Tujuan Visi, Misi, dan Tujuan MTs AL-Ikhwaniyah Pondok Aren
melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas VII, penelitian manyimpulkan bahwa pembelajaran IPS di MTs AL-Ikhwaniyah
Pondok Aren selama ini cenderung lebih banyak mengembangkan kemampuan menghafal materi pelajaran. Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru yang
masih menggunakan metode konvensional. Siswa belum dijadikan subjek belajar. Pembelajaran cenderung lebih banyak menempatkan siswa pada aktivitas
mencatat, mendengar, atau menjawab pertanyaan guru. Pembelajaran yang diajukan hanya berkisar pada pengetahuan yang ada di buku LKS. Pembelajaran
IPS di MTs AL-Ikhwaniyah Pondok Aren harus diperbaiki agar menjadi sesuatu yang lebih baik untuk meningkatkan cara berpikir siswa dalam mengembangkan
belajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mencoba menerapkan
metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran IPS di MTs AL- Ikhwaniyah Pondok Aren, yakni metode pembelajaran melalui permainan ular
tangga.Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolabolator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahapan ini peneliti dan guru
mata pelajaran IPS membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP berkarakter, membuat papan permainan ular tangga terkait dengan materi yang
akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan instrument tes, lembar observasi, catatan lapangan dan melakukan uji coba instrumen.
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan
proses pembelajaran IPS. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini dalam satu siklus terdiri dari 2 dua kali pertemuan.
Pada siklus pertama, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre-test selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa
telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk memainkan permainan ular tangga
yang telah diisi pertanyaan-pertanyaan. Siswa yang berhenti pada kotak yang berisi pertanyaan harus menjawab pertanyaan tersebut, sedangkan siswa yang
lainnya mendengarkan jawaban dan mengoreksi jawaban apabila salah. Terakhir, guru dan siswa melakukan evaluasi materi yang telah diajarkan apakah siswa
sudah mengerti atau belum materi yang diajarkan. Proses pembelajaran pada siklus I diakhiri dengan diadakannya pos-test, tujuannya adalah untuk mengukur
apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang dirumuskan dalam indikator hasil belajar setelah diterapkannya metode permainan ular tangga.
Pada tahap observasi, guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan ular tangga sekaligus
mengamati aktivitas siswa, menilai hasil belajar IPS siswa setelah diadakannya tes awal pre-test dan tes akhir pos-test, dan mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran. Hal
ini dilakukan
sesuai dengan
observasi yaitu
mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait. Terakhir adalah tahapan analisis dan refleksi, dimana peneliti dan guru
mata pelajaran sebagai observer menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah dilakukan sudah sesuai
dengan konsep penelitian atau belum. Kemudian hasil penelitian pada siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Tahap refleksi tujuannya untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan di siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat
pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran IPS. Kendala yang muncul pada saat pembelajaran
diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan, siswa yang pasif malu untuk bertanya baik kepada siswa lain maupu kepada guru
sehingga siswa itu kurang mengerti pelajaran yang diajarkan. Dari penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I, peneliti
merasa penelitian yang dilakukannya belum sesuai dengan konsep awal maka