kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar pegawai selalu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik sesuai dengan instruksi dari pimpinan
dan pegawai yang melakukan kesalahan segera minta maaf dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Persentase Variabel Disiplin Kerja
Variabel disiplin kerja terdiri dari 8 indikator, yaitu tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi
hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. Ditinjau dari jawaban 34 responden diperoleh hasil seperti tertera pada tabel 4.5. berikut:
Tabel 4.5. Deskriptif Persentase Variabel Disiplin Kerja
No. Interval
F Kriteria
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100
14 41,18
Sangat Tinggi 2.
68,01 ≤ skor ≤ 84 17
50,00 Tinggi
3. 52,01 ≤ skor ≤ 68
3 8,82
Cukup 4.
36,01 ≤ skor ≤ 52 0,00
Rendah 5.
20 ≤ skor ≤ 36 0,00
Sangat Rendah Jumlah
34 100,00
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman 211
Berdasarkan tabel 4.5. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 17 responden atau sebanyak 50,00 menyatakan bahwa disiplin kerja
pegawai termasuk dalam kategori tinggi, sejumlah 14 responden atau sebanyak 41,18 menyatakan bahwa disiplin kerja pegawai termasuk dalam kategori sangat
tinggi, dan sejumlah 3 responden atau sebanyak 8,82 menyatakan bahwa disiplin kerja pegawai termasuk dalam kategori cukup tinggi. Hasil tersebut
diperoleh paling banyak responden menyatakan bahwa disiplin kerja pegawai termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan terdapat tujuan yang jelas
pada setiap tugas yang dibebankan kepada pegawai, pegawai memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap tugas yang dibebankan kepadanya,
teladan pimpinan yang baik, balas jasa yang seimbang terhadap pekerjaan yang dilakukan, perlakuan yang adil diantara semua pegawai, terdapat sanksi bagi para
pelanggar peraturan instansi, pimpinan yang tegas dalam memberikan sanksi, dan terjalin hubungan yang harmonis diantara seluruh pegawai di instansi.
Hasil perhitungan deskriptif persentase masing-masing indikator disiplin kerja dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1 Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan yang dimaksud adalah tujuan yang akan dicapai harus jelas yaitu pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan
kamampuan pegawai yang bersangkutan. Hasil analisis deskriptif dari indikator tujuan dan kemampuan dapat dilihat dalam tabel 4.6. berikut:
Tabel 4.6. Deskriptif Persentase Tujuan dan Kemampuan
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 20 58,82
Sangat Tinggi 83,33
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 10 29,41
Tinggi 3.
52,01 ≤ skor ≤ 68 3 8,83
Cukup 4.
36,01 ≤ skor ≤ 52 1 2,94
Rendah 5.
20 ≤ skor ≤ 36 0,00
Sangat Rendah Jumlah
34 100,00 Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman 209
Berdasarkan tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 20 responden yaitu sebanyak 58,82 menyatakan bahwa tujuan dan
kemampuan yang dimiliki pegawai termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat kejelasan tujuan dalam setiap tugas yang
dikerjakan pegawai dan pegawai memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Beban kerja yang sesuai dengan kemampuan, akan
membuat pegawai bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan.
2 Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan yang dimaksud adalah pimpinan dalam instansi harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai antara kata
dengan perbuatan, dengan teladan pimpinan yang baik, maka kedisiplinan bawahan akan ikut baik. Hasil analisis deskriptif dari indikator teladan pimpinan
dapat dilihat dalam tabel 4.7. berikut:
Tabel 4.7. Deskriptif Persentase Teladan Pimpinan
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 11 32,36
Sangat Tinggi 78,24
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 17 50,00
Tinggi 3.
52,01 ≤ skor ≤ 68 3 8,82
Cukup 4.
36,01 ≤ skor ≤ 52 2 5,88
Rendah 5.
20 ≤ skor ≤ 36 1
2,94 Sangat Rendah
Jumlah 34 100,00
Tinggi Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 21 Halaman
209
Berdasarkan tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 17 responden yaitu sebanyak 50,00 menyatakan bahwa teladan
pimpinan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil ini terbukti karena pimpinan telah memberikan contoh sikap, perilaku yang baik kepada bawahan, sehingga
bawahan meniru perilaku dan sikap baik dicontohkan oleh pimpinan. Jadi, teladan pimpinan diperlukan dalam meningkatkan disiplin pegawai.
3 Balas Jasa
Balas jasa yang dimaksud adalah bagaimana instansi memberikan jasa yang sesuai kepada para pegawai agar dapat memberikan kepuasan dan kecintaan
pegawai terhadap instansinya. Hasil analisis deskriptif dari indikator balas jasa dapat dilihat dalam tabel 4.8. berikut:
Tabel 4.8. Deskriptif Persentase Balas Jasa
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 12 35,29
Sangat Tinggi 82,06
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 17 50,00
Tinggi 3.
52,01 ≤ skor ≤ 68 4 11,77
Cukup 4.
36,01 ≤ skor ≤ 52 1 2,94
Rendah 5.
20 ≤ skor ≤ 36 0,00
Sangat Rendah Jumlah
34 100,00 Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 21 Halaman 209
Berdasarkan tabel 4.8. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 17 responden yaitu sebanyak 50,00 menyatakan bahwa balas jasa yang
diberikan kepada pegawai sudah tinggi. Hal ini terbukti karena pimpinan maupun instansi telah memberikan balas jasa yang sesuai dengan kebutuhan pegawai.
Balas jasa yang telah diberikan instansi dapat menimbulkan kepuasan dan kecintaan bagi pegawai terhadap pekerjaan, sehingga kedisiplinan akan semakin
baik. 4
Keadilan Keadilan yaitu pimpinan dapat bersikap adil kepada seluruh pegawai dalam
memberikan pengakuan atau hukuman agar menciptakan kedisiplinan yang baik. Hasil analisis deskriptif dari indikator keadilan dapat dilihat dalam tabel 4.9.
berikut:
Tabel 4.9. Deskriptif Persentase Keadilan
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 22 64,71
Sangat Tinggi 86,47
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 9
26,47 Tinggi
3. 52,01 ≤ skor ≤ 68 3
8,82 Cukup
4. 36,01 ≤ skor ≤ 52 0
0,00 Rendah
5. 20 ≤ skor ≤ 36
0,00 Sangat Rendah
Jumlah 34 100,00
Sangat Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman 209
Berdasarkan tabel 4.9. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, 22 responden yaitu sebesar 64,71 menyatakan bahwa keadilan pimpinan dalam
memberikan perlakuan kepada pegawai termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil ini terbukti karena terdapat persamaan hak dan kewajiban antar sesama
pegawai di instansi, pimpinan bersikap adil dalam memberikan sanksi kepada bawahan yang melanggar peraturan.
5 Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat artinya pimpinan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahan. Hasil analisis
deskriptif dari indikator pengawasan melekat dapat dilihat dalam tabel 4.10. berikut:
Tabel 4.10. Deskriptif Persentase Pengawasan Melekat
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 19 55,88
Sangat Tinggi 87,94
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 14 41,18
Tinggi 3.
52,01 ≤ skor ≤ 68 1 2,94
Cukup 4.
36,01 ≤ skor ≤ 52 0 0,00
Rendah 5.
20 ≤ skor ≤ 36 0,00
Sangat Rendah Jumlah
34 100,00 Sangat
Tinggi Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman
211
Berdasarkan tabel 4.10. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 19 responden yaitu sebanyak 55,88 menyatakan bahwa pengawasan
melekat termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini terbukti karena pimpinan selalu hadir di kantor agar dapat melakukan pengawasan dan memberikan arahan
atau petunjuk jika bawahan mengalami kesalahan dan kesulitan dalam bekerja, sehingga bawahan lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
6 Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu berat atau ringan tetapi hukuman tersebut harus dapat mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya agar lebih
baik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan pegawai. Hasil
analisis deskriptif dari indikator sanksi hukuman dapat dilihat dalam tabel 4.11. berikut:
Tabel 4.11. Deskriptif Persentase Sanksi Hukuman
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 1
2,94 Sangat Tinggi
59,02 2.
68,01 ≤ skor ≤ 84 7 20,59
Tinggi 3.
52,01 ≤ skor ≤ 68 17 50,00 Cukup
4. 36,01 ≤ skor ≤ 52 9
26,47 Rendah
5. 20 ≤ skor ≤ 36
0,00 Sangat Rendah
Jumlah 34 100,00
Cukup Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman
211
Berdasarkan tabel 4.11. menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 17 responden yaitu sebanyak 50,00 menyatakan bahwa sanksihukuman yang
diberikan kepada pegawai termasuk dalam kategori cukup tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa sanksi yang diberikan instansi kepada pegawai yang
melanggar peraturan, belum sepenuhnya dapat membuat jera dan merubah perilaku pegawai agar selalu disiplin dalam segala hal. Contohnya: masih ada
pegawai yang mengulangi kesalahannya kembali setelah pegawai tersebut menerima sanksi.
7 Ketegasan
Ketegasan yang dimaksud adalah ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan yang akan mempengaruhi kedisiplinan pegawai. Hasil analisis deskriptif
dari indikator ketegasan dapat dilihat dalam tabel 4.12. berikut:
Tabel 4.12. Deskriptif Persentase Ketegasan
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 20 58,82
Sangat Tinggi 88,82
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 13 28,24
Tinggi 3.
52,01 ≤ skor ≤ 68 1 2,94
Cukup 4.
36,01 ≤ skor ≤ 52 0 0,00
Rendah 5.
20 ≤ skor ≤ 36 0,00
Sangat Rendah Jumlah
34 100,00 Sangat
Tinggi Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman
211
Berdasarkan tabel 4.12. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 20 responden yaitu sebesar 58,82 menyatakan bahwa ketegasan
pimpinan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa pimpinan sudah tegas dalam memberikan peringatan kepada pegawai yang
melanggar peraturan maupun lalai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 8
Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan merupakan hubungan yang harmonis diantara
sesama pegawai yang akan menciptakan kedisiplinan yang baik pada instansi. Hasil analisis deskriptif dari indikator hubungan kemanusiaan dapat dilihat dalam
tabel 4.13. berikut:
Tabel 4.13. Deskriptif Persentase Hubungan Kemanusiaan
No. Interval
F Kategori
Rata- rata
1. 84,01 ≤ skor ≤ 100 28 82,35
Sangat Tinggi 92,55
2. 68,01 ≤ skor ≤ 84 5
14,71 Tinggi
3. 52,01 ≤ skor ≤ 68 1
2,94 Cukup
4. 36,01 ≤ skor ≤ 52 0
0,00 Rendah
5. 20 ≤ skor ≤ 36
0,00 Sangat Rendah
Jumlah 34 100,00
Sangat Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian Tahun 2016 Lampiran 22 Halaman 211
Berdasarkan tabel 4.13. di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, sejumlah 28 responden yaitu sebanyak 82,35 menyatakan bahwa hubungan
kemanusiaan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa terjalin
hubungan yang harmonis diantara semua pegawai di instansi yang dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai dan komunikasi antar pegawai terjalin dengan
baik dalam bekerja.
4.1.1.3 Analisis Deskriptif Persentase Variabel Kompensasi