Jenis-Jenis Membaca Hakikat Membaca Intensif

2 Mendapat hasil yang berupa prestise prestise effect, yaitu membaca dengan tujuan untuk mendapat rasa lebih self image dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya. Misalnya, seseorang akan merasa lebih bergengsi bila bacaannya majalah-majalah yang terbit di luar negeri; 3 Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan, misalya membaca untuk mendapatkan kekuatan keyakinan pada partai politik yang kita anut, memperkuat keyakinan agama, mendapat nilai-nilai baru dari sebuah buku filsafat, dam sebagainya; 4 Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang, misalnya membaca untuk tujuan mendapat sensasi-sensasi baru melalui penikmatan emosional bahan bacaan buku cerita, novel, roman, cerita pendek, cerita kriminal, biografi tokoh terkenal, dan lain sebagainya. Dari beberapa tujuan membaca di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi yang terdapat pada sebuah teks bacaan yang mencakup isi dan makna bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

2.2.1.3 Jenis-Jenis Membaca

Tarigan 1990:12-36 membagi membaca menjadi dua jenis, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan pengarang. Adapun membaca dalam hati adalah membaca yang hanya menggunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca dalam hati dibagi menjadi dua, yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif. Menurut Brooks dalam Tarigan 1990:35, membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman tiap hari. Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari 100 patah kata yang dapat dibaca dalam jangka waktu dua menit dengan kecepatan kira-kira lima patah kata dalam satu detik. Tujuan utama adalah memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urtan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional, dan sosial. Pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga saran-saran linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Membaca intensif diperlukan untuk memperoleh informasi yang lebih bermutu, lebih berbobot, lebih kental, yang lebih merupakan kebulatan keseluruhan. Membaca secara intensif menuntut kita mampu berpikir secara saling hubung dan sekaligus melatih kita untuk mewujudkan pemikiran saling hubung relational thingking itu. Kemampun berpikir secara saling hubung penting dan perlu untuk mempelajari isi buku secara mendalam dan terperinci Widyamarta 1992:60. Membaca intensif adalah membaca dengan teliti, hati-hati, agak lambat- lambat terhadap sesuatu bahan bacaan dengan memahami isi bacaan secara cermat dan tepat sampai relung-relungnya. Dalam praktiknya, membaca intensif dilakukan di dalam hati hasilnya diungkapkan secara tertulis dan lisan.

2.2.2. Hakikat Ide Pokok Paragraf