Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Bacaan

kegiatan ini agar kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus I tidak dilakukan pada siklus II. Berkenaan dengan perbaikan pembelajaran yang diadakan pada sisklus II, guru juga memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih santai sehingga siswa tidak tegang mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pembelajaran pada siklus II ini terbukti bahwa nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,1 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus II dikatakan sudah memuaskan karena sudah melebihi target yang ingin dicapai guru yaitu sebesar 70. Dari nilai rata-rata pada siklus II menunjukkan peningkatan sebesar 27,2 dari nilai rata-rata siklus I. Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa pada siklus II banyak mengalami perubahan menuju pada perilaku positif.

4.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian skripsi ini terdiri atas peningkatan keterampilan membaca intensif teks bacaan siswa kelas VII.6 dan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode GPIE dan teknik diskusi kelompok.

4.2.1 Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Bacaan

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca intensif teks bacaan dapat diketahui melalui analisis data kuantitatif. Dengan analisis data kuantitatif dapat diperoleh hasil nilai rata-rata siswa siklus I maupun siklus II. Pemerolehan hasil penelitian mengacu pada pemerolehan skor yang dicapai siswa dari tes membaca intensif teks bacaan. Aspek-aspek yang dinilai dalam pembelajaran membaca intensif teks bacaan meliputi 2 aspek dan 4 sub aspek, yaitu 1 menentukan gagasan utama tiap paragraf, 2 menyimpulkan isi teks bacaan, yang terdiri dari 4 sub aspek, yaitu 1 ketepatan isi dengan judul; 2 kesesuaian kalimat dengan isi bacaan; 3 kelogisan isi bacaan; 4 kesesuaian urutan dalam menyimpulkan isi bacaan. Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes membaca intensif teks bacaan siklus I, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa belum mencapai target yang telah ditentukan oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Hasil tes membaca intensif teks bacaan menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam membaca intensif teks bacaan sebesar 50,9 dan termasuk kategori kurang. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari nilai rata-rata masing-masing aspek. Pada aspek menentukan gagasan utama pada tiap paragraf diperoleh skor rata-rata sebesar 33,6. Aspek menyimpulkan isi teks bacaan diperoleh skor rata-rata sebesar 27,3. Sub aspek penggunaan ketepatan isi dengan judul diperoleh skor rata-rata sebesar 4,8. Sub aspek kesesuaian kalimat dengan isi bacaan diperoleh skor rata-rata sebesar 4,46 sub aspek kelogisan isi bacaan diperoleh skor rata-rata sebesar 4,2. Sub aspek kesesuaian urutan dalam menyimpulkan isi bacaan skor rata-rata sebesar 4,7. Pada tindakan pembelajaran siklus I terbukti bahwa hasil tes siswa dalam membaca intensif teks bacaan dengan metode GPIE dan teknik diskusi belum memuaskan. Hal ini dapat terlihat dari skor rata-rata siswa yang dicapai masih di bawah ketuntasan minimal yang telah ditentukan guru sebesar 70, sedangkan skor rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 50,9 dan termasuk dalam kategori kurang. Keadaan tersebut disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca intensif teks bacaan. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa diantaranya yaitu dalam pemilihan kata yang sesuai, yaitu siswa masih kebingungan dalam pemilihan kata untuk menyimpulkan isi teks bacaan, penggunaan ejaan dan tanda baca masih terdapat banyak kasalahan . Pemerolehan nilai siswa yang masih minimal ini diharapkan dapat ditingkatkan lagi dengan mengubah pembelajaran yang lebih sistematis. Pada pembelajaran siklus II juga masih menerapkan metode GPIE dan teknik diskusi kelompok dalam pembelajaran membaca intensif teks bacaan. Pada tindakan siklus II ini nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 78,1 siswa dan termasuk dalam kategori baik yakni berada pada rentang nilai antara 70-84. Pencapaian skor tersebut berarti sudah memenuhi target yang sudah ditetapkan oleh guru. Dari skor rata-rata pada siklus II menunjukkan peningkatan sebesar 27,2 dari skor rata-rata siklus I. Dengan demikian, tindakan siklus III tidak perlu dilaksanakan. Hasil pemerolehan nilai dari masing-masing aspek pada siklus II diuraikan sebagai berikut. Pada aspek menentukan gagasan utama pada tiap paragraf diperoleh skor rata-rata sebesar 45,01. Aspek menyimpulkan isi teks bacaan diperoleh skor rata- rata sebesar 33,09. Sub aspek ketepatan isi dengan judul diperoleh skor rata-rata sebesar 7,5. Sub aspek kesesuaian kalimat dengan isi bacaan diperoleh skor rata- rata sebesar 7,5 sub aspek kelogisan isi bacaan diperoleh skor rata-rata sebesar 7,8 Sub aspek kesesuaian urutan dalam menyimpulkan isi bacaan skor rata-rata sebesar 8. Peningkatan keterampilan siswa dalam membaca intensif teks bacaan setelah digunakan metode GPIE dan teknik diskusi dapat dilihat tiap-tiap aspek penilaian yang disajikan pada tabel 21 berikut ini. Tabel 21. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Bacaan dengan Metode GPIE dan Teknik Diskusi Kelompok. No. Aspek Penilaian Skor Rata-rata Peningkatan SI SII SI-SII 1. Menentukan gagasan utama tiap paragraf 33,6 45,01 7,9 2. Menyimpulkan is teks bacaan 1. ketepatan isi dengan judul 2. kesesuaian kalimat dengan isi bacaan 3. kelogisan isi bacaan 4. kesesuaian urutan dalam menyimpulkan isi bacaan 18,16 4,8 4,46 4,2 4,7 30,8 7,5 7,5 7,8 8 12,64 2,7 3,04 3,6 3,3 Jumlah 51,76 75,81 20,54 Dari tabel 21 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes keterampilan membaca intensif teks bacaan siklus I dan siklus II. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor rata-rata aspek menentukan gagasan utama tiap paragraf pada siklus I sebesar 33,6, setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 41,5 atau meningkat sebesar 7,9. Rata-rata skor aspek menyimpulkan isi teks bacaan pada siklus I sebesar 18,6, setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 30,6 atau meningkat sebesar 12,44. Adapun sub aspeknya yaitu, 1 skor sub aspek ketepatan isi dengan judul pada siklus I sebesar 4,8, setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 7,5 atau meningkat 2,7. Rata-rata skor sub aspek kesesusaian kalimat dengan isi bacaan pada siklus I sebesar 4,46, setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 7,5 atau meningkat sebesar 3,04. Rata- rata skor sub aspek kelogisan isi teks bacaan pada siklus I sebesar 4,2, setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 7,8 atau meningkat sebesar 3,6. Rata- rata skor sub aspek kesesuaian dalam menyimpulkan isi bacaan pada siklus I sebesar 4,7 setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 8, atau meningkat sebesar 3,3. Peningkatan keterampilan membaca intensif teks bacaan merupakan suatu prestasi yang patut dibanggakan. Sebelum diadakan tindakan siklus II, hasil nilai yang diperoleh siswa masih dalam kategori kurang dan belum mencapai nilai yang ditetapkan guru. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, nilai yang diperoleh siswa mangalami peningkatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode GPIE dan teknik diskusi kelompok yang diterapkan pada pembelajaran membaca intensif teks bacaan dapat membantu memudahkan siswa dalam membaca intensif teks bacaan. Diterapkannya metode GPIE dan teknik diskusi kelompok dalam pembelajaran membaca intensif teks bacaan pada siswa kelas VII.6 SMP Negeri 2 Ungaran mampu membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Adanya penerapan metode GPIE dan teknik diskusi kelompok dalam pembelajaran membaca intensif teks bacaan dapat meningkatkan ktrampilan mmbaca intensif. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam proses belajar-mengajar.

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Membaca Intensif