Latar Belakang Masalah PEDAHULUAN

1

BAB I PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Megawati merupakan Presiden perempuan pertama di Indonesia. Mega merupakan putri dari Presiden pertama yaitu Sukarno. Selain itu Mega merupakan Ketua dari sebuah partai yaitu PDI-P. Dalam perjalanannnya Mega memutuskan mencalonkan diri menjadi seorang Presiden Republik Indonesia. Namun banyak yang menentang keputusan Mega tersebut. Tidak lain yang menentang dengan keputusan Mega ingin menjadi seorang Presiden yaitu partai-partai Islam. Di dalam Islam tidak di izinkan seorang perempuan menjadi seorang pemimpin seperti hadis berikut: Abu Bakrah berkata, ا غ ب س ه ا – ص ها هي ع س – أ ْهأ س اف ْدق ا ْ ْي ع تْب ْسك اق « ْ ح ْفي ْ ق اْ ه ْ أ أ ْ ا » “Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisro gelar raja Persia dahulu menjadi raja, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ” Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”. ” HR. Bukhari no. 4425 Dimana kepemimpinan wanita? Wanita hanya diperbolehkan menjadi pemimpin di rumahnya, itu pun di bawah pengawasan suaminya, atau orang yang sederajat dengannya. Mereka memimpin dalam hal yang khusus yaitu terutama memelihara diri, mendidik anak dan memelihara harta suami yang ada di rumah. Tujuan dari ini semua adalah agar kebutuhan perbaikan keluarga teratasi oleh wanita sedangkan perbaikan masyarakat nantinya dilakukan oleh kaum laki- laki. Allah Ta’ala berfirman, 1 ْ ق يف ت يب ا ْج ت ج ت ي هاجْا أْا ْ قأ ا ّ ا يتآ اكّ ا ْعطأ ه ا ه س ا إ دي ي ه ا بهْ ي ْع سْج ا ْهأ تْي ْا ْ ك طي ا ي ْطت “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih- bersihnya.” QS. Al Ahzab: 33 Seorang perempuan bisa menjadi seorang pemimpin saat suami pergi bekerja, ketika itulah seorang perempuan bisa menjadi seorang pemimpin dirumah dan anaknya. Karna itulah banyak partai-partai islam tidak setuju dengan keputusan Mega. Melalui kartun para pembaca dibawa ke dalam situasi yang lebih santai. Meskipun pesan-pesan di dalam beberapa kartun sama seriusnya dengan pesan- pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, pesan-pesan kartun sering lebih mudah dicerna atau dipahami sehubungan dengan sifatnya yang menghibur. Tambahan pula kritikan-kritikan yang disampaikan secara jenaka tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan. Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau 1 http:amnah.webnode.comdiskusialasan-wanita-tidak-boleh-jadi-pemimpin, Diakses pada 1 Maret 2011 Pukul 10:33 kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. Kartun mempunyai sisi menarik yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan media komunikasi yang lain. Ketertarikan seseorang terhadap kartun menurut penelitian Priyanto Sunarto yang berjudul Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957 disebabkan dalam mengungkapkan komentar, kartun menampilkan masalah tidak secara harfiah tetapi melalui metafora agar terungkap makna yang tersirat di balik peristiwa. Metafora merupakan pengalihan sebuah simbol topik ke sistem simbol lain kendaraan. Penggabungan dua makna katasituasi menimbulkan konflik antara persamaan dan perbedaan, hingga terjadi perluasan makna menjadi makna baru. Kartun bisa lahir dan selalu muncul dari peristiwa-peristiwa politik yang paling menentukan nasib suatu bangsa. Namun, justru ia melukiskannya dengan sangat ringan seraya bergurau dan memperoloknya. Ketertarikan seseorang terhadap kartun dibandingkan dengan media yang lain juga dikarenakan simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan, selain itu isi kartun di media massa menceritakan kehidupan sehari-hari. 2 Media pers di Indonesia menampilkan komik kartun dan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai masalah yang berkembang secara tersamar dan tersembuyi. Pembaca diajak untuk berpikir, merenungkan dan memahami pesan 2 http:laskarkomik.blogspot.com200904kartun_19.html, Diakses pada 11 November 2010, Pukul 10:07 yang tersurat dan tersirat dalam gambar tersebut. Tafsiran pembaca juga tidak selalu sesuai dengan sikap dan pandangan kartunisnya. Namun baik kartun dan karikatur, keduanya sama-sama disampaikan melalui makna dan tanda-tanda sebagai ungkapan kritikan tersebut. Memberi kritikan kedalam bentuk kartun adalah bagian lain dari penyampaian pendapat melalui sebuah pesan dengan penambahan unsur gambar, sehingga pembaca dapat menginterpretasikan suatu masalah. Bagi sebagian pembaca, merupakan suatu hal yang sulit dilakukan untuk memahami makna tersirat yang bisa membuat pembaca sejenak berpikir, merenung, mempertimbangkan maksud yang dituju, karena bila salah mengartikannya dapat merubah persepsi, opini dan merubah pola tingkah laku pembaca. Setiap minggu dan harian Kontan menghadirkan lembaran khusus komik. Dalam lembaran khusus itu, ada banyak kartun dengan tokoh yang berbeda. Penulis tertarik pada tokoh kartun pada kumpulan kartun di mingguan dan harian kontan karya Benny Rachmadi. Terpilihnya ”Dari Presiden Ke Presiden” sebagai objek penelitian dikarenaka n ”Dari Presiden Ke Presiden” merupakan kumpilan kartun dari mingguan dan harian kontan yang dijadikan komik dalam bentuk buku. Selain itu, kartun ”Dari Presiden Ke Presiden” yang berjudul Tingkah-Polah Elite Politik merupakan buku pertama dan sudah hadir buku kedua yang berjudul Ekonomi Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, penulis tertarik meneliti dengan judul Konstruksi Makana Tokoh Kartun Melalui Kartun Opini Analisis Semiotika Karikatur Megawati Dalam Buku Dari Presiden Ke Presiden

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah