Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014

K K e e m m e e n n t t e e r r i i a a n n P P e e r r t t a a n n i i a a n n 24 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, juga mampu memecahkan masalah kemiskinan dan pengangguran. Keberhasilan pembangunan perkebunan di era yang penuh persaingan ini adalah bagaimana kita dapat “mensinergikan” seluruh potensi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor: SE-1848MK2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas Nomor: 0142M.PPN062009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah output. Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang dan tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”. Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, K K e e m m e e n n t t e e r r i i a a n n P P e e r r t t a a n n i i a a n n 25 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar dengan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta dukungan pelaksanaan perlindungan perkebunan.

2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2010-2014

Perencanaan pembangunan perkebunan dengan pendekatan komoditas unggulan menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah pada komoditas-komoditas yang dinilai bisa menjadi unggulan baik di tingkat domestik maupun internasional. Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Ada beberapa kriteria mengenai komoditas unggulan, diantaranya: 1. Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian yaitu dapat memberikan kontribusi yang signifikan baik pada peningkatan produksi, pendapatan maupun pengeluaran; 2. Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas-komoditas lainnya; 3. Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek- aspek lainnya; K K e e m m e e n n t t e e r r i i a a n n P P e e r r t t a a n n i i a a n n 26 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 4. Komoditas unggulan di suatu daerah memeiliki keterkaitan dengan daerah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku; 5. Komoditas unguulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya; 6. Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan; 7. Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal; 8. Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Komoditas unggulan dapat ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu wilayah. Sementara dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik pasar domestik maupun internasional. Komoditas unggulan merupakan komoditas yang memiliki nilai strategis berdasarkan pertimbangan fisik kondisi tanah dan iklim maupun sosial ekonomi dan kelembagaan penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur dan kondisi sosial budaya untuk dikembangkan di suatu wilayah. Dalam rangka pengembangan komoditas unggulan nasional, Kementerian Pertanian secara intensif telah melakukan berbagai langkah strategis dengan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi komoditas unggulan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Salah