Rumusan Masalah Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku altruisme, pola asuh dan kematangan emosi. Bab ini terdiri dari 5 subbab. Subbab pertama adalah membahas tentang altruisme, subbab kedua membahas tentang kematangan emosi, subbab ketiga membahas tentang pola asuh orang tua, subbab keempat membahas tentang kerangka berpikir dan subbab kelima mengenai hipotesis penelitian. 2.1. Altruisme 2.1.1. Pengertian Altruisme Istilah altruisme kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan tingkah laku prososial. Altruisme adalah keadaan motivasional seseorang yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan orang lain Batson, 1991. Sementara itu Sears 1994 menyebutkan altruisme adalah tindakan suka rela untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun atau disebut juga tindakan tanpa pamrih. Menurut Eisenberg and wang, dalam Santrock, 2007, altruisme adalah ketertarikan yang tidak egois dalam membantu orang lain. Myers 2003 mendefinisikan altruisme sebagai hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri dan salah satu tindakan prososial dengan alasan kesejahteraan orang lain tanpa ada kesadaran akan timbal balik imbalan. Namun altruisme yang sejati adalah kepedulian yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan untuk kebaikan orang lain Baron Byrne, 2005. Altruisme adalah tindakan sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih, atau sekedar ingin beramal baik Schroeder, Panner, Dovidio, Piliavin dalam Taylor, 2009 . Bersadarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa altruisme adalah suatu tindakan kepedulian dan sukarela menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain.

2.1.2. Teori Altruisme

Tiga teori menurut Myers 2003 yang dapat menjelaskan tentang motivasi seseorang melakukan tingkah laku altruisme adalah sebagai berikut: 1. Social-exchange Pada teori ini, tindakan menolong dapat di jelaskan dengan adanya pertukaran sosial-timbal balik imbalan-reward. Altruisme menjelaskan bahwa imbalan- reward yang memotivasi adalah inner-reward distress. Contohnya adalah kepuasan untuk menolong atau keadaan yang menyulitkan rasa bersalah untuk menolong. 2. Social Norm Alasan menolong orang lain salah satunya karena didasari oleh sesuatu yang mengatakan pada kita untuk harus menolong. Sesuatu tersebut