Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak listening skills, keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, keterampilan menulis writing skills Tarigan 1986:1. Keempat keterampilan tersebut memiliki kiat yang berbeda tetapi tetap memiliki peran yang penting dan saling menunjang untuk kegiatan pembelajaran bahasa. Keempat keterampilan itu dapat digunakan secara terpadu. Mula-mula pada masa kecil, kita belajar menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Membaca merupakan keterampilan yang penting bagi siwa. Keterampilan membaca akan dikuasai jika dilakukan secara berulang-ulang, teratur dan terarah. Semakin sering berlatih, akan semakin biasa dan semakin fasih serta terampil melaksanakan atau menggunakannya. Membaca memberikan andil yang besar dalam nilai-nilai kehidupan. Baik kehidupan dunia pendidikan maupun kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu, keberadaan membaca perlu diupayakan secara maksimal. Membaca intensif biasanya dilakukan dengan teknik membaca dalam hati. Menurut Tarigan 1990:12-36 membaca dalam hati adalah membaca yang hanya menggunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca intensif dapat dilakukan sebagai suatu proses yang kompleks, sebab di dalam membaca intensif pembaca melibatkan sejumlah keterampilan. Pembelajaran membaca intensif untuk menentukan gagasan utama di sekolah belum menunjukkan hasil yang optimal seperti yang diharapkan. Proses pembelajaran berlangsung monotan sehingga peserta didik terpasung dalam pembelajaran yang kaku dan membosankan. Hasil membaca intensif teks bacaan siswa masih rendah, sehingga tidak mampu mengungkapkan gagasan dan pikiran secara logis, runtut, dan mudah dipahami. Dari uraian tersebut ditujukan bahwa perlu adanya pembelajaran mengenai membaca intensif teks bacaan. Dalam kurikulum bahasa Indonesia tahun 2006 untuk jenjang sekolah menengah pertama kelas VII, membaca intensif teks bacaan merupakan salah satu KD yang ada dalam keterampilan membaca intensif yaitu standar kompetensi memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai, kompetensi dasar menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca. Oleh karena itu, pembelajaran membaca intensif yang efektif diperlukan agar siswa mampu memahami bacaan dan menentukan gagasan utama sesuai dengan teks yang dibaca. Dari observasi yang telah dilakukan oleh penulis meliputi observasi dan wawancara dengan guru serta siswa di kelas VII.6 SMP Negeri 2 Ungaran. Hasil wawancara berupa kesulitan yang dihadapi siswa ketika membaca intensif untuk menentukan gagasan utama dan menyimpulkan isi teks bacaan. Kesulitan yang dihadapi siswa yaitu kemampuan siswa dalam memahami wacana tulis untuk menemukan gagasan utama pada teks bacaan masih sering keliru atau kurang cermat. Siswa cenderung kurang memahami letak gagasan utama dengan tepat. Mereka sering menganggap bahwa gagasan utama hanya terdapat diawal dan di akhir paragraf. Padahal gagasan utama pada sebuah paragraf dapat berada di awal paragraf, di tengah paragraf, di akhir paragraf,di awal dan di akhir paragraf, atau keseluruhan isi paragraf merupakan gagasan utama sebuah paragraf. Adapun kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi teks bacaan dalam bentuk ringkasan masih sering tidak logis, tidak urut, dan tidak sesuai dengan isi bacaan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang mampu memahami isi bacaan dengan baik, sehingga motif membaca hanyalah sekedar kesenangan. Siswa membaca tetapi apa yang telah dibaca tidak mereka pahami makna yang terkandung dalam teks bacaan tersebut. Membaca merupakan proses yang dipelajari dan tergantung pada pemerolehan keterampilan serta prosedur tertentu. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus berusaha menerapkan metode dan teknik terbaik sehingga tujuan membaca tercapai secara maksimal. Pemilihan metode dan teknik terbaik juga mutlak dilakukan sebagai konsekuensi logis, dari penerapan kurikulum yang diterapkan. Pemilihan metode GPIE goall, plans, implementation, evaluation dan teknik diskusi kelompok sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif. Metode GPIE merupakan metode yang terdiri atas empat tahap, yaitu goall, plans, implementation, dan evaluation. Goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud apa tujuan membaca. Plans adalah rencana untuk mencapai tujuan. Implementation adalah pelaksanaan membaca. Evaluation adalah evaluasi Haryadi 2007:94-96. Teknik diskusi kelompok merupakan cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Pemilihan metode dan teknik tersebut dilakukan agar siswa mendapatkan pembinaan keterampilan membaca intensif pada teks bacaan sampai tahap pemahaman secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga siswa memperoleh keterampilan yang memadai dengan dapat menemukan gagasan utamanya. Berdasarkan urain di atas, penggunaan metode pembelajaran membaca intensif menggunakan metode GPIE dan teknik diskusi kelompok menarik untuk diteliti maka dari itulah penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Bacaan dengan Metode GPIE dan Teknik Diskusi Kelompok Siswa Kelas VII.6 SMP Negeri 2 Ungaran.

1.2 Identifikasi Masalah