Kategorisasi Skor Kemampuan Beradaptasi Kategorisasi Skor Kemampuan Menguasai Amarah

hal ini selaras dengan penelitian Gusti dan Margaretha 2010. Seseorang yang mampu menguasai amarah tahu bagaimana mengontrol emosi yang tidak dapat diterima secara sosial dan mampu bertahan dengan cara yang diteriama sosial Hurlock, 1980. Jadi dapat dikatakan seseorang yang mampu mengontrol emosinya tahu kapan ia harus menolong orang lain. Selanjutnya mengenai aspek kematangan emosi yang terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap altruisme. a. Aspek kemandirian, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap altruisme. Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mampu memutuskan apa yang dikehendakinya dan bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut Smitson, dalam Katskovsky Gorlow, 1976. Overstreet dalam Puspitasari Nuryoto, 2002 mengungkapkan seseorang yang matang tidak menggantungkan hidup sepenuhnya kepada orang lain karena seseorang yang matang tahu bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri-sendiri. Peneliti menduga kemandirian tidak berpengaruh terhadap altruisme karena adanya perasaan bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri-sendiri. b. Aspek kemampuan menerima kenyataan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menerima kenyataan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap altruisme. Ini tidak sesuai dengan pendapat Smitson Katskovsky Gorlow, 1976 yang mengatakan seseorang yang mampu menerima kenyataan adalah seseorang yang menggunakan apa yang ada pada dirinya untuk menghadapi kenyataan dan secara efektif mengembangkan pola tingkah laku dan pola hubungan dengan orang lain. Sehingga, seharusnya seseorang yang mampu menerima kenyataan adalah seseorang yang memahami kondisi orang lain yang membutuhkan pertolongan. Peneliti menduga kemampuan menerima kenyataan tidak berpengaruh terhadap altruisme karena tidak semua mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah mapu menerima kenyataan hidup dan lebih memilih untuk menyangkal atau lari dari masalah karena takut akan resiko yang dihadapi. Variabel independen yang kedua adalah pola asuh orang tua. a. Pola asuh 1 otoriter-permisif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku altruism dengan arah yang negatif. Artinya bahwa ada perbedaan rata-rata altruisme kelompok pola asuh otoriter dengan kelompok pola asuh permisif diman nilai rata-rata kelompok pola asuh permisif lebih besar dibandingkan nilai rata-rata kelompok pola asuh otoriter. b. Pola asuh 2 otoritatif-permisif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap altruisme. Variabel demografi jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku altruisme. Hal ini selaras dengan pendapat Deaux, Dane, and Wrightsman dalam Sarlito 2009. Peranan jenis kelamin terhadap kecenderungan seseorang untuk menolong sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas