Teori Altruisme Altruisme 1. Pengertian Altruisme

Seorang yang altruis memiliki keegoisan yang rendah. Dia mementingkan kepentingan lain terlebih dahulu dibandingkan kepentingan dirinya, self absorbed, dan kompetrtif. Cohen dalam Nashori, 2008 mengungkapkan ada tiga ciri altruisme, yaitu: 1. Empati Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami orang lain. 2. Keinginan memberi Keinginan memberi maksudnya adalah maksud hati untuk memenuhi kebutuhan orang lain. 3. Sukarela Sukarela adalah apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain, tidak ada keinginan untuk memperoleh imbalan. Dari kedua karakteristik altruisme di atas, peneliti memilih karaktristik yang dikemukakan oleh Bierhoff, Klein, and Kramp dalam Baron Byrne, 2005, yaitu empati, mempercayai dunia yang adil, tanggung jawab sosial, locus of control internal, dan egsentrisme yang rendah. Karena dibandingkan dengan karakteristik menurut Cohen dalam Nashori, 2008 karakteristik menurut Bierhoff, Klein, and Kramp dalam Baron Byrne, 2005 lebih detail dalam menjelaskan karakteristik altruisme.

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aitruisme

Menurut Sears 1994, altruisme dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik 1. Faktor Intrinsik a. Perasaan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi altruisme karena sudah dapat merasakan manfaat dari menolong itu sendiri. b. Faktor sifat, bahwasannya seseorang menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan sama sekali, kemungkinan karena adanya sifat yang sudah tertanam dalam kepribadian seseorang. 2. Faktor Ekstrinsik a. Bystender, adanya orang lain yang kebetulan berada bersama kita di tempat kejadian. Jadi, semakin banyak orang lain, semakin kecil kecenderungan orang untuk menolong. Sebaliknya orang yang sendirian cenderung lebih bersedia untuk menolong. b. Menolong jika orang lain menolon. Hal tersebut sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial, adanya seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu yang lain untuk ikut menolong juga. c. Desakan waktu, biasanya orang yang sedang sibuk lebih sulit meluangkan waktunya untuk menolong orang lain di bandingkan orang yang memiliki waktu luang. d. Kemampuan yang dimiliki, jika seseorang merasa mampu maka ia akan cenderung menolong, dan sebaliknya jika ia merasa tidak mampu, maka ia tidak akan menolong.