Kisruh internal PDI Analisis Karikatur Megawati dalam Buku Dari Presiden Ke Presiden

8. Kisruh internal PDI

Gambar 8 Caption: Kisruh internal PDI Senin, 3 April 2000 Bukan Hanya Kharisma, tetapi Juga Profesionalisme Kuatnya kharisma Megawati Soekarnoputri tidak hanya mempengaruhi sikap politik massa pendukungnya, tetapi di kalangan intelektual yang selama ini dekat dengannya pun, kharisma itu melekat. Teramat sulit mendapatkan pernyataan kritis dari kalangan intelektual PDI-P terhadap kepemimpinan ketua umumnya. Sesepuh PDI-P Frans Seda secara implisit mengakui, masih belum ditemukan sikap kritis kelompok disebutnya menengah dengan gaya kepemimpinan Megawati. Putri Proklamator itu sampai kini baru memiliki pengaruh cukup kuat di kalangan bawah yang kebetulan adalah massa terbesar pendukung partai berlambang kepala banteng dalam lingkaran tersebut. Persoalan di PDI-P kini adalah belum dikuasainya mereka yang di posisi menengah middle. Kelompok menengah ini yang menuntut adanya profesionalisme dalam kepemimpinan partai, termasuk administrasi yang beres. Ini belum dapat dipertemukan dengan gaya kepemimpinan Megawati selama ini. Modernisasi PDI-P bisa terjadi bila keduanya diketemukan, ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Pusat Deperpu PDI-P itu pada Kompas di sela-sela kongres I PDI-P di Semarang, Jumat 313. Walaupun demikian, ia tidak sependapat apabila kharisma Megawati dipersoalkan. Keter-gantungan pada kharisma atau figur seseorang bukan ciri partai tradisional. Semua partai memiliki ketergantungan kepada pimpinan. Partai di Amerika Serikat juga memiliki ketergantungan pada presiden. Kharisma dalam bidang politik tidak bisa dihilangkan. Partai Demokrat di Amerika setiap saat memerlukan lagi kharisma dari keluarga Kennedy, ujar mantan Menteri Perhubungan tersebut. Frans Seda mengingatkan, gelar maupun profesionalisme tidak cukup untuk memimpin partai. Orang sering keliru, mereka merasa bisa jadi pimpinan partai hanya sekadar menjadi profesor. Pimpinan partai harus mempunyai otoritas politik, dipercayai, serta ditaati, tandas mantan Ketua Partai Katolik itu. Kalau hanya profesional, lanjut Frans Seda, seseorang akan dapat menumbuhkan disiplin partai melalui tangan besi. Sedangkan kharisma, akan membuat anggota dan simpatisan partai tunduk tanpa ada pemaksaan dan tekanan melalui tangan besi. Dalam Kongres I PDI-P, paparnya, charisma Megawati memang teruji. Terbukti, kalau dia muncul seluruh peserta kongres yang semula berisik dan saling menginterupsi langsung terdiam. Kharisma tersebut membawa ketertiban, katanya lagi. Partai politik selamanya membutuhkan dukungan rakyat. Sebab itu, dibutuhkan solidarity maker. Setiap pemimpin partai harus menjadi solidarity maker. Apalagi, karena kini rasa kebangsaan mulai luntur. Seperti founding fathers Indonesia pada masa lalu, mereka juga adalah pembuat solidaritas kebangsaan. Megawati bukan hanya solidarity maker, namun juga administrator. Hanya selama ini struktur organisasi PDI-P belum terarah ke sana. Di Kongres V PDI Bali, hanya ada ketua, sekjen, dan bendahara pengurus harian yang belum membantu. Kepemimpinan PDI-P selama ini memang tertumpu pada Megawati, jelas Frans Seda. Orang memilih PDI-P bukan karena programnya, tetapi karena Megawati. Namun ini tidak boleh dipertahankan begitu saja, sebab sekarang pendukung PDI- P pun mulai menuntut Megawati agar menertibkan partai, katanya lagi. Frans Seda menambahkan, PDI-P memang harus melakukan pembenahan. Kegagalan mengantarkan Megawati sebagai presiden harus menjadi pelajaran. Sebagai parpol, PDI-P harus belajar melakukan lobi atau bekerja sama dengan partai lain dan tidak bisa hanya mengandalkan pada kepercayaan diri. 8 dthbursontra Sign: - Gambar sekelompok banteng berkelahi di dalam kandang - Gambar seorang perempuan gemuk, berkacamata dan bertanduk sedang memegang kursi - Gambar seekor banteng menahan banteng diluar kandang - Gambar laki-laki diluar pagar memakai peci, kemeja kotak-kotak dan sandal jepit - Gambar balon dialog bertuliskan ”dasar banteng...” Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sekumpulan banteng-banteng yang mengamuk dan berkelahi. Banteng merupakan lambang dari sebuah partai yaitu PDI, pada gambar diatas banteng-banteng tersebut adalah anggota-anggota dari PDI. Gambar diatas terlihat seorang perempuan bertanduk, berkacamata sedang memegang sebuah kursi yang dijaga dengan baik. Perempuan tersebut adalah Pemimpin Parati PDI yaitu Megawati. Mega begitu melindungi kursi tersebut dari anggota- anggota yang ingin menggantikan dirinya sebagi pemimpin partai, sedangkan sesama anggota yang berebut dan berkelahi untuk memperebutkan sebuah kursi 8 http:www.hamline.eduapakabarbasisdata200004020022.html, Diakses Pada 24 Desember 2010 Pukul 11:04 tersebut. Warna bau-abu pada gambar memiliki arti Intelek, Masa Depan kayak warna Milenium, Kesederhanaan, Kesedihan. Pada gambar diatas juga terlihat seorang laki-laki memakai peci, mata melotot, kemeja kotak-kotak, celana panjang hitam dan sandal jepit. Lelaki tersebut dari kalangan masyarakat, ia mersa heran melihat tingkah sekelompok partai yang menginginkan sebuah kursi harus bertengkar sesama anggota. Dalam balon dialog ditulis kan sebuah kata “Dasar Banteng” dalam kenyataannya banteng merupakan hewan aduan. Tabel 8 Histories Kharisma Megawati Sign - Mega membawa kursi - Sesama Banteng berantem - Lelaki tua mengintip Interpretasi Para anggota PDI saling bertengkar memperebutkan sebuah kursi pemimpin PDI. Mega membawa kursi tersebut untuk mempertahankan jabatannya.

9. Mega membersihkan partai dari unsur-unsur luar