23 INP = KR + FR + DR
[3.7]
3.4.1.5 Indeks Keragaman
Nilai keragaman spesies dalam habitat dinyatakan dengan indeks keragaman atau diversity index. Indeks keragaman yang digunakan dalam
penelitian ini dan juga paling umum digunakan dalam metode ekologi adalah indeks keragaman Shannon-Wiener. Persamaannya adalah sebagai berikut.
H’ = – Σ p
i
log
2
p
i
[3.8] di mana H’ menyatakan indeks keragaman menurut Shannon-Wiener Krebs
1989, sedangkan p
i
menyatakan proporsi spesies i terhadap keseluruhan jumlah spesies yang dijumpai pada plot di dalam komunitas yang diteliti. Proporsi ini
diperoleh dari perbandingan jumlah spesiesnya di mana n
i
merupakan jumlah individu spesies i dan N adalah jumlah seluruh individu spesies yang dijumpai
dalam plot. p
i
= n
i
N [3.9]
3.4.1.6 Indeks Kesamaan Komunitas
Tingkat kesamaan atau kemiripan komunitas ditentukan berdasarkan indeks kesamaan Morisita Morisita 1951 dalam Krebs 1989. Indeks ini memiliki kisaran
0 tidak memiliki kesamaan hingga mendekati 1 kesamaan sempurna. Krebs 1989 menyatakan bahwa indeks kesamaan Morisita hampir tidak dipengaruhi
oleh ukuran sampel, kecuali oleh ukuran sampel yang sangat kecil sehingga direkomendasikan sebagai metode pengukuran kemiripan komunitas yang terbaik
untuk ekologi Wolda 1981 dalam Krebs 1989.
k j
ik ij
n
N N
X X
C
2 1
2
λ λ
λ
+ ∑
= [3.10]
di mana C
λ
= indeks kesamaan Morisita antara sampel j dan k X
ij
,X
ik
= jumlah individu spesies i dalam sampel j dan sampel k N
j
= Σ X
ij
= total jumlah individu dalam sampel j N
k
= Σ X
ik
= total jumlah individu dalam sampel k
24
[ ]
1 1
1
− −
Σ =
j j
ij ij
n
N N
X X
λ
[3.11]
[ ]
1 1
2
− −
Σ =
k k
ik ik
n
N N
X X
λ
[3.12] 3.4.1.7 Pola
Penyebaran
Untuk mengetahui pola penyebaran populasi M. teijsmannii di lokasi penelitian digunakan indeks penyebaran Morisita Morisita 1962 dalam Krebs
1989. Indeks tersebut dihitung dengan [3.13].
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
∑ −
∑ ∑
∑ −
= x
x x
x n
d 2
2
I
[3.13]
di mana :
I
d
= indeks dispersi
Morisita n
= jumlah plot Σx = jumlah total plot
Σx
2
= jumlah kuadrat untuk total plot
Jika :
I
d
= 1, maka pola penyebaran spesies acak random
I
d
= 0, maka pola penyebaran spesies seragam uniform
I
d
= n, maka pola penyebaran spesies mengelompok clumped
Untuk mengetahui signifikansi dari nilai tersebut maka dilakukan uji hipotesis dengan tes distribusi
χ
2
melalui rumus sebagai berikut. χ
= −
+ −
−
∑ ∑
2
1 d.f.=
1
d
I x
n x
n
[3.14] Hipotesis null H
yang diajukan adalah spesies menyebar secara acak. Apabila χ
2 hitung
χ
2 tabel
maka H ditolak, berarti spesies menyebar tidak secara acak.
Meskipun banyak digunakan dalam penelitian ekologi, terdapat indeks dispersi yang lebih baik dengan melakukan standarisasi Indeks Morisita. Dalam
sebuah simulasi studi, Indeks Morisita yang distandarisasi ini standardized Morisita’s index
dinilai sebagai pengukuran dispersi populasi yang terbaik karena sifatnya independen terhadap kerapatan populasi dan tidak bergantung pada ukuran
sample Myers 1978 dalam Krebs 2002. Namun demikian direkomendasikan
bahwa ukuran sampel minimum untuk pengujian pola dispersi populasi ini adalah 50 kuadrat Green 1966 dalam Krebs 2002.
25 Indeks Morisita yang diperoleh selanjutnya dicari dua titik kritisnya
melalui uji χ
2
untuk mencari derajat pengelompokannya.
χ
− +
= −
∑ ∑
2 .975
Uniform index = 1
i u
i
n x
M x
[3.15] di mana
χ
2 .975
= nilai dari tabel dengan df n-1 yang memiliki 97,5 area ke sebelah kanan kurva
ΣX
i
= jumlah organisme dalam kuadrat i i = 1,...n n
= jumlah kuadrat
χ
− +
= −
∑ ∑
2 .025
Clumped index = 1
i c
i
n x
M x
[3.16] di mana
χ
2 .025
= nilai dari tabel dengan df n-1 yang memiliki 2,5 area ke sebelah kanan kurva
Berdasarkan hasil indeks M
c
atau M
u
di atas maka Indeks Morisita standar I
P
dihitung berdasarkan salah satu dari empat persamaan berikut ini. 1.
Jika I
d
≥ M
c
1,0 :
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
+ =
c c
d P
M n
M I
I 5
. 5
.
[3.17] 2.
Jika M
c
I
d
≥ 0 :
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
= 1
1 5
.
u d
P
M I
I
[3.18] 3.
Jika 1,0 I
d
M
u
:
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
− =
1 1
5 .
u d
P
M I
I
[3.19] 4.
Jika 1,0 M
u
I
d
:
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− +
− =
u u
d P
M M
I I
5 .
5 .
[3.20] Indeks Morisita yang distandarkan I
P
ini berkisar antara -1,0 hingga +1,0. Jika I
P
= 0 pola penyebaran acak, I
P
0 penyebaran seragam dan I
P
penyebaran mengelompok.
3.4.1.8 Peta Penyebaran M. teijsmannii di Cagar Alam Pulau Sempu