Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Keterlibatan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal, maka ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam pembahasan, yaitu sebagai berikut: Hasil analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara keterlibatan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal, yang memiliki persamaan regresi yaitu Y = 0,550 + 0,312X 1 + 0,270X 2 + 0,304X 3 + e. Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Konstanta sebesar 0,550 artinya apabila variabel keterlibatan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi sebesar 0, maka variabel kinerja nilainya 0,550. Nilai dari koefisien X 1 keterlibatan kerja, X 2 disiplin kerja, dan X 3 Kompensasi bernilai positif, artinya variabel keterlibatan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja. Diperoleh nilai koefisien X 1 sebesar 0,312 yang berarti bahwa variabel keterlibatan kerja X 1 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Pengaruh dari keterlibatan kerja terhadap kinerja pegawai termasuk dalam kategori kecil, artinya setiap kenaikan dari variabel keterlibatan kerja, maka akan diikuti kenaikan variabel kinerja pegawai yang tidak terlalu besar atau kecil. Nilai tersebut merupakan sumbangsih dari 3 indikator dari variabel keterlibatan kerja seperti: 1 aktif berpartisipasi terhadap pekerjaan, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator tersebut termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari para pegawai yang sudah bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dan sebagian besar pegawai berkontribusi secara aktif dalam menyampaikan ide, pendapat, saran, serta dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam instansi. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, 9 responden menjawab sangat baik, 20 responden menjawab baik dan 5 responden menjawab kurang baik. 2 Rasa memihak terhadap pekerjaan, berdasarkan hasil analisis deskriptif, menunjukkan bahwa indikator tersebut termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki rasa memihak yang baik terhadap pekerjaannya karena pegawai berusaha yang terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan mengutamakan tugas yang diembannya untuk diselesaikan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan tugas tambahan lainnya. Hal ini juga dapat diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, 16 responden menjawab sangat baik, 13 responden menjawab baik, dan 5 responden yang menjawab kurang baik. 3 Menganggap penting kinerja sebagai bentuk penghargaan diri, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator tersebut termasuk dalam kategori sangat baik, terbukti dengan sikap pegawai yang baik dalam bekerja, yaitu apabila pegawai melakukan kesalahan dalam menyelesaikan tugas, pegawai tersebut langsung meminta maaf dan membenarkan kesalahannya. Selain itu, pimpinan juga memberikan penghargaaan pujian, saran dalam setiap tugas yang telah diselesaikan, sehingga pegawai berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik karena merasa bahwa kinerja atau hasil dari pekerjaannya dihargai oleh pimpinan. Hal ini juga dapat diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, 20 responden menjawab sangat baik, 9 responden menjawab baik, dan 5 responden menjawab kurang baik. Secara keseluruhan variabel keterlibatan kerja termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal yaitu: 1 Pegawai terlibat secara aktif dalam kegiatan instansi yaitu dengan menghadiri rapat maupun diskusi yang diadakan instansi sampai rapat atau diskusi tersebut berakhir. 2 Pegawai bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga pegawai bertanggung jawab sepenuhnya untuk menyelesaikan seluruh tugasnya dengan baik. 3 Pegawai dapat memberikan saran atau pendapatnya terhadap permasalahan yang timbul di organisasi maupun pekerjaan, melalui telaahan staf yang diberikan pimpinan kepada pegawai yang bersangkutan. Penelitian ini selaras dengan pendapat dari Robbin dan Judge 2015: 164 bahwa “keterlibatan kerja merupakan suatu proses partisipatif yang menggunakan input pekerja untuk meningkatkan komitmen mereka kepada kesuksesan organisasi. Keterlibatan pekerja membuat mereka merasa dihargai, merasa memiliki, merasa lebih bertanggung jawab, dan pada gilirannya meningkatkan kinerjanya”. Selain pendapat tersebut, penelitian Kakinsale, dkk. 2015 juga diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keterlibatan kerja terhadap kinerja pegawai, hasil kontribusi keterlibatan kerja terhadap kinerja sebesar 29,1. Berdasarkan persamaan regresi di atas, diperoleh koefisien X 2 sebesar 0,270 yang berarti bahwa variabel disiplin kerja X 2 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Pengaruh dari disiplin kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 0,270 termasuk dalam kategori kecil, artinya setiap kenaikan dari variabel disiplin kerja, maka akan diikuti kenaikan variabel kinerja pegawai yang tidak terlalu besar atau kecil. Nilai tersebut merupakan sumbangsih dari 8 indikator dari variabel disiplin kerja seperti: 1 Tujuan dan kemampuan, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator tersebut termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dengan terdapat kejelasan tujuan dalam setiap tugas yang dikerjakan pegawai dan pegawai memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, 20 responden menjawab sangat tinggi, 10 responden menjawab tinggi, 3 responden menjawab cukup tinggi, dan 1 responden menjawab rendah. 2 Teladan pimpinan, berdasarkan hasil analisis deskriptif, menunjukkan bahwa indikator tersebut termasuk dalam kategori tinggi, terbukti dengan pimpinan telah memberikan contoh sikap, perilaku yang baik kepada bawahan, sehingga bawahan meniru perilaku dan sikap baik yang dicontohkan pimpinan. Hal ini juga dapat diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, 11 responden menjawab sangat tinggi, 17 responden menjawab tinggi, 3 responden yang menjawab cukup, 2 responden menjawab rendah, dan 1 responden menjawab sangat rendah. 3 Balas jasa, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi, terbukti dengan pimpinan maupun instansi memberikan balas jasa yang sesuai dengan kebutuhan pegawai sehingga dapat menimbulkan kepuasan bagi pegawai untuk lebih semangat dalam bekerja dan untuk selalu disiplin. Hal ini juga dapat diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, 12 responden menjawab sangat tinggi, 17 responden menjawab tinggi, 4 responden menjawab cukup, dan 1 responden menjawab rendah. 4 Keadilan, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator keadilan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pimpinan sudah adil dalam memberikan pengakuan dan perlakuan terhadap pegawai. Hal ini juga diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, terdapat 22 responden menjawab sangat tinggi, 9 responden menjawab tinggi, dan 3 responden menjawab cukup. 5 Pengawasan melekat, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator pengawasan melekat termasuk dalam kategori sangat tinggi, terbukti dengan pimpinan yang aktif dalam melakukan pengawasan dan memberikan petunjuk kepada bawahan yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas- tugasnya. Hal ini dapat diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, terdapat 19 responden menjawab sangat tinggi, 14 responden menjawab tinggi, dan 1 responden menjawab cukup. 6 Sanksi hukuman, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator sanksi hukuman termasuk dalam kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa sanksi yang diberikan instansi kepada pegawai yang melanggar, belum sepenuhnya dapat membuat jera dan merubah perilaku pegawai agar selalu disiplin, karena masih ada beberapa pegawai yang mengulangi pelanggaran terhadap peraturan instansi. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, terdapat 1 responden menjawab sangat tinggi, 7 responden menjawab tinggi, 17 responden menjawab cukup, dan 9 responden menjawab rendah. 7 Ketegasan, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator ketegasan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan sudah tegas dalam memberikan peringatan kepada pegawai yang melanggar peraturan maupun lalai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, terdapat 20 responden yang menjawab sangat tinggi, 13 responden menjawab tinggi, dan 1 responden menjawab cukup. 8 Hubungan kemanusiaan, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator hubungan kemanusiaan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil ini menujukkan bahwa terjalin hubungan yang harmonis diantara semua pegawai di instansi, komunikasi antar pegawai terjalin dengan baik, dan antar pegawai memiliki sikap saling menghormati satu sama lain. Hal ini juga diperkuat dari hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, terdapat 28 responden menjawab sangat tinggi, 5 responden menjawab tinggi, dan 1 responden menjawab cukup. Penelitian ini selaras dengan pendapat Haryono 2011: 21 yang menyatakan bahwa untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian tujuan, maka moral dan disiplin kerja pegawai harus memperoleh perhatian yang serius dan berkelanjutan dari pimpinan organisasi. Pada penelitian Jannah, dkk. 2014 juga diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, hasil kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja sebesar 01,3. Jadi, disiplin kerja harus dilaksanakan di setiap organisasi karena jika pegawai sudah disiplin dalam segala hal, maka beban-beban tugas yang diberikan kepada pegawai akan terselesaikan dengan baik, tepat waktu, dan penuh tanggung jawab, sehingga pegawai dapat meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan persamaan regresi di atas diperoleh nilai koefisien X 3 sebesar 0,304 yang berarti bahwa variabel kompensasi X 3 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Pengaruh dari kompensasi terhadap kinerja pegawai termasuk dalam kategori kecil atau sebesar 0,304, artinya setiap kenaikan dari variabel kompensasi, maka akan diikuti kenaikan variabel kinerja pegawai yang tidak terlalu besar atau kecil. Nilai koefisien tersebut merupakan sumbangsih dari 2 indikator yaitu sebagai berikut: 1 Kompensasi finansial, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator kompensasi finansial termasuk dalam kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa gaji maupun tunjangan yang diterima oleh sebagian besar pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis deskriptif bahwa dari 34 responden, terdapat 18 respoonden yang menjawab sangat tinggi, 13 responden menjawab tinggi, dan 3 responden menjawab cukup tinggi. 2 Kompensasi non-finansial, berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indikator kompensasi non-finansial termasuk dalam kategori sangat tinggi, hasil ini menunjukkan bahwa kompensasi non- finansial yang diterima pegawai sudah baik yaitu seperti; pekerjaan yang diterima pegawai dapat diselesaikan dengan baik dan tidak membebani pegawai, terdapat kebijakan promosi yang memberikan kesempatan pegawai untuk dapat naik jabatan, lingkungan yang nyaman dan terdapat keseimbangan antara kerja dan kehidupan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis regresi bahwa dari 34 responden, terdapat 18 responden yang menjawab sangat tinggi dan 16 responden menjawab tinggi. Secara keseluruhan variabel kompensasi berada dalam kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal bahwa gaji maupun tunjangan yang diterima oleh sebagian besar pegawai dinas, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, kompensasi non-finansial yang diterima pegawai juga sudah menimbulkan kepuasan bagi pegawai, seperti; pekerjaan yang diterima dapat diselesaikan dengan baik oleh pegawai karena beban kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan pegawai, lingkungan instansi yang nyaman untuk bekerja, terdapat peraturan-peraturan yang tidak memberatkan pegawai dan mempermudah dalam penyelesaian tugas. Selain itu, dengan bekerja di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terdapat keseimbangan antara kerja dengan kehidupan. Penelitian ini selaras dengan pendapat Handoko 2010: 155 yang menyatakan bahwa apabila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Apabila karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerjakinerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara dramatis. Selain itu, penelitian ini juga selaras dengan penelitian Jannah, dkk. 2014 yaitu kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, hasil kontribusi kompensasi terhadap kinerja sebesar 29,8. Jadi, kompensasi sangat penting bagi pegawai untuk kehidupannya yaitu jika pegawai menganggap kompensasi yang diterimanya cukup, maka motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja pegawai akan mengalami peningkatan. Hasil pengujian dalam pengujian hipotesis pada uji secara simultan Uji F diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Hasil pengujian secara parsial Uji t diperoleh nilai signifikansi untuk variabel keterlibatan kerja X1 0,020 0,05, variabel disiplin kerja X2 diperoleh nilai signifikansi 0,002 0,05, variabel kompensasi X3 diperoleh nilai signifikansi 0,034 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial keterlibatan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Besarnya pengaruh keterlibatan kerja, disiplin kerja, kompensasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal secara simultan dapat diketahui dari nilai R2 yakni pada Adjusted R Square sebesar 0,604 atau sebesar 60,4. Nilai R menunjukkan nilai yang positif, maka dapat diketahui bahwa pengaruh positif dan signifikan keterlibatan kerja, disisplin kerja, kompensasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal secara simultan sebesar 60,4 dan sisanya sebesar 39,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel keterlibatan kerja X 1 terhadap kinerja pegawai Y sebesar 0,408, kemudia dikuadratkan 0,408 2 = 0,1665 x 100 = 16,65 artinya bahwa variabel keterlibatan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai sebesar 16,65. Besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh variabel disiplin kerja X 2 terhadap variabel kinerja pegawai Y sebesar 0,538, kemudian dikuadratkan 0,538 2 = 0,2894 x 100 = 28,94 artinya bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 28,94. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel kompensasi X 3 terhadap variabel kinerja pegawai Y sebesar 0,375, kemudian dikuadratkan 0,375 2 = 0,1406 x 100 = 14,06 artinya bahwa variabel kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 14,06 . Berdasarkan pembahasan penelitian di atas, peneliti menemukan adanya beberapa indikasi kelemahan yaitu diantaranya pada indikator aktif berpartisipasi dalam pekerjaan yaitu pada aspek bawahan mempunyai kemampuan dan kesediaan menyelesaikan tugas jabatan yang lebih berat daripada yang biasa dilaksanakan sehari-hari. Pada indikator sanksi hukuman yaitu pada aspek pegawai mengulangi kesalahannya lagi setelah diberi sanksi. Selain itu, pada indikator kompensasi non-finansial yaitu pada aspek kebijakan promosi kenaikan pangkat atau jabatan di tempat kerja belum dilakukan secara objektif. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif pada aspek item pertanyaan yang mendapatkan hasil paling rendah.

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh positif secara simultan keterlibatan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi pada kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal sebesar 60,4 sedangkan 39,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. 2. Ada pengaruh positif dan signifikan keterlibatan kerja pada kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal, sebesar 16,65. 3. Ada pengaruh positif dan signifikan disiplin kerja pada kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal sebesar 28,94. 4. Ada pengaruh positif dan signifikan kompensasi pada kinerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal sebesar 14,06.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, diperoleh adanya kelemahan-kelemahan pada beberapa indikator sebagai berikut: 1. Pada indikator aktif berpartisipasi dalam pekerjaan yaitu pada aspek bawahan tidak mempunyai kemampuan dan kesediaan menyelesaikan tugas jabatan yang lebih berat daripada yang biasa dilaksanakan sehari-hari. Saran yang 113