Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Keputusan Presidan Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004

2.6.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia danatau lembaga kearsipan. Pada pasal 1 ayat 21, Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan nasional. Pasal 2, Penyelenggaraan kearsipan dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupatenkota, dan perguruan tinggi dalam suatu sistem kearsipan nasional. 1. Penyelenggaraan kearsipan ditingkat nasional merupakan tanggung jawab ANRI. 2. Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi merupakan tanggung jawab gubernur sesuai kewenangannya. 3. Penyelenggaraan kearsipan ditingkat kabupatenkota merupakan tanggung jawab bupatiwalikota sesuai kewenangannya. 4. Penyelenggaraan kearsipan ditingkat perguruan tinggi merupakan tanggung jawab pimpinan perguruan tinggi sesuai kewenangannya. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pengolahan dan penyelenggaraan arsip memiliki peran yang sangat penting guna memanfaatkan arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan dan dapat dipermanenkan.

2.6.3. Keputusan Presidan Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Arsip Statis, Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. Universitas Sumatera Utara Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf c, dilakukan terhadap arsip yang: a. memiliki nilai guna kesejarahan b. telah habis retensinya, danatau c. berketerangan dipermanenkan sesuai JRA pencipta arsip. Penyerahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib dilaksanakan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN, BUMD, dan perusahaan swasta. Arsip statis yang diserahkan oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan harus merupakan arsip yang autentik, terpercaya, utuh, dan dapat digunakan. Prosedur penyerahan arsip statis dilaksanakan sebagai berikut: a penyeleksian dan pembuatan daftar arsip usul serah oleh arsiparis di unit kearsipan. b penilaian oleh panitia penilai arsip terhadap arsip usul serah c pemberitahuan akan menyerahkan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada kepala lembaga kearsipan sesuai wilayah kewenangannya disertai dengan pernyataan dari pimpinan pencipta arsip bahwa arsip yang diserahkan autentik, terpercaya, utuh, dan dapat digunakan d verifikasi dan persetujuan dari kepala lembaga kearsipan sesuai wilayah kewenangannya. e penetapan arsip yang akan diserahkan oleh pimpinan pencipta arsip, dan f pelaksanaaan serah terima arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada kepala lembaga kearsipan dengan disertai berita acara dan daftar arsip yang akan diserahkan. Dari pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa arsip statis yang diserahkan oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan harus memiliki nilai yang autentik, terpercaya, utuh, dan yang dapat dipergunakan.

2.6.4. Standar Internasional Deskripsi Arsip