumahnya dan menambah stok barang. Setelah memiliki kios, Elis dapat memajang barang dagangannya di kios sehingga pelanggan lebih nyaman berbelanja. Sebelum tahun 2013 omset Elis sekitar Rp 30 juta per bulan. Kini omsetnya mencapai Rp 100 juta per bulan. Pemasaran produk ATK Elis juga semakin luas, mencakup sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi mulai dari Pelabuhan Ratu, Cibadak hingga Cicurug, serta merambah ke Kabupaten Cianjur. Produk Elis seperti tempat pensil, serutan, ballpoint, kertas dan buku dipesan oleh banyak perusahaan. Elis optimis pelanggannya akan terus bertambah, karena ia merasa selalu didampingi oleh bank bjb dalam menjalankan usahanya. Sulaiman Faruk - Salted Fish Trader Sulaiman Faruk 25 years trades salted fish in Block D63, Cianjur Central Market since 2000. Sulaiman runs family business that his father pioneered. In mid-2012, Sulaiman applied for capital support to bank bjb and obtained Rp 13 million as he requested. Sulaiman obtained information regarding bank bjb services from bank bjb officer who provided detailed explanation of available loan scheme in bank bjb so he was keen to make use of it. Additional capital from bank bjb was used to expand his stall so that he could contain more merchandise. Sulaiman also strived to expand his business by selling cakes run by his wife. Now his sales turnover rose from Rp 2 million to Rp 3 million per day. His customers consist of individuals and retail traders. With the support of bank bjb, Sulaiman has planned to open additional stalls in the Central Market. Elis Elviyani – Stationery Office Business ATK Elis Elviyanti 23 years began selling office stationery ATK five years ago. With the capital support from her parents, Elis supplies her merchandise to educational institutions and companies around Sukabumi Regency. She uses a warehouse at her parents’ house in Kampung Gentong, Pasir Halang Village Sukaraja District Sukabumi Regency as merchandise storage area that she buys in Jakarta and Bandung. Entering 2013, her customers’ demand increased but Elis was not able to meet due to limited capital constraint. Elis was diligently searching for information about banking products that match her business scale. Finally, she decided to go to the nearest bank bjb’s office to submit her proposal. With easy and quick process, Elis obtained capital injection of Rp 40 million. She used the fund to build kiosk near her house and increase inventory. After having kiosk, Elis can display her merchandise so that customers are more comfortable to shop. Before 2013 Elis’ turnover was about Rp 30 million per month. Now her turnover reaches Rp 100 million per month. The marketing of Elis’ ATK products also increasingly widespread, covering several districts in Sukabumi Regency ranging from Pelabuhan Ratu, Cibadak to Cicurug, as well as reaching Cianjur Regency. Elis’ products such as pencil cases, sharpeners, ballpoints, papers and books are ordered by many companies. Elis is optimistic that her customers will continue to grow, because she is always supported by bank bjb in running her business. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 100 Economic Performance Kinerja Ekonomi Ai Sahipah – Pedagang Sepatu Ai Sahipah 41 tahun, sudah 25 tahun berdagang sepatu di Pasar Ramayana, Cianjur. Semula ia bersama suaminya, Iyan Sopian 49 tahun hanya berdagang kaki lima di emperan di kawasan pusat kota Cianjur. Lokasi berdagangnya berpindah-pindah. Awal tahun 2000 Ai mendapat kesempatan membeli sebuah kios di Pasar Ramayana. Di sana, usahanya terus berkembang sehingga mampu menambah kiosnya hingga enam unit. Seiring meningkatnya permintaan pelanggan, Ai mulai membutuhkan tambahan modal. Pada tahun 2012 Ai mencoba mengajukan kredit ke bank bjb dan tanpa kesulitan ia mendapatkan bantuan modal senilai Rp 50 juta. Ai mulai menambah varian produk dagangannya, tidak hanya sepatu tetapi juga sandal dan tas. Volume barang dagangan Ai meningkat hingga 25 dan omset penjualan rata-rata mencapai Rp 4 juta per hari dari sebelumnya sekitar Rp 3 juta per hari dengan harga sepatu berkisar dari Rp 35 ribu hingga Rp 250 ribu per pasang. Pembelinya tidak hanya masyarakat Kota Cianjur saja, tetapi juga dari Cianjur Selatan, Jakarta dan Cirebon. Kini Ai berencana menambah jumlah kios sepatunya di jalan raya utama Cianjur. Dalam melebarkan usahanya, Ai tetap memilih bank bjb sebagai mitra usahanya.

H. Wawan Ridwan – Pedagang Grosir Daging

H. Wawan Ridwan adalah pedagang grosir daging sapi di Pasar baru, Kota Bandung. Berawal dari profesi sebagai tukang potong daging pada tahun 1976, sedikit demi sedikit ia menabung sehingga dapat membuka kios daging sendiri pada tahun 1978. Usahanya terus berkembang bahkan sempat menguasai pasar daging sapi di Kota Bandung di era 1990-an. Saat itu ia dapat menjual daging sapi hingga 70 ekor sapi per hari. Melalui kiosnya di lantai B-1 blok K-6 Pasar Baru, daging sapi H. Wawan diambil oleh para pedagang eceran daging sapi di pasar- pasar Kota Bandung. Untuk menaungi usahanya, H. Wawan mendirikan CV Hegar Jaya yang mencari pasokan sapi hingga ke Bali, Nusa Tenggara Timur NTT, bahkan hingga Australia melalui kerja sama dengan peternak di sana. Impor daging sapi Australia tersebut sempat memberikan pengalaman pahit bagi H. Wawan saat krisis moneter tahun 1997 – 1998 dimana kurs dollar melonjak dari Rp 2.500 mencapai Rp 7.500. Saat itu H. Wawan menderita kerugian sampai Rp 3 miliar. Seluruh harta bendanya habis dijual untuk menutup pembayaran kepada peternak Australia dan usahanya terpuruk. Ai Sahipah - Footwear Trader Ai Sahipah 41 years, has been 25 years in footwear trading in Ramayana Market, Cianjur. Initially she and her husband, Iyan Sopian 49 years only traded on sidewalk in downtown area of Cianjur. Her trading location moved. In early 2000 Ai got a chance to buy a kiosk in Ramayana Market. There, her business grew so that she added six kiosks. With the increasing demand of customers, Ai needed additional capital. In 2012 Ai tried to apply for loan to bank bjb and without difficulties she obtained capital support worth Rp 50 million. Ai began to add her merchandise variants, not only shoes but also sandals and bags. Ai’s trading volume increased by 25 and the average sales turnover reached Rp 4 million per day from the previous Rp 3 million per day at shoes price ranging from Rp 35 thousand to Rp 250 thousand per pair. The customers are not only the people of Cianjur, but also from South Cianjur, Jakarta and Cirebon. Ai is now planning to increase the number of her footwear kiosks on Cianjur highway. In expanding her business, Ai still chooses bank bjb as her business partner.

H. Wawan Ridwan – Wholesale Beef Trader

H. Wawan Ridwan is a wholesale beef trader in New Market, Bandung. Starting from his profession as a butcher in 1976, little by little he saved so that he could open his own beef kiosk in 1978. His business continued to grow even had time to dominate the beef market in Bandung in the 1990s. At that time he could sell up to 70 beef cattles per day. In his kiosk on B-1 floor block K-6 New Market, H. Wawan’s beef are ordered by beef retail traders in Bandung markets. To run his business, H. Wawan established CV Hegar Jaya seeking cattle supplies from Bali, East Nusa Tenggara NTT, even Australia by cooperating with the breeders there. The Australian beef imports gave bitter experience for H. Wawan during monetary crisis in 1997 - 1998 when dollar exchange rate soared from Rp 2,500 to Rp 7,500. At that time H. Wawan suffered up to Rp 3 billion losses. His entire property was sold to cover payments to Australian farmers and his business slumped. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 101 Dengan modal seadanya dan semangat pantang menyerah, ia mencoba bangkit dengan meminta dukungan bank bjb. bank bjb yang menilai rekam jejak H. Wawan dan prospek usahanya yang baik, tak ragu memberikan pinjaman modal usaha sehingga usaha H. Wawan dapat kembali bangkit pada tahun 2000. Bertepatan dengan pengembangan Pasar Baru menjadi pasar modern oleh Pemerintah Kota Bandung, pendampingan dari bank bjb membuat CV Hegar Jaya dapat kembali menjadi grosir dan pengecer daging besar. Dengan dibantu 10 orang karyawan, omset CV Hegar Jaya mencapai Rp 40 juta per hari dari penjualan daging tak kurang dari 5 ekor sapi setiap harinya. Kesuksesan H. Wawan membuat ia dipercaya menjadi Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung HP2B. Menurut H. Wawan, berhubungan dengan bank bjb sangat mudah karena petugas lapangan bank bjb selalu proaktif mendekati pedagan dan siap memberi penjelasan yang mudah dipahami mengenai layanan jasa bank bjb. “Pedagang kecil tidak lagi sungkan untuk berurusan dengan bank karena bank bjb sangat aktif melakukan pendekatan langsung ke sentra-sentra kegiatan ekonomi. Waroeng bjb pun sudah ada di Pasar Baru ini...” kata H. Wawan. Adhy Sunandar – Silver Rumah Foto Berani tampil beda, begitulah Adhy Sunandar 33 tahun dalam memulai usahanya. Berbekal pengalaman sebagai pegawai studio foto dan percetakan pada tahun 2002, dua tahun kemudian Adhy membuka kios percetakan dan studio foto kecil di rumahnya di Cianjur. Tahun 2007 Adhy menyewa kios di dekat rumahnya yang dinamakan “Silver Rumah Foto”. Adhy mulai mengembangkan jasanya mulai dari cuci cetak foto, foto pernikahan, foto keluarga dan pesta keluarga, termasuk juga menyediakan badut sebagai layanan pelengkap jasa fotografinya. Teknologi fotografi terus mengikuti perkembangan teknologi yang berubah cepat yang berpengaruh pada kualitas foto. Untuk memperbaharui peralatan, dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Padahal, konsumen juga menuntut kualitas foto yang terbaik. Beruntung Adhy memperoleh informasi mengenai kredit mikro bank bjb dari media massa. Ia pun mencoba mengajukan pinjaman dan tanpa kesulitan mendapat bantuan modal kerja sebesar Rp 25 juta dari bank bjb Cabang Cianjur. Dengan dana tersebut Adhy dapat membeli berbagai peralatan terbaru yang dibutuhkannya dan mempercantik interior studio fotonya. Dengan peralatan baru dan tampilan studio yang lebih menarik, Silver Rumah Foto berhasil menarik konsumen lebih banyak dan meningkatkan omzet. Jika sebelumnya omset Silver Rumah Foto berkisar Rp 20 juta per bulan, kini dapat menghasilkan hingga Rp 50 juta per bulan. Silver Rumah Foto juga menambah karyawannya menjadi 11 orang yang berasal dari warga sekitar. With minimum capital and resilient spirit, he strived to get up by asking for support from bank bjb. Bank bjb considered H. Wawan’s track record and business prospect was good, without hesitation provided working capital loan so that H. Wawan’s business could rise again in 2000. Coinciding with development of New Market as modern market by the Government of Bandung City, support from bank bjb helped CV Hegar Jaya become a big beef wholesaler and retailer. Assisted by 10 employees, CV Hegar Jaya’s turnover reached Rp 40 million per day from beef sales with not less than 5 beef cattles each day. H. Wawan’s success caused he was trusted to be the Chairman of Bandung New Market Traders Association HP2B. According to H. Wawan, dealing with bank bjb is very easy because bank bjb’s officers always proactively approach the traders and are ready to provide explanation that is easy to understand regarding bank bjb’s services. “Small traders no longer hesitate to deal with banks because bank bjb is very active in directly approaching the centers of economic activities. Waroeng bjb also exists in this New Market ... “said H. Wawan. Adhy Sunandar - Silver Photo House Dare to be different, so Adhy Sunandar 33 years started his business. With experience as an employee in photo studio and printing in 2002, two years later Adhy opened printing kiosk and small photo studio in his home in Cianjur. In 2007 Adhy rented kiosk near his home called “Silver Photo House”. Adhy started to develop his services ranging from photo prints, wedding photos, family photos and a family party photos, including clowns as complementary for his photography services. Photography technology continues to keep abreast of rapidly changing technology which affects quality of the photos. To rejuvenate equipment, it takes no small investment. In fact, consumers also demand the best photo quality. Adhy was fortunate to obtain information on micro loan of bank bjb from mass media. He the tried to apply for loan and without difficulty obtained working capital of Rp 25 million from bank bjb Cianjur Branch. With that fund Adhy could buy various latest equipment that he needed and decorated interior of his photo studio. With new equipment and more attractive look of his studio, Silver Photo House managed to attract more customers and increase turnover. If the previous turnover of Silver Photo House was around Rp 20 million per month, now it can generate up to Rp 50 million per month. Silver Photo House also added employees to 11 people from the local community. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 102 Economic Performance Kinerja Ekonomi Tak hanya memberikan modal kerja, bank bjb juga memberi pendampingan berupa promosi bagi nasabahmitra binaannya. Silver Rumah Foto sering dilibatkan dalam berbagai acara yang diadakan oleh bank bjb termasuk pameran. Kesempatan itu sangat efektif mendatangkan pelanggan baru bagi Silver Rumah Foto dengan cakupan lebih luas lagi. Tidak hanya berasal dari Cianjur saja, tetapi juga dari Sukabumi, Jakarta hingga Bali. Kini Adhy mulai melebarkan usahanya dengan membuka jasa event organizer EO. Ia juga sedang menyiapkan rencana bisnis yang lebih besar dengan kebutuhan modal yang akan diajukan ke bank bjb. “Dalam menjalankan usaha ini, saya akan terus bermitra dengan bank bjb, tidak akan beralih ke bank lain...” kata Adhy. Komunikasi dengan bank bjb terus dibina. Pegawai bank bjb kerap berkunjung untuk memantau perkembangan usahanya dan bertukar pikiran terkait bisnisnya. Pendekatan ini yang membuat Adhy terkesan. “Sebagai pelaku usaha kecil, saya bangga bisa bermitra dengan bank bjb”, kata Adhy. Keberhasilan nasabah UMKM seperti Adhy Sunandar menjadi motivasi bank bjb untuk terus mendorong penyaluran kredit mikro secara tepat. Dari usaha skala mikro, dengan kredit modal usaha dan pendampingan pemasaran dari bank bjb, nasabah mikro dapat terus berkembang skala usahanya sehingga menjadi usaha yang layak secara perbankan dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Toto Ismawan – Budidaya Lobster Hias Toto Ismawan 64 tahun awalnya hanya mencari aktivitas pengisi masa pensiunnya dari Kepolisian di tahun 2010. Toto mantap memilih usaha budidaya lobster hias di rumahnya di Kampung Babakan Nanggeleng, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Kecintaannya pada lobster sudah dimulai sejak tahun 2000, saat masih aktif berdinas. Dimulai dari memelihara lobster sebanyak lima betina dan tiga jantan, dalam satu tahun jumlah lobsternya berkembang pesat. Bahkan pertambahannya bisa mencapai ribuan ekor per bulan. Padahal kegiatan ini hanya sampingan di sela-sela kesibukannya sebagai Polisi. Setelah pensiun, Toto mulai fokus mengembangkan usahanya. Namun ia membutuhkan dana yang cukup besar untuk menambah jumlah kolam dan memperbaiki sejumlah peralatan kolam. Setelah mencoba menjajaki beberapa bank, akhirnya Toto memutuskan pilihannya untuk bermitra dengan bank bjb. Saat itu Toto mendapatkan modal kerja sebesar Rp 20 juta yang langsung cair dalam waktu kurang dari satu minggu tanpa persyaratan yang rumit. Not only providing working capital, bank bjb also gave assistance in form of promotion for customersfostered partners. Silver Photo House are frequently involved in various events held by bank bjb including exhibitions. The opportunity was very effective to bring new customers to Silver Photo House with wider coverage. Not only from Cianjur, but also from Sukabumi, Jakarta and Bali. Adhy now begins to expand his business by opening event organizer EO service. He is also preparing a business plan with bigger capital needs to be proposed to bank bjb. “In carrying out this business, I will continue to partner with bank bjb, I will not switch to other bank...” said Adhy. Communication with bank bjb is continuously built. Bank bjb’s employees often visit to monitor his business development and exchange ideas related to his business. This approach impressed Adhy. “As a small enterpreneur, I am proud to be partnering with bank bjb”, said Adhy. The success of SME customers like Adhy Sunandar becomes bank bjb’s motivation to continue encouraging channeling of micro loans appropriately. From micro-scale enterprises, with working capital loans and marketing assistance from bank bjb, the micro customers can continue to grow their business scales to be bankable and can absorb more labors. Toto Ismawan –Ornamental Lobster Breeding Toto Ismawan 64 years initially only looked for activities during his retirement of Police in 2010. Toto was determined to choose ornamental lobster breeding at his home in Kampung Babakan Nanggeleng, Nanggeleng Village, Citamiang District, Sukabumi City. Her love for lobster has been started since 2000, when he was still in active duty. Starting from breeding five female and three male lobsters, within one year the number of lobsters rapidly grew. The growth even could reach thousands per month. In fact this was just his sideline in between his busy activity as a policeman. After retirement, Toto began to focus on developing his business. However, he required substantial fund to increase the number of ponds and repair some pond equipment. After approaching a few banks, Toto finally decided to partner with bank bjb. At that time Toto obtained working capital of Rp 20 million which was immediately disbursed in less than one week without complicated requirements. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 103 Usaha Toto mulai meningkat pesat. Saat ini ia mampu memproduksi hingga 12 ribu ekor per bulan. Padahal sebelumnya hanya sekitar 2.000 ekor per bulan. Omsetnya kini mencapai Rp 10 juta per bulan dengan harga jual lobster antara Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per ekor tegantung variasi warnanya. Lobster produksi Toto dikenal mempunyai keunggulan pada ukurannya yang lebih besar dan warnanya yang lebih indah. Hal ini karena Toto sangat memperhatikan kualitas air, pakan dan kesehatan lobsternya. Beberapa eksportir sudah melakukan pendekatan untuk menjalin kerja sama pemasaran. Melalui kerja sama dengan eksportir dari Bogor, lobster Toto sudah menyebar ke negara-negara ASEAN. Tempat budidaya Toto juga kerap menjadi rujukan bagi berbagai kegiatan pelatihan budidaya lobster hias yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikatan KKP. Toto juga membuka diri untuk siswa SMK yang hendak melakukan Praktek Kerja Lapangan PLK di tempatnya. “Kami sangat terbuka untuk berbagi ilmu dan pengalaman agar semakin banyak yang tertarik untuk berwirausaha...” kata Toto. Dengan dukungan bank bjb, Toto tak ragu untuk merencanakan pengembangan usaha lebih lanjut. Ia akan mencoba budidaya ikan gurame dan lele. “Saya yakin selain dukungan modal kerja dengan bunga yang tidak memberatkan, bank bjb juga akan terus memberikan pendampingan dan konsultasi untuk mendapat solusi setiap persoalan bisnisnya. Kami tidak akan dilepas begitu saja oleh bank bjb...” kata Toto. Ujang Sukarya – Mochi Kaswari Ujang Sukarya 51 tahun, adalah pengusaha makanan oleh-oleh mochi bermerek “Kaswari Bakat Jaya” di Sukabumi. Usahanya dirintis pada tahun 2006 karena ia melihat tingginya minat wisatawan yang datang ke Sukabumi untuk membeli mochi sebagai oleh-oleh khas Sukabumi. Selama dua tahun berjalan, dengan dibantu 5 orang pekerja, usaha Ujang relatif lambat berkembang dengan omset di bawah Rp 100 juta per bulan. Kebutuhan modal menjadi kendala utama. Beberapa bank yang dijajakinya menawarkan pinjaman dengan tingkat suku bunga yang memberatkan. Hingga akhirnya Ujang tertarik untuk mengajukan proposal ke bank bjb. Dalam waktu singkat, proposal Ujang telah disetujui dan bantuan modal sebesar Rp 100 juta langsung diterima. Dengan dukungan modal tersebut, Ujang dapat memperluas usahanya dengan membuka dua pabrik mochi yang berlokasi di Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Salah satu lokasi penjualannya di Kawasan Warungkuara, Kabupaten Sukabumi, merupakan jalur Toto’s business began to improve rapidly. Currently he is able to produce up to 12 thousand lobsters per month. Whereas previously only about 2,000 lobsters per month. His turnover has now reached Rp 10 million per month with lobster selling price between Rp 1,000 and Rp 5,000 each depending on color variation. Toto’s lobsters are known to have larger size and more beautiful color. This is because Toto is very concerned about the quality of water, food and health of his lobsters. Some exporters have approached him to build marketing collaboration. Through marketing collaboration with exporters from Bogor, Toto’s lobsters have spread to ASEAN countries. Toto’s cultivation location also often becomes reference for various training activities on ornamental lobster breeding held by the Ministry of Maritime and Fisherics Affairs KKP. Toto also opens up for vocational students who want to do Job Training PKL in his location. “We are open to share knowledge and experience so that more and more interested in entrepreneurship ...” said Toto. With bank bjb’s support, Toto does not hesitate to plan for further business development. He will try carp and catfish breeding. “I believe that in addition to working capital support with low interest, bank bjb will also continue to provide assistance and consultation to obtain solution for any business problem. We will not be simply released by bank bjb ...” said Toto. Ujang Sukarya - Mochi Kaswari Ujang Sukarya 51 years, is a mochi entrepreneur using the brand “Kaswari Bakat Jaya” in Sukabumi. His business was initiated in 2006 because he saw the high interest of tourists who came to Sukabumi to buy mochi as unique souvenirs of Sukabumi. For two years, assisted with of 5 workers, Ujang’s business grew relatively slowly with turnover below Rp 100 million per month. Capital requirement was a major constraint. Some banks that he approached offered loans with burdensome interest rate. Until finally Ujang was interested in submitting proposal to bank bjb. In a short time, Ujang’s proposal was approved and capital support of Rp 100 million was accepted. With the capital support, Ujang could expand his business by opening two mochi factories located in Sukabumi City and Sukabumi Regency. One of the sales locations in Warungkuara Area, Sukabumi Regency, is major crossing path towards Pelabuhan Ratu tourism bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 104 Economic Performance Kinerja Ekonomi perlintasan utama menuju tempat wisata Pelabuhan Ratu. Lokasi lainnya yang berada di Kampung Kaswari dan Kenari merupakan tempat yang sering dikunjungi wisatawan dari Jakarta dan Bandung. Kini omset Ujang sudah mencapai Rp 250 juta per bulan. Setelah pinjaman pertama dilunasi, pada tahun 2010 Ujang mendapat pinjaman kedua sebesar Rp 100 juta. Dengan modal tersebut usahanya menjadi lebih berkembang dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 32 orang yang merupakan tetangganya. Ayi Somantri – Budidaya Lele dan Patin Ayi Somantri 42 tahun, warga Kampung Tanjungdsari Desa Bojongsawah Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi. Ayi memulai budadaya ikan patin dan lele kecil-kecilan sejak tahun 2006. Hasilnya hanya cukup untuk biaya hidup keluarga sehari-hari. Dengan 12 kolam yang dimiliki, Ayi menghasilkan 2 ton ikan saat panen. Pada tahun 2012 Ayi mendapat bantuan kredit dari bank bjb sebesar Rp 75 juta yang ia gunakan untuk memperluas area kolamnya menjadi 21 kolam lele dan patin. Produksinya meningkat menjadi 4 ton lele dan patin setiap kali panen. Konsumennya berasal dari Sukabumi, Bekasi dan Jakarta yang langsung mendatangi lokasi kolam Ayi. Kini omsetnya mencapai Rp 20 juta per bulan dan ia optimis potensi bisnisnya masih terbuka lebar. Ayi pun mulai merambah ke bisnis pakan ikan yang sudah mempunyai pelanggan tetap yaitu warga kampungnya yang tertarik terjun di usaha yang sama karena melihat keberhasilan Ayi. Ilham Cahya Lesmana – SHG Fishing Di kalangan pehobi memancing ikan, Sohor Group SHG Fishing di Sukabumi sudah dikenal sebagai produsen dan pemasok alat-alat pancing berkualitas. Produknya sudah dipasarkan ke seluruh tanah air. SHG Fishing didirikan pada tahun 1990 oleh empat bersaudara yang dipimpin oleh Maman Kusmana di Desa Cibaraja, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Lokasi tersebut merupakan kawasan pemasaran perikanan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Bisnis keluarga tersebut kini dijalankan oleh generasi kedua, yaitu Ilham Cahya Lesmana 24 tahun. Dipimpin Ilham, SHG Fishing mulai berkembang dengan strategi-strategi bisnis yang inovatif. Ilham menerapkan sistem penjualan produk alat dan umpan pancingnya secara online. Selain itu, Kualitas produk dan inovasi sistem pengemasan juga mendorong meningkatkan penjualan SHG Fishing. area. Other locations are in Kaswari and Kenari Villages which are frequently visited by tourists from Jakarta and Bandung. Now Ujang’s turnover has reached Rp 250 million per month. After full repayment of the first loan, in 2010 Ujang obtained the second loan of Rp 100 million. With the additional capital his business is more developed and has absorbed 32 workers who are his neighbors. Ayi Somantri – Catfish Breeding Ayi Somantri 42 years, is a resident of Kampung Tanjungsari Bojongsawah Village Kebonpedes District, Sukabumi Regency. Ayi started small catfish breeding in 2006. The result was just enough for daily life cost of his family. With his 12 ponds, Ayi produces 2 tons of fish at harvest. In 2012 Ayi obtained loan from bank bjb of Rp 75 million which he used to expand the ponds area to 21 catfish ponds. His production increased to 4 tons of catfish at each harvest. His customers come from Sukabumi, Bekasi and Jakarta, who come directly to Ayi’s ponds location. His turnover has now reached Rp 20 million per month and he is optimistic that his business potential is still wide open. Ayi began venturing into fish feed businesses that already has regular customers who are his village residents interested in similar business inspired by Ayi’s success. Ilham Cahya Lesmana – SHG Fishing Among the fishing enthusiasts, Sohor Group SHG Fishing in Sukabumi has been known as a manufacturer and supplier of quality fishing equipment. Its products have been marketed throughout the country. SHG Fishing was founded in 1990 by four brothers led by Maman Kusmana in Cibaraja Village, Cisaat District, Sukabumi Regency. The location is the largest marketing area of fisheries in West Java Province. The family business is now run by the second generation, namely Ilham Cahya Lesmana 24 years. Led by Ilham, SHG Fishing began to develop with innovative business strategies. Ilham implements sales system of his fishing tool and bait products online. In addition, product quality and innovative packaging system also encourage increased sales of SHG Fishing. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 105 Improved quality and product packaging system certainly require additional investment. In early 2012 SHG Fishing obtained capital support from bank bjb of Rp 200 million with very competitive interest rate. The capital was used to buy packaging machine for fishing baits so that fishing baits are more durable. The result, if previously SHG Fishing could only sell about 50 thousand of fishing bait packs per month, after packaged by machine, the sales increased to 100 thousand packs per month. His products are supplied throuhout Indonesia supported by 74 semi franchise marketing outlets. Turnover increased from Rp 100 million per month, to Rp 800 million – Rp 900 million per month. In addition to selling its own-produced fishing equipment, SHG Fishing also sells imported products with price ranging from Rp 5,000 to Rp 12 million per piece. Bank bjb does not only provide capital, but also helps the marketing by inviting SHG Fishing to participate in various SME exhibitions. By doing so, SHG Fishing products are more widely known and its online shop is visited by more prospective buyers. “The year 2012 was a phenomenal year of SHG Fishing business journey. We successfully achieved the highest sales after our business expansion plan obtained support from bank bjb. Thank you for bank bjb’s caring to us and to other small businesses ... “said Ilham. Peningkatan kualitas dan sistem kemasan produk tentunya membutuhkan tambahan investasi. Di awal tahun 2012 SHG Fishing mendapat bantuan permodalan dari bank bjb sebesar Rp 200 juta dengan bunga yang sangat kompetitif. Modal tersebut digunakan untuk membeli mesin packaging untuk umpan pancing sehingga umpan menjadi lebih tahan lama. Hasilnya, jika sebelumnya SHG Fishing hanya dapat menjual sekitar 50 ribu bungkus umpan pancing per bulan, setelah dikemas dengan mesin, penjualan meningkat hingga 100 ribu bungkus per bulan. Produknya dipasok ke seluruh wilayah Indonesia didukung oleh 74 jaringan pemasaran outlet semi franchise. Omsetnya meningkat dari Rp 100 juta per bulan, menjadi Rp 800 juta hingga Rp 900 juta per bulan. Selain menjual alat pancing produksi sendiri, SHG Fishing juga menjual produk impor dengan harga produk bervariasi dari Rp 5.000 hingga Rp 12 juta per buah. bank bjb tidak hanya memberikan modal, tetapi juga ikut membantu pemasaran dengan mengajak SHG Fishing mengikuti berbagai pameran UMKM. Dengan begitu, produk SHG Fishing semakin dikenal luas dan toko online-nya semakin banyak dikunjungi calon pembeli. “Tahun 2012 merupakan tahun yang fenomenal dari perjalanan usaha SHG Fishing. Kami mencapai sukses penjualan tertinggi setelah rencana ekspansi bisnis kami mendapat dukungan bank bjb. Terima kasih untuk kepedulian bank bjb kepada kami dan kepada usaha kecil lainnya...” kata Ilham. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 106 Social Performance Kinerja Sosial Tumbuh Bersama Masyarakat Growing With Community Melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan CSR, bank bjb merancang program-program pengembangan sosial kemasyarakatan yang tidak hanya bersifat filantrofi, tetapi mempunyai dampak berkelanjutan sehingga kehadiran bank bjb dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat dan negeri ini. Through implementation of corporate social responsibility CSR programs, bank bjb designed social community development programs that not only are philanthropic, but also have sustainable impact so that the presence of bank bjb can provide positive values to the community and the country. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 107 bank bjb tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Jawa Barat dan Banten. Sudah sewajarnya bila kemajuan dan keberhasilan yang telah diraih bank bjb memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kemandirian masyarakat. bank bjb memiliki keinginan yang tulus untuk senantiasa dapat memberikan manfaat dan nilai tambah dari apa yang kami peroleh untuk para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat luas. Melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan CSR, kami merancang program-program pengembangan masyarakat yang tidak hanya bersifat filantrofi, tetapi mempunyai dampak berkelanjutan. Dengan demikian, kehadiran bank bjb dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat dan negeri ini. [SO1] Program CSR bank bjb dikelompokkan dalam tiga bidang, yaitu pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Bidang lingkungan mencakup pengembangan potensi masyarakat dan pelestarian lingkungan. Tentu saja kami juga peduli dan tanggap terhadap berbagai masalah kemanusiaan dan musibah bencana alam. Anggaran CSR berasal dari penyisihan laba setelah pajak yang besarannya ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan tanggal 25 Maret 2013, anggaran CSR tahun 2013 maksimal 5 dari laba Bank atau Rp 74.089.740.286. Selama tahun 2013 bank bjb telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 39.694.245.183 untuk kegiatan-kegiatan yang tersebar di berbagai wilayah. [EC9] bank bjb grows and thrives in the midst of the community, especially the people of West Java and Banten. Deservedly the progress and success achieved by bank bjb provide positive impact on economic growth and increased self-reliance of the community. Bank bjb has genuine desire to always be able to provide benefits and value added of what we receive to all stakeholders, including the public community. Through implementation of corporate social responsibility CSR programs, we design community development programs that not only are philanthropic, but also have sustainable impact. Therefore, the presence of bank bjb can provide positive values to the community and the country. [SO1] bank bjb’s CSR programs are grouped in three sectors, namely education, health and environment. Environmental sector includes development of the community’s potential and environmental preservation. Of course we are also concerned and responsive to various humanitarian issues and natural disasters. CSR budget is derived from provision of net income after tax, which amount is set forth in General Meeting of Shareholders GMS. Based on resolution of Annual GMS dated March 25, 2013, CSR budget in 2013 was a maximum of 5 of the Bank’s net income or Rp 74,089,740,286. During 2013 bank bjb disbursed Rp 39,694,245,183 for CSR activities performed in many regions. [EC9] Total kredit mikro yang disalurkan hingga akhir 2013 Total micro-credit disbursed by the end of 2013 Rp 5,35 triliun trillion Total dana CSR disalurkan sejak 2009 hingga 2013 Total CSR fund disbursed since 2009 to 2013 Rp 168,29 triliun trillion 2009 3,21 2010 10,60 2011 21,70 2012 17,89 2013 20,20 Sektor Lingkungan Hidup Environment Sector 2009 5,85 2010 11,98 2011 6,58 2012 29,97 2013 12,26 Sektor Pendidikan Education Sector 2009 5,82 2010 6,45 2011 4,41 2012 4,09 2013 7,23 Sektor Kesehatan Health Sector bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 108 Social Performance Kinerja Sosial Penyaluran dana CSR bank bjb per bidang tahun 2013 bank bjb’s CSR fund distribution per sector in 2013 Bidang Sector Realisasi Realization Rp Pendidikan Education 12.260.853.328 31 Kesehatan Health 7.230.294.213 18 Lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat Environment and community empowerment 20.203.097.642 51 TOTAL 39.694.245.183 100 BIDANG PENDIDIKAN [EC8] Kepedulian bank bjb pada masalah pendidikan berdasarkan keyakinan bahwa anak-anak Indonesia punya potensi dan kemampuan untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju. Faktanya, masih banyak anak-anak yang putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi karena masalah finansial. Kami ingin membuka akses pendidikan seluas-luasnya, khususnya bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga prasejahtera. Dengan begitu, kita dapat mencetak generasi terbaik yang akan membawa kemajuan bagi negeri ini. EDUCATION [EC8] Bank bjb’s concern on education issues is based on the belief that Indonesian children have potential and ability to become future leaders who are able to put Indonesia in line with the developed countries. In fact, there are still many children who drop out of school and can not continue their education to higher level because of financial problems. We would like to open up the widest access to education, especially for bright students who come from underprivileged families. That way, we can develop the best generation that will bring improvement to the country. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 109 Sasaran program CSR bidang pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini PAUD, sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi. Penyaluran terbesar diberikan kepada pelajar sekolah dasar, karena kami meyakini bahwa pengetahuan dasar, kepribadian, akhlak, dan keterampilan awal dimulai dari pendidikan dasar yang baik. Pada tahun 2013, dari total dana CSR sebesar Rp 12,3 miliar yang disalurkan di bidang pendidikan, hampir 85 atau sebesar Rp 10,4 miliar disalurkan untuk pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas, dan penyediaan alat dan materi penunjang belajar mengajar di ratusan sekolah yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Banten serta wilayah operasi bank bjb lainnya. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya adalah pembangunan dan perbaikan sekolah dan ruang kelas, ruang guru, lapangan dan sarana olahraga, pembangunan child center, pembangunan Kampung Belajar, serta fasilitas dan sarana sekolah lainnya seperti meubelair, bantuan komputer, bantuan seragam serta perlengkapan sekolah bagi anak yatim dan dhuafa maupun mahasiswa kurang mampu. Selama bulan Ramadhan dan menyambut tahun ajaran baru 20132014, bank bjb menyerahkan bantuan seragam sekolah dan perlengkapan sekolah kepada 1.500 anak yatim dan dhuafa. Selain penyediaan sarana dan prasarana, bank bjb berusaha mengoptimalkan fungsi koperasi sekolah melalui edukasi budaya menabung serta penanaman budaya kewirausahaan ke sekolah- sekolah. Tujuan program ini adalah untuk membiasakan menabung dan mengenalkan kewirausahaan sejak dini melalui koperasi sekolah. Selama tahun 2013, bank bjb melaksanakan program CSR bank bjb ke koperasi sekolah di 16 sekolah di Jawa Barat dan Banten. Sebagian besar bantuan digunakan untuk tambahan modal koperasi sebagai dana simpan pinjam maupun kelengkapan barang-barang peralatan koperasi. bank bjb bekerja sama dengan Sahabat Edukasi memberikan motivasi dan menjembatani para siswa yang akan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Program ini yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa lulusan SMA untuk dapat lanjut ke Perguruan Tinggi. Kegiatan yang diberikan berupa kelas tambahan bagi siswa SMA selama 2 Dua hari seminggu dengan materi edukasi dan kreativitas bercita rasa lokal khas Jawa Barat. Program-program di bidang pendidikan tidak hanya ditujukan untuk pelajar dan mahasiswa, tetapi juga berbentuk pelatihan dan beasiswa bagi para guru dan buruh migran. Program tersebut diantaranya adalah: CSR programs’ targets in education range from early childhood education ECD, vocational schools to universities. The largest distribution was given to elementary school students, because we believe that early basic knowledge, personality, character and skill start from excellent basic education. In 2013, of the total CSR fund of Rp 12.3 billion disbursed in education sector, almost 85 or Rp 10.4 billion were distributed to construction and rehabilitation of classrooms and provision of supporting tools and materials for teaching and learning in hundreds of schools in various regions of West Java and Banten and bank bjb’s other operational areas. Some activities that have been implemented include construction and rehabilitation of schools and classrooms, teacher rooms, sports fields and facilities, child center development, Learning Village development, as well as other school facilities such as and furniture, computer donation, uniforms donation and school supplies for orphans and poor children and disadvantaged students. During the month of Ramadan and celebrating new academic year 20132014, bank bjb provided school uniforms and supplies to 1,500 orphans and underprivileged children. In addition to provision of facilities and infrastructure, bank bjb seeks to optimize schools’ cooperative function through saving and entrepreneurial culture education in schools. The purpose of this program is to familiarize and introduce saving and entrepreneurship through cooperatives at schools. During 2013, bank bjb conducted CSR programs in cooperatives at 16 schools in West Java and Banten. Most of the donations were used for cooperatives’ additional capital and funding-lending funds as well as inventoriessupplies. Bank bjb cooperates with Education Friends to motivate and facilitate students to continue their education to universities. This program is aimed to increase high school graduates’ interest to continue to go to universities. Conducted activities are in form of additional classes for high school students for 2 two days a week with educational materials and creativity according to typical local culture of West Java. The programs in education sector are not only intended for students, but also in form of trainings and scholarships for teachers and migrant workers. The programs include: bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 110 Social Performance Kinerja Sosial a. Pelatihan Keterampilan Komputer, Character and Motivation Building bekerja sama dengan Berkah Internasional Limited; b. Beasiswa Dokter Yatim bekerja sama dengan Rumah Yatim; c. Pelatihan bagi guru dan beasiswa bekerja sama dengan IBI Darmajaya; d. Beasiswa untuk 100 siswa SD dan 100 siswa SMP bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Batam. Sebagai bentuk kepedulian kami dalam melestarikan budaya, bank bjb menyerahkan alat-alat kesenian seperti perangkat peralatan gamelan dan dan angklung ke sekolah-sekolah, bekerja sama dengan Saung Angklung Udjo. Dalam rangka pelestarian rumah adat, Bank membantu pembangunan gapura di komplek rumah adat Kabupaten Sumedang. Perincian investasi bidang pendidikan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Sub Bidang Total Rp Sub Sector Pembangunanrehabilitasi prasarana pendidikan 8.970.568.568 Developmentrehabilitation of education infrastructures Pengadaan sarana pendidikan 1.442.274.660 Procurement of education facilitiesinfrastructures Penguatan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan 556.150.000 Strengthening community access to education Pelestarian budaya daerah 1.291.860.100 Regional cultural preservation TOTAL 12.260.853.328 TOTAL 4,54 10,54 11,76 Pendidikan Education 73,16 Pembangunanrehabilitasi prasarana pendidikan Constructionrehabilitation of educational infrastructure Pengadaan sarana pendidikan Procurement of educational facilities Penguatan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan Strengthening community access to education Pelestarian budaya daerah Regional Cultural Preservation 73,16 Kampung Belajar bank bjb Bekerja sama dengan Tepas Institute, bank bjb mengembangkan “Kampung Belajar” yang merupakan program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, dengan mengambil lokasi di pedesaan dengan mengajak masyarakat menjalankan program ini secara swadaya. Sesuai dengan tujuan program yaitu sebagai upaya pemerataan pendidikan terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkampungan atau desa, maka program ini lebih diarahkan pada pendidikan non-formal atau keterampilan agar masyarakat desa termotivasi untuk lebih maju. a. Computer Skills Training, Character and Motivation Building in collaboration with Berkah Internasional Limited; b. Orphan Doctors Scholarship in collaboration with Rumah Yatim; c. Trainings and scholarships for teachers in collaboration with IBI Darmajaya; d. Scholarships for 100 elementary school students and 100 junior high school students in collaboration with Education Department of Batam City Government. As part of our concern to preserve the culture, bank bjb provided art tools such as gamelan and angklung devices to schools, in collaboration with Saung Angklung Udjo. In order to conserve traditional houses, the Bank helped to build gateway at traditional houses complex in Sumedang Regency. Details of investment in education in 2013 is as follows: Bank bjb Learning Village Collaborating with Tepas Institute, bank bjb developed “Learning Village” which is community development program in education sector, in rural locations by encouraging people to run this program independently. In accordance with this program’s purpose as an effort of educational equity especially for people who live in rural areas or villages, this program is more focused on non-formal education or skills for villagers to be more motivated to develop. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 111 Keberadaan Kampung belajar sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Anak-anak usia sekolah dapat mengisi waktunya dengan membaca dan belajar di tempat ini dan telah terasa dampaknya dari perubahan perilaku masyarakat yang awalnya sangat rendah minat bacanya, kini mulai gemar membaca dan selalu ingin tahu. Program ini akan berjalan bertahap, mulai pendirian perpustakaan masyarakat, kegiatan belajar non-formal hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. BIDANG KESEHATAN [EC8] Kualitas kesehatan masyarakat adalah salah satu faktor utama bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, masih terdapat kelompok masyarakat yang belum memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, bank bjb tergerak untuk berperan serta membantu menyediakan, memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana dan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Peningkatan, penyediaan, dan perbaikan fasilitas kesehatan pada tahun 2013 antara lain melalui pembangunan puskesmas, pembangunan posyandu, pembangunan MCK Mandi Cuci Kakus, pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah, bantuan alat stereotactic kepada Yayasan Kanker Indonesia serta pengadaan sarana air bersih. Pengadaan sarana air bersih dilakukan dengan memperbaiki atau membangun saluran air bersih serta pengadaan tangki air. Bertepatan dengan ulang tahun yang ke-52, bank bjb secara serentak menyelenggarakan kegiatan sosial di 64 puskesmas dan klinik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Kegiatan meliputi layanan pemeriksaan kesehatan, perbaikan gizi anak dan bantuan kepada puskesmasklinik berupa peralatan maupun renovasi puskesmas. Total dana yang disalurkan untuk kegiatan ini sebesar Rp 3,1 miliar. Program lainnya adalah program rutin bank bjb yang dilakukan pada masa liburan anak sekolah, yaitu kegiatan khitanan massal. Pada tahun 2013 bank bjb telah melaksanakan khitanan massal di bulan Juli dan bulan Desember dengan jumlah peserta khitan sebanyak 1.100 anak yang diadakan di lima kota besar, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang dan Makassar. Kegiatan khitanan massal rutin diselenggarakan setiap tahun di kota-kota besar di Indonesia. Khusus di Kota Surabaya dan Semarang bank bjb juga mengadakan kegiatan operasi celah bibir dan langit-langit dan operasi katarak. Di Kabupaten Indramayu diselenggarakan operasi kornea mata dan di Kabupaten Ciamis diselenggarakan bantuan bagi pasien kanker dan pemeriksaan pap smear. The existence of Learning Village benefits the local community. School-age children can spend their times by reading and learning in this place and have felt the impact of changes in people’s behavior who initially had very low interest in reading, now began to love reading and always eager to learn. This program will run gradually, starting from establishment of public libraries, non-formal learning activities to community economic empowerment. HEALTH SECTOR [EC8] The quality of public health is one of main factors for the community’s improved welfare. In fact, there are groups of people who do not have access to health facilities provided by the government. Therefore, bank bjb is driven to participate in helping provide, renovate and improve infrastructure and quality of public health services. The improvement, provision and renovation of health facilities in 2013, among others, through construction of primary healthcare centers, integrated health service, MCK bathing washing and toilet facilities, provision of medical equipment at Regional Public Hospital, stereotactic aid for Yayasan Kanker Indonesia as well as clean water facility. Clean water supply is provided by repairing or building clean water facility and water tank. Coinciding with its 52nd anniversary, bank bjb simultaneously held social events in 64 primary healthcare centers and clinics spread in various parts of Indonesia. The activities included health screening service, child nutrition improvement and donations for primary healthcare centersclinics in form of equipment and renovation. Total disbursed funds for these activities amounted to Rp 3.1 billion. Another regular program that bank bjb conducts during school holidays is mass circumcision activity. In 2013, bank bjb conducted mass circumcision in July and December with 1,100 participating children in five major cities, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang and Makassar. Mass circumcision activity is regularly held every year in major cities in Indonesia. Particularly in Surabaya and Semarang bank bjb also conducted cleft lip and cataract surgeries. In Indramayu Regency bank bjb held eye corneal surgery and in Ciamis Regency bank bjb organized assistance for cancer patients and pap smears treatment. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 112 Social Performance Kinerja Sosial To celebrate the National Health Day, bank bjb provided donation in form of equipment for doctor rooms at 8 primary healthcare centers with 24-hour service in Bandung city. Bank bjb also distributed donation for construction and renovation of primary healthcare centers and village health posts, provision of healthy MCK, clean water facility, ambulance and blood donor vehicle to PMI in Bandung City and Bogor City. Ambulance unit was also given to Yayasan Nurul Islam. To embed Clean and Healthy Lifestyle PHBS behavior early on, bank bjb provided donation to build Healthy MCK in elementary schools through Healthy MCK Healthy School program. This program does not only contribute adequate MCK facilities, but also provides education to implement PHBS. Similar activities were also conducted in Banjar City in form of construction of hand-washing and toothbrush facilities in elementary school. Investment in health sector in 2013 amounted to Rp 7.23 billion comprising details by sub-sector as follows: Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, bank bjb memberikan bantuan berupa perlengkapan ruang jaga dokter di 8 Puskesmas dengan layanan 24 jam di kota Bandung. bank bjb juga menyalurkan bantuan untuk pembangunan dan renovasi puskesmas dan poskesdes, penyediaan MCK sehat dan sarana air bersih serta menyerahkan unit ambulans dan mobil donor darah kepada PMI Kota Bandung dan PMI Kota Bogor. Unit mobil ambulans juga diberikan kepada Yayasan Nurul Islam. Untuk menanamkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS sejak dini, bank bjb memberikan bantuan pembangunan MCK Sehat di sekolah dasar melalui program MCK Sehat Sekolah Sehat. Program ini tidak hanya memberikan sumbangan fasilitas MCK yang memadai, tetapi juga memberikan edukasi untuk menjalankan PHBS. Kegiatan serupa juga dilakukan di Kota Banjar berupa pembuatan sarana cuci tangan dan sikat gigi di sekolah dasar. Investasi di bidang kesehatan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 7,23 miliar dengan perincian per sub-bidang sebagai berikut: Sub Bidang Total Rp Sub Sector Pembangunanrehabilitasi prasarana kesehatan 983.612.300 Developmentrehabilitation of health infrastructures Pengadaan sarana kesehatan 1.467.088.750 Procurement of health facilitiesinfrastructures Penguatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan 4.779.593.163 Strengthening community access to health services TOTAL 7.230.294.213 TOTAL 20,29 13,60 Kesehatan Health 66,11 Pembangunanrehabilitasi prasarana kesehatan Construction rehabilitation of health infrastructure Pengadaan sarana kesehatan Procurement of health facilitiesinfrastructures Penguatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan Procurement of health facilitiesinfrastructures 66,11 bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 113 MCK Sehat Sekolah Sehat Salah satu indikator sekolah yang sehat adalah kondisi MCK toiletnya. Kondisi toilet sekolah yang bersih dan sehat merupakan hal penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Hal ini juga dapat menunjang penerapan hidup sehat di sekolah. Bekerja sama dengan CSRHUB Indonesia melaksanakan program “Sekolah Sehat” dengan membangun MCK Sehat di sekolah- sekolah. Diawali dengan pembangunan MCK Sehat di SDN Cihaurgeulis 2 Bandung dan SDN Selaawi 1 Sukabumi. Dengan desain yang menarik, MCK tersebut diharapkan mampu menjadi pemicu siswa dan guru untuk tetap menjaga kebersihan di sekolah. Kegiatan Sekolah Sehat juga berupa pemberian wawasan mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta pengetahuan untuk pola hidup bersih lainnya. Pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan menumbuhkan kesadaran dan mengedukasi para siswa SD agar dapat menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan bersih. Kesadaran untuk menjalankan pola hidup bersih sangat perlu ditumbuhkan sejak usia dini.Program ini diharapkan menjadi sebuah percontohan dan berlanjut untuk sekolah-sekolah lainnya. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT [EC8] Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari program CSR bidang lingkungan yang juga mencakup kegiatan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Kegiatan CSR peningkatan kualitas lingkungan hidup dilaporkan pada bagian lain dari Laporan Keberlanjutan ini. Program-program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan mencakup peningkatan taraf hidup melalui pengembangan potensi masyarakat, penyediaan sarana, prasarana dan fasilitas umum yang memadai serta peran serta masyarakat dalam memelihara lingkungannya. Salah satu program yang kami lakukan adalah bantuan bagi kelompok usaha dan rehabilitasi rumah tidak layak huni. Program stimulan ini bertujuan untuk memacu tumbuhnya kesadaran, kemauan, dan kepedulian masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan rehabilitasi rumah tidak layak huni diadakan di Kabupaten Sumedang, Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Banjar, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kota dan Kabupaten Bandung, DKI Jakarta dan Bali dengan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah masing-masing, lembaga, atau masyarakat setempat. Rehabilitasi rumah tidak layak huni juga dilakukan di rumah milik Bapak Nomas yang berprofesi sebagai buruh sepatu. Rumahnya jauh di bawah standar layak huni karena hanya berlantai semen, tidak memiliki plafon, beratap asbes, dinding rumah memakai triplek bekas, seng bekas, spanduk dan tidak memiliki kamar mandi. Healthy MCK Healthy School One of indicators of healthy school is the condition of MCK toilet. Clean and healthy condition of school toilets is an important matter in creating healthy school environment. It can also support implementation of healthy life at school. Collaborating with CSRHUB Indonesia, bank bjb held “Healthy Schools” program by building healthy MCK at schools which began with construction of Healthy MCK at SDN Cihaurgeulis 2 Bandung and SDN Selaawi 1 Sukabumi. With attractive design, those MCK are expected to trigger students and teachers to maintain cleanliness at schools. Healthy School activities were also in form of providing insight on how to wash hands properly, as well as knowledge on other clean lifestyle. The training was organized with the aim of raising awareness and educating elementary school students in order to maintain health by implementing clean lifestyle. Awareness to perform clean lifestyle is necessary to be learnt since early age. This program is expected to become a pilot and continued to other schools. COMMUNITY EMPOWERMENT SECTOR [EC8] Community empowerment is part of CSR programs in environment sector which also covers environmental quality improvement activities. CSR activities for environmental quality improvement are reported in other part of this Sustainability Report. Community empowerment and social programs and include improved life standard through the community’s potential development, provision of facilities, infrastructure and adequate public facilities as well as community participation in preserving the environment. One of the programs that we perform is donations for business groups and rehabilitation of uninhabitable houses. This stimulant program aims to trigger growing public awareness, willingness and concern in improving life quality. Rehabilitation activities for uninhabitable houses were held in Sumedang Regency, Bogor City and Regency, Banjar City, Kuningan Regency, Sukabumi Regency, Tasikmalaya City, Garut Regency, Cianjur Regency, Bandung City and Regency, DKI Jakarta and Bali in cooperation with the respective Local Governments institutions or the local communities. Rehabilitation of uninhabitable house was also done in house owned by Mr. Nomas who works as a shoe labor. His house was far below habitable standard with only cement floor, without ceiling, asbestos roof, walls made of used plywood, used zinc, banners and no bathroom. bank bjb • Laporan Keberlanjutan 2013 Sustainability Report 114 Social Performance Kinerja Sosial Selain perbaikan rumah tidak layak huni, penataan lingkungan juga dilakukan melalui penataan alun-alun dan Pedagang Kaki Lima yang merupakan program Kabupaten Sumedang, Penataan kios pasar buah di Kabupaten Purwakarta dan Pembangunan kios usaha di kota Bogor. Kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah: 1. Program peningkatan ekonomi masyarakat desa melalui penerapan teknologi tepat guna berbasis pangan lokal bekerja sama dengan Universitas Pasundan sebagai pelaksana program. Melalui program ini, masyarakat setempat diberi pelatihan untuk mengolah potensi lokal menjadi produk yang memilki nilai jual lebih tinggi. Pelatihan diadakan di Kampung Cibeleng Kabupaten Cianjur untuk pengolahan jambu biji dan pelatihan pengolahan stroberi sebagai produk lokal di Desa Barudua Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. 2. Pembangunan Rumah Tempe lengkap dengan peralatan produksi sebagai proyek percontohan untuk produksi tempe dengan memanfaatkan biogas sebagai sumber energinya.

3. Sebagai kegiatan bulan Ramadhan, bank bjb memberikan

bantuan kepada beberapa panti asuhan di wilayah sekitar Bandung sesuai kebutuhan masing-masing panti dan bagi anak-anak panti diberikan bantuan seragam dan perlengkapan sekolah. 4. Dukungan untuk pengembangan usaha bagi kelompok tani dan kelompok usaha lainnya berupa peralatan mesin pertanian, pengadaan mesin giling padi dan mesin pengiris pisang untuk kelompok tani Bima Sakti dan Mekar Jaya di Kabupaten Bandung Barat, bantuan usaha produksi bata merah Yayasan Abdul Djalil Assalafiyah, pengembangan usaha ternak domba kelompok tani Sami Wargi serta pengembangan budidaya ternak domba kelompok tani Harapan Muda Kabupaten Cianjur. 5. Pembangunan atau perbaikan prasarana umum seperti pembangunan dan renovasi tempat ibadah termasuk melengkapi fasilitas dan sarana ibadah yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Banten serta wilayah operasional bank bjb lainnya seperti di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Palembang, pembangunan infrastruktur seperti pembangunan bendungan di Desa Babakan Kabupaten Bandung, pembangunan kirmir di Padalarang, pengecatan kansteen di Kota Depok serta perbaikan dan pembangunan jalan dan lingkungan di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Kabupaten Indramayu. In addition to rehabilitation of uninhabitable houses, environmental organization was also conducted through arrangement of city square and street traders which is a program of Sumedang Regency, arrangement of fruit kiosks in Purwakarta Regency and Development of business kiosks in Bogor City. Other activities that aim to empower communities and develop local potential to improve the community’s welfare were: 1. Villagers’ economy strengthening program with application of appropriate local food-based technology in collaboration with Universitas Pasundan as the program executor. Through this program, local people were trained to process local potential into products that have higher sales values. The training was held in Cibeleng Village Cianjur Regency to process guavas and training to process strawberries as local products in Barudua Village Malangbong District Garut Regency. 2. Development of Rumah Tempe complete with production equipment as a pilot project for tempe production by utilizing biogas as energy source.

3. As part of Ramadan activities, bank bjb provided donations to