Cara Menemukan Ide Pokok Macam-Macam Paragraf

2.2.3 Cara Menemukan Ide Pokok

Sebuah bacaan umumnya memiliki gagasan pokok dan gagasan penjelas. Gagasan pokok suatu paragraf merupakan ide pokok yang terkandung dalam paragraf. Sebuah paragraf tidak akan sempurna jika hanya memiliki ide pokok saja tanpa adanya gagasan penjelas. Nurhadi 2005b:72 menjelaskan untuk menemukan ide pokok , seseorang harus melakukan latihan. Latihan tersebut meliputi 1 latihan menemukan letak ide pokok dalam paragraf; 2 latihan menyatakan ide pokok sebuah paragraf; 3 latihan menangkap maksud paragraf; 4 latihan menemukan ide pokok dengan kecepatan membaca yang tinggi. Hayon 2007:59 memaparkan bagaimana cara untuk mengetahui ide pokok paragraf secara cepat dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan dasar mengenai penyusuanan sebuah paragraf. Pengetahuan tersebut diantaranya 1 mengetahui letak-letak kalimat utamanya; 2 mengetahui ide pokok, biasanya berbentuk kata atau frase, kadangkala ide pokok terlihat jelas atau tersurat, tetapi ada juga yang tersurat; 3 mengetahui cara menentukan ide pokok, ide pokok dapat dilihat dari kata pada kalimat utama yang diulang kembali, diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti, dan diikuti kata ganti petunjuk pada kalimat-kalimat penjelas; 4 mengetahui ide- ide penjelas yang terdapat pada kalimat-kalimat penjelas. Dengan mengetahui ide pokok suatu paragraf, pembaca dapat mengikuti cara berpikir dari seorang penulis. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cara untuk menemukan ide pokok dapat dilakukan dengan cara 1 terlebih dahulu mengetahui topik dalam bacaan; 2 mengetahui letak-letak ide pokok dalam suatu paragrafh. Dengan cara-cara tersebut, memudahkan seseorang untuk menemukan ide pokok paragraf.

2.2.4 Macam-Macam Paragraf

Suriamiharja 1996:46, membedakan paragraf menjadi tiga bagian. .pembagian ini didasarkan atas sifat dan tujuan yang terdiri atas 1 paragraf pembuka; 2 paragraf penghubung; dan 3 paragraf penutup. Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka mempunyai dua kegunaan, yaitu dapat menarik perhatian pembaca dan menjelaskan tujuan penulisan. Oleh sebab itu, penulis harus mampu menyajikan pembukaan ini dengan kalimat-kalimat yang menarik secara jelas dan ringkas. Paragraf penghubung adalah paragraf yang terdapat di antara inti persoalan-persoalan yang dikemukakan. Oleh sebab itu, harus diperhatikan agar hubungan antara paragraf yang lain menjadi teratur dan disusun secara logis. Paragraf penutup adalah paragraf yang dipakai untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Paragaraf penutup berfungsi menekankan pokok- pokok pikiran yang harus diingat pembaca, memberi saran terakhir, harapan, seruan, atau ajakan untuk berbuat. Selain itu, Wiyanto 2004:59 menggolongkan jenis paragraf menjadi empat yaitu 1 berdasarkan letak kalimat utamanya, meliputi deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan paragraf tanpa kalimat utama; 2 berdasarkan sifat dan tujuannya, meliputi deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi; 3 berdasarkan cara pengembangannya, meliputi paragraf menerangkan, paragraf merinci, paragraf contoh, paragraf bukti, paragraf pertanyaan, paragraf sebab- akibat, dan paragraf perbandingan; 4 berdasarkan fungsinya, meliputi paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup. Dari pembagian jenis paragraf tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pembagian paragraf yaitu menurut Suriamiharja paragraf dibedakan menjadi tiga menurut sifat dan tujuannya meliputi paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf paragraf penutup. Sedangkan pendapat Wiyanto berbeda dengan Suriamiharja. Menurutnya yang telah disebutkan oleh Sumiamiharja adalah bedasarkan fungsinya, namun mempunyai kesamaan dalam pembagiannya pada bagian paragraf pembuka dan paragraf penutup.

2.2.5 Metode GPIE