Memoles mega menjelang sidang umum

17. Memoles mega menjelang sidang umum

Gambar 17 Caption: Memoles mega menjelang sidang umum 27 September 2004 Setelah Kalah, Rumah Terbelah Tak ada alunan Auld Lang Syne, tak ada pula gema sonata perpisahan yang terdengar di ruang sidang pleno MPRDPR, Senayan, Jakarta, Kamis pekan lalu. Acara Sidang Tahunan 2004 berjalan seperti biasa. Namun atmosfer perpisahan sangat terasa, terutama bagi Ketua MPR Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tandjung, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden Hamzah Haz. Sidang ini sidang selamat tinggal, perpisahan. Tak ada hal-hal yang sulit, tak ada hal yang kontroversial. Semua serba enak, teduh, smooth dan sejuk, kata Amien saat membuka sidang terakhir MPR periode 1999-2004. Hari itu Amien, Akbar, Mega, dan Hamzah menjadi pusat perhatian. Maklumlah, mulai 1 Oktober nanti, Amien mengakhiri masa kepemimpinannya selama lima tahun di MPR. Akbar pun akan meninggalkan Senayan karena tak lagi menjadi wakil rakyat. Amien dan Hamzah juga telah tereliminasi dalam pemilihan presiden putaran pertama. Sedangkan Mega hampir dipastikan tidak akan menjadi presiden lagi. Dalam perhitungan sementara pemilihan presiden putaran kedua, suara Mega hanya separuh dari perolehan Susilo Bambang Yudhoyono, kandidat presiden dari Partai Demokrat. Aura perpisahan ini digenapi Mega. Untuk kekurangan dan hal-hal yang belum terselesaikan, kepada Majelis yang terhormat dan kepada seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai, bersama-sama Saudara Wakil Presiden saya meminta maaf yang sebesar-besarnya, kata Mega disambut tepuk tangan hadirin. Namun, saat berbicara tentang keberhasilan pelaksanaan pemilu, tanpa melihat teks Mega sempat menyindir pesaingnya. Pasangan Yudhoyono-Kalla dianggapnya terlalu cepat mengklaim kemenangan. Menurut Mega, tindakan itu tidak mengindahkan etika politik dan undang-undang. Untuk menghormati kedaulatan rakyat, mari kita tunggu pengumuman resmi perolehan suara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semangat kompetisi harus tetap menjaga etika politik yang bermartabat, ujarnya. Hingga seminggu setelah pemilu, memang belum ada sikap resmi Mega maupun Koalisi Kebangsaan. Menurut seorang tokoh Koalisi Kebangsaan, saat ini para anggota koalisi tengah mengevaluasi hasil pemilu. Boleh saja Mega, Akbar, dan Hamzah bersikeras mempertahankan koalisi. Tapi tampaknya mereka tak bisa mengabaikan ancaman kemelut internal partai mereka masing-masing setelah kekalahan Mega mulai merebak. Di PDI Perjuangan muncul ide-ide untuk menggelar kongres luar biasa untuk menggusur kepemimpinan Mega. Di tubuh Golkar konflik semakin terbuka antara kubu Akbar dan kubu Tim Sembilan yang dimotori Fahmi Idris lihat Hikayat Celeng dan Perseteruan Beringin . Sedangkan di PPP, sebagian pengurus daerah mulai kasak-kusuk meminta Hamzah segera lengser. Dengan alasan akan membersihkan kader-kader busuk di PDIP, Badan Penelitian dan Pengembangan DPP PDIP menggelar pertemuan di Jalan Tambak pada Kamis malam lalu. Mereka kemudian membentuk Gerakan Pembersihan dan Pemurnian PDIP. Gerakan ini diharapkan dapat membangun kembali PDIP menjadi partai bersih, kata Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan PDIP Kwik Kian Gie. Selain Kwik, hadir pula Roy, Wakil Ketua Balitbang DPP PDIP Subagio Anam, tokoh senior PDIP Abdul Madjid, dan anggota PDIP lainnya. Artinya, Mega perlu berbenah lebih baik, jika ia tidak tertarik mengikuti jejak Amien Rais yang konon akan pindah gelanggang. Hanibal W.Y. Wijayanta, Widiarsi Agustina 17 Sign: - Gambar perempuan berkacamata, rambut pendek, ada tahi lalat di dagu - Gambar seorang laki-laki membawa lipstik dan - Gambar seorang laki-laki berkacamata, jidat lebar, hidung besar dan gemuk. Membawa sisr dan hadraiyer - Gambar balon dialog dengan tulisan ”dandan dulu ya mbak Biar di sidang tahunan kelihatan ”cantik” 17 http:majalah.tempointeraktif.comidarsip20040927LUmbm.20040927.LU89988.id .html, Diakses Pada 10 Desember 2010 Pukul 09:10 Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat seorang perempuan dan dua orang laki-laki yang terlihat gembira. Permpuan tersebut berambut pendek, memakai kacamata, memiliki tahi lalat dan memiliki postur tubuh yang gemuk. Perempuan tersebut adalah Megawati. Sedangkan kedua laki-laki tersebut yang pertama memilki postur tubuh yang gemuk, memakai kacmata dan memiliki hidung yang cukup besar, lelaki tersebut adalah Akbar Tanjung. Lelaki kedua memiliki bentuk wajah kotak dan sedikit caplang, lelaki tersebut adalah Amin Rais. Akbar dan Amin membantu Mega menjelang Sidang Umum, sehingga pada saat sidang nanti kinerja Mega terlihat baik., sehingga hal itu bisa membuat citra mereka bertiga baik pada saat periode pemilihan presiden berikutnya. Amin, Akbar dan Mega akan menjadi pusat perhatian di sidang tahunan, karena Amin mengakhiri masa kepemimpinannya selama lima tahun di MPR, Akbar pun tak lagi menjadi wakil rakyat. Tabel 17 Histories Peluang untuk Mega Sign - Akbar dan Amin memdanani Mega Interpretasi Amin Rais dan Akbar Tanjung membantu Mega pada saat sidang tahunan agar kinerja mereka bertiga yang selama kepemimpinan Mega terlihat baik.

18. Rebut simpati rakyat lewat iklan ditelevisi