2.3.2. Jenis-Jenis Pola Asuh
Baumrind dalam Santrock, 2007 menjelaskan tiga jenis pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku sosial anak
diantaranya pola asuh otoriter, otoritatif, dan permisif. Adapun masing-masing jenis pola asuh tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter ialah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perinta-perintah orang tua dan menghormati
pekerjaan dan usaha. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk
berbicara bermusyawarah. Anak-anak yang orang tuanya otoriter seringkali cemas akan perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan, dan memiliki
ketrampilan komunikasi yang rendah. Dan di dalam suatu studi baru-baru ini, disiplin awal yangterlalu kasar diasosiasikan dengan agresi anak Weiss
Other, 1992. Dimensi dalam pola asuh otoriter adalah dimensi kontrol yang mencakup : pembatasan-pembatasan, tuntutan, keketatan, campur tangan, dan
penggunaan kekuasaan sewenang-wenang. 2.
Pola asuh otoritatif Pola asuh otoritatif ialah pola asuh yang mendorong anak-anak agar mandiri
tetapi masih menerapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan, dan orang tua
memperhatikan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Pengasuhan yang
otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-anak. Anak-anak yang memiliki orang tua yang otoritatif berkompeten secara sosial, percaya diri,
dan bertanggung jawab secara sosial. Dimensi dalam pola asuh otoritatif adalah dimensi kehangatan yang mencakup: memperhatikan kesejahteraan
anak, cepat tanggap, bersedia meluangkan waktu dalam suatu kegiatan, menunjukkan cinta kasih dan peka terhadap keadaan emosi anak.
3. Pola asuh permisif
Orang tua yang permisif adalah orang tua yang menghargai ekspresi diri dan pengaturan diri. Mereka hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan
anak memonitor kegiatannya sendiri.Mereka sangat jarang menghukum, tidak mengontrol dan tidak menuntut Papalia, 2009. Menurut Maccoby and
Martin dalam Santrock, 2007, pola asuh permisif dibagi menjadi dua bentuk yaitu permissive-indifferent dan permissive-indulgent.
a. Pola asuh permissive-indifferent
Pola asuh permissive-indifferent ialah suatu gaya pengasuhan di mana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, tipe pengasuhan ini
diasosiasikan dengan inkonpetensi sosial anak, khususnya kurangnya kendali diri. Anak-anakyang orang tuanya bergaya permissive-indifferent
mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan orang tua lebih penting daripada anak mereka.Anak-anak yang orang tuanya
bergaya permissive-indifferent inkompeten secara social, mereka memperlihatkan kendali diri yang buruk dan tidak membangun
kemandirian yang baik.
b. Pola asuh permissive-indulgent
Pola asuh permissive-indulgent, ialah suatu gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi
menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Pengasuhan yang permissive-indulgent diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak,
khususnya kurangnya kendali diri. Orang tua seperti itu membiarkan anak- anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya
ialah anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan kemauan mereka dituruti. Anak-anak
yang orang tuanya permissive-indulgent jarang belajar menaruh hormat pada orang lain dan mengaiami kesulitan mengendalikan perilaku mereka.
Menurut Hurlock 1978 ada beberapa sikap orang tua yang khas dalam mengasuh anaknya, antara lain:
1. Melindungi secara berlebihan
Perlindungan orang tua secara berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan.
2. Permisivitas
Terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit pengendalian.
3. Memanjakan
Permisivitas yang berlebihan memanjakan yang membuat anak egois, menuntut dan sering tiranik.