Para penganut konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar sebagai berikut:
1 Tujuan belajar
Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.
2 Proses belajar
Proses belajar adalah proses kontruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau
pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah.
3 Hasil belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.
12
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 dua, yaitu: faktor internal dan eksternal.
1 Faktor internal terdiri atas:
a Faktor fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis seperti
kesehatan prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat, dan sebagainya, semuanya akan
membantu dalam proses belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah
siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat mengantuk dan
akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. b
Faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses
12
Ibid, h.127.
pembelajarannya masing-masing. Beberapa faktor psikologis antara lain meliputi intelejensi, perhatian, minat, bakat, motif,
motivasi, kognitif, dan daya nalar. 2
Faktor eksternal terdiri atas: a
Faktor lingkungan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi proses belajar. Lingkungan dapat berupa lingkunga fisik atau
alam. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari di
ruang yang memiliki ventilasi udara kurang, tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya
masih segar, apalagi di dalamnya ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega. Karena itu, sekolah
hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
b Faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat
berupa kurikulum, sarana, fasilitas, dan guru.
13
d. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana, “hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris. ”
14
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
”
15
Hasil belajar merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan pendidikan
13
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Persada Press, 2008, h. 24.
14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009, Cet.14, h.3.
15
Ibid. h. 22.
nasional yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan yang ada.
“Hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada peserta
didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam 2 dua bentuk yaitu, 1 peserta didik akan mempunyai
perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, 2 mereka mendapatkan perilaku yang
diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul kembali kesenjangan antara penampilan
perilaku sekarang dengan perilaku yang diinginkan.
”
16
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni “1 keterampilan dan kebiasaan, 2 pengetahuan dan pengertian, 3
sikap dan cita-cita. Masing-masing dari hasil belajar ini dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum
.”
17
Sedangkan Gagne membagi 5 lima kategori hasil belajar, yakni “1 informasi verbal, 2 ketermpilan intelektual, 3 strategi
kognitif, 4 sikap, dan 5 keterampilan motoris .”
18
Selain itu dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil dari Benyamin Bloom
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
1 Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam tingkatan dari yang paling rendah sampai paling tinggi yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. 2
Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni menerima memperhatikan, merespon, menghargai atau
memberikan penilaian, organisasi, dan karakteristik suatu nilai atau perangkat nilai-nilai.
16
E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. 2 h. 208.
17
Nana Sidjana, Penilaian Hasil Proses ……., h.22.
18
Ibid.