sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia yang berdasarkan itu mereka bertindak dan untuk
bertukar citra itu melalui simbol-simbol.
29
2. Definisi Politik
Beberapa definisi tentang politik antara lain: a.
Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana who gets what, when, and how.
b. Politik adalah proses pembagian nilai-nilai dan wewenang
c. Politik adalah bagaimana memperoleh kekuasaan, bagaimana
memperagakannya, dan bagaimana mempertahankannya. d.
Politik adalah pengaruh e.
Politik adalah tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya.
f. Politik adalah kegiatan orang secara kolektif yang mengatur
perbuatan mereka dalam kondisi konflik.
30
Dalam bahasa Indonesia kata politik mempunyai beberapa pengertian yaitu:
1. Ilmu atau pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan.
2. segala urusan dan tindakan kebijakan, siasat, dan sebagainya
mengenai pemerintah negara atau terhadap negara lain. Politik akan tegak jika terjadi perselisihan atau kapan perselisihan itu
mungkin akan terjadi, sehingga politik lebih dekat kepada ”seni mengolah pe
rselisihan” dari pada yang lain. Mengelola atau mengadaptasi di sini bisa
29
Jalaludidin Rakhmat, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung: Remadja Karya, 1989, h.6-7.
30
Riswandi, Komunikasi Politik, h.1-2.
berarti pengelolaan terhadap perselisiahan yang tengah terjadi, bisa juga berupa tindakan membuat perselisihan baru.
31
Komunikasi politik bukan hanya sekedar prose penyampaian suatu pesan mengenai politik oleh seseorang kepada orang lain. Bukan pula
merupakan pengertian komunikasi plus ditambah pengertian politik. Menurut Lord Winldesham, komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik
yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan membuat komunikasi berperilaku tertentu.
Suatu pesan politik dapat dikonstruksikan untuk disampaikan kepada komunikan dengan tujuan mempengaruhi, maka disitu harus terdapat
keputusan politik yang dirumuskan berdasarkan berbagai pertimbangan.
32
Politik dan komunikasi adalah sama-sama suatu proses dan sama-sama suatu pembicaraan. Pembicaraan di sini bukanlah dalam arti sempit seperti kata
yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti luas dan inklusif, yaitu berarti segala cara orang bertukar simbol, kata yang diucapkan atau dituliskan,
gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai, atau pakaian. Menurut Mark Roelofs, kegiatan berpolitik adalah berarti berbicara.
Bahwa ada 4 jenis pembicaraan yang mengandung makna politik, yaitu: 1.
pembicaraan tentang kekuasaan 2.
pembicaraan tentang pengaruh 3.
pembicaraan tentang konflik.
31
Muhammad Abid Al-Jabiri, Agama, Negara dan Penerapan Syariah, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001, h. 113.
32
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2004, h.158
Dengan memandang esensi komunikasi sebagai interaksi sosial, dan esensi politik sebagai konflik sosial, dan Nimmo merumuskan komuikasi
politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual dan potensial yang mengatur perilaku manusia dalam kondisi konflik. Dan Nimmo
merumuskan ruang lingkup komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, pesan-pesan politik, media komunikasi politik khalayak komunikasi
politik, dan akibat-akibat komunikasi politik.
33
Secara filosofis kajian komunikasi politik adalah kajian tentang hakikat kehidupan manusia untuk mempertahankan hidup dalam lingkup
berbangasa dan bernegara. Hakikat kehidupan sebagai motif atau sebagai “Das Wollen” keinginan yang mendorong manusia untuk berkiprahyang
mengarah kepada terpenuhinya “Das Wollen” tersebut.
Munculnya empat macam sistem komunikasi dalam kajian ilmu komunikasi sebagai tanda bahwa pengaturan hak-hak berkomunikasi sangat
bergantung kepada sistem politik atau sistem kekuasaan power sistem tempat komunikasi politik itu diaktualisasikan. Keempat macam sistem
komunikasi yang dimaksud yaitu sistem otoriter, sistem liberal sistem komunis dan sistem tanggung jawab sosial. Di luar keempat sistem ini masih
ada sistem-sistem lain yang belum diangkat sebagai kajian keilmuan. Sebagaimana unsur-unsur komunikasi pada umumnya maka
komunikasi politik pun terdiri dari beberapa unsur, yaitu: Komunikator Politik, Komunikan, Isi Komuniksai pesan-pesan Media Komunikasi,
33
Riswandi, Komunikasi Politik, h .3.
Tujuan Komunikasi, Sumber dan Efek. Dalam kajian komunikasi politik sikap perilaku penguasa elit berkuasa, elit partai merupakan pokok bahasan atau
objek kajian utama, sikap perilaku penguasa merupakan warna dominan dan tolak ukur untuk menentukan dalam sistem politik apa prose komunikasi itu
berlangsung. Sikap perilaku penguasa memberi dampak cukup berarti terhadap lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi baik yang berada
dalam struktur formal maupun yang berkembang dalam masyarakat. Definisi komunikasi politik yang lain adalah yang dikemukakan oleh
Richard Fagen, yang mengatakan bahwa komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang terdapat dalam suatu sistem politik yang mempunyai
dampak secara aktual dan potensial. Nimmo 1989 membagi komunikator politik ke dalam 3 kategori
sebagai berikut: 1.
Politisipolitikus 2.
Profesional 3.
Aktivis Politisi adalah orang yang memegang jabatan dalam lembaga legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Pekerjaan mereka sebagai pejabat negara atau pemerintah adalah aspek utama dari kegiatan politik yang mereka lakukan.
Profesional adalah orang yang mencari nafkah dengan berkomunikasi dalam aspek politik dan nonpolitik. Profesional sebagai komunikator politik
mencangkup jurnalis dan promotor. Aktivis adalah orang yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal yang menyampaikan
informasi tentang politik kepada warga negara biasa. Ada 2 jenis aktivis menurut Nimmo, yaitu jurubicara dan pemuka pendapat. Selain kategori-
kategori yang dikemukakan Nimmo tentang komunikator politik tersebut di atas, kita dapat menyebutkan komunikator-komunikator politik yang lain
seperti: partai politik
media massa birokrasiaparat pemerintah
Komunikasi politik- transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara
sistem sosial dan sistem politik dan proses sosialisasi, partisipasi dan pengrekrutan tergantung pada komunikasi. Komunikasi dari pengetahuan,
nilai-nilai dan sikap-sikap adalah funda-mental bagi ketiga hal tadi, karena semuanya menentukan bentuk aktivitas politik individu yang bersangkutan.
Jadi, dalam suatu sistem komunikasi politik, sumber yang tipikal mungkin adalah seorang calon untuk pemilihan bagi suatu jabatan politik;
pesannya merupakan serangkaian usul politik; salurannya berupa siaran televisi; pendengarannya adalah anggota kelompok pemilih yang kebetulan
memperhatikan siaran; dan umpan-baliknya persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap usul-usulnya.
Ada dua bentuk saluran komunikasi massa, masing-masing berdasrkan tingkat langsungnya komunikasi satu kepada banyak.Bentuk yang pertama
terdiri atas komunikasi tatap muka, seperti bila seseorang kadidat berbicara di
depan rapat umum, atau ketika seorang presiden muncul di depan khalayak para reporter dalam konferensi pers.
Sebagai informasi yang disampaikan oleh media massa akan melintas garis-garis batas geografis dan kelas sosial. Dalam banyak hal media massa
diakui sebagai saluran komunkasi politik yang berkemampuan untuk menyampaikan lebih dari sekedar informasi politik. Artinya media massa
dapat dibuktikan mempunyai efek politik dalam suatu kelangsungan sistem politik suatu masyarakat.
Menurut Gurevitch dan Blumler, kekuatan media sebagai saluran komunikasi politik bersumber pada tiga hal.
1. Struktural, akar struktural kekuatan media bersumber pada
kemampuannya yang unik untuk menyediakan khalayak bagi para politis yang ukuran dan komposisinya tidak akan diperoleh para
politisi tersebut melalui alat yang lain. 2.
Psikologi, akar psikologi kekuatan media bersumber pada hubungan kepercayaancredibility dan keyakinan yang berhasil
diperoleh media massa dari anggota khalayaknya masing-masing. Ikatan saling percaya itu tumbuh berdasarkan pada pemenuhan
harapan khalayak selama ini. 3.
Normatif, kombinasi antara akar struktural dan akar psikologis tadi memungkinkan media menempatkan dirinya di tengah-tengah,
yaitu antara politis dan khalayak, dan sekaligus mencampuri proses politik yang berlangsung.
34
34
Ibid., h14-15.
Di sini media kekuatan media bersumber pada prinsip-prinsip demokrasi mengenai kebebasan mengemukakan pendapat, kebutuhan akan
perlindungan terhadap warga negara dari penyalahgunaan kekuatan politik. Bagaimana juga, setiap sistem politik tidak dapat mengabaikan potensi
penerobos yang dimiliki surat kabar, TV, radio, dan film. Peranan media masa dalam komunikasi politik menggambarkan cara-
cara tertentu dalam dimana seluruh proses politik terintegrasi dengan jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, dan pada umumnya media massa itu sendiri
mutlak bersifat politis ataupun padat dengan masalah-masalah politik. Akibat komunikasi politik yaitu Akibat Kognitif salah satu fungsi
berita politik ialah meyajkan informasi yang dibutukkan orang ketika dihadapkan pada situasi yang ambigu. Bila sesuatu terjadi dan orang tidak
memiliki cukup informasi untuk memahaminya, atau memilikinya informasi yang saling bertentangan mengenai kejadian itu, maka akibat komunikasi bisa
rangkap dua. Pertama, komunikasi memasok informasi awal yang mirip buletin. Kedua, komunikasi menyajikan informasi yang lebih rinci yang
mengurangi dan memecahkan ambiguitis itu. Akibat Afektif, ada semacam konsensus bahwa komunikasi politik lebih cenderung diperhitungkan orang
dalam menyusun kepercayaan politik ketimbang dalam nilai politik mereka. Ada 4 Akibat afektif yang potensial dari komunikasi politik sebagai
berikut: 1.
Seseorang bisa menjernihkan atau mengkristalkan nilai politik. 2.
Orang bisa memperkuat nilai politik 3.
Komunikasi politik memperkecil nilai yang dianut
4. Imbauan politik memindahkan orang dari persuasi yang satu
kepada persuasi yang lain.
35
D. Kartun Dalam Komunikasi Politik