Dukungan Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2014
K K
e e
m m
e e
n n
t t
e e
r r
i i
a a
n n
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
93
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
baik, tidak adanya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan, banyaknya instansi terkait yang terlibat
dalam penanganan gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu
yang terbatas, dan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas 20 dua puluh per seratus dari total luas areal
kebun untuk masyarakat belum terlaksana dengan baik dan sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian No. 98 Tahun 2013 yang belum memadai.
Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan pada tahun 2014 meliputi:
1 Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan sebanyak 44 Kasus dengan anggaran Rp. 5.390.550.000,- yang dilaksanakan
di 56 kabupaten 26 provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangaka Belitung, Bengkulu,
Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Nusa
Tenggara Barat dan Kepulauan Riau dengan serapan anggaran
sebesar Rp. 4.414.044.041,- 81,88. 2 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan dilaksanakan di 32
provinsi dengan anggaran sebesar Rp. 3.286.996.000,- dengan serapan anggaran sebesar Rp 2.723.927.880,- 82,87.
K K
e e
m m
e e
n n
t t
e e
r r
i i
a a
n n
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
94
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3 Penilaian Usaha
Perkebunan dengan
anggaran sebesar
Rp. 1.219.380.000,- yang dilaksanakan di 213 kabupaten 27
provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangaka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan
Riau dengan serapan anggaran sebesar Rp. 1.024.716.010,-
84,04. 4 Penerapan standar Perkebunan BesarRakyat Berkelanjutan
Indonesia ISPO untuk 223 Kelompok Tani dengan anggaran sebesar Rp. 19.695.532.000,- yang dilaksanakan di 129 kabupaten
18 propinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung,
Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara dan
Papua dengan
serapan anggaran
sebesar
Rp. 18.290.149.514,- 92,86.
Rincian capaian
serapan keuangan
untuk kegiatan
Utama Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan seperti
pada Tabel 20 berikut :
K K
e e
m m
e e
n n
t t
e e
r r
i i
a a
n n
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
95
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Pengembangan
Pascapanen Komoditas
Perkebunan tahun 2014
No Program
Anggaran Rp000 Output
Fisik Pagu
Realisasi IV
Pengembangan Penanganan Pascapanen komoditas perkebunan
37.076.062 32.030.441
86,39 99,76
1 Penanganan Gangguan Usaha dan
Konflik Perkebunan 5.390.550
4.414.044 81,88
100,00 2
Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan
3.286.996 2.723.928
82,87 100,00
3 Penilaian Usaha Perkebunan
1.219.380 1.024.716
84,04 100,00
4 Penerapan Standar Perkebunan
BesarRakyat Berkelanjutan 963.922
820.391 85,11
100,00 5
Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan
19.695.532 18.290.149
92,86 99,55
6 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
5.935.182 4.328.344
72,93 100,00
7 Layanan Perkantoran
584.500 428.869
73,37 100,00